Gambaran Umum Partisipan dan Faktor Pendorong dan Penarik Buruh Migran TKI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Partisipan dan

Key Informant Yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah 4 keluarga yang tinggal di Desa Sraten dimana salah satu anggota keluarganya pergi ke Asia Timur untuk menjadi TKI. Karena penelitian ini menggunakan metode Qualitatif Descriptif dengan pendekatan Life History maka digunakan 2 TKI yang diambil dari 4 keluarga partisipan sebagai pengungkap Life History dimana 2 orang TKI tersebut dapat diwawancarai secara mendalam in - depth interview, dan selain partisipan sebagai penguat data serta melengkapi hasil wawancara maka ditetapkan 4 orang key informant sebagai pendukung data. Gambaran umum mengenai partisipan dan key informant dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1. Karakteristik Umum Partisipan Kepala Keluarga Partisipan Nama TKI Negara Tujuan TKI Pendidikan TKI Masa Kerja TKI Sumber Penghasilan di luar TKI Nama Partisipan Afif Risdianto Kalimah Taiwan SMP 5 Tahun Produksi gabah → beras 1. Kalimah 2. Kamelia Basuki Suyatmi Hongkong SD 3 Bulan Tukang batu dan jual beras 1. Basuki Nur Amin Khuzatul Islamiyah Hongkong SMA 5 Tahun Tukang Mengolah sawah dan ternak bebek 1. Khuzatul Islamiyah 2. Nur Amin Irfa’i Nur Hayati Taiwan SMP 3 Tahun Produksi telor asin Pegawai pabrik 1. Agus 2. Irfa’i Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 2. Karakteristik Key Informant Nama Keterangan Zaenal Arifin Kadus RW IV Sraten Su’udi Kadus RW III Sraten M Sumarno Kadus RW V Sraten Rina TKI Taiwan Sumber : Data Primer, 2013 Key informant merupakan sumber informasi sebagai data pendukung sekaligus untuk cross check terhadap sumber informasi utama partisipan, selain Kepala Dusun yang mengetahui kondisi keluarga partisipan, juga salah seorang TKI yang saat ini masih bekerja di Taiwan.

4.2 Proses Awal, Proses Pemberangkatan, dan Suka Duka Selama Menjadi Tenaga

Kerja Indonesia TKI dengan Pendekatan Life History Life History dalam penelitian ini adalah cerita nyata tentang perjalanan hidup dua orang TKI yang diteliti, sejak persiapan awal, proses pemberangkatan dan pengalaman semasa bekerja sebagai buruh migran, melalui wawancara secara mendalam. Life history yang diungkapkan oleh Kalimah TKI Taiwan dan Khusatul Islamiyah TKI Hongkong, dapat menjadi gambaran kehidupan TKI dan keluarga dari TKI di desa penelitian

