Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP RETURN

ON ASSET PADA PERUSAHAAN KOSMETIK DAN BARANG KEPERLUAN RUMAH TANGGA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

HOTMA BR BUKIT 090521061

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan data periode 2005-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara perputaran modal kerja dan perputaran total aktiva terhadap return on asset pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Pearson pada tingkat

signifikansi α = 5%. Pengerjaan model Korelasi Pearson ini menggunakan alat

bantu program SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Mustika Ratu, Tbk. memiliki hubungan yang positif dan signifikan antara variabel working capital turnover dengan return on assets dan memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan antara variabel total assets turnover dengan return on assets. PT. Mandom Indonesia, Tbk. memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan antara variabel working capital turnover dengan return on assets dan total assets

turnover dengan return on assets. PT. Unilever Indonesia, Tbk. memiliki

hubungan yang negatif (berlawanan arah) dan tidak signifikan antara variabel

working capital turnover dengan return on assets dan memiliki hubungan yang

lemah dan tidak signifikan antara variabel total assets turnover dengan return on

assets.

Kata kunci: Working Capital Turnover, Total Assets Turnover, Return on Assets.


(3)

ABSTRACT

This research is titled “Analysis of Relationships and Working Capital Turnover, Total Assets Turnover by Return on Assets On Against Corporate Purposes Cosmetic and Household Goods Listed on Indonesia Stock Exchange. Incluide from 2005 until 2009. The goal of this research is to identifying and analyzing the relationship between turnover and the turnover of working capital to total assets return on assets in the company's cosmetics and household consumer goods in Indonesia Stock Exchange.

This study uses data Secondary data obtained through a report published by the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009. Research methods of data analysis using Pearson correlation analysis method at a significance level α = 5%. The execution of the Pearson correlation model this using the tools of SPSS 16.0 for Windows.

The results showed that PT. Mustika Ratu, Tbk. have a positive and significant relationship between variables in working capital turnover by return on assets and have a positive relationship between the variables were not significant and total assets turnover by return on assets. PT. Mandom Indonesia Tbk. have a positive relationship between a variable and not significant turnover of working capital with return on assets and total assets turnover by return on assets. PT. Unilever Indonesia, Tbk. have a negative relationship (opposite direction) and no significant relationship between variables in working capital turnover by return on assets and has a weak and not significant between total asset turnover with a variable return on assets.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan berkat dan penyertaan-Nya di setiap detik dalam menyelesaian penyusunan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Teristimewa untuk kedua orang tua terkasih, ayahanda Mandur Bukit dan ibunda Rosmina br Hombing buat doa setiap saat, motivasi, dukungan dan kasih yang begitu berharga. Selain itu penulis telah banyak mendapat motivasi, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu DR. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu DR. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen penguji I dan II yang telah memberikan petunjuk dan saran bagi penulis dalam penyempurnaan skripsi ini..

6. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Saudara-saudaraku tersayang, Linceria Delvina Bukit S.Si, Ita Marlina Bukit, Musa Anggiat Hendri Bukit dan Kak Ropina Sitepu S.P serta keluarga besar penulis yang menyertai penulis dalam doa.

8. Teman-teman penulis (Arini, Sri laili H. Tarigan, Elvianna Khairi, Falentina Hutagaol, Mona Simorangkir, Khalijah, Afrinawati Harahap, F. Hendri Karo-karo, Siti Zubaidah, dan Bang Godar) dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu menemani, membantu, dan mendukung saya selama ini baik dalam suka maupun duka.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka. Kiranya damai sejahtera dari Tuhan senantiasa menyertai kita. Amin.

Medan, Juni 2011

Penulis

(Hotma Br Bukit) 090521061


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Modal Kerja ... 8

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja... 8

2.1.1.2 Peranan Modal Kerja ... 9

2.1.1.3 Sumber Modal Kerja ... 11

2.1.1.4 Faktor-faktor yang Menentukan Besar Modal Kerja .. 11

2.1.1.5 Perputaran Modal Kerja ... 13

2.1.2 Aktiva ... 14

2.1.2.1 Pengertian Aktiva ... 14

2.1.2.2 Unsur-unsur Aktiva ... 15

2.1.2.3 Perputaran Total Aktiva ... 18

2.1.3 Return on Asset ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.4 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Batasan Operasional ... 24

3.4 Definisi Operasional ... 25

3.5 Populasi dan Sampel ... 26

3.6 Skala Pengukuran ... 27

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.8 Jenis Data ... 28


(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.1.1 PT Mustika Ratu, Tbk. ... 32

4.1.2 PT Mandom Indonesia, Tbk ... 34

4.1.3 PT Unilever Indonesia, Tbk ... 36

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 38

4.2.1 Variabel Working Capital Turnover ... 38

4.2.2 Variabel Total Asset Turnover ... 43

4.2.3 Variabel Return on Assets ... 49

4.3 Analisis Data Statistik ... 53

4.3.1 Analisis Data Statistik PT Mustika Ratu, Tbk ... 53

4.3.2 Analisis Data Statistik PT Mandom Indonesia, Tbk ... 57

4.3.3 Analisis Data Statistik PT Unilever Indonesia, Tbk ... 61

4.4 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1 WCTO, TATO, ROA PT Mustika Ratu, Tbk, PT Mandom Indonesia, Tbk, dan PT Unilever Indonesia, Tbk Tahun

