BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam
pemberian pelayanan terbaik kepada pasien. Untuk itu perlu terus menerus diadakan peningkatan kualitas mutu pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan
bermutu apabila memberikan kepuasan kepada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang mencakup berbagai hal. Salah satunya adalah terbinanya
komunikasi yang baik antara pihak terkait seperti komunikasi antara profesional – profesional dan profesional – klien. Komunikasi antara profesional – profesional
dapat terjadi antara perawat dan dokter, perawat dan ahli gizi, perawat dan tenaga kesehatan lainnya Musliha Fatmawati, 2010. Hal ini berarti pelayanan
kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada komunikasi sebagai media kolaborasi
komunikasi sangat penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan Mundakir, 2006.
Gumilowali dan Maliki 2001 dalam Setyawati, Sedyowinarso, dan Palupi 2009 menyatakan bahwa didalam kolaborasi komunikasi menempati
kedudukan yang utama sebab orang-orang yang terlibat dalam kerja sama harus dapat menyampaikan apa yang ia kehendaki dan menerima umpan balik, serta
dapat menghargai pendapat orang lain yang menjadi mitra kerja.
Universitas Sumatera Utara
Kolaborasi adalah prinsip, perencanaan dan pengambilan keputusan bersama, berbagi saran, kebersamaan, tanggung gugat, keahlian, dan tujuan serta
tanggung jawab bersama. Praktik kolaboratif adalah pola yang berpusat pada pasien sebagai outcome pelayanan kesehatan, dan semua pemberi pelayanan
harus saling bekerjasama Siegler Whitney, 2000. Association Medical American AMA,
1994, mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktik mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang
yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat. Kolaborasi merupakan proses kebutuhan yang kompleks yang membutuhkan berbagi
pengetahuan dan tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Bekerjasama dalam kesetaraan adalah esensi dasar kolaborasi yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan perawat dan dokter. Tentunya ada konsekuensi dibalik kesetaraan yang dimaksud. Berdasarkan UU NO.231992, profesi keperawatan
dan kedokteran harus memberikan pelayanan sesuai peran dan fungsinya masing- masing Rumanti, 2009. Dengan adanya kolaborasi kedua profesi diharapkan
kualitas pelayanan dapat meningkat dan memberikan kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan Gardner, 2005.
Penelitian Lamb dan Napodano 1984 yang dikutip oleh Siegler dan Whitney 2000 membuktikan bahwa dari ratusan pertemuan oleh pemberi
pelayanan pasien hanya ditemui 22 kejadian dimana perawat dan dokter saling berkomunikasi dan hanya 5 dari 22 interaksi tersebut memenuhi kriteria
Universitas Sumatera Utara
kolaborasi. Kriteria tersebut mencakup melibatkan ahli, bersikap tegas dan mau bekerja sama serta mau melaksanakan keputusan bersama. Dengan kata lain
kolaborasi bukan hanya sekedar berbincang antara perawat dan dokter tetapi ada tujuan yang ingin dicapai dan apakah kedua pihak sudah saling berbagi dan
mempercayai satu
sama lain.
Hasil penelitian Polohindang, Rattu, Umboh, dan Tilaar 2012 di RS. Sam Ratulangi menunjukkan bahwa kolaborasi dokter-perawat menurut informan
sudah dilaksanakan, meskipun masih banyak kendala, tetapi hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar proses kolaborasi belum diaplikasikan dalam
pelayanan kesehatan di ruang rawat inap. Hal ini ditandai dengan jarang terjadi berbagi pendapatusul, perawat tidak melaksanakan tugas otonominya secara
lengkap, dokter menganggap perawat sebagai subordinat, dokter-perawat jarang memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, diskusi jarang dilaksanakan,
perawat belum memiliki sifat asertif bertanya kepada dokter dan hanya menunggu instruksi dokter, asuhan keperawatan tidak lengkap, dan dokter terlambat visite.
Hal ini sejalan dengan hasil observasi singkat yang dilakukan peneliti ketika mengunjungi pasien di RSUD Sidikalang, bahwa perawat lebih banyak
melakukan tugas mencatat dokumentasi daripada dokter, dokter yang lebih mendominasi dan kurangnya intensitas pertemuan antara perawat dan dokter.
Sementara pasien rawat inap sangat bergantung kepada kedua profesi ini. Sehingga dirasa sangat perlu komitmen dari pihak-pihak terkait termasuk dokter
dan perawat dalam menyelesaikan permasalahan kolaborasi yang ada agar kualitas pelayanan pun dapat ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengidentifikasi gambaran pelaksanaan praktik kolaboratif antara perawat-dokter di Ruang Rawat
Inap RSUD Sidikalang.
1.2. Pertanyaan
Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran
praktik kolaboratif antara perawat dan dokter di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
1.3. Tujuan
Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu :
1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran praktik
kolaboratif antara perawat dan dokter di ruang rawat inap RSUD Sidikalang. 2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk: a.
Mengidentifikasi gambaran praktik kolaboratif berdasarkan indikator kontrol kekuasaan
b. Mengidentifikasi gambaran praktik kolaboratif berdasarkan indikator
lingkup praktik
Universitas Sumatera Utara
c. Mengidentifikasi gambaran praktik kolaboratif berdasarkan indikator
kepentingan bersama d.
Mengidentifikasi gambaran praktik kolaboratif berdasarkan indikator tujuan bersama.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Pelayanan Keperawatan Memberikan gambaran pelaksanaan praktik kolaboratif antara perawat
dan dokter di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. 2.
Pendidikan Keperawatan Sebagai sumber info dalam pendidikan keperawatan untuk meningkatkan
dan memperbaiki pendidikan keperawatan selanjutnya sehingga lebih memperhatikan persiapan untuk mengikuti praktik kolaboratif di klinik.
3. Penelitian Keperawatan
Sebagai data awal untuk penelitian keperawatan berikutnya tentang pelaksanaan praktik kolaboratif antara perawat dan dokter.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA