Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Modal Kerja Terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Burasa Efek Indonesia 2010-2014)

(1)

(2)

(3)

(4)

236

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Denis Achmad Tofani

NIM : 21112060

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juni 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Kopo Imannuel Gg Maramis II No.56 RT 01/07, Bandung 40232

Email : Denisachmad29@gmail.com

Tofaniachmad@yahoo.co.id

No HP : 082214016494 / (022) 6128375

DATA PENDIDIKAN

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Pabaki VI Bandung 2001-2006

2. SMP SMPN 33 Bandung Bandung 2007-2009


(5)

237 Pengalaman Organisasi :

1. Pengurus Himpunan Mahasiswa Akuntansi Unikom (HMAk Unikom) sebagai Anggota Pengembangan Ilmu Pengetahuan (PIP) Periode 2013 – 2014

2. Pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa Akuntansi Unikom (BPMAk Unikom) sebagai Bendahara 1 Periode 2014-2015


(6)

PENGARUH PERPUTARAN TOTAL AKTIVA

DAN MODAL KERJA TERHADAP LABA

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Farmasi

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

The Influence of Total Asset Turnover And Working Capital On Profit

(Case Study On Companies manufacturing subsector registered

pharmaceutial in BEI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi Oleh :

DENIS ACHMAD TOFANI 21112060

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahnya rahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini. Maksud Usulan Penelitian ini dibuat adalah untuk memenuhi salah satu syarat Untuk Penyusunan Skripsi jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini penulis mengambil judul “PENGARUH PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN MODAL KERJA TERHADAP LABA ”.

Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang berguna dan membangun bagi semua pihak, baik bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk waktu yang akan datang.

Dalam penulisan Usulan Penelitian ini, penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(8)

vii

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec, Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia,

4. Wati Aris Astuti, S,E.,M.Si.,Ak. selaku dosen wali Akuntansi 3.

5. Prof.Dr.Hj. Ria Ratna Ariawat,SE.M.S.,AK selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga Penelitian ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Karyawan UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan dan membantu penulis dalam menyusun penelitian.

7. Ayahanda Rd. Iman Yoerisman Basoeki dan Ibunda Nung Qomah, serta kakakku Nesya Siti Anisa, Dodi Wibisana dan Keluarga, yang telah memberikan do’a, semangat dan dukungan secara spiritual maupun material.

8. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2012 khususnya kelas 4AK-3, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.

9. Sahabat sahabat seperjuangan saya Akmal, Dary, Danu, Reeza, Kurna, Rinto, Kevin, Shinta, Silmi, Lilis, Irma, Fairuz, Ratu, Fitri dan olla yang selalu memberikan semangat kepada saya.

10.Keluaraga Besar Science Vier yang selalu memberikan support dan semangat kepada saya.


(9)

viii

11. Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung ataupun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian Usulan Penelitian ini

Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam usulan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Agustus 2016 Penulis

Denis Achmad Tofani NIM. 21112060


(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4.1 Maksud Penelitian ... 8

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5.1 Kegunaan Praktis ... 8

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10


(11)

x

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Perputaran Total Aktiva ... 10

2.1.1.1 Pengertian Perputaran Total Aktiva ... 10

2.1.1.2 Faktor- Faktor Yang mempengaruhi Perputaran Total aktiva ... 11

2.1.2 Modal kerja ... 15

2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja ... 15

2.1.2.2 Pengukuran Modal Kerja ... 16

2.1.2.3 Konsep Modal Kerja ... 17

2.1.2.4 Jenis-jenis Modal Kerja ... 18

2.1.3 Laba ... 19

2.1.3.1 Pengertian Laba ... 19

2.1.3.2 Komponen-Komponen Laba ... 19

2.1.3.3 Pengukuran Laba ... 21

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba ... 22

2.2.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba ... 23

2.2.3 Paradigma Pemikiran ... 25

2.3 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Metode Penelitian ... 27


(12)

xi

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1 Sumber Data ... 33

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 34

3.4.1 Populasi ... 34

3.4.2 Penarikan Sampel ... 35

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.5 Metode Pengujian Data ... 38

3.5.1 Uji Normalitas ... 38

3.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 40

3.5.3 Uji Multikolineritas ... 40

3.5.4 Uji Autokolerasi ... 42

3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 42

3.6.1 Rancangan Analisis ... 42

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53


(13)

xii

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 53

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Perputaran Total Aktiva ... 54

4.1.1.2 Analisis Deskriptif Modal Kerja ... 57

4.1.1.3 Analisis Deskriptif Laba ... 61

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ... 64

4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 65

4.1.2.2 Uji Regresi Linier Berganda ... 70

4.1.2.3 Analisis Korelasi ... 72

4.1.2.4 Analisis Koefisien Determinasi ... 75

4.1.2.5 Pengujian Hipotesis ... 76

4.2 Pembahasan ... 80

4.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba ... 80

4.2.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 87


(14)

xiii

5.2.2 Saran Akademik ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90 DAFTAR LAMPIRAN ... 94


(15)

90

Daftar Pustaka

Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE Amarjit Gill, Nahum Biger, dan Neil Mathur, 2010, The Relationship Between Working

Capital Management And Profitability: Evidence From The United States, Business

and Economics Journal, Volume 2010: BEJ-10

(Online),(http://www.eurojournals.com/finance.htm)

Andi Supangat, 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik, (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arfan Ikhsan. & I. B. Teddy Prianthara. 2009. Akuntansi Untuk Manajer. Yogyakarta: Graham Ilmu.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar–dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE – Yogyakarta: Yogyakarta.