2007-2009 ... 5

3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Penarikan Sampel ... 27

3.2 Sampel Penelitian ... 27

4.1 WCTO, TATO, ROA PT Mustika Ratu, Tbk, PT Mandom Indonesia, Tbk, dan PT Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2005-2009 ... 38

4.1 Correlation PT Mustika Ratu, Tbk ... 53

4.2 Correlation PT Mandom Indonesia, Tbk ... 58


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23 4.1 Fluktuasi Working Capital Turnover PT Mustika Ratu, Tbk

Periode 2005-2009 ... 39 4.2 Fluktuasi Working Capital Turnover PT Mandom Indonesia,

Tbk Periode 2005-2009 ... 41 4.3 Fluktuasi Working Capital Turnover PT Unilever Indonesia,

Tbk Periode 2005-2009 ... 42 4.4 Fluktuasi Total Assets Turnover PT Mustika Ratu, Tbk

Periode 2005-2009 ... 44 4.5 Fluktuasi Total Assets Turnover PT Mandom Indonesia, Tbk

Periode 2005-2009 ... 46 4.6 Fluktuasi Total Assets Turnover PT Unilever Indonesia, Tbk

Periode 2005-2009 ... 48 4.7 Fluktuasi Return on Assets PT Mustika Ratu, Tbk

Periode 2005-2009 ... 50 4.8 Fluktuasi Return on Assets PT Mandom Indonesia, Tbk

Periode 2005-2009 ... 51 4.9 Fluktuasi Return on Assets PT Unilever Indonesia, Tbk

Periode 2005-2009 ... 52 4.10 Hubungan Working Capital Turnover dengan Return on Assets

PT Mustika Ratu, Tbk Periode 2005-2009 ... 55 4.11 Hubungan Total Assets Turnover dengan Return on Assets

PT Mustika Ratu, Tbk Periode 2005-2009 ... 57 4.12 Hubungan Working Capital Turnover dengan Return on Assets

PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2005-2009 ... 60 4.13 Hubungan Total Assets Turnover dengan Return on Assets

PT Mandom Indonesia, Tbk Periode 2005-2009 ... 61 4.14 Hubungan Working Capital Turnover dengan Return on Assets

PT Unilever Indonesia, Tbk Periode 2005-2009... 64 4.15 Hubungan Total Assets Turnover dengan Return on Assets


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Correlation PT Mustika Ratu, Tbk ... 74

2. Correlation PT Mandom Indonesia, Tbk ... 74

3. Correlation PT Unilever Indonesia, Tbk ... 75

4. Rasio WCTO, TATO, ROA PT. Mustika Ratu, Tbk., PT. Mandom Indonesia, Tbk., dan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tahun 2005-2009 ... 75

5. Perhitungan Perputaran Modal Kerja (Dalam Kali) ... 76

6. Perhitungan Perputaran Total Aktiva (Dalam Kali) ... 77


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan data periode 2005-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara perputaran modal kerja dan perputaran total aktiva terhadap return on asset pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Pearson pada tingkat

signifikansi α = 5%. Pengerjaan model Korelasi Pearson ini menggunakan alat

bantu program SPSS 16.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Mustika Ratu, Tbk. memiliki hubungan yang positif dan signifikan antara variabel working capital turnover dengan return on assets dan memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan antara variabel total assets turnover dengan return on assets. PT. Mandom Indonesia, Tbk. memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan antara variabel working capital turnover dengan return on assets dan total assets

turnover dengan return on assets. PT. Unilever Indonesia, Tbk. memiliki

hubungan yang negatif (berlawanan arah) dan tidak signifikan antara variabel

working capital turnover dengan return on assets dan memiliki hubungan yang

lemah dan tidak signifikan antara variabel total assets turnover dengan return on

assets.

Kata kunci: Working Capital Turnover, Total Assets Turnover, Return on Assets.


(12)

ABSTRACT

This research is titled “Analysis of Relationships and Working Capital Turnover, Total Assets Turnover by Return on Assets On Against Corporate Purposes Cosmetic and Household Goods Listed on Indonesia Stock Exchange. Incluide from 2005 until 2009. The goal of this research is to identifying and analyzing the relationship between turnover and the turnover of working capital to total assets return on assets in the company's cosmetics and household consumer goods in Indonesia Stock Exchange.

This study uses data Secondary data obtained through a report published by the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2009. Research methods of data analysis using Pearson correlation analysis method at a significance level α = 5%. The execution of the Pearson correlation model this using the tools of SPSS 16.0 for Windows.

