Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik Analisis Data

40 Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan terbuka, yang memungkinkan responden memberikan jawaban secara luas. Pertanyaan diarahkan pada pengungkapan kehidupan responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti Nana Syaodah Sukmadinata, 2009: 112. Wawancara ini dilakukan kepada para pengasuh pesantren, guru atau ustadz, para santri, ditambah beberapa tokoh intelektual yang berlatar belakang pendidikan pesantren.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran keberadaan objek yang diteliti, di samping juga untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan, FGD, dan interviu. Dokumen dalam penelitian ini berupa informasi tertulis yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran di pesantren salaf, seperti kurikulum dan kitab-kitab atau buku yang dikaji di pesantren.

D. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka data-data yang telah terkumpul terlebih dahulu diperiksa keabsahannya. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik cross check, yaitu teknik penyilangan informasi yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian. Teknik cross check ini dilakukan dengan cara mengecek ulang informasi hasil pengamatan, FGD, danwawancara dengan dokumentasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasian data. Data ditabulasi sesuai dengan susunan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah danatau hipotesis penelitian, kemudian diinterpretasikan atau disimpulkan, baik untuk masing-masing masalah atau 41 hipotesis penelitian maupun untuk keseluruhan masalah yang diteliti Sanapiah Faisal, 2001: 34. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum. Kesimpulan umum itu bisa berupa kategorisasi maupun proposisi Burhan Bungin, 2001: 209. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Profil Pondok Pesantren 1. Potret Pondok Pesantren Al-Qodir

Pondok Pesantren Al-Qodir di Tanjung Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta didirikan pada tahun 1990 oleh K.H. Masrur Akhmad MZ. Selain memposisikan diri sebagai Pondok Pesantren Salafiyah, Pondok Pesantren Al-Qodir memiliki visi dan tanggung jawab ikut membangun karakter dan moral masyarakat agar lebih Islami. Dalam memperjuangkan visi tersebut, Pondok Pesantren Al-Qodir menggunakan pendekatan inklusif terhadap budaya masyarakat sekitar. Selain kegiatan rutin mengkaji kitab-kitab kuning yang dilakukan oleh pengasuh atau pengajar dengan para santri setiap usai sholat fardlu, berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat diselenggarakan oleh pondok pesantren. Kegiatan tersebut antara lain mujahadah keliling di seluruh wilayah Sleman yang diawali dengan bakti sosial dan pengobatan gratis, dan ”Obrolan Al-Qodir” dengan menampilkan pembicara- pembicara yang pakar di bidangnya. Berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi juga diadakan, seperti pertanian, peternakan, dan perbengkelan yang melibatkan masyarakat di luar pesantren sebagai SDM-nya. Dengan pendekatan-pendekatan semacam itu, dalam usianya yang masih relatif muda, Pondok Pesantren Al-Qodir kini memiliki lebih kurang 400 santri yang tinggal di asrama pesantren dan lebih kurang 1000 santri kalong tidak menetap. Saat ini Pondok Pesantren Al-Qodir memiliki 3 bangunan asrama berlantai dua, yaitu 1 buah masjid dan 1 buah aula pertemuan 4 lantai, serta memiliki lahan kurang lebih 20.000 m² untuk laboratorium ketrampilan pertanian maupun peternakan bagi para santri dan masyarakat.