Brigham, Eugene F & Houston, Joel F. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Essensial of Financial Management. Jakarta: Salemba Empat

Dedi sutaryadi. 2013. Pengaruh Piutang dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Perusahaan :study kasus Pada PT. Krakatau steel Tbk. Unikom

Dikti Kusmeidi Ruwindas, 2011, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan: Studi Kasus pada CV Dandy Handycraft Tasikmalaya

Ely suhayati, Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta, Graha Ilmu. Farah Margaretha. 2011. Manajemen Keuangan Untuk Manajer Keuangan. Jakarta:

Erlangga

Halim, Abdul dan Mamduh M. Hanafi. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. UPP STIM YKPN. Yogyakarta

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasris Balance Scorecard. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hendra Agus wibowo, Diyah Pujiati, 2011. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX). The Indoneia Accounting Review Volume 1, No. 2, July 2011, pages 155-178.


(16)

91

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta: Rajawali pers

Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2008 . Manajemen Keuanga. Yogyakarta:BPFEUGM. Irham, Fahmi. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta

Join Satria dan Gugup Tugi P. 2008. Aktiva Tetap Terhadap Laba Perusahaan Suatu Kasus Pada PT. Yasunli Abadi Utama Plastik Factory III Cibitung. Prospek, Vol 1, No.1. Januari.

Jonathan Sarwono. 2012. SPSS. Versi 14 Riset Pemasaran Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi

Juliana, Romy Uly, dan Sulardi, 2003. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur. Jurnal Binis dan Manajemen. Vol. 3, No. 2, hal. 108-126.

K. R. Subramanyam., & John J. Wild. 2011. Analisis Laporan Keuangan (Edisi 10, Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:Rajawali.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lisda Nurmawiah, 2015, Pengaruh Likuiditas dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba: Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate dan Property, Elib Unikom Jurnal Akuntansi

Mamduh M. Hanafi., Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Niko Nurcahyo. 2009. Anaslisis Kinerja Likuiditas. Aktivitas Rentabilitas dan Analisis Hubungan Modal Kerja terhadap Laba:Pada Perusahaan Industri Otomotif yang terdaftar di BEI. Jurnal Unikom

Novia P Hamidu. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba: Pada Perbankan yang Terdaftar Di Indonesia, Jurnal Emba vol 1 No 3 Hal 711-721 ISSN- 2303- 1174

Rina Nurhasanah, 2015, Pengaruh Biaya Operasional dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih: Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi dan Bangunan, Elib Unikom Jurnal Akuntansi.


(17)

92

Rizki Hakimi. 2013. Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Persediaan Terhadap laba Bersih: (pada PT. Golden Energi Mines Tbk)yang terdaftar di Bei peridoe 2008-201.Jurnal Unikom

Soemarso S.R. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Sonya Nurman. 2014. Pengaruh Modal Kerja dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih; Studi Kasus pada Perusahaan Industri Logam, Elib Unikom Jurnal Akuntansi.

Sri Dwi Ari ambarawati. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan (cetakan pertama).Yogyakarta: Graha Ilmu

Sri Marhaeni Salsiyah. 2011. Analisis Pengaruh Working Capital To Total Assets Ratio, Debt To Total Capital Assets, Total Assets Turnover, Gross Profit Margin dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba: Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009 . Jurnal Administrasi Bisnis Vol.12 No.3. Oktober 2011. ISSN: 1411-4321.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan Ke19. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif R&D Cetakan 20. Bandung: Cv.Alfabeta

Sumadi Suryabrata. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Cetakan kelima. Yogyakarta: Ekonisia

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta: Ekonisia. Syamsudin dan Ceky Primayuta, 2009. Rasio Keuangan dan Prediksi Perubahan Laba:

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 13, Nomer 1, Juni 2009, hlm 61-69.

Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.


(18)

93

Umi Narimawari dkk, 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Genesis

V.Wiratna Sujarweni. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru press.

Victorson T, Heince Wokas, Syermi M. 2012. Pengaruh Besar Perusahaan, Tingkat Leverage dan Tingkat Penjualan Terhadap Pertumbuhan Laba: Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2007-2010, jurnal volume 3 - Nomor 2 ISSN:2088-8899

Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy. 2012. Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga. Werner, R.Murhadi. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta: Salemba Empat

www.idx.co.id

www.Neraca.co.id/home/Bursasaham/laba-bersih-indofarma-minus-96,60m www.sahamok.com

Yoyon Supriadi dan Ratih Puspitasari, 2012, Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan dan Profitabilitas Perusahaan: Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa.


(19)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perputaran Total Aktiva

2.1.1.1 Pengertian Perputaran Total Aktiva

Menurut Harmono (2011:234) mengemukakan pengertian perputaran total

aktiva adalah sebagai berikut:

“Perputaran total aktiva yaitu seberapa cepat total aktiva berputar dalam satu tahun yang dapat diukur melalui penjualan dibagi total aktiva”. Menurut Kasmir (2010:114) mengemukakan pengertian perputaran total

aktiva adalah sebagai berikut:

“Perputaran aktiva (Assets Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva”.

Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2009:81) Total Asset Turnover adalah:

“Rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya (investasi)”.