The results showed that PT. Mustika Ratu, Tbk. have a positive and significant relationship between variables in working capital turnover by return on assets and have a positive relationship between the variables were not significant and total assets turnover by return on assets. PT. Mandom Indonesia Tbk. have a positive relationship between a variable and not significant turnover of working capital with return on assets and total assets turnover by return on assets. PT. Unilever Indonesia, Tbk. have a negative relationship (opposite direction) and no significant relationship between variables in working capital turnover by return on assets and has a weak and not significant between total asset turnover with a variable return on assets.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi yang disusun dari berbagai elemen yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk memaksimumkan laba dalam jangka pendek dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Tingkat keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan selain kemampuan perusahaan menyusun struktur pendanaan, kemampuan dalam menggunakan sumber dayanya secara efektif serta kemampuan perusahaan melunasi utang yang telah jatuh tempo. Laba juga menunjukkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Laba merupakan penerimaan yang masih tersisa dari hasil penjualan setelah semua biaya (termasuk pajak) dibayar. Kenaikan laba dapat merupakan hasil interaksi bermacam-macam faktor, antara lain: tingkat penjualan, biaya operasional, dan sebagainya. Dalam meningkatkan kekayaan perusahaan maka kemampuan untuk memperoleh laba yang besar tidaklah cukup, masih diperlukan kemampuan yang lainnya yaitu bagaimana mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut.

Sebagian dari sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja, dapat dalam jumlah besar dapat pula dalam jumlah kecil. Modal kerja digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran operasional rutin seperti pembayaran upah dan gaji pegawai, pembelian bahan baku dan lain-lain. Perusahaan dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa atau leasing


(14)

peralatan dan mesin tetapi mereka tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan sehingga pengelolaan aktiva lancar sangat penting bagi para manajer perusahaan agar efektif dan berdampak positif bagi laba perusahaan.

Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan perputaran modal kerja (working capital turnover). Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang atau hasil produksinya guna membiayai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan berputar terus menerus setiap periodenya sepanjang hidup perusahaan (Djarwanto, 2004: 87). Semakin tinggi perputaran modal kerja tersebut maka berdampak semakin tinggi tingkat penjualan yang pada akhirnya memberikan laba yang tinggi pula.

Disamping itu kinerja perusahaan tidak hanya dipengaruhi bagaimana perusahaan tersebut mengelola modal kerjanya tetapi juga tergantung pada bagaimana perusahaan efektif dalam mengelola total aktivanya. Untuk mengukur aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan dapat dilihat dari rasio total asset

turnover. Dengan jumlah total aktiva tertentu, diharapkan dapat meningkatkan

penjualan yang akhirnya dapat mempercepat total asset turnover. Semakin cepat perputaran total aktiva berarti semakin efektif penggunaan total aktiva perusahaan tersebut (Djarwanto, 2004: 91). Efektivitas penggunaan total aktivanya akan berperan dalam peningkatan profitabilitas.


(15)

mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva melalui laba bersih setelah pajak, semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik bagi perusahaan.

Penelitian ini membahas tentang perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk. dan PT. Unilever Indonesia Tbk. Ketiga perusahaan ini memiliki kinerja perusahaan yang menarik karena prospeknya yang bagus dan diminati para investor. Hal ini dapat dilihat dari produk yang dipasarkan ketiga perusahaan tersebut keberadaannya sangat kuat ditengah-tengah masyarakat baik di kota maupun di pedesaan, produknya memiliki karakter yang kuat di masyarakat, dan kondisi keuangan yang baik. Awal tahun 2011 saja PT. Unilever Indonesia Tbk tercatat sebagi salah satu dari sepuluh perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan diminati para investor berdasarkan data sumber yang dikompilasi departemen riset hileud.

Pada tahun 2010 seiring kenaikan permintaan domestik dan ekspor, dua emiten kosmetik yaitu, PT. Mustika Ratu Tbk dan PT Mandom Indonesia Tbk mencapai penjualan 5,6%-9,4%. Pencapaian tersebut sesuai dengan rata-rata pertumbuhan indeks kosmetik nasional sebesar 5%-10% per tahun.

masih menguasai pasar sabun nasional dengan pangsa pasar 74%, menurut data berbagai sumber yang dikompilasi departemen riset Indonesia Finance Today


(16)

(IFT), pangsa pasar PT. Unilever Indonesia Tbk di industri sabun nasional diperkirakan belum berubah sejak tahun 2008 sampai awal tahun 2011.

PT. Mustika Ratu Tbk didirikan pada tanggal 14 Maret 1798. Ruang lingkup Perusahaan meliputi pabrikasi, perdagangan, distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan. PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki ruang lingkup kegiatan meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada bulan April 1971. PT. Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 5 Desember 1933. Kegiatan usaha perseroan meliputi pembuatan sabun, detergen dan margarine, dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik.

Data Working Capital Turnover (WCTO), Total Assets Turnover (TATO) dan Return on Assets (ROA) PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk. dan PT. Unilever Indonesia Tbk selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, (lihat Tabel 1.1):

Tabel 1.1

WCTO, TATO, ROA PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk. dan PT. Unilever Indonesia Tbk

Tahun 2007-2009

Keterangan PT. Mustika Ratu PT. Mandom Indonesia PT. Unilever Indonesia

Tahun WCTO (kali)

TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%)

2007 1.23 0.80 3.52 2.72 1.40 15.34 47.07 2.35 36.84 2008 1.33 0.87 6.28 2.84 1.36 12.61 1278.55 2.39 37.01 2009 1.44 0.95 5.75 2.86 1.40 12.53 126.78 2.44 40.67

Rata-rata 1.33 0.87 5.18 2.81 1.39 13.49 484.13 2.39 38.17 Sumber : www.idx.co.id, (27 April 2011, data diolah)