4.2.1 Proses Awal Seseorang Menjadi TKI

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, seseorang memutuskan bekerja ke luar negeri pada awalnya adalah karena kondisi sosial ekonomi keluarga yang berkekurangan, pengalaman orang lain yang dianggap sukses sebagai buruh migran, adanya informasi tentang prosedur menjadi TKI khususnya di wilayah Asia Timur melalui iklan, radio, teman, dan saudara. Setelah para calon TKI siap dan memutuskan menjadi TKI, maka akan masuk pada tahap awal untuk menjadi seorang TKI, yang digambarkan melalui skema sebagai berikut : Gambar 1 Skema Tahap Awal dalam Proses Pemberangkatan TKI Sumber data tahap awal proses pemberangkatan berdasarkan ungkapan cerita TKI Khalimah, seperti tersebut di bawah ini : “Prosesnya rumit, pertama harus datang sendiri, dan aku diantar teman ke Ambarawa untuk cari sponsor, lalu ke Jawa Timur ke kantor PT Citra Catur Utama, setelah tahu infonya saya pulang dan segera melengkapi persyaratan, sebagai jaminan keluarga pada saat itu kakak saya yang tanda tangan, Pendaftaran Melalui Sponsor langsung ke PPTKIS Diterima siap ke tahap pemberangkatan Menyiapkan Dokumen KTP, akte kelahiran, Surat Keterangan Kelakuan Baik, Kartu Kuning dari Depnaker, surat persetujuan keluarga, dokumen lain yang harus diisi dari PPTKIS . Medical Chek Up MCU Tes kesehatan secara umum Pembiayaan Biaya pinjaman PPTKIS Sponsor melalui pemotongan gaji selama 7 – 9 bulan pertama setelah itu saya datang lagi ke PT untuk lengkapi persyaratan dan akhirnya tes kesehatan, ya akhirnya saya diterima sebagai calon TKI tapi teman saya tidak lolos dan harus pulang” Proses awal yang dimulai dari pendaftaran hingga calon TKI diterima, adalah sesuai dengan peraturan yang ada sebagaimana tersebut dalam PERMEN No. PER.19MENV2006 pasal 10, bahwa kelengkapan dokumen merupakan bentuk seleksi administrasi dan untuk test kesehatan seharusnya juga dilengkapi dengan test psikologi. Hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan, sesuai dengan kesepakatan dapat dibiayai oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta PPTKISsponsor terlebih dulu dan TKI mengangsur melalui gaji yang diterima, karena total biaya cukup besar untuk ditanggung TKI sekaligus. Sesuai dengan Pasal 34 ayat 1 dan 2 dari PERMEN No. PER.19MENV2006 dan pasal 76 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, bahwa komponen biaya yang dapat dibebankan kepada TKI adalah biaya pengurusan jati diri, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja, visa kerja, akomodasi dan konsumsi selama masa penampungan, tiket pemberangkatan dan retribusi jasa pelayanan bandara airport tax, transportasi lokal, dan jasa perusahaan PPTKIS.

4.2.2 Proses Pemberangkatan

Setelah calon TKI diterima, maka akan lanjut ke tahap proses pemberangkatan yang digambarkan melalui skema sebagai berikut : Gambar 2 Skema Proses Pemberangkatan TKI Sumber data adalah cerita dari dua TKI yang diteliti, dimana proses penampungan TKI Kalimah Taiwan selama 4 bulan, sedangkan Khuzatul Islamiyah Hongkong selama 6 bulan. Penampungan Masuk karantina selama 3 - 6 bulan Pendidikan Bahasa, cara merawat orang jompo Taiwan, tata tertib, aturan perilaku Kontrak Kerjasama Antara TKI PPTKIS sponsor → proses pemberangkatan, pembiayaan yang menjadi tanggungan TKI dan cara pembayaran MCU Akhir Tes kesehat sebelum pemberangkatan Cek Akhir Kelengkapan Dokumen PEMBERANGKATAN KE NEGARA TUJUAN Sesuai kontrak perjanjian TKI Khuzatul Islamiyah, mengungkapkan pengalamannya sebagai berikut ini : “Saya dipenampungan agak lama selama 6 bulan karena PT saya menuntut kami benar benar harus menguasai bahasa mandarin dan tatatertib tingkah laku selama menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong, supaya lancar disananya ” Sebagaimana skema Proses Pemberangkatan TKI di atas, telah sesuai dengan PERMEN No. PER.19MENV2006 pasal 16 ayat 1, bahwa PPTKIS dapat melakukan penampungan terhadap calon TKI untuk keperluan pelatihan kerja, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, dan pengurusan dokumen. Berkaitan dengan pembekalan terhadap calon TKI maka sesuai dengan Peraturan Menteri di atas, yang bertanggung jawab adalah Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI BP3TKI, dimana Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP adalah kegiatan pemberian pembekalan atau informasi kepada calon TKI yang akan berangkat bekerja ke luar negeri, agar calon TKI mempunyai kesiapan mental dan pengetahuan untuk bekerja di luar negeri, memahami hak dan kewajibannya serta dapat mengatasi masalah yang akan dihadapi . Dalam pasal 23 ayat 1 pada peraturan yang sama, di sebutkan bahwa materi yang diberikan dalam PAP meliputi : a. Materi wajib yang terdiri dari :  Peraturan perundang-undangan di negara tujuan penempatan, meliputi peraturan keimigrasian, peraturan ketenagakerjaan, peraturan yang berkaitan dengan ketentuan pidana.  Materi perjanjian kerja, yaitu hak dan kewajiban TKI dan pengguna Jasa TKI; upah, waktu kerja, waktu istirahatcuti, asuransi; jenis pekerjaan; jangka waktu perjanjian kerja dan tata cara perpanjangan perjanjian kerja; cara penyelesaian masalahperselisihan. b. Materi penunjang terdiri dari: adat istiadat, budaya, pengetahuan tentang bahaya narkoba dan HIVAIDS, resiko kerja yang mungkin timbul di negara penempatan, tata cara pengiriman uang remittance, pembinaan mental kerohanian, pengetahuan tentang dokumen perjalanan dan pelaksanaan perjalanan.