(20)

11

Menurut Brigham, Houston (2010:139) rasio perputaran total aktiva (Total Assets Turnover Ratio) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Total Asset Turnover adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara penjualan dan aktiva yang dimiliki perusahaan, Oleh karena itu, semakin besar rasio ini maka akan semakin besar laba yang diperoleh, dan sebaliknya apabila rasio ini semakin kecil maka laba yang diperoleh semakin kecil.

2.1.1.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Total Aktiva

Perputaran Total Aktiva adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan semua aktiva perusahaan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perputaran total aktiva, antara lain:

1. Penjualan

Menurut Hery (2011:202), Mengemukanan Pengertian Penjualan sebagai berikut :

“Penjualan (sales) merupakan total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dagangan yang dijual peusahaan, baik meliputi penjualan tunai maupun penjualan secara kredit.”

Adapun Menurut Irham Fahmi (2014:80) memberikan pengertian penjualan sebagai berikut :

“Sales adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produk seperti Perputaran Total Aktiva = Penjualan


(21)

12

pengiriman barang (goods) atau pemberian jasa (service) yang diberikan ”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah jumlah hasil menjual barang dagangan baik secara tunai maupun kredit.

2. Aktiva

Mernurut Hery (2011 : 112),

Sebagaimana yang telah dirumuskan oleh FASB dalam SFAC No. 6, Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Dalam neraca, aktiva dapat diklasifikasi menjadi lancar dan tidak lancar.

 Aktiva Lancar  Aktiva Tidak Lancar

Adapun uraian dari jenis-jenis aktiva yang dikemukakan oleh Hery adalah sebagai

berikut :

Aktiva Lancar

Menurut Hery (2011 : 112) mengemukakan bahwa aktiva lancar adalah sebagai berikut ,

Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi normal perusahaan (normal operating cycle) adalaha lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari membeli barang dagang dari pemasok, menjualnya kepada pelanggan secara kredit, sampai pada diterimanya penagihan piutang usaha atau piutang dagang.


(22)

13

Bagian dari Aktiva Lancar antara lain:

 Kas dan Setara kas merupakan aktiva paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diurut atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca.

 Investasi Jangka Pendek dalam trading securities dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancar.

 Investasi Jangka Pendek dalam trading securities dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancar.

 Piutang Usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit.

 Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuatan wesel disini adalah pihak yang telah berhutang kepada perusahaan

 Piutang Lain lain adalah :

a) Piutang Bunga (Tagihan kreditor kepada debitor sebagai hasil pemberian pinjaman uang),

b) Piutang dividen (tagihan investor kepada investe sebagai hasil dari penanaman modal),

c) Piutang pajak (tagihan subyek pajak kepada pemerintah berupa restitusi atau pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak), d) Dan piutang karyawan (tagihan majikan kepada karyawan yang

berhutang

 Persediaan tergantung pada apakah perusahaan adalah pedagang (perusahaan dagang) atau pembuat (perusahaan manufaktur).


(23)

14

 Biaya dibayar dimuka yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.

Aktiva Tidak Lancar

Menurut Hery (2011 : 117) mengemukakan pengertian aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut:

Aktiva Tidak Lancar adalah aktiva yang tidak memenuhi definisi aktiva lancar. Aktiva tidak lancar mencakup berbagai pos, yaitu investasi jangka panjang (yang sering disebut investasi saja), aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva tidak lancar lainnya. Aktiva tidak lancar pada umumnya akan disajikan di neraca setelah penyajian aktiva lancar. Bagian dari Aktiva Tidak Lancar antara lain:

 Investasi jangka panjang akan dilaporkan di neraca dengan judul “investasi. Sekuritas utang (obligasi) dan sekuritas ekuitas (saham) yang dibeli oleh perusahaan dengan maksud bukan untuk dijual dalam waktu satu tahun mendatang akan diklasifikasi sebagai investasi jangka panjang.

 Aktiva tetap salah satu subklasifikasi dari aktiva yang dimiliki perusahaan adalah aktiva tetap (fixed assets). Aktiva tetap ini merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya. Aktiva tetap antara lain:

a. Tanah b. Bangunan c. Mesin


(24)

15

d. Kendaraan e. Dan yang lainnya

 Aktiva Tidak berwujud (intangible asset) adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi, maupun kontrak sosial. Seperti goodwill (Nama baik), trademark (merk dagang), fanchieses (waralaba), patent, copyright (hak cipta), customer list (daftar pelanggan), dan brodcast license (ijin penyiaran).

 Aktiva tidak lancar lainnya adalah pos-pos yang dicantumkan dalam kelompok aktiva tidak lancar lainnya sangat beragam dalam praktik. Umumnya, pos-pos ini meliputi biaya dibayar dimuka (jangka panjang),biaya pensiun dibayar dimuka, piutang tidak lancar, aktiva pajak penghasilan yang ditanggungkan, dan aktiva yang dimiliki untuk dijual.

2.1.2 Modal Kerja

2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2009:39) mengemukakan pengertian modal kerja sebagai berikut:

“ Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.”


(25)

16

“Modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar dalam kaitanya dengan hutang lancar “

Selain itu menurut Menurut Kasmir (2012:250) mengungkapkan bahwa modal kerja adalah sebagai berikut:

“ Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek yang merupakan kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri.