(17)

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa PT. Mustika Ratu Tbk tahun 2007 memiliki WCTO yang rendah dan TATO yang rendah dan diikuti ROA yang rendah pula tetapi di tahun 2009 WCTO dan TATO yang tinggi tidak diikuti ROA yang tinggi. PT. Mandom Indonesia Tbk. tahun 2007 memiliki WCTO terrendah dan TATO tertinggi memiliki ROA tertinggi sedangkan tahun 2009 WCTO dan TATO tertinggi memiliki ROA yang rendah. Sedangkan, PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007 memiliki WCTO dan TATO yang rendah disertai ROA yang rendah tetapi tahun 2008 WCTO tertinggi tidak memiliki ROA yang tinggi bahkan tahun 2009 TATO tertinggi memiliki ROA lebih tinggi dari tahun 2008. Hal ini tidak sesuai dengan Syamsudin (2007:48), yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana, semakin efisien perusahaan dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan memperoleh laba secara optimal dengan kemampuan mengelola modal kerjanya.

Dari Tabel 1.1 juga dapat dilihat bahwa PT. Mustika Ratu Tbk tidak memiliki kinerja keuangan yang optimal karena memiliki ROA yang kurang dari 10% setiap periodenya sedangkan PT. Mandom Indonesia Tbk. dan PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki tingkat perputaran modal kerja, perputaran total aktiva dan ROA yang baik, hal ini dilihat dari WCTO dan TATO perusahaan tersebut memiliki perputaran lebih dari 1 kali setiap periode dan ROA yang lebih dari 10%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran


(18)

Total Aktiva Terhadap Return on Assets Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel perputaran modal kerja dengan return on assets pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel perputaran total aktiva dengan return on assets pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara perputaran modal kerja dan perputaran total aktiva terhadap return on assets pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Praktisi/Investor

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Modal Kerja

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja

Dalam operasional kegiatan keseharian perusahaan, modal memiliki peran utama sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangann, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya-biaya lainnya. Sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya.

Menurut Djarwanto (2004:87), terdapat 2 (dua) definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni:

a) Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.


(21)

c) menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek.

Di samping dua definisi modal kerja tersebut, masih terdapat pengertian modal kerja menurut konsep fungsionil. Menurut konsep fungsionil, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.

Menurut Brigham dan Houston (2006:131), modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan, an piutang). Menurut Keown et al (2000:644) modal kerja merupakan total investasi perusahaan dalam asset lancar atau asset yang diharapkan bisa diubah menjadi kas dalam setahun atau kurang. Sedangkan menurut Brealey et al (2007:139), modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, menyediakan gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih rendah, keuntungan perusahaan cenderung meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan resiko likuiditas perusahaan. Akibatnya kebijakan pembiayaaan jangka pendek perusahaan berpengaruh pada modal kerja bersih.

2.1.1.2 Peranan Modal Kerja

Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat


(22)

pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Menurut Djarwanto (2004:89), manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup, antara lain:

a. Memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.

b. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar.

c. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.

d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

f. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan.

g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan

supplies yang dibutuhkan.

h. Memungkinkan perusahaan utuk mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.


(23)

2.1.1.3 Sumber Modal Kerja

Menurut Tunggal (2000:104-107), modal kerja dapat bersumber dari berbagai sumber, yakni:

a. Pendapatan bersih dari operasi rutin perusahaan

b. Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga

c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya

d. Pengembalian atau restitusi pajak dan pos-pos luar biasa lainnya e. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik f. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya g. Kredit dari supplier atau trade creditor

2.1.1.4 Faktor yang Menentukan Besarnya Modal Kerja

Menurut Sundjaja dan Barlian (2002: 157-158), besarnya mdal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal, yaitu:

a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat mempengaruhi unsure-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.Besar kecilnya kegiatan usaha atau


(24)

perusahaan (produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap.

b. Aktivitas perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaanya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untukmemproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.

c. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian pula sebaliknya. d. Perkembangan teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai, selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi denagan pertambahan penjualan yang besar.


(25)

e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relative mempunyai kecendrungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

2.1.1.5 Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Siklus modal kerja atau periode perputaran modal kerja (working capital turnover

period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat

kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

Antar penjualan dan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkat (Djarwanto, 2004:159). Ini juga berarti meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerjas, dapat menggunakan perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni rasio antara penjualan dengan modal kerja.


(26)

Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan neto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja.

Dari hubungan antara penjualan neto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersediannya modal kerja yang cukup perputaran persediaan dan perputaran piutang yang tinggi. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja neto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam betuk surat-surat berharga.

Menurut Djarwanto (2004:160), rumus untuk menghitung Working

Capital Turnover sebagai berikut:

kali X s Liabilitie Current

Assets Current

Sales Net

WCTO 1

− =

2.1.2 Aktiva

2.1.2.1 Pengertian Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.


(27)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Siburian (2004:2) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan: : Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

2.1.2.2 Unsur-unsur Aktiva

Aktiva dapat digolongkan kedalam dua kelompok, lancar dan tidak lancar. a. Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi mana lebih panjang. Djarwanto (2004:25), mengemukakan bahwa yang termasuk dalam aktiva lancar (current asset) adalah:

1. Kas (cash)

Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Terdiri dari uang logam, uang kertas,

check, bank, money order, dan lain-lain yang oleh bank dapat diterima

sebagi deposit dan demand deposit pada bank. 2. Investasi Jangka Pendek (temporary investment)

Obligasi pemerintah, obligasiperusahaan-perusahaan industri dan surat-surat utang, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijial kembali, dikenal dengan investasi jangka pendek.