4.2.3 Pengalaman Selama Menjadi TKI di Negara Tujuan

Bekerja di negara lain yang memiliki bahasa, kebiasaan dan budaya yang berbeda bukan hal mudah, sekalipun telah melalui masa pendidikan singkat sebagai bekal ketrampilan menjadi TKI, mereka tetap membutuhkan adaptasi dengan lingkungan kerjanya. Dari dua orang TKI yang diteliti mengungkapkan pengalamannya, gambaran suka dan duka selama bekerja sebagai TKI di negara tujuan bekerja, sebagaimana terlihat dari tabel berikut ini: Tabel 3. Gambaran Kondisi TKI di Negara Asia Timur Kondisi selama jadi TKI di negara Asia Timur Suka Duka 1. Gaji tinggi, sehingga dapat mencukupi kehidupan keluarga dan dirinya sendiri. 2. Fasilitas pelayanan berupa jaminan keamanan dan perlindungan kerja bagi TKI dilayani dengan maksimal. 3. Tetap bisa bersosialisasi dengan orang-orang Indonesia sesama TKI 4. Leluasa beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. 5. Fasilitas kerja cukup dan nyaman, kamar tidur memadai, makan cukup dan perlakuan yang baik 1. Tidak nyaman dengan situasi semasa adaptasi lingkungan baru di negara orang. 2. Sedih dan sering merasa rindu dengan keluarga. 3. Keterbatasan perilaku karena harus menyesuaikan dengan majikan yang berkebangsaan berbeda. 4. Pekerjaan berat dan sering melebihi batas wajar. 5. Pungutan biaya Pemerintah Indonesia dan pencitraan yang buruk karena kehidupan sosial yang cenderung bebas Sumber : data primer 2013 Kedua TKI yang diteliti telah bekerja lebih dari lima tahun sehingga memiliki pengalaman yang cukup panjang. TKI Kalimah menuturkan sebagai berikut : “Selama di Taiwan aku merasa senang atas jaminan keamanan kerja disini, gajinya besar bisa untuk sekolah anak, biaya makan dan minum ditanggung majikan, fasilitasnya bagus, dan terutama kalau ada masalah kami sudah diberikan nomer telepon penanggung jawab dari kedutaan dan biasanya langsung ditangani, susahnya ikut orang di negeri orang harus ikut aturan orang, dan kerjanya berat, saya kalau ngepel gak boleh pakai alat, harus jongkok padahal rumahnya sebesar lapangan, gak ada toleransinya. Kalau sakit apabila istirahat gajinya harus dipotong, tapi itu tergantung majikannya, majikan saya baik mbak tapi pelit” Sementara itu TKI Khuzatul Islamiyah menuturkan sebagai berikut : “ Hongkong gajinya tinggi, itu yang utama membuatku suka, selama di Hongkong saya merasa senang karena pelayanan perlindungan TKI terlayani dengan baik dan benar, apabila ada masalah langsung ditangani, yang membuat saya senang saya tetap bisa sholat 5 waktu, kalau hari minggu libur, kami orang-orang Indonesia biasanya tumpah ruah di lapangan atau taman untuk berkumpul dan ngerumpi sekaligus cari hiburan, biasanya makan dan belanja, kalau susahnya disini apa-apa mahal jadi harus irit biar bisa kirim keluarga, mandi sehari sekali, airnya mahal jadi dijatah, yang buat saya susah perlakuan dari pemerintah Indonesia atau stafnya yang sering seperti memeras dengan biaya-biaya aneh yang timbul, dan pencintraan buruk bagi TKI di Hongkong yang dianggap sebagai orang yang hidup dengan pergaulan bebas.