2.1.2.2 Pengukuran Modal Kerja

Menurut Kasmir, 2008 modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Kasmir, 2008:250)

Aktiva lancar merupakan hasil aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Aset lancar antara lain kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Hutang lancar merupakan jumlah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam tempo satu tahun, seperti :


(26)

17

pinjaman jangka pendek dari bank,utang usaha, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, utang lain-lain.

2.1.2.3 Konsep Modal Kerja

Di dalam modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja. Menurut Sutrisno (2007:39) ada tiga konsep modal kerja, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang tertanam dalam asset yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen asset lancar. Oleh karena semua elemen asset lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.

2. Konsep Kualitatif

Pada konsep ini modal kerja bukan semua asset lancar, tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-permbayaran hutang yang segera jatuh tempo. Karena menurut konsep ini hutang lancar telah dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan selisih antara asset lancar dengan hutang lancarnya.


(27)

18

3. Konsep Fungsional

Konsep ini lebih menitikberatkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pengahasilan langsung atau current income. Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.

Dari beberapa konsep diatas Konsep kauntitatif dan konsep kualitatif yang sering digunakan dan diterapkan oleh perusahaan karena diangap lebih mudah dan mudah dimengerti

2.1.2.4 Jenis – Jenis Modal kerja

Menurut Bambang Riyanto (2008:61), modal kerja digolongkan dalam beberapa jenis

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:

a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal. 2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari:

a. Modal kerja musiman (Season Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.”


(28)

19

2.1.3 Laba

2.1.3.1 Pengertian Laba

Menurut Soemarso (2010:230) mendefinisikan laba sebagai berikut: “Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan”.

Menurut Themin (2012:11) mendefinisikan laba sebagai berikut:

“Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi (misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham”.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Laba adalah informasi dalam hal pencapian laba yang satabil dan meningkat dari periode yang berbeda dan memiliki kekuatan respon kepada para investor dan dalam pasar uang sebagai alat tolak ukur dalam pengambilan keputusan.

2.1.3.2 Komponen–komponen Laba

Menurut Subramanyam (2011:5) yang dialih bahasakan oleh Dewi Yanti, terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi laba sebagai berikut:

1. Pendapatan dan Keuntungan 2. Beban dan Kerugian

Penjelasan dari komponen-komponen yang mempengaruhi laba sebagai berikut:


(29)

20

Pendapatan (revenues) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan mencakup arus kas masuk seperti penjualan tunai dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit. Keuntungan (gains) merupakan arus masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan kejadian yang terkait dengan aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.

2. Beban dan Kerugian

Beban (expenses) merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.

Kerugian (losses) merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampingan atau insidental perusahaan. Hal ini berarti keuntungan dan kerugian merupakan sumber daya dan jasa yang dapat dikonsumsi, dihabiskan atau hilang dalam memperoleh atau memproduksi pendapatan dan keuntungan. Akuntansi beban dan kerugian sering kali melibatkan penilaian jumlah dan waktu alokasi atas periode pelaporan. Waktu merupakan saat beban atau kerugian terjadi, sering kali berdasarkan kaitannya dengan pendapatan yang dihasilkan.

Masalah penting lainnya adalah penangguhan biaya (atau alokasi sepanjang beberapa periode). Akuntan mengapitalisasi biaya yang manfaatnya dapat direalisasi sepanjang beberapa periode. Biaya ini dialokasikan secara sistematis di masa depan. Sebaliknya, banyak pengakuan biaya yang bersamaan dengan saat terjadinya biaya tersebut. (Arus kas keluar untuk biaya atau kerugian tidak selalu harus terjadi bersamaan saat pengakuan biaya dan kerugian tersebut).

Sedangkan menurut Arfan (2009:71) terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi laba sebagai berikut:

1. Pendapatan 2. Biaya-Biaya

Penjelasan dari komponen-komponen yang mempengaruhi laba adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan merupakan kenaikan dalam modal dihasilkan dari penyerahan atas barang-barang atau penyewaan dari jasa dengan bisnis. Dalam jumlah, pendapatan adalah sebanding terhadap kas dan piutang yang di peroleh dalam kompensasi untuk barang-barang yang diserahkan atau jasa yang di sewa.


(30)

21

2. Biaya- Biaya merupakan penurunan dalam modal yang disebabkan oleh operasi produksi pendapatan bisnis. Dalam jumlah, biaya adalah setara terhadap nilai dan barang-barang dan jasa yang digunakan atau yang di konsumsi dalam memperoleh pendapatan. Dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen laba terdiri dari pendapatan dan beban.

2.1.3.3 Pengukuran Laba

Menurut Subramanyam (2011:5) yang dialih bahasakan oleh Dewi Yanti, pendapatan (dan keuntungan) dan beban (dan kerugian) merupakan komponen laba yang dapat ukur atau dirumuskan sebagai berikut :

Sumber: Subramanyam (2011:5)

Menurut Soemarso (2010:230) menyatakan bahwa:

“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”.

Sumber: Soemarso (2010:230)  Pendapatan

Dapat dijelaskan bahwa pendapatan (Revenue) menurut Ely Suhayati dan Sri dewi A (2009:13) mengemukakan sebagai berikut :

Pendapatan (Revenue) merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa, dari para langganan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan

Laba = Pendapatan - Beban


(31)

22

semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Beban

Sedangkan menurut Ely Suhayati dan Sri dewi A (2009:14) mengemukakan beban (Exspense) sebagai berikut:

Beban (Expense) merupakan biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva terhadap Laba

Beberapa ahli menyatakan bahwa ada hubungan antara perputaran total aktiva terhadap laba.