(28)

3. Wesel Tagih (notes receivable)

tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditanda tangani untuk membayar sejumlah uang tertentu dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang namanya tercantum surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).

4. Piutang Dagang (account receivable)

meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.

5. Penghasilan yang masih akan Diterima (accrual receivable)

penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.

6. Persediaan Barang (inventories)

barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada ditangan pada saat penyusunan neraca.

7. Biaya yang Dibayar Dimuka (prepaid expenses)

pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan.


(29)

b. Aktiva Tidak Lancar

Menurut Djarwanto (2004:26): “Aktiva tidak lancar merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relative permane, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Adapun yang termasuk dalam aktiva tidak lancar, yaitu: 1. Investasi Jangka Panjang

Investasi jagka panjang dapat berupa saham dan obligasi dari dan pinjaman kepada perusahaan lain,; harta kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi rutin perusahaan seperti gedung yang disewakan kepada pihak lain; dan yang diperuntukkan untuk tujuan khusus selain pembayaran utang jangka pendek dan pinjaman kepada anak perusahaan.

2. Aktiva Tetap

aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

3. Aktiva Tidak Berwujud

aktiva tidak berwujud berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak-hak ini diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau penerimanya. Pemilikan hak ini dapat karena menemukan sendiri atau diperoleh


(30)

dengan jalan membeli dari penemunya, misalnya hak cipta, franchise, hak paten, good will, dan trademark.

4. Beban Biaya yang Ditangguhkan

beban biaya yang ditangguhkan adalah pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang dimana pembebanannya sebagai biaya usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau periode misalnya biaya pemasaran, biaya penelitian.

5. Aktiva Tidak Lancar Lainnya.

Misalnya uang kas pada bank tertutup atau di negara asing, investasi lain-lain yang tidak termasuk investasi jangka panjang atau jangka pendek.

2.1.2.3 Perputaran Total Aktiva

Menurut Sugiyarso dan winarni dalam Silitonga (2005:117), Perputaran total aktiva (total asset turnover) menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian perputaran total aktiva dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva.

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) total assets turnover menunjukkkan efisiensi relatif penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam meghasilkan penjualan.


(31)

kali x lAsset Tota

Sales Net

TATO= 1

2.1.3 Return on Assets

Menurut Harahap (2008:305): “Return on assets merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjulan”. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Pengembalian atas aktiva (ROA) pada bentuk yang paling sederhana dihitung sebagi berikut: (Sjahrial, 2006:47))

Aktiva Total

Pajak Setelah Bersih

Laba ROA=

ROA dapt dipisahkan menjadi komponen yang memiliki makna relative terhadap penjualan. Penjualan merupakan kriteria penting untuk menilai profitabilitas perusahaan dan merupakan indikator utama atas aktivitas perusahaan (sjahrial, 2006:47). Pemisahaan komponen ROA adalah sebagai berikut:

Aktiva Penjualan x

Penjualan Laba Aktiva

Laba

=

Rasio pertama yang mengidentifikasikan laba sebagai persentase dari penjualan sering disebut margin laba bersih. Rasio tersebut merupakan ukuran yang baik dan digunakan hampir secara universal dalam memantau profitabilitas perusahaan. Rasio kedua yang memperhatikan total penjualan yang dicapai perusahaan dalam hubungannya dengan total aktiva, merupakan ukuran yang kurang ditekankan untuk menilai kinerja perusahaan. Walaupun demikian,


(32)

kontribusi rasio ini terhadap Return on Assets sama kuat dengan rasio margin laba.

Hubungan laba dengan penjualan disebut margin laba (profit margin). Perusahaan dengan margin laba yang rendah seringkali menemukan bahwa perubahan selera dan teknologi membutuhkan pendanaan investasi pada aktiva untuk mendanai penjualan, jika tidak maka produksinnya tidak lagi menghasilkan uang. Terdapat kecendrungan untuk melihat margin laba sebagai tanda kualitas laba yang tinggi. Perusahaan perlu menekankan pentingnya pengembalian atas investasi modal sebagi pengujian profitabilitas utama. Profit margin dipengaruhi oleh laba yaitu penjualan sesudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tingginya profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan karena menampakkan keberhasilannya dalam meningkatkan penjualan yang dibarengi dengan peningkatan yang sangat besar dalam pengorbanan biaya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Siregar (2008), melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Hubungan Manajemen Modal kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Hubungan Manajemen Modal kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa pergerakan current ratio dan receivable turnover


(33)

ratio dan receivable turnover memiliki hubungan yang positif dan signifikan

dengan ROI sedangkan working capital turnover memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan dengan ROI.

Silitonga (2011), melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Working Capital Turnover tidak berhubungan secara positif dan signifikan dengan rentabilitas (ROI), Total Asset Turnover berhubungan secara positif dan signifikan dengan rentabilitas (ROI) dan rasio hutang berhubungan secara negatif dan signifikan dengan rentabilitas (ROI).