4.3 Faktor Pendorong dan Penarik Buruh Migran TKI

Koontz, 1989 menyebutkan bahwa setiap tindakan atau perilaku seseorang selalu didasari oleh motivasi tertentu. Motivasi digambarkan sebagai segala sesuatu yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan segala daya upaya untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan penuturan empat keluarga partisipan yang merupakan sumber informasi, diperoleh data tentang faktor pendorong dan faktor penarik dimana seseorang memutuskan menjadi TKI ke luar negeri khususnya Asia Timur, sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4. Faktor Pendorong dan Penarik TKI Sumber : Data primer 2013 Faktor yang menjadi pendorong sebagaimana dalam tabel di atas adalah didasarkan atas penuturan dari TKI Kalimah sebagai berikut : “Bercerai bukan harus membuatku lemah, saya harus tunjukkan bahwa saya mampu menghidupi anak, dan membantu supaya keluarga saya lebih baik status ekonominya, dengan saya memutuskan bekerja ke Luar Negeri saya yakin bisa memberikan yang terbaik buat keluarga dan hasilnya ya sekarang ini anak saya sudah lulus STM, rumah sudah punya, adik saya sudah mapan dengan keluarga yang bahagia, saya senang sekarang ini, ya tinggal menata kedepannya mau apa” Sebagai penguat data, salah seorang key informant yaitu Zaenal Arifin Kadus RW IV dimana TKI tersebut tinggal, mengungkapkan sebagaimana tersebut berikut : “ Ya biasanya orang-orang desa sini yang memutuskan pergi ke Luar Negeri buat jadi TKI, masalahnya pasti merasa tidak bisa mencukupi biaya kehidupan, ya kalau Kalimah ini karena cerai dengan suaminya dan akhirnya pulang ke Sraten sudah ada anaknya sehingga merasa tidak mau menjadi beban ibunya yang masih harus menyekolahkan adiknya si Kamelia makanya dia memutuskan jadi TKI” Pada sisi lain, faktor penarik bagi seseorang untuk menjadi buruh migran adalah gaji atau intensif yang lebih menarik atau tinggi daripada negara asal Primasanto,2010. Terbukti dari penyataan dari khusatul Islamiyah dan Kalimah yang disampaikan di awal jawaban mereka bahwa : FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENARIK  Keadaan rumah tangga yang tidak harmonis dan harus bercerai dengan suami.  Tidak ada pekerjaan di lingkungannya yang sesuai kemampuan dengan pendapatan baik untuk mengangkat perekonomian keluarga  Tanggungan keluarga ibu,adik dan anaknya, dengan beban yang cukup berat  Kebutuhan ekonomi keluarga sudah mendesak dan sulit dipenuhi saat itu  Pendapatani suami tidak pasti  Biaya pendidikan anak saat ini dan nanti  Keinginan memiliki rumah yang lebih layak huni  Keinginan mengganti sawah orangtua yang dijual untuk kebutuhan hidup  Tidak memiliki lahansawah untuk digarap  Di Negara Asia Timur terkenal dengan pelakuan yang lebih baik terhadap TKI daripada negara Arab.  Negara Asia Timur memberi gaji tinggi.  Perlindungan khusus TKI dan keselamatan kerja terjamin.  Bisa menguasai tiga bahasa Inggris, Mandarin dan bahasa daerah  Terdapat kerabat yang saat itu sedang bekerja di Asia Timur.  Memperoleh pengalaman baru di negara yang dituju.  Menyaksikan keberhasilan teman dan tetangganya yang masih menjadi TKI di luar negeri dalam meningkatkan perekonomian keluarga “Gaji di TaiwanHongkong Tinggi” Dan juga pernyataan dari Kalimah bahwa : “Saya tidak bisa tergantung dengan penghasilan ibu yang hanya bekerja sebagai penggiling beras, anak saya yang masih 2.5 tahun membuat saya ingin mencari pekerjaan dengan penghasilan lebih supaya bisa membahagiakannya dan keluarga, di Taiwan gajinya cukup tinggi Rp.. 5.000.000.