Perputaran total aktiva adalah rasio yang menunjukan efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba ( Farah Margaretha 2011:26).

Menurut Sartono Agus (2008:120), menyatakan bahwa:

“Rasio perputaran total aktiva (assets turnover) merupakan rasio keuangan yang menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba”. Adapun hasil dari beberapa penelitian sebelumnya menurut Hendra Agus Wibowo dan Diyah Pujiati (2011) Hasil Penelitian Ini dengan variabel perputaran total aktiva terhadap laba, bahwa Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui perputaran total aktiva berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan real estate.


(32)

23

Hasil penelitian menurut Dedi Sutaryadi (2013) yang berjudul pengaruh piutang dan perputaran total aktiva terhadap laba perusahaan, Hasil penelitian menunjukan bahwa perputaran total aktiva memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap laba. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa perputaran total aktiva berbanding searah dengan laba yang dilaporkan. Semakin cepat perputaran total aktiva, maka semakin besar pula labanya.

Sedangkan menurut Novia P Hamidu (2013). Hasil Penelitian Ini dengan variabel TATO terhadap laba Pada Perbankan yang Terdaftar Di Indonesia, bahwa pengaruh TATO terhadap pertumbuhan laba adalah bersifat positif dan signifikan. Jika TATO mengalami peningkatan sebesar 1 persen dari kondisi sebelumnya, maka pertumbuhan laba akan mengalami peningkatan sebesar 0,892 persen dari kondisi sebelumnya

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva (total assets turnover) mempunyai pengaruh terhadap laba. Dimana ketika perputaran total aktiva meningkat akan menyebabkan peningkatan laba, hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktivanya di dalam menghasilkan penjualan sehingga akan berdampak pada peningkatan laba.

2.2.2 Pengaruh Modal kerja terhadap laba

Beberapa ahli menyatakan bahwa ada hubungan antara Modal kerja terhadap laba.


(33)

24

Menurut Agus Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2008: 76): “Bahwa modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi risiko dan menaikkan laba/hasil. Pendapat ini didasarkan atas pandangan bahwa dengan cukup tersedianya modal kerja kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan ekspansi atau perluasan usaha.”

Sedangkan menurut Sri Dwi Ari Ambarawati, (2010:112) bahwa sebagai

berikut:

Modal kerja yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai.

Adapun Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya menurut hasil penelitian Nico Nurcahyo (2009) dinyatakan bahwa, “Modal kerja berhubungan positif dengan laba dimana jika modal kerja tinggi maka laba pun akan tinggi.”

Menurut Rizki Hakimi S. (2013) bahwa Hasil Penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang sedang antara modal kerja dengan laba perusahaan. Yang dimana bahwa modal kerja ini berpengaruh positif terhadap laba perusahaan. Artinya bahwa laba perusahaan ini tentunya dipengaruhi oleh modal kerja yang dimiliki perusahaan. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi modal kerja yang dimiliki perusahaan tentunya akan meningkatkan laba pada perusahaan.

Sedangkan penelitian Amarjit Gill, Nahum Biger, dan Neil Mathur (2010) Hasil Penelitian Ini dengan variabel modal kerja terhadap profitabilitas , bahwa laba


(34)

25

dapat ditingkatkan jika perusahaan mengelola modal kerja mereka dengan cara yang lebih efisien.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Modal kerja mempunyai pengaruh terhadap laba. Dimana ketika Modal kerja meningkat akan menyebabkan peningkatan laba bersih, hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh modal kerja nya dalam menghasilkan penjualan sehingga akan berdampak pada peningkatan laba.

2.2.3 Paradigma Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, peneliti menyatakan atau menggambarkan paradigma dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Farah Margaretha (2011:26)

Agus Indriyo& Basri (2008: 76)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Sumber: Soemarso (2010:230) Themin(2012:11)

Sumber: Sutrisno (2009:39) Bambang Riyanto (2008:57) Kasmir (2012:250)

Sumber: Harmono (2011:234) Kasmir (2010:114) Hanafi dan halim (2009:81) Brigham Houston (2010:139)

Modal Kerja

Laba Perputaran


(35)

26

2.3 Hipotesis

Setelah adanya kerangka pemikiran, maka diperlukannya suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2014:64) memberikan pengertian hipotesis sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran diatas, penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Perputaran Total Aktiva berpengaruh terhadap Laba


(36)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat serta desain penelitian yang digunakan. Dalam metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2014:2) menyatakan bahwa metode penelitian adalah:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Adapun pengertian metode penelitian menurut V. Wiratna (2015:10) adalah:

“Metodologi penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris dan sistematis)

yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu untuk melakukan

penelitian.”

Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris dan sistematis) yang digunakan oleh pelaku yang akan melakukan sebuah penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.


(37)

28

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.

Adapun pengertian penelitian kuantitatif sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2014:8) adalah:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Sedangkan pengertian penelitian kuantitatif menurut V. Wiratna (2015:39) adalah sebagai berikut:

“Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi

(pengukuran)”.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif karena pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dan hakikat di antara variabel-variabel dan dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif. Selain itu, penulis menggunakan penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan di analisis menggunakan statistik.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2014:147) adalah:

“Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi”.


