46 membentuk siswa berkarakter, berakhlak mulia, bertanggung jawab, disiplin,
peduli, dan saling menghargai dimana tujuan tersebut tersirat dalam materi pembelajaran tentang keberagaman budaya.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model pengembangan menurut Borg Gall 1983: 775 sebagai berikut:
1. Pengumpulan Informasi Tahap pengumpulan informasi ini bertujuan mengumpulkan
informasi-informasi berkenaan dengan ketersediaan media sebelumnya dan teknik pengembangan media yang akan dibuat. Informasi berkenaan dengan
ketersediaan media diperoleh melalui kegiatan observasi dan wawancara di SD Negeri Kepatihan Purworejo dan memperoleh hasil bahwa Media MIBI
belum pernah dibuat dan digunakan sebelumnya. Media-media yang
sebelumnya hanya berupa gambar dan daftar kebudayaan yang tersedia di buku paket. Pengumpulan informasi tentang materi subtema keberagaman
budaya bangsaku
dikaji berdasar
kurikulum baru yang berlaku yaitu kurikulum 2013. Informasi-informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
kajian literatur dan konsultasi dengan ahli media maupun ahli materi. 2. Melakukan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan rancangan produk, yaitu bentuk,
ukuran, warna, dan bahan yang digunakan. Rancangan bentuk dilakukan dengan menggambar sket pola pulau-pulau di Indonesia, sedangkan
47 kartu keberagaman budaya diperoleh melalui media internet. Aspek ukuran
produk mempertimbangkan
kesesuaian dengan sasaran pengguna yaitu siswa.
Ukuran produk dibuat mini agar memudahkan dibawa ke dalam kelas. Pewarnaan menggunakan pewarnaan daratan yang sesuai dengan
ketinggiannya dan kedalaman perairan disekitar pulau seperti yang ada pada peta. Pewarnaan menggunakan cat kayu yang mengkilat dan
mencolok, sehingga menarik minat siswa. Bahan yang digunakan peneliti untuk membuat miniatur kepulauan Indonesia adalah kertas koran bekas,
yang mudah hancur dan mudah dibuat bubur kertas dengan campuran lem putih. Gambar-gambar budaya dicetak berwarna menggunakan kertas foto
dan selanjutnya dilaminating dan dipotong. Alas produk menggunakan triplek yang dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Bahan tambahan
yang digunakan adalah batang cottonbud dan sedotan bening dari air mineral. 3. Mengembangkan bentuk produk awal
Pengembangan produk awal dilakukan dengan membentuk alas produk terlebih dahulu. Papan triplek dipotong sesuai ukuran, kemudian
membuat adonan bubur kertas. Bubur kertas dibuat dengan memotong koran menjadi potongan-potongan kecil kemudian diblender hingga lumer. Hasil
blenderan kertas koran kemudian dicampur dengan lem putih yang telah disediakan di loyang dan diaduk hingga tercampur rata.
Kertas koran yang telah diblender dan dicampur lem putih inilah yang nantinya disebut adonan bubur kertas. Bubur kertas yang telah siap,
dituangkan ke alas produk dan dibentuk sesuai dengan bentuk pulau-pulau di
48 Indonesia. Langkah berikutnya, potongan sedotan bening dari air mineral
dicolokkan ke salah satu titik di tiap provinsi. Kegunaan potongan sedotan inilah yang nantinya digunakan untuk
menancapkan kebudayaan sesuai dengan provinsinya. Bentuk pulau yang telah sempurna kemudian
dikeringkan dibawah sinar matahari langsung. Miniatur pulau yang telah kering, selanjutnya diberi pewarnaan
menggunakan cat kayu sesuai dengan warna ketinggian daratan dan kedalaman perairan yang ada di peta. Pewarnaan ini dilakukan secara
bertahap dari warna yang lebih terang terlebih dahulu, sehingga cat tidak tercampur antara warna yang satu dengan yang lain. Apabila pewarnaan
daratan telah kering seluruhnya, dibentuklah masing-masing provinsi dengan memberikan
pewarnaan sebagai
batas provinsi dengan cat kayu. Gambar kebudayaan yang diperoleh dari media internet, dicetak
menggunakan kertas foto dan dipotong, kemudian dilaminating agar tidak mudah rusak. Selanjutnya potongan-potongan kebudayaan dipasangi
potongan batang
cottonbud yang sebelumnya juga dipotongi terlebih dahulu.
Penggunakan potongan batang cottonbud bertujuan agar gambar dapat ditancapkan dengan mudah dan tidak jatuh ke lubang sedotan air mineral
serta mudah dibongkar kembali. Proses setelah produk awal selesai dibuat, adalah melakukan uji
validasi ahli media, praktisi, dan ahli materi. Proses inilah yang memberikan bahan acuan untuk proses revisi atau perbaikan media sebelum dilakukan uji
coba produk.
49 4. Melakukan uji coba perorangan
Proses validasi dan revisi menghasilkan produk yang layak diujicobakan. Sasaran uji coba pertama adalah uji coba perorangan dengan
subjek uji coba sebanyak 7 orang siswa. 5. Melakukan revisi terhadap produk utama
Proses uji
coba perorangan yang sebelumnya dilakukan dengan
subjek uji coba dengan siswa sebagai sasaran pengguna, menghasilkan bahan acuan perbaikan produk.
6. Melakukan uji coba kelompok kecil Uji coba selanjutnya dilakukan setelah melakukan revisi produk
utama. Uji coba kelompok kecil ini menggunakan subjek coba sebanyak 21 orang
siswa. 7. Melakukan revisi terhadap produk operasional
Revisi pada tahap ini dilakukan jika pada uji coba kelompok kecil masih
menghasilkan catatan revisi produk.
8. Melakukan uji coba kelompok besar Tahapan selanjutnya adalah uji coba kelompok besar dengan
menggunakan subjek uji coba sebanyak 35 orang siswa dalam satu kelas. 9. Melakukan revisi terhadap produk akhir
Revisi produk terakhir ini dilakukan untuk penyempurnaan akhir produk
50
D. Validasi dan Uji Coba Produk