- perbulan, Kalau masalah mencoba kerja di sini saja saya pernah jadi satpam di sebuah PT Tekstil tapi gajinya cukup buat beli lauk buat makan saja mbak, apalagi lulusan SMP susah car i kerja” Pernyataan tersebut diperkuat oleh key informant, Rina seorang TKI di Taiwan, sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut : “Gaji Rp. 5.000.000.- di Taiwan, sangat membantu keluarga dan sekolah anak, apalagi setelah status cerai dengan suami, akulah yang tanggung jawab penuh masalah biaya anak ” Berdasarkan data yang diperoleh, faktor yang paling menarik dari Negara Asia Timur selain gaji yang tinggi, adalah jaminan keamanan dan perlindungan kerja terhadap TKI yang lebih baik dari Negara Timur Tengah, Malaysia, dan Singapura. Hasil wawancara dengan keempat keluarga partisipan juga menggambarkan bahwa di Taiwan dan Hongkong upaya perlindungan terhadap keamanan kerja TKI jauh lebih baik, sebagaimana dituliskan pada tabel 4 di atas, diperkuat dengan informasi Rina TKI yang masih tinggal di Taiwan menyatakan bahwa: “Kenapa saya milih kerja di Taiwan, karena di Taiwan perlindungan terhadap TKI baik dalam keamanan kerja, kesehatan dan fasilitas yang diberikan dirasa lebih terjamin, dan kenyataannya memang begitu ketika saya dulu dapat majikan yang galaknya minta ampun dan saya merasa tidak kuat maka saya lapor dan diproses 3 bulan menunggu dicarikan pengganti majikan, sekarang majikannya baik saya dianggap saudara sendiri dan sering men dapat bonus” Namun jaminan keamanan dan perlindungan kerja dari fakta yang terjadi sebenarnya juga tidak 100 terbukti, menurut informasi ada TKI yang masih bekerja di Hongkong harus dipulangkan dengan kondisi sakit HIVAIDS, tentu hal tersebut harus dilihat per kasus, bukan gambaran umum yang menceritakan rendahnya moralitas dan merendahkan citra TKI disana. Bagaimana hal itu terjadi adalah tergantung pada kepribadian TKI dan situasi serta kondisi yang ada sehingga mengalami hal-hal yang buruk. Seperti hasil wawancara dengan Bapak Sumarmo Kadus RW V Sraten : “ Warga saya ada yang dipulangkan dengan kondisi sakit parah, setelah ada utusan dari Dinas Kesehatan yang datang ternyata mengidap HIVAIDS dan akhirnya meninggal, ya resiko tgkatanya, jaminan perlindungan keamanan TKI baik, namun gaya hidup disana katanya bebas, apalagi jauh dari suami jadinya mungkin susah terkendali” TKI Khuzatul Islamiyah yang saat ini bekerja di Hongkong mengatakan : “Kami disini sering sedih kalau mendengar berita negatif tentang para TKI di Hongkong, itu bukan kami, kami disini fokus bekerja dan selalu ingat keluarga di rumah, tidak ada waktu buat hidup bebas, tergantung manusianya, karena saya merasakan selama di Hongkong memang benar ada jaminan keamanan yang lebih dibanding dengan negara tujuan lain.

4.4 Penggunaan Pendapatan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potret Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522006011 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosial Ekonomi Keluarga Tani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosial Ekonomi Keluarga Tani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522010702 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosial Ekonomi Keluarga Tani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522010702 BAB II

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosial Ekonomi Keluarga Tani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 522010702 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosial Ekonomi Keluarga Tani Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Otomatisasi Kantor Penunjang Efisiensi Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010021 BAB IV

0 0 15