(38)

29

Pengertian metode deskriptif menurut V. Wiratna (2015:16) adalah:

“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel,

baik satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan

maupun perbandingan dengan variabel yang lain”.

Alasan penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

Pengertian metode verifikatif menurut menurut Sugiyono (2012:55) adalah:

“Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

Penelitian ini menggunakan metode verifikatif karena bertujuan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasi kebenaran hasil penelitian sebelumnya.

Objek penelitian menurut Husein Umar (2007:303) menyatakan bahwa objek penelitian adalah:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa yang menjadi objek penelitian

dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Perputaran Total Aktiva, Modal Kerja dan Laba perusahaan.

Unit analisis dan unit observasi menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal ini berhubungan dengan tempat penelitian dan bagian penelitian pada unit analisis. Unit analisis pada penelitian ini yaitu Perusahaan Manufaktur


(39)

30

subsektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan unit observasi dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan tahunan dari Perusahaan Manufaktur subsektor Farmasi.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Oprasionalisasi variabel menurut Sumadi (2013:29) adalah:

“ Definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.”

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel. Berdasarkan judul penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya, maka dalam penelitian ini variabel Perputaran Total Aktiva (XΌ) dan Modal Kerja (X΍) sebagai variabel bebas sedangkan variabel Laba (Y) sebagai variabel dependen atau variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013:39) :

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan


(40)

31

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan objek penelitian yaitu pengaruh perputaran total aktiva dan modal kerja terhadap laba khususnya perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa efek indonesia.

Peneliti menggunakan skala pengukuran guna menghasilkan data kuantitatif yang akurat dan tepat. Data kuantitatif adalah data dalam angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala numerik (tanjung dan Devi, 2013:76). Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2013:92).

Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal,ordinal dan interval dengan keindahan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut atau mempunyai titik awal nol yang berkaitan dengan ketidakhadiran variabel yang sedang diukur. Nilai absolut nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya (Jonathan,2012:71).

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu


(41)

32

penelitian ilmiah, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam gambar tabel dibawah ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep variabel Indikator skala

Variabel (x1) Perputaran Total Aktiva

Total assets turnover menunjukan efektivitas perusahaan dalam

menggunakan asetnya untuk menciptakan pendapatan”.

(Werner.M :2013:60)

Perputaran Total Aktiva = Penjualan Total Aktiva Brigham, Houston (2010:139) Rasio Variabel (x2) Modal kerja

”modal kerja sebagai investasi perusahaan seperti kas, sekuritas,

piutang dagang, dan persediaan” (Brigham & Houston :2011:60)

Modal kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang

Lancar (Kasmir 2010:210)

Rasio

Variabel (y) Laba

“Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi (misalnya, kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham”.

(Themin 2012:11 )

Laba = Pendapatan - Beban

Sumber:Subramanyam (2011:5)


(42)

33

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Sedangkan menurut Sugiyono (2014:137) mendefinisikan data sekunder adalah:

“Sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”

Berdasarkan pengertian diatas maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan berupa data kedua yang telah diolah oleh pihak lain. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah di audit Perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2014.

3.3.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2013:224).


(43)

34

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada tahap ini, penulis mengambil data-data sekunder berupa dokumen berbentuk laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laba rugi Perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014, dimana data tersebut dapat langsung diakses di www.idx.co.id. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data perputaran total aktiva, modal kerja dan laba serta informasi-informasi lainnya yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Liberary Research)

Penelitian kepustakaan (Library Research) dilakukan untuk memperoleh data ataupun teori yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitiaanya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan membaca, mempelajari berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku-buku, laporan-laporan serta bahan-bahan lain yang erat hubungannya dengan masalah yang akan dibahas penulis, sehingga dapat membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Sugiyono (2014:80) mengungkapkan bahwa populasi adalah:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”


(44)

35

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dari penelitian ini adalah 50 laporan keuangan konsolidasi dari 10 Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan laporan keuangan tahunan selama tahun 2010-2014 (5 tahun). Berikut adalah nama Perusahaan farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan populasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.2 Populasi Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan

1 DVLA Darya Varia Laboraturia Tbk

2 INAF Indofarma (Persero)Tbk

3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

4 KLBF Kalbe Farma Tbk

5 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

6 MERK Merck Indonesia Tbk

7 PYFA Pyridam Farma Tbk

8 SCPI Merck Sharap Dohme Pharma Tbk 9 SIDO Industri Jamu & Farmasi sido muncul Tbk

10 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

Sumber: www.sahamok.com

3.4.2 Penarikan Sampel

Sugiyono (2014:81) mengungkapkan bahwa sampel adalah:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sedangkan teknik sampling yang diungkapkan oleh Sugiyono (2014:81) adalah:

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.”

Dalam penelitian ini, penarikan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling. Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2014:84) adalah:


(45)

36

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.”

Selain itu dalam penarikan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan kriteria tertentu dalam memilih sampel. Hal ini disebut dengan

sampling purposive. Sugiyono (2014:85) mengungkapkan bahwa Sampling

Purposive adalah:

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.”

Kriteria yang dipilih oleh penulis dalam menentukan penarikan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut dari periode 2010-2014 dan melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit selama penelitian berlangsung.

Berikut ini adalah daftar Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.


