33
ddk 2008: 114, permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali anak-anak yang kurang diterima
dikelompoknya dan cenderung memilih bermain sendiri. Bermain secara kelompok membantu anak untuk belajar bersosialiasi dengan teman sebaya
seperti memberikan peluang untuk anak belajar bertenggang rasa dengan sesama teman, menghargai pendapat, dan bersikap suportif dengan mengakui
kekalahan dan menerima kemenangan dari kelompok lawan.
D. Kerangka Berpikir
Gambar 1 Hubungan Variabel Bebas-Variabel Terikat
Pola Bermain X Gaya Belajar Y
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang identik dilakukan oleh anak-anak. Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan serius yang
Variabel Bebas X Pola Bermain
Variabel Terikat Y Gaya Belajar
Pola Bermain Aktif Visual
Kinestetik Pola Bermain Pasif
Auditory
34
harus dipenuhi. Terdapat berbagai kegiatan bermain yang dilakukan anak- anak, misal sepak bola, kejar-kejaran, menonton kartun, bermain kartu dan
sebagainya. Bermain dapat dibedakan menjadi bermain aktif dan bermain pasif. Dalam bermain aktif kesenangan dimunculkan oleh kegiatan yang
dilakukan anak, sedangkan bermain pasif atau sering disebut juga hiburan adalah kesenangan yang diperoleh dari kegiatan orang lain atau melihat
sesuatu yang menyenangkan. Setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menerima materi
pembelajaran atau biasa disebut dengan gaya belajar. Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan
keterampilan baru. Setiap individu memiliki pola perilaku yang berbeda dalam menerima informasi baru. Secara umum, gaya belajar dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu, visual, auditory, dan kinestetik. Pola bermain aktif adalah kegiatan yang lebih menekankan pada gerak
tubuh, begitu pula dengan gaya belajar kinestetik. Sedangkan pola bermain pasif adalah aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan gerak tubuh, begitu
pula dengan gaya belajar visual dan auditory. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kesamaan ciri antara pola bermain dan gaya belajar tertentu.
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan maka peneliti ingin mengetahui hubungan pola bermain dengan gaya belajar siswa SD kelas V se-
Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo.
35
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan Sugiyono, 2012: 96. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola bermain
dengan gaya belajar siswa SD kelas V se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo.
Ho: tidak ada hubungan pola bermain dengan gaya belajar siswa SD kelas V se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah
Kabupaten Kulon Progo.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada prinsipnya setiap penelitian bertujuan untuk menemukan kebenaran akan suatu hal. Untuk memperoleh kebenaran tersebut, diperlukan
suatu metode penelitian. Dalam suatu penelitian, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu Sugiyono, 2012: 3. Metode penelitian yang dapat digunakan diantaranya metode secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012: 14 metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional
correlational studies
. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau
beberapa variabel Suharsimi Arikunto, 2010: 247. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel
dengan variasi yang lain. Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.