BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian Alatas, et al dalam Sastoasmoro Ismael, 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi
deskriptif yaitu studi yang berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena fenomenologi
deskriptif Polit, et al, 1999. Desain ini sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu bekerja tentang pemberian ASI eksklusif.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, namun oleh Spardley dinamakan “social situation” Sugiyono, 2008. Penelitian kualitatif berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kerjanya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang
memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari Sugiyono, 2008. Pada penelitan kualitatif, tidak ada kriteria atau aturan untuk ukuran sampel, ukuran
sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan informasi. Oleh karena itu, prinsipnya dalam pengambilan sampel adalah kejenuhan data, yang dimana tidak memerlukan partisipan
baru jika redudansi sudah tercapai. Redudansi biasanya dapat tercapai dengan jumlah partisipan yang sedikit, tetapi dengan syarat informasi yang diterima telah dirasa cukup
oleh peneliti Polit Hungler, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu dengan melakukan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial
tersebut Sugiyono, 2008. Dengan demikian untuk menentukan informan atau partisipan dalam penelitian kualitatif harus memiliki kriteria tertentu yang dapat
memperkuat alasan pemilihan seseorang menjadi sampel dalam penelitian. Inilah alasan, mengapa dalam penelitan kualitatif kerap menggunakan teknik purposive sebagai cara
untuk menentukan sampel dalam penelitian. Teknik purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan
tertentu dalam pengambilan sampelnya Idrus, 2009, hal. 93. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
narasumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena
tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori Sugiyono, 2008. Umumnya penelitian fenomenologi menggunakan 10 atau kurang dari 10 sampel.
Dengan sampel yang homogen, kurang dari 10 sampel mungkin cukup jika informasi dari masing-masing sampel diperoleh secara mendalam. Namun ketika sampel memiliki
variasi yang banyak atau sampel heterogen akan dibutuhkan sampel yang lebih besar Polit dan Hungler, 1999. Adapun sampel diambil adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut : 1.
Ibu bekerja di luar rumah yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. 2.
Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi partisipan. 3.
Ibu dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Berdasarkan kriteria yang ditentukan peneliti maka jumlah partisipan yang layak
dijadikan sampel penelitian dari 16 partisipan adalah sebanyak 7 orang.
Universitas Sumatera Utara
C. Tempat Penelitian