(46)

37

Tabel 3.3

Kriteria penentuan Sampel

No Nama Perusahaan kriteria Sampel

1 Darya Varia Laboraturia Tbk √ 1

2 Indofarma (Persero)Tbk √ 2

3 Kimia Farma (Persero) Tbk √ 3

4 Kalbe Farma Tbk √ 4

5 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ 5

6 Merck Indonesia Tbk √ 6

7 Pyridam Farma Tbk √ 7

8 Merck Sharap Dohme Pharma Tbk √ 8

9 Industri Jamu & Farmasi sido muncul Tbk - -

10 Tempo Scan Pasific Tbk √ 10

Sumber: www.sahamok.com

Berdasarkan Tabel 3.3 yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam kriteria sampel yang dibutuhkan penulis, dengan laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan selama 5 periode yaitu dari tahun 2010-2014, Sehingga terdapat 45 laporan keuangan yang menjadi sampel.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian pada perusahaan pertambangan sub sektor logam dan mineral dengan memperoleh data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang beralamat Jl. Veteran No. 10 Bandung.


(47)

38

Waktu penelitian yang dilakukan peneliti dimulai sejak Februari 2016 sampai dengan selesai dan dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 3.4 Waktu Penelitian

No Keterangan 2016

Feb Mar April Mei Juni July agust 1 Pra Survei :

a. Persiapan Judul b. Pengajuan Judul

c. Pembuatan

Proposal Penelitian

d. Menentukan

Tempat Penelitian

2

Usulan Penelitian :

a. Bimbingan UP

b. Seminar UP

c. Revisi UP

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5

Penyusunan Skripsi ; Bimbingan Skripsi Sidang Skripsi Revisi Skripsi

Pengumpulan Draft

Skripsi

3.5 Metode Pengujian Data 3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.


(48)

39

“Data yang berdistribusi normal artinya data yang mempunyai sebaran yang

normal, dengan profil yang dapat dikatakan bisa mewakili populasi”.

Sedangkan uji normalitas menurut V. Wiratna (2015:120) adalah:

“Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki

distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik.”

Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi, apabila model regresi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regresi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regresi.

Dasar pengambilan keputusan menurut V. Wiratna (2015:225) bisa dilakukan berdasarkan signifikannya, yaitu:

1. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal. 2. Jika signifikan < 0,05 variabel tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.


(49)

40

3.5.2 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.

Menurut V. Wiratna (2015:226) mendefinisikan uji heterokedastisitas sebagai berikut:

“Uji heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas”.

Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan metode scatter plot, dengan kriteria hasil sebagai berikut :

1. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.3 Uji Multikolineritas

Menurut Husein Umar (2011:177) mendefinisikan uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.

Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi


(50)

41

pada pengujian pearson koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan.

Sumber : Husein Umar (2011:179)

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF <10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362).

Menurut Husein Umar (2011:178) untuk mengatasi terjadinya multikolinieritas, dapat diupayakan melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Evaluasi apakah pengisian data telah berlangsung secara efektif atau terdapat kecurangan dan kelemahan lain;

b. Jumlah data ditambah lagi;

c. Salah satu variabel independen dibuang karena data dari dua variabel independen ternyata mirip atau digabungkan jika secara konsep relatif sama; dan


(51)

42

3.5.4 Uji Autokorelasi

Menurut Husein Umar (2011:182) mentakan bahwa :

“Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian”.

Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dan berikut nilai Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilai statistik Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Waston digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lagi di antara variable bebas. Hipotesis yang akan diuji adalah:

HO: Tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA: Ada autokorelasi (r ≠ 0)

Menurut Jonathan Sarwono (2012:28) terjadi autokorelasi jika durbin watson sebesar < 1 dan > 3.

3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 1.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis sebagai berikut:

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


(52)

43

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan analisis verifikatif (kuantitatif) dengan pendekatan kuantitatif.

1. Analisis Deskriptif atau Kualitatif

Menurut Sugiyono (2011:14) mendefinisikan analisis kualitatif sebagai berikut:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Perputaran Total Aktiva, modal kerja dan Laba.

2. Analisis Verifikatif atau Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2011:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut:

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik

yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah

disajikan”.

Metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh Perputaran Total aktiva dan Modal Kerja terhadap Laba pada Perusahaan


(53)

44

Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Adapun analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun pengertian analisis regresi linear berganda menurut Sugiyono (2011:277) sebagai berikut:

“Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Modal Kerja terhadap Laba.

Untuk menggunakan teknik analisis ini syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Data harus berskala interval;

b. Variabel bebas terdiri lebih dari dua variabel; c. Variabel tergantung terdiri dari satu variabel;

d. Hubungan antara variabel bersifat linier. Artinya semua variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung;

e. Tidak boleh terjadi multikolinieritas. Artinya sesama variabel bebas tidak boleh berkorelasi terlalu tinggi, misalnya 0,9 atau terlalu rendah misalnya 0,01;


(54)

45

f. Tidak boleh terjadi autokorelasi. Akan terjadi autokorelasi jika angka Durbin dan Watson sebesar < 1 atau > 3 dengan skala 1-4; g. Jika ingin menguji keselarasan model (goodness of fit), maka

dipergunakan simpangan baku kesalahan. Untuk kriterianya digunakan dengan melihat angka Standard Error of Estimate (SEE) dibandingkan dengan nilai simpangan baku (Standard Deviation). Jika angka Standard Error of Estimate (SEE) < simpangan baku (Standard Deviation) maka model dianggap selaras; dan

h. Kelayakan model regresi diukur dengan menggunakan nilai signifikansi. Model regresi layak dan dapat dipergunakan jika angka signifikansi < 0,05 (dengan presisi 5%) atau 0,01 (dengan presisi 1%).

