Wave Trap Prinsip Kerja Dasar Wave Trap

226 frekuensi tinggi dan berimpedansi tinggi untuk frekuensi rendah. Atas dasar itulah maka kapasitor kopling disini berfungsi meneruskan frekuensi tinggi yang dihasilkan dari terminal PLC dan bemblok frekuensi jala-jala 50 Hz yang membawa energi listrik. Jika masih ada frekuensi 50 Hz yang melalui kapasitor kopling akan dibuang ketanah melalui peralatan pengaman. Besar kapasitas dari kapasitor tersebut tergantung dari kelas tegangan saluran transmisi tenaga listrik yang digunakan.

5.8.4. Wave Trap

Tugas utama dari alat ini adalah kebalikan dari kapasitor kopling yaitu untuk meredam sedemikian rupa sehingga frekuensi tinggi yang membawa informasi tidak disalurkan atau mengalir ke peralatan gardu induk. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut maka impedansi wave trap harus dapat melewatkan frekuensi rendah 50-60 Hz yang membawa arus listrik dan harus mempunyai sifat berimpedansi tinggi terhadap frekuensi tinggi yang membawa sinyal informasi. Karena wave trap dipasang seri dengan kawat saluran udara tegangan tinggi, maka harus mampu dialiri arus listrik yang sesuai dengan kemampuan arus dari kawat tersebut. Selain itu juga harus tahan terhadap tekanan- tekanan baik berupa panas maupun mekanis yang timbul karena mengalirnya arus kerja yang besar atau karena adanya arus hubung singkat yang mungkin terjadi. Berdasar kelas arusnya wave trap ini mempunyai kapasitas arus yang bermacam-macam diantara- nya : 200 A, 400 A, 600 A, 800 A, 1250 A, 2000 A, dan 3500 A. Gambar 5.40. Wave Trap 150 kV Di unduh dari : Bukupaket.com 227 Gambar 5.41. Wave Trap 500 kV

5.8.5. Prinsip Kerja Dasar Wave Trap

Prinsip kerja dasar yang digunakan adalah suatu rangkaian L–C paralel, yang terdiri dari tiga macam komponen seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 4.42 Diagram Rangkaian Wave Trap Kumparan Utama Arrester Kapasitor Penala Di unduh dari : Bukupaket.com 228 Dari rangkaian di atas akan dapat suatu bentuk kurva impedansi terhadap fungsi frekuensi. Untuk menentukan frekuensi resonansi agar dapat meredam frekuensi dari terminal PLC yang sudah tertentu, maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut: . . . . 2 1 C L F S dimana: F = Frekuensi kerja PLC L = Induktansi Henry C = kapasitansi Farad Untuk membentuk frekuensi resonansi tersebut, maka suatu nilai dari kapasitor penala dapat diketahui berdasarkan rumus di atas. Jadi dalam hal ini yang dilakukan penyetelan hanya kapasitornya saja, sedangkan kumparannya mempunyai harga tetap. Nilai induktansi tergantung dari kebutuhan lebar bidang frekuensi yang akan diredam. Nilai induktansi yang banyak dipakai adalah 0,2 mH, 0,3 mH, 0,4 mH, 0,5 mH, dan 1 mH. Tegangan tembus dari kapasitor penala biasanya cukup tinggi yaitu antara 7.000 V dan 20.000 V, sedangkan kapasitor penala terdiri dari elemen yang berbeda-beda nilainya : 1,2 nF, 3,5 nF, 7 nF, 10 nF, 16 nF dan 24 nF. Dari keenam nilai elemen ini dapat membuat bermacam-macam kapasitas sesuai yang dikehendaki dengan cara merangkainya secara seri atau paralel. Sebagai pengaman kapasitor penala dan kumparan dari pengaruh adanya petir dan gangguan hubung singkat ke tanah pada saluran, maka dipasang arrester yang dihubungkan secara paralel. Fakto-faktor lain yang harus diperhitungkan adalah nilai impedansi dan resistansi wave trap harus lebih besar dari impedansi saluran yaitu antara 300 sampai dengan 600 ohm agar tidak terjadi rugi–rugi sinyal pada saluran Di unduh dari : Bukupaket.com 229 Gambar 5.43. Wave Trap Gambar 5. 44. Wave trap Di unduh dari : Bukupaket.com 230 1. Main coil 6. Bird barries 2. Tuning device 7. Terminal 3. Protective device 8. Lifting eye 4. Corona caps 9. Pedestal 5. Corona rings

5.8.6. Line Matching Unit LMU