3 Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Karantina Ikan Kelas II
Kota Tarakan.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan adalah buah dan daun Nypa fruticans serta bakteri Vibrio sp. isolat kepiting bakau Scylla sp.. Bahan-bahan lain yang
digunakan meliputi bahan kimia untuk ekstraksi dan fraksinasi senyawa aktif dari buah dan daun nipah, analisa kimia kadar air dan kadar abu, pengujian
antioksidan, fitokimia, dan toksisitas. Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah, shaker, vaccum rotary evaporator RV IKA 05 basic,
Spektrofotometer UV-Vis mini 1240 Shimadzu, kromatografi lapis tipis KLT silika gel 60 GF
254
Merck, kolom kromatografi Merck dan UPLC- QToF- MSMS System Waters.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap percobaan. Tahap pertama adalah determinasi tanaman, preparasi dan ekstraksi meliputi analisis kimia kadar air
dan kadar abu, pengujian aktivitas antioksidan dan daya hambat beserta pengujian fitokimia dan toksisitas dari ekstrak terpilih. Tahap dua adalah
fraksinasi senyawa aktif ekstrak terpilih. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Determinasi
N. fruticans
Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis tumbuhan nipah Nypa fruticans
berdasarkan kepustakaan. Identifikasideterminasi dilakukan di Herbarium Balai Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
Kota Bogor. Preparasi Sampel
N. fruticans
Preparasi sampel daun nipah dilakukan dengan membuang tulang daun, kemudian memotong kecil-kecil lalu diblender. Sampel buah nipah dipreparasi
dengan mengupas kulit buah, kemudian daging buah yang didapatkan dihaluskan dengan menggunakan blender. Daun dan buah yang telah halus kemudian
ditentukan komposisi kimianya, antara lain: kadar air dan abu dengan mengunakan metode AOAC 2005.
Ekstraksi
N. fruticans Harbone 1987
Daun dan buah yang telah halus masing-masing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol 1:5, bv selama 24 jam, kemudian
difiltrasi. Maserasi dilakukan berulang hingga ampas berwarna pucat. Filtrat yang terkumpul dipisahkan antara pelarut dan ekstraknya menggunakan vacuum rotary
evaporator pada suhu 40 – 50
o
C hingga diperoleh ekstrak kasar berbentuk pasta. Ekstrak kemudian ditimbang untuk mendapatkan rendemen ekstraknya. Ekstrak
kasar selanjutnya diuji aktivitas antioksidan dan antibakteri sehingga diperoleh ekstrak terpilih yang menunjukan aktivitas antioksidan dan antibakteri tertinggi.
4 Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil
DPPH. Ekstrak kasar terpilih selanjutnya dianalisis fitokimia untuk mengetahui komponen senyawa aktif pada ekstrak tersebut dan diuji toksisitas.
Gambar 1 Diagram alir penelitian Maserasi dengan pelarut metanol 1:5 bv
setiap 1 hari sekali hingga ampas pucat Evaporasi
KLT dengan eluen heksana, etil asetat,
diklorometana Eluen terbaik
Ekstrak terpilih
Kromatografi Kolom Serbuk daun
Serbuk buah Preparasi
uji kadar air uji kadar abu
Rendemen IC
50
Daya hambat uji fitokimia
uji toksisitas Sampel nipah lokal
Profiling senyawa Pengukuran Rf
- Profiling senyawa - Pengukuran Rf
- Uji antioksidan Mendapatkan spot-
spot pemisahan senyawa terbaik
Ekstrak kasar
Fraksi aktif gabungan
Identifikasi senyawa
Fraksi terbaik Determinasi
identifikasi