2. Kecamatan Simanindo
Penelitian ini dilaksanakan pada areal terbakar di desa Sijambur Nabolak dan Curaman Tomok dan untuk lokasi penelitian pada areal yang tidak terbakar
kontrol dilaksanakan di desa Tolping, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Luasan hutan yang terbakar pada tahun 2010 di
kawasan Hutan Lindung desa Sijambur Nabolak mencapai 93 Ha. Pada tahun 2011 luas kebakaran di kawasan Hutan Lindung desa Curaman Tomok mencapai
3 Ha, dan pada tahun 2014 contoh tanah diambil pada kawasan kebakaran hutan lidung di desa Curaman Tomok Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Samosir, 2013. Kecamatan Simanindo berada di hamparan dataran dan struktur tanahnya
berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik. Wilayah Kabupaten Samosir memiliki angka curah hujan rata-rata 100-250 mm tiap tahun. Data curah hujan di
daerah Kecamatan Simanindo Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dapat dilihat pada lampiran. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September
dan curah hujan terendah terjadi bulan Februari. Seperti halnya Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo juga tergolong beriklim tropis basah dengan
suhu berkisar antara 17
o
C-29
o
C dan rata-rata kelembaban udara sebesar 85.04. Sebaran jenis tanah di wilayah Simanindo didominasi oleh jenis tanah litosol dan
podsolik Badan Pusat Statistik, 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai September 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di lahan lahan bekas kebakaran hutan di
Kabupaten Samosir. Analisis tanah dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara serta Isolasi dan Identifikasi Mikroba Pelarut Fosfat
dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah bekas kebakaran hutan, kapas, aquades, kantung plastik, label, alkohol 96 , plastik kraf, aluminium foil, kaca
preparat, kaca objek dan kertas saring. Media padat Pikovskaya untuk komposisi per liter akuades : glukosa 10 g ; Ca
3
PO
4 2
5 g ; NH
4 2
SO
4
0,5 g ; KCl 0,2 g; MgSO
4
.7H
2
O 0,1 g; MnSO
4
0,002 g; FeSO
4
0,002 g; ekstrak khamir 0,5 g; agar 20 g; akuades, larutan fisiologis 8,5 g NaCl per liter akuades, AlPO
4
5 g, FePO
4
5 gr. Alat yang digunakan adalah cangkul,sarung tangan, masker, plastik, cawan
petri, erlenmeyer, pipet tetes, inkubator, tabung reaksi, timbangan, analisis, laminar air flow, gelas ukur, autoklaf, rotarimixer, shaker, jarum ose, sprayer,
kamera digital, bunsen dan mikroskop.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Penelitian 1. Pengambilan Contoh Tanah
Contoh tanah diambil pada petak yang berukuran 20 m x 20 m sesuai metode ICRAF Ervayenri et al, 1999. Pengambilan contoh tanah bekas
kebakaran dilakukan berdasarkan waktu terjadinya kebakaran yaitu tanah yang belum pernah terbakar sebagai kontrol serta tanah bekas kebakaran tahun 2010,
2011, 2012, 2013 dan 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode diagonal pada petak pengambilan sampel berukuran 20 m x 20 m. Pada setiap
petak diambil sebanyak 5 titik, selanjutnya contoh dikompositkan yaitu dicampurkan pada suatu tempat hingga homogen untuk mewakili satu petak. Tiap
petak sampel tanah yang diambil adalah sebanyak 500gr.
2. Analisis Tanah