M m
M m
Lo
s
⋅ =
⋅ ⋅
=
1
2 .................................... 3
dan tinggi dalam keadaan tegang menjadi : N
m N
m Ho
s
⋅ =
⋅ ⋅
=
1
2 ....................................
4 Substitusi persamaan 1 dengan 3, diperoleh persamaan untuk
menghitung panjang gillnet dalam keadaan tergantung, yaitu :
1 1
1
E M
m E
Lo L
⋅ ⋅
= ⋅
= .................................... 5
Substitusi persamaan 2 dengan 4, diperoleh persamaan untuk menghitung tinggi gillnet dalam keadaan tergantung, yaitu :
2 1
2
E N
m E
Ho H
⋅ ⋅
= ⋅
= .................................... 6
Perkalian antara Lo dengan Ho disebut luas semu A
f
dari jaring persegi empat dan dirumuskan :
Ho Lo
A
f
⋅ =
Sementara perkalian antara L dengan H merupakan luas kerja sebenarnya A
n
dari jaring, yaitu :
H L
A
n
⋅ =
Perbandingan antara A
f
dengan A
n
disebut koefisien penggunaan pada jaring E
u
. Koefisien ini menunjukkan berapa bagian luas yang tertutup oleh sejumlah bahan
jaring yang membentuk alat penangkap ikan. E
u
dirumuskan dengan persamaan berikut :
2 1
E E
Ho Lo
H L
A A
E
f n
u
⋅ =
⋅ ⋅
= =
2.2.2 Gaya Berat dan Gaya Apung
Gaya apung bekerja berlawanan arah dengan gaya berat. Gaya pada pelampung memungkinkan jaring dapat membentang vertikal. Pada kondisi
perairan yang berarus sangat kecil, gaya pada pelampung mengakibatkan jaring dapat berdiri tegak. Kecepatan tenggelam jaring terutama ditimbulkan oleh gaya
berat yang digunakan Fridman 1988. Akan tetapi pada alat tangkap gillnet
kecepatan tenggelam tidak terlalu diperhatikan, karena gillnet dioperasikan untuk
menjerat ikan secara pasif. Bahkan pemakaian jumlah pemberat dalam jumlah besar mengakibatkan ketegangan mata jaring semakin besar dan berpengaruh pada
penurunan hasil tangkapan. Menurut Sadhori 1985, gaya apung dan gaya berat diperlukan untuk mengangkat badan jaring. Jumlah pelampung dan pemberat
yang dipakai pada gillnet bergantung pada metode pengoperasiannya. Gillnet
yang dioperasikan untuk menangkap ikan demersal bottom gillnet memerlukan
pelampung yang relatif lebih sedikit daripada gillnet yang dioperasikan untuk
menangkap ikan pelagis surface gillnet.
Bahan atau material badan gillnet yang dipakai juga mempengaruhi
kemampuan tenggelam gillnet. Bahan seperti PA monofilamen bahan senar
adalah salah satu contoh material yang digunakan untuk membuat gillnet. Bahan
tersebut dipilih karena lebih lembut dan mudah tenggelam. Dengan demikian akan mengurangi jumlah pemberat yang digunakan.
Gillnet yang halus yang dibuat dari PA monofilamen tunggal transparan memiliki kemampuan tangkap yang tinggi,
karena gaya tampak yang rendah ketika di dalam air Klust 1987. Menurut Sadhori 1984, jumlah pemakaian pelampung dan pemberat pada
jaring akan mempengaruhi metode pengoperasian gillnet. Pada gillnet permukaan,
pelampung berfungsi untuk mengapungkan seluruh alat. Pada gillnet pertengahan,
fungsi pelampung adalah untuk mengangkat tali ris dan menempatkan gillnet di
lapisan pertengahan atau kolom perairan yang dikehendaki. Sementara pada gillnet dasar pelampung hanya berfungsi untuk mengangkat tali ris atas saja agar
gillnet dapat berdiri vertikal terhadap permukaan air. Besarnya berat terapung ataupun berat terbenam pada perlengkapan jaring
dapat dicari dengan persamaan Fridman 1988: B
W Q
− =
dengan Q = berat terapung atau berat terbenam dari benda dalam air kgf
W = berat benda di udara B = gaya hidrostatika
Nilai gaya tenggelam dan gaya apung dari sebuah benda dapat ditentukan secara matematis apabila nilai berat jenis dari bahan tersebut telah diketahui.