2.3 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan berusaha meningkatkan labanya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dari segala tantangan yang dihadapinya, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari profitabilitas .

Efektivitas dari dana yang diinvestasikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Berdasarkan hubungan antara penjualan neto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah


(34)

(Djarwanto 2004:159). Semakin tinggi working capital turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2004:48) yang mengatakan bahwa semakin tinggi perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.

Untuk mengukur pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan dapat dinilai dengan rasio Total Asset Turnover (TATO). Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) total assets turnover menunjukkkan efisiensi relatif penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam meghasilkan penjualan.

TATO yang rendah menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume penjualan dalam bisnis. Perusahaan sebaiknya melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan dengan cara menjual beberapa asset, atau kombinasi dari keduanya (Brigham dan Houston, 2006:100), selain itu perusahaan juga dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa atau

leasing peralatan dan mesin dan dengan total aktiva yang optimal diharapkan

tercapai efektivitas penggunaan aktiva yang diperlihatkan melalui perputaran aktiva yang pada akhirnya berdampak terhadap profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan


(35)

Sumber: Djarwanto (2004), Syamsudin (2004),Horne dan Wachowicz (2005) dan Brigham dan Houston (2009) dimodifikasi

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel perputaran modal kerja dengan return on asset pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel perputaran total aktiva dengan return on asset pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia

Perputaran modal kerja (X1)

ROA (Y) Perputaran total aktiva (X2)


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif, dimana penelitian assosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini diteliti hubungan antara perputaran modal kerja dan perputaran total aktiva terhadap Return on Assets pada perusahaan kosmetik dan keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs padadan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan

April sampai dengan bulan Juni 2011.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu: 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a) Variabel X yaitu Perputaran Modal Kerja (WCTO) dan Perputaran Total Aktiva (TATO).

b) Variabel Y yaitu Return on Assets (ROA)

2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu industri Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009.


(37)

3. Data laporan keuangan pada industri Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tanggayang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2009.

3.4 Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel Y dan variabel X. Variabel Y adalah Return on Assets (ROA), sedangkan variabel X terdiri dari Perputaran Modal Kerja (X1), dan Perputaran Total Aktiva (X2)

1) Variabel Bebas (X)

a) Perputaran Modal Kerja (X ) 1

Kemampuan manajemen modal kerja setiap perusahaan tidak sama, maka ada kebutuhan untuk mengukur efektivitasnya. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan rasio perputaran modal kerja, yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan. Menurut Djarwanto (2004:160), rumus untuk menghitung Working Capital Turnover sebagai berikut:

kali X s Liabilitie Current

Assets Current

Sales Net

WCTO 1

− =

b) Perputaran Total Aktiva (X ) 2

Perputaran total Aktiva (Turnover of Operating Asset) yaitu kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode yang ditentukan dengan membagi penjualan (net sales) dengan operating asset. Total asset


(38)

digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) Perhitungan total

asset turnover dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

kali x Assets Total

Sales Net

TATO= 1

2) Variabel Terikat (Y)

Return on Asset (ROA) merupakan ukuran efisiensi operasi yang

mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva yang digunakan pada perusahaan. Pengembalian atas aktiva (ROA) pada bentuk yang paling sederhana (sjahrial 2006:47) dihitung sebagi berikut:

Aktiva Total

Pajak Setelah Laba

ROA=

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2009, yaitu sebanyak 4 perusahaan.

Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian tahun 2005-2009.


(39)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Karateristik Penarikan Sampel

No

Karateristik Sampel

Jumlah

1 Emiten yang terdaftar pada industri kosmetik dan keperluan rumah tangga di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian tahun 2005-2009

4

2 Emiten yang tidak memiliki data laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian tahun 2005-2009

(1)

Jumlah Sampel 3

Sumber

Berdasarkan karateristik penarikan sampel terdapat satu perusahaan yang tidak memenuhi kriteria yaitu PT. Martina Berto Tbk karena tidak memiliki laporan keuangan selama periode penelitian tahun 2005-2009 maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 3 perusahaan. Adapun sampel perusahaan tersebut antara lain:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Emiten Tanggal Listing 1 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 14 Maret 1798 2 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk April 1971 3 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 5 Desember 1933

Sumber

3.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2003:84). Penelitian ini menggunakan skala pengukuran rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan


(40)

untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka berupa literatur, jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang diperlukan yaitu laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.8 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Sekunder yang diperoleh melalui laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, berbagai hasil penelitian dan buku-buku referensi.

3.9 Teknik Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara obyektif.


(41)

b. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Korelasi Pearson

Analisis Korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel yang berskala rasio yang menunjukkan hubungan yang linear (Situmorang et

al, 2008:47). Pada pengolahan data ini digunakan software SPSS 16.0 for windows. Model ini dapat digunakan dengan rumus berikut:

( )( )

[

]

( )

[

2 2

]

[

2

( )

2

]

2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

=

Dimana:

r = Nilai Koefisien Korelasi X = Variabel X

Y = Variabel Y N = Jumlah Data

koefisien korelasi Pearson berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis -1 < r < 1. tanda positif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari korelasi Pearson yang diperoleh, maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α) = 5%, maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.