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh perputaran total aktiva dan modal kerja terhadap laba. Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2014:192) Keterangan :

Y = Laba

α = Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2= 0)


(55)

46

β1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terikat Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.

β2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terikat Y, apabila variable bebas X1 diangap konstan.

X1 = Perputaran Total Aktiva X2 = Modal Kerja

2. Analisis Korelasi Pearson

Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yaitu Perputaran Total Aktiva terhadap laba dan Modal kerja terhadap laba dapat diketahui dengan menggunakan korelasi pearson. Koefisien korelasi pearson antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut :

rXY.Z = [rXY (rXZ) (rYZ) ] / [1-r2XZ1 r2YZ]

Sumber Husein Umar (2011:231)

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2014:184)


(56)

47

3. Analisis korelasi Linear Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel Perputaran total aktiva dan modal kerja dengan laba. Rumus dari korelasi berganda adalah:

b1 ΣX1Y + b2X2Y RY.X1X2 =

ΣY ²

Sumber: Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda X1 = Perputaran Total Aktiva X2 = Modal Kerja

Y = Laba

n = Banyaknya Sampel

Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari

beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan

b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

1. Analisis Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh perputaran total aktiva (X1) dan modal kerja (X2) terhadap Laba (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien


(57)

48

determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r² x 100%

Sumber : Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X.

r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi 100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase

Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.

4. Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh Perputaran Total Aktiva (X1) dan Modal Kerja (X2) terhadap Laba (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r2 x 100%


(58)

49

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X

r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi

100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase 3.6.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi

berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis

nol dan hipotesis alternatifnya.”

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan sejauh mana pengaruh variabel X terhadap variabel Y, yaitu Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Modal Kerja Terhadap Laba. Adapun langkah- langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Parsial

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut:


(59)

50

a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

b. Hipotesis

H01 ; ρ = 0, Perputaran Total Aktiva tidak berpengaruh signifikan

terhadap Laba.

H11 ; ρ ≠ 0, Perputaran Total Aktiva berpengaruh signifikan terhadap

Laba.

H02 ; ρ = 0, Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba.

H12 ; ρ ≠ 0, Modal Kerja berpengaruh signifikan terhadap Laba.

c. Menentukan tingkat signifikan. Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung dengan

t-tabel H0 ditolak apabila thitung< tt-tabel (α = 0,05). Kriteria penarikan


(60)

51

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya

2. Jika thitung≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya.

Gambar 3.1

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54)

2. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan) maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, perputaran total aktiva dan modal kerja secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi (tidak mempengaruhi) laba. Tingkat signifikannya


(61)

52

yaitu 5% (α = 0,05) artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf

kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut).Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan alternatif (Ha)


(1)

3. Analisis korelasi Linear Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel Perputaran total aktiva dan modal kerja dengan laba. Rumus dari korelasi berganda adalah:

b1ΣX1Y + b2X2Y RY.X1X2 =

ΣY ²

Sumber: Husein Umar (2011:233) Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda X1 = Perputaran Total Aktiva X2 = Modal Kerja

Y = Laba

n = Banyaknya Sampel

Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana:

a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan

b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

1. Analisis Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh perputaran total aktiva (X1) dan modal kerja (X2) terhadap Laba (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien


(2)

determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r² x 100%

Sumber : Umi Narimawati (2010:50) Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X.

r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi 100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase

Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.

4. Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh Perputaran Total Aktiva (X1) dan Modal Kerja (X2) terhadap Laba (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r2 x 100%


(3)

Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X

r2 = Kuadrat Koefisien Korelasi

100% = Pengkali yang menyatakan dalam persentase 3.6.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.”

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan sejauh mana pengaruh variabel X terhadap variabel Y, yaitu Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Modal Kerja Terhadap Laba. Adapun langkah- langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Parsial

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut:


(4)

a. Rumus uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

b. Hipotesis

H01 ; ρ = 0, Perputaran Total Aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba.

H11 ; ρ ≠ 0, Perputaran Total Aktiva berpengaruh signifikan terhadap Laba.

H02 ; ρ = 0, Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba. H12 ; ρ ≠ 0, Modal Kerja berpengaruh signifikan terhadap Laba.

c. Menentukan tingkat signifikan. Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung dengan t-tabel H0 ditolak apabila thitung< tt-tabel (α = 0,05). Kriteria penarikan pengujian:


(5)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka criteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

1. Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya

2. Jika thitung≤ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya.

Gambar 3.1

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Sumber Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54)

2. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan) maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, perputaran total aktiva dan modal kerja secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi (tidak mempengaruhi) laba. Tingkat signifikannya


(6)

yaitu 5% (α = 0,05) artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95% maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut).Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan alternatif (Ha)


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014

3 87 105

Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 55 90

Pengaruh Laba Bersih dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Deviden (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2014)

0 7 3

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Piutang Terhadap Return On Aset (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

12 107 36

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

0 3 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Debt to Equity Ratio terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

3 83 93

Pengaruh Perputaran Kas dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

4 68 55

Pengaruh Biaya Opersional Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Konstruksi dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

13 130 92

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23