Berat jenis dari beberapa bahan pelampung dan pemberat disajikan pada Tabel 1 dan 2. Perkalian antara koefisien gaya apung
E γ dengan bobot pelampung W
dapat menghasilkan nilai berat pelampung di dalam air Q. Sementara nilai gaya
apung bersih dari sebuah pelampung B adalah perkalian antara berat jenis zat
cair dengan volumenya Fridman 1988. Tabel 1 Berat jenis, koefisien gaya apung dan gaya tenggelam bahan alat
perikanan
Bahan Berat jenis
Koefisien gaya apung + atau gaya tenggelam - gfcm
3
Air tawar Air
l
t berat di air gaya apung di air
polyamide 1,14 +0,12
+0,10 12 -
Polyvinil 1,28 +0,22
+0,20 22 -
Polyester 1,38 +0,28
+0.28 28 -
Polyethylene 0,95 +0,05
+0,08 - 5
polypropylene 0,92 -0,09
-0,11 - 9
Cotton, hemp 1,50 +0,33
0,32 33 -
Foam plastic 0,12 – 0,18
-7,3 to -4,5 -
- 450-730
Cork 0,25 -3,00
-3,10 - 200
Black poplar 0,33 -2,03
-2,11 - 900
Reed 0,10 -9,00
-9,25 - 82
Spruce 0,55 -0,82
-0,86 - 41
Birch 0,71 -0,41
-0,44 - 18
Oak 0,85 -0,18
-0,21 91 -
Lead 11,3 +0,91
+0,91 98 -
Copper alloy 8,5 +0,88
+0,88 86 -
Cast iron, steel 7,4 +0,86
+0,86 63 -
Stone 2,7 +0,63
+0,62 55 -
Burned clay 2,2 +0,55
+0,53 - -
Fresh water 1,0 - - -
- Sea water
1,025 - - - -
Sumber : Fridman 1988 Tabel 2 Berat jenis
γ
pada
pelampung, pemberat dan bahan jaring
Pelampung Berat
j i
Pemberat Berat jenis
Bahan jaring Berat jenis
gf cm
3
gf cm
3
gf cm
3
Art rubber 0,24
Brass 7,28
Cotton 1,54
Cork 0,18
Brick stone 1,90
Nylon 1,14
Glas ball Ø 30 mm 0,24
China sinker 2.15
Nylon+Saran 1,47
Glas ball Ø 15 mm 0,35
Chain 7,63
Polyvinyl chloride 1,39
Paulonia wood 0,30
Cement 2,15-3,00
Polyester 1,38
Polyvinyl chloride 0,12-0,18
Iron 7,86
Polyprovilen 0,91
Rubber 0,29
Lead 11,35
Rami 1,5
Shacle 7,63
Marble t
2,65 Silk
1,33-1,45 Sponge
0,10 Metal
7,80 Tin
7,29 Styrene
0,28 Porcelain
2,50 Tevilon+Nylon
1,23 Synthetic rubber
0,22-0,24 Sand
1,8-2,66 Vinyliden
1,70 Wire rope
1,57 Soil
1,5-2,0 Vinylon
1,26-1,30 Wood
0,50 Wrought
i 7,78
Sumber : Martasuganda 2004
Pada material yang homogen gaya berat dan gaya apung dapat diperkirakan menggunakan persamaan Fridman 1988 :
v W
⋅ =
γ dan
v B
w
⋅ =
γ dengan
ν = volume benda dalam air m
3
γ = berat jenis benda kgfm
3
γ
w
= berat jenis fluida kgfm
3
Jika berat benda di udara diketahui W, beratnya di dalam air dapat dihitung dari rumus Fridman 1988 :
W E
Q ⋅
=
γ
γ γ
γ
γ w
E −
= =
γ γ
w
− 1
Diketahui E
γ
adalah koefisien gaya apung atau gaya benam dalam air setiap kilogram benda tertentu. Nilai
γ benda terapung lebih kecil dari γ
w
, sedangkan untuk benda tenggelam nilai
γ lebih besar dari γ
w
. Nilai berat jenis pada beberapa benda dan fluida, dapat digunakan untuk menaksir nilai matematis dari
perlengkapan alat tangkap gillnet Fridman 1988.
