13 4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari
jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut.
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode
tertentu. 6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. 7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode
dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
2.1.3. Profitabilitas
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah
menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut.
Return On Assets ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas
dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin
baik atau sehat. Dalam penelitian ini Return On Asset ROA dipilih sebagai indikator
pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin
besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian return semakin besar. Apabila Return on Asset
Universitas Sumatera Utara
14 menningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham Husnan, 2004.
Menurut Bank Indonesia, Return On Assets ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam
suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Dalam kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan memberikan score
maksimal 100 sehat apabila bank memiliki ROA 1,5 Hasibuan, 2006.
2.1.4. Rasio Beban Operasional BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional Siamat, 2005. Biaya operasi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya.
Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
pendapatan operasi lainnya. Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional. Jika rasio BOPO semakin meningkat mencerminkan kurangnya bank dalam mengelola usahanya
Universitas Sumatera Utara
15 SE.Intern BI,2004. Bank Indonesia menetapkan rasio BOPO adalah dibawah
90, karena jika rasio BOPO melebihi 90 hingga mendekati 100 maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
2.1.5. Earning per Share EPS