(42)

2. Uji Statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto,2004:466):

2

1 2

r n r t

−− =

dimana:

t = Nilai t hitung

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah data pengamatan

bentuk pengujian yang dilakukan adalah:

H0 : t = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (working capital turnover dan total assets turnover) dengan variabel terikat (return on assets).

H1 : t ≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (working capital turnover dan total assets turnover) dengan variabel terikat (return on assets).

Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan tingkat signifikansi α (alpha) = 5% dan derajat kebebasan (n-2) dengan thitung yang diperoleh. Jika thitung > ttabel berarti H0 ditolak atau terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara variabel X (perputaran modal kerja dan perputaran total aktiva) dengan variabel Y (Return on Assets) dan sebaliknya.


(43)

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 PT Mustika Ratu, Tbk

a. Sejarah Singkat Perusahaan

Awal pendirian Perseroan pada tahun 1975, dimulai dari garasi kediaman Ibu BRA. Mooryati Soedibyo. Tahun 1978 Perseroan mulai menjalankan usahanya secara komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya permintaan konsumen semakin meningkat, hingga pada tahun 1980-an Perseroan mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.

Pada Tanggal 8 April 1981 pabrik Perseroan resmi dioperasikan di Ciracas, Jakarta Timur. Dalam rangka memperkokoh struktur permodalan, Perseroan mendapatkan persetujuan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagai perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di PT. Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995. PT.Mustika Ratu meulai menerapkan standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1996.

Ruang lingkup kegiatan PT.Mustika Ratu meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan. PT Mustika Ratu berdomisili di Jalan Gatot Subroto Kav. 74 – 75, Jakarta Selatan dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4


(45)

Pada tahun 1993 negara tujuan diperluas ke Singapore dan Brunei Darussalam, selanjutnya ke Jepang dan Arab Saudi (1995), Russia (1997), Turkey (2003), Suriname (2005) dan Hongkong (2006). Karena regulasi negara setempat, khususnya Malaysia & Arab Saudi maka nama produk Slimming Tea Mustika Ratu di kedua negara tersebut berganti nama Jamu Tea Mustika Ratu (1995) Sebelum masuk ke Jepang (1995), terlebih dahulu dilakukan Uji

Preklinis terhadap Slimming Tea Mustika Ratu oleh Institute of Immunology,

Tokyo MD University Jepang.

b. Visi Dan Misi Visi

Menjadikan warisan tradisi keluarga leluhur sebagai basis industri perawatan kesehatan/kebugaran dan kecantikan/penampilan paripurna (holistic wellness) melalui proses modernisasi teknologi berkelanjutan, namun secara hakiki tetap mengandalkan tumbuh-tumbuhan yang berasal dari alam.

Misi

Falsafah kesehatan/kebugaran dan kecantikan/penampilan paripurna (holistic

wellness) yang telah lama ditinggalkan masyarakat luas, digali kembali oleh


(46)

c. Jenis Produk

PT. Mustika Ratu Tbk menghasilkan 2 (dua) jenis produk, yaitu:

1. Kosmetik, antara lain: Body Scrube, Body Butter, Sliming Gel,

Foundation, Mouistrizer, Shampoo, dan lain-lain

2. Herbal, antara lain: Sliming tea, Pasta gigi daun sirih, wedang jahe,

minyak telon, jamu godok, dan lain-lain.

4.1.2 PT Mandom Indonesia, Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Mandom Indonesia Tbk berdiri sebagai perusahaan joint venture antara

Mandom Corporation, Jepang dan PT The City Factory. Perseroan berdiri dengan

nama PT Tancho Indonesia dan pada tahun 2001 berganti menjadi PT Mandom

Indonesia Tbk. Pada tahun 1993, Perseroan menjadi perusahaan ke-167 dan

perusahaan joint venture Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia. Saat ini jumlah saham Perseroan adalah 201.066.667 lembar saham

dengan nilai nominal Rp 500/saham.

Kegiatan produksi komersial Perseroan dimulai pada tahun 1971 dimana

pada awalnya Perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian

berkembang dengan memproduksi produk wangi-wangian dan kosmetik.

Perseroan mempunyai dua lokasi pabrik yaitu pabrik Sunter yang khusus

memproduksi seluruh produk kosmetik Perseroan sementara pabrik Cibitung


(47)

Kemasan plastik dikirim dari Cibitung ke Sunter untuk diisi kemudian barang jadi

dikirim kembali ke Cibitung dan didistribusikan melalui pusat logistik.

Merek utama Perseroan antara lain Gatsby, Pixy, dan Pucelle. Selain itu,

Perseroan juga memproduksi berbagai macam produk lain dengan merek Tancho,

Mandom, Spalding, Lovillea, Miratone, dan juga beberapa merek yang khusus

diproduksi untuk ekspor. Selain pasar domestik, Perseroan juga mengekspor

produk-produknya ke beberapa negara antara lain Uni Emirat Arab (UEA),

Jepang, India, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. Melalui UEA, produk-produk

Perseroan di re-ekspor ke berbagai negara di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur,

dan lain-lain.

