31
5 Permainan olah raga.
6 Bermain kontruktif.
7 Melakukan penjelajahan.
b. Bermain pasif
Kegiatan bermain asif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan melalui aktivitas dilakukan oleh orang lain atau melihat
sesuatu yang menyenangkan. Aktivitas bermain yang dapat dikategorikan sebagai bermain aktif yaitu:
1 Membaca.
2 Melihat komik.
3 Menonton TV atau film.
4 Mendengarkan radio.
5 Mendengarkan musik.
C. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Usia 6-12 tahun juga sering disebut usia sekolah. Artinya, sekolah menjadi pengalaman inti anak-anak usia ini, yang menjadi titik pusat
perkembangan fisik, kognisi dan psikososial Lusi Nuryanti, 2008: 36. Pada usia ini anak sudah siap bersekolah dan siap untuk belajar bertanggung jawab
atas diri sendiri atau terhadap orang-orang di sekitar lingkungannya. Jadi pada usia anak SD merupakan periode yang sangat penting bagi anak untuk
mengembangkan berbagai aspek baik secara fisik, kognisi atau sosial. Aspek- aspek tersebut dapat dipenuhi melalui lingkungan sekolah. Anak usia SD
mengalami perkembangan fisik yang sangat cepat meliputi tinggi badan, berat
32
badan atau perkembangan organ reproduksi. Menurut Piaget dalam Rita Ika Izzaty, 2008: 105, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasional
konkret dalam berpikir usia 7-12 tahun, dimana konsep yang ada pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas
sekarang lebih konkret. Anak belum mampu berpikir secara abstrak sehingga memerlukan benda-benda konkret untuk berpikir secara logis. Namun dalam
perkembangan sosialnya anak usia SD sudah mulai semakin kompleks. Interaksi dengan orang-orang disekitarnya semakin bervariasi dan
berkembang. Hal ini dikarenakan anak mulai memasuki sekolah dan mulai berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan sekolah yang jauh lebih
banyak dibandingkan sebelumnya. Pada masa ini, anak masih sangat senang bermain. Menurut
Sya’ban Jamil 2009: 7, dari sisi perkembangan sosial, anak-anak dengan usia 7-12
tahun juga bertambah cepat karena anak sudah mulai sekolah. Beraktivitas tidak lagi hanya di lingkungan keluarganya, tetapi mulai di luar. Mereka
mulai belajar bergaul ke luar rumah. Anak mulai mengenal dan membentuk suatu kelompok teman sebayanya. Bermain sangat penting untuk
perkembangan fisik dan sosial anak. Anak melakukan kegiatan bermain dengan sungguh-sungguh karena bermain memberikan kesenangan dalam diri
anak. Oleh karena itu anak melakukan kegiatan bermain dengan sukarela tanpa paksaan dari orang lain. Bermain bermanfaat untuk menyalurkan energi
yang dimiliki anak-anak, dengan demikian anak yang aktif bergerak selama bermain akan lebih kuat dan sehat secara fisik. Menurut Rika Eka Izzanty,
33
ddk 2008: 114, permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima
dikelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain secara kelompok membantu anak untuk belajar bersosialiasi dengan teman sebaya
seperti memberikan peluang untuk anak belajar bertenggang rasa dengan sesama teman, menghargai pendapat, dan bersikap suportif dengan mengakui
kekalahan dan menerima kemenangan dari kelompok lawan.
D. Kerangka Berpikir