Menurut Fridman 1988, ukuran mata jaring dan kecepatan arus merupakan faktor yang berpengaruh terhadap nilai tahanan hidrodinamika
gillnet. Beban dorong hidrodinamika semakin besar seiring meningkatnya kecepatan arus dan
ukuran gillnet. Perubahan mesh size maupun hanging ratio alat tangkap
berpengaruh terhadap nilai tahanan hidrodinamika drag force pada gillnet. Mesh
size yang semakin besar dapat meningkatkan tahanan hidrodinamika drage force oleh karena luasan jaring bertambah besar. Demikian pula bukaan mata jaring
yang semakin rapat akibat hanging ratio terlalu besar atau kecil akan
meningkatkan tahanan hidrodinamika. Hal ini disebabkan kerapatan mata jaring semakin tinggi mengakibatkan aliran air yang melewati
gillnet semakin terhambat, sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi bentuk jaring yang
terkena arus. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tingkat kecepatan arus dan bentuk
kontruksi gillnet menghasilkan gaya hidrodinamika berupa gaya tahanan geser
gillnet drag force yang berbeda. Tahanan hidrodinamika drag force dialami lebih besar oleh badan jarung PA multifilamen dibandingkan monofilamen
Gambar 20. Dengan demikian perubahan terhadap kontruksi alat tangkap di satu sisi tidak hanya mengubah keragaan alat tangkap secara teknik, tetapi juga dapat
mempengaruhi daya tangkap alat tersebut. Oleh karena itu, meskipun memiliki ukuran mata jaring yang sama akan tetapi nilai tahanan bisa berbeda bergantung
pada kontruksinya. Berarti, jumlah pelampung dan pemberat yang harus dipasang dalam kaitannya dengan tahanan untuk dua tipe
gillnet ini adalah berbeda. Jadi, standar pemakaian jumlah pelampung dan pemberat untuk
surface gillnet, semestinya tidak digunakan di antara kedua tipe
gillnet tersebut.
4.3 Tahanan Hidrodinamika pada Pelampung dan Pemberat
Pengaruh kecepatan arus terhadap keseimbangan pelampung dan pemberat diperlihatkan pada Gambar 21. Kecepatan arus dapat mempengaruhi daya apung
pelampung dan gaya tenggelam pemberat. Rebahnya pelampung dapat menyebabkan tampilan jaring menjadi tidak teratur bahkan dapat mengurangi
kemampuan tangkap akibat luasan jaring tidak terentang dengan baik. Besarnya sudut kemiringan pelampung berbanding lurus dengan luas penampang yang
dikenai aliran massa air. Semakin besar luas pelampung yang terkena arus, maka tahanan hidrodinamika
drag force juga semakin meningkat. Dalam Gambar 21 terlihat bahwa tingkat rebah pelampung semakin berkurang seiring dengan
banyaknya pelampung, akan tetapi banyaknya pelampung dapat meningkatkan tahanan hidrodinamika
lift force.
Gambar 22 Pengaruh kecepatan arus terhadap tingkat rebah dan tahanan
hidrodinamika pada pelampung dan pemberat. Nilai koefisien daya apung E
γ dari pelampung, dimana Eγ setara dengan 1 –
γ
w
γ berkisar antara – 7,3 sd – 4,5 untuk bentuk plastik. Hasil percobaan diperoleh nilai daya apung B sebesar 102,6 gf dan perhitungan rumus diperoleh
107,64 gf. Bobot pemberat berdasarkan perhitungan diperoleh sebesar 66,15 gf. Sementara berdasarkan hasil penelitian diketahui bobot sebuah pemberat di udara
adalah 72,7 gf dan beratnya di dalam air menjadi 65,8 gf. Dengan demikian dapat dibandingkan bahwa gaya apung pemberat timah hasil perhitungan memberikan
selisih 0,35 gf lebih besar daripada nilai gaya apung yang diperoleh dari hasil pengukuran. Akan tetapi selisih ini dianggap tidak berbeda nyata karena
persentasenya sangat kecil, yaitu 0,52 . Tahanan hidrodinamika
lift force dan drag force pada pelampung dan pemberat semakin besar seiring dengan meningkatnya kecepatan arus. Mula-mula
tahanan hidrodinamika lift force dan drag force meningkat lambat, lalu semakin
besar seiring dengan meningkatnya kecepatan arus Gambar 22 dan 23. Pada kecepatan arus 0,15 ms sampai dengan 0,2 ms peningkatannya tampak tidak
signifikan, akan tetapi pada kecepatan arus mencapai 0,72 ms perbedaannya terlihat semakin besar. Peningkatan nilai tahanan hidrodinamika
lift force dan drag force lebih besar dialami oleh pelampung daripada pemberat.
Gambar 23 Pengaruh kecepatan arus terhadap tahanan hidrodinamika pelampung
Gambar 24 Pengaruh kecepatan arus terhadap tahanan hidrodinamika pemberat Nilai
drag force pelampung berkisar antara 0,004 – 0,078 kgf, sedangkan pada pemberat berkisar antara 0,0006 – 0,0088 kgf pada kisaran kecepatan arus
dari 0,15 sampai dengan 0,72 ms. Sementara nilai lift force pada pelampung
untuk kecepatan arus dari 0,15 sampai dengan 0,72 ms berkisar antara 0,013 – 0,123 kgf, sedangkan pada pemberat berkisar antara 0,006 – 0,059 kgf. Dalam
percobaan ini terlihat bahwa tahanan hidrodinamika lift force dan drag force pada
pelampung dan pemberat berbeda pada setiap tingkat kecepatan arus. Hal ini terutama disebabkan perbedaan luas penampang antara pelampung dan pemberat
yang mengalami gaya dorong oleh arus. Gaya apung pelampung dan gaya tenggelam pemberat juga berpengaruh terhadap nilai tahanan hidrodinamika
lift force dan drag force.
4.4 Rancangan Gillnet