Pemilihan ukuran mata jaring pada gillnet disesuaikan dengan target hasil
tangkapan. Panjang peace gillnet ditentukan berdasarkan hanging ratio dan
jumlah mata jaring ke arah panjangnya. Tabel 3 menampilkan konstruksi untuk drift gillnet monofilamen berdasarkan target ikan yang akan ditangkap, sedangkan
komposisi penggunaan pelampung dan pemberatnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 3
Konstruksi drift gillnet per piece berdasarkan target ikan
Taget ikan Amilan
210 D Mesh
size mm
Mesh depth
mata Mesh length
m Tali
pelampung m
Tali pemberat
m
Yellow tail 6
99 – 105 30 – 100
75 50
60 Sardine
4 – 6 39 – 48
140 – 700 75
50 52
Flying fish 4 – 6
40 – 55 20 – 200
45,5 – 75,8 30 – 50
31 – 50 Meckerel
5,5 – 8,5 68 – 73
150 – 500 60 – 76
46 – 50 42 – 50
Spanish Mackerel 4 – 8
68 – 120 50 – 300
36 – 152 23 – 99
23 – 99 Hering
4 – 6 55 – 73
60 – 200 50
31 31
Red sea bream 2 – 12
121 – 130 40 – 66
76 – 91 42 – 51
30,3 – 50
Sumber : Martasuganda 2004
Tabel 4 Hubungan
gaya apung dan gaya tenggelam pada alat tangkap gillnet
Target ikan Jenis jaring
insang Gaya apung
gfm Gaya tenggelam
gfm Gaya apung
ekstra gfm Gaya tenggelam
ekstra gfm Flat fish
Bottom gillnet 15 36 21
Crab Bottom gillnet
8 27 19 Flying fish
Drift gillnet 38 – 86
30 – 34 8 – 56
Lobster Bottom gillnet
23 152 129
Rock fish Bottom gillnet
32 – 94 115 – 213 84
– 157 Sea bream
Bottom gillnet 23 – 283
199 – 573 93 – 295
Shark Bottom gillnet
53 – 261 193 – 291
31 – 141 Spanish Mackerel Drift gillnet
146 – 148 52 – 64
83 – 96 13
Sardine Drift gillnet
146 64 83 Yellow tail
Bottom gillnet 61 154 93
Sumber : Martasuganda 2004 Menurut Fridman 1988, penggunaan perbandingan total gaya apung dan
gaya tenggelam yang dianjurkan, yaitu 4 : 1 Qf = 4Qn , dan Qs = Qn untuk drift
gillnet pada kondisi arus kecil setara dengan arus sungai ayang tenang. Sementara pada
bottom gillnet, gaya apung Qf yang diperlukan dapat dirumuskan :
Qf = Kq · Qn
Qn adalah berat keseluruhan tali dan jaring di dalam air dan Kq merupakan nilai koefisien yang nilainya berkisar antara 3 – 6. Gaya berat pemberat
Qs dalam air dibuat lebih besar dari pada gaya apung dengan persamaan
Qs = KB · Qf
KB adalah koefisien ballast pemberat dengan kisaran nilai 1,25 – 6, bergantung pada kecepatan arus di lokasi penangkapan. Arus yang kuat memerlukan
KB yang lebih tinggi, begitu sebaliknya untuk arus yang lebih rendah.
Penentuan besar kecilnya gaya apung bouyancy force dan gaya tenggelam
sinking force pada gillnet bergantung pada sasaran hasil tangkapan. Gillnet yang dioperasikan di permukaan atau
drift gillnet harus memiliki total gaya apung yang lebih besar dari total gaya tenggelamnya. Sebaliknya untuk jaring insang dasar
harus memiliki total gaya apung yang lebih kecil dari total gaya tenggelamnya. Ukuran mata jaring mempengaruhi ukuran ikan hasil tangkapan, juga
berpengaruh terhadap peningkatan tahanan hidrodinamika akibat pengaruh kecepatan arus pada badan
gillnet. Tahanan hidrodinamika semakin besar seiring bertambahnya ukuran mata jaring. Oleh karena itu, jumlah pemakaian pelampung
dan pemberat untuk satu piece gillnet pada panjang yang sama akan berbeda.
Menurut Martasuganda 2004, drift gillnet 4 inch dan tinggi jaring 300 mata
memerlukan jumlah gaya apung per meter antara 47,0 sd 146 gfm dengan rata- rata sebesar 92 gfm. Gaya tenggelam pemberat dapat memakai 30,0 sd 81 gfm
dengan rata-rata sebesar 51 gfm. Gaya apung ekstra yang dipakai antara 13,0 sd 83 gf dengan rata-rata sebesar 41,0 gfm.
2.2.3 Tahanan Hidrodinamika Gillnet