223 tingkat pertama warning dan tingkat kedua
mentripkan PMT. Magnetik Oil Level.
Berfungsi untuk memonitor ketinggian minyak, pada minimum atau maksimum oil level akan
muncul tanda peringatan warning . Presure Relief
Device. Berfungsi mengamankan tangki reactor apabila
terjadi tekanan lebih didalam tangki, alat ini akan mentripkan pemutus tenaga pada tekanan 0.7 bar
Oil temperature indicator
untuk mengukur suhu minyak rector , pada suhu 95 ºC warning dan pada suhu 130 ºC mentripkan
pemutus tenaga Winding
temperature indicator
untuk mengukur suhu lilitan , pada suhi 115 ºC warning dan pada suhu 130 ºC mentripkan
pemutus tenaga Gas collecting
divice untuk mengetahui apabila terjadi produksi gas
didalam minyak isolasi Silicagel breather
for conservator apabila silicagel sudah berubah berwarna merah
muda maka sudah berubah berwarna merah muda maka sudah tidak dapat lagi menyerap
kelembaban dan silicagel harus diganti
5.8. Peralatan Scada dan Telekomunikasi.
Sejarah Sistem Power Line Carrier PLC. Sistem Power Line
Carrier PLC mulai ditetapkan di Amerika Serikat sejak tahun 1920-
an dan pada tahun 1919 pertama kali didemonstrasikan penggunaan-
nya oleh General Electric Co. Pertama kali PLC digunakan hanya
untuk komunikasi suara saja dan baru pada tahun 1930 digunakan
pula untuk mengatur relai-relai proteksi. Setelah empat puluh lima
tahun masa pengoperasiannya, PLC dapat digunakan untuk
penyediaan kanal-kanal transmisi data.
Di Indonesia sistim PLC mulai dioperasikan di Jawa Timur,
selanjutnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan
Sumatera Utara. Sejak tahun 1975 sistem PLC di Indonesia mulai
dikembangkan penggunaannya untuk pengoperasian relai-relai
proteksi dan tahun 1980-an mulai digunakan untuk transmisi data
yang dihubungkan perangkat komputer.
5.8.1. Prinsip Dasar PLC
Sistem PLC yang digunakan oleh suatu perusahaan listrik
menggunakan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT dan
Saluran Udara Ekstra Tinggi SUTET sebagai media
transmisinya. Dalam PLC, sinyal yang dikirimkan atau disalurkan
adalah komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi.
Sistem PLC menggunakan frekuensi 50 KHz sampai dengan
500 KHz.
Pada dasarnya sistim PLC adalah jaringan radio yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
224 dihubungkan oleh jaringan listrik
yang bertindak sebagai antenanya. Yang diperlukan dalam PLC adalah
hantarannya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar
tersebut.
Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka PLC akan
tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus. Dengan
demikian diperlukan peralatan yang berfungsi memasukkan dan
mengeluarkan sinyal informasi dan energi listrik di ujung-ujung
penghantar. Gambar blok diagram PLC seperti terlihat pada gambar
4.38.
Gambar 5.38. Blok Diagram PLC 5.8.2. Peralatan Kopling
Untuk memungkinkan konduktor saluran tegangan tinggi
digunakan sebagai media perambatan sinyal informasi, maka
dibutuhkan suatu peralatan kopling yang berfungsi: Melalukan suatu
bidang frekuensi pembawa dari terminal PLC kesaluran tegangan
tinggi dan sebaliknya, dengan mengusahakan rugi-rugi redaman
sinyal serendah mungkin. Melindungi peralatan
komunikasi dari tegangan yang yang berlebihan. Memberikan
impedansi tinggi terhadap frekuensi pembawa yang berfrekuensi tinggi
agar tidak dipengaruhi oleh peralatan yang terdapat pada gardu
induk
Di unduh dari : Bukupaket.com
225 Gambar 5.39. Coupling Device
5.8.3. Kapasitor Kopling
Kapasitor kopling tegangan tinggi adalah sebagai alat
penghubung antara peralatan sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi
dengan konduktor kawat fasa yang bertegangan tinggi, serta untuk
keperluan pengukuran yang bertegangan rendah.
Secara fisik alat ini terdiri atas susunan beberapa elemen
kapasitor mikakertas yang dihubungkan secara seri serta
dicelupkandirendam kedalam minyak. Sebagai tempat kedudukan
elemen dan minyak tadi, dibuat dari bahan dielektrik porcelin yang
berbentuk silinder dan bagian porcelin tadi dibuat semacam
sayap-sayap yang tersusun untuk mencegah mengalirnya secara
langsung curah hujan dari sisi tegangan tinggi kesisi tegangan
rendah atau ke tanah yang bias mengakibatkan terjadinya
hubungan singkat. Penampang dari kapasitor
kopling yang mendekati bentuk fisiknya dengan susunan kapasitor
didalamnya dihubungkan dengan peralatan potensial transformer.
Kapasitor jenis ini dikenal dengan sebutan Capasitor Voltage
Transformer CVT yang digunakan untuk keperluan pengukuran
tegangan yang dihubungkan dengan voltmeter di panel kontrol.
Besarnya tegangan output yang dihasilkan dari lilitan sekunder trafo
adalah 220 V yang merupakan konversi dari besaran tegangan
tingginya. Untuk keperluan PLC hanya kondensatornya saja yang
diperlukan sedangkan peralatan potensial transformer untuk
keperluan tenaga listrik.
Suatu kapasitor memiliki sifat berimpedansi rendah untuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
226 frekuensi tinggi dan berimpedansi
tinggi untuk frekuensi rendah. Atas dasar itulah maka kapasitor kopling
disini berfungsi meneruskan frekuensi tinggi yang dihasilkan dari
terminal PLC dan bemblok frekuensi jala-jala 50 Hz yang
membawa energi listrik. Jika masih ada frekuensi 50 Hz yang melalui
kapasitor kopling akan dibuang ketanah melalui peralatan
pengaman. Besar kapasitas dari kapasitor tersebut tergantung dari
kelas tegangan saluran transmisi tenaga listrik yang digunakan.
5.8.4. Wave Trap