Saat ini, Perseroan telah menyelesaikan tahap pertama dari Rencana

Manajemen Jangka Menengah 3-Tahun (MID-1) selama periode tahun 2005-2007

dan menutupnya dengan pencapaian penjualan sebesar Rp1 triliun. Sejak tahun

2008 Perseroan memulai Rencana Manajemen Jangka Menengah 3-Tahun tahap

kedua (MID-2) yang akan berlangsung sampai dengan tahun 2010. Pada MID-2,

Perseroan menetapkan tema: Meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan

menargetkan menjadi produsen kosmetik terdiversifikasi dengan kosmetika

wanita dan bisnis ekspor sebagai kategori penting yang akan menjadi fokus untuk

dibina. Periode 3 tahun selama MID-2 ini adalah periode penting dalam

membentuk fondasi menuju target berikutnya, yaitu penjualan sebesar Rp 2


(48)

b. Visi Dan Misi Visi

Menghadirkan Kehidupan yang Lebih Menyenangkan, Indah, dan Sehat.

Misi

Falsafah kesehatan/kebugaran dan kecantikan/penampilan masyarakat luas dengan menyediakan layanan yang prima kepada semua pelanggan dalam porsi yang seimbang, termasuk konsumen dan para penyalur produk;

c. Jenis Produk

1. Produk umum meliputi: Pixy, Pucelle, Gatsby, Spalding, Mandom

Perfume Tissue, Miratone, Lovillea, dan Johnny Andrean Stylist’s

Formula.

2. Produk ekspor meliputi: Fresh ‘n Fresh, Axya, Oxxo, Style Up Hair Gel,

dan Tancho.

4.1.3 PT. Unilever Indonesia Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan

Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah Rinso, Sunslik, Dove, dan Clear.


(49)

minuman teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga. Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980 nama perusahaan diubah menjadi PT. Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981 dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.

Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia, yaitu: 1. PT. Anugrah Lever

Didirikan pada tahun 2000 dan bergerak dibidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjulan kecap, saus cabe dan saus-saus dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain.

2. PT. Technopia Lever

Didirikan pada tahun 2002 dan bergerak dibidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merek-merk dagang Domestos Nomos. 3. PT. Knorr Indonesia

Diakuisisi pada tanggal 21 Januari 2004.

b. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu: Surf, Rinso, Buavita, Sunslik, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, Sari Wangi, Blue Band, Wall’s, Sunlight, Pond’s, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal.


(50)

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil pengolaha data maka akan dilakukan analisis dengan tujuan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum penelitian sampai pada tahap analisis model maka peneliti akan membahas secara deskriptif nilai variabel bebas (Working Capital Turnover, Total Assets Turnover) dan variabel terikat (Return on Assets). Rasio-rasio tersebut dihitung pada periode tahun 2005-2009. hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

WCTO, TATO, ROA PT Mustika Ratu, Tbk, PT Mandom Indonesia, Tbk, dan PT Unilever Indonesia, Tbk

Tahun 2005-2009

Keterangan PT. Mustika Ratu PT. Mandom Indonesia PT. Unilever Indonesia

Tahun WCTO (kali)

TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%)

2005 1.16 0.72 2.93 4.01 1.66 17.02 18.89 2.60 37.49 2006 1.18 0.78 3.12 3.03 1.42 14.89 20.72 2.45 37.22 2007 1.23 0.80 3.52 2.72 1.40 15.34 47.07 2.35 36.84 2008 1.33 0.87 6.28 2.84 1.36 12.61 1278.55 2.39 37.01 2009 1.44 0.95 5.75 2.86 1.40 12.53 126.78 2.44 40.67

Rata-rata 1.27 0.82 4.32 3.09 1.45 14.48 298.40 2.45 37.84

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

4.2.1 Variabel Working Capital Turnover

a. Variabel Working Capital Turnover PT. Mustika Ratu, Tbk.

Working capital turnover menggambarkan jumlah rupiah penjualan neto

yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Modal kerja PT Mustika Ratu, Tbk Meliputi kas, investasi, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar


(51)

dimuka, uang muka pemasok dan lainnya. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa working

capital turnover PT Mustika Ratu, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Secara deskriptif, pergerakan working capital turnover PT Mustika Ratu, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat sebagi berikut:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.1

FluktuasiWorking Capital Turnover PT Mustika Ratu, Tbk periode 2005-2009

Periode tahun 2005-2006 working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah modal kerja (khususnya piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka dan biaya pemasok lainnya). Pada periode tahun 2006-2007, working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya penurunan modal kerja (khususnya biaya dibayar dimuka dan uang muka pemasok dan lainnya). Pada periode tahun 2007-2008, working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah modal kerja (khususnya kas, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, uang muka pemasok dan lainnya) yang

1.16 1.18 1.23

1.33 1.44

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Working Capital Turnover


(52)

lebih besar dari peningkatan penjualan neto. Pada periode tahun 2008-2009

working capital turnover mengalami peningkatan disebabkan oleh peningkatan

penjualan neto. Peningkatan penjualan neto disebabkan oleh peningkatan permintaan produk kosmetik maupun produk herbal.

Nilai tertinggi pada rasio ini berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 1.44x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran modal kerja pada PT Mustika Ratu, Tbk sebesar 1.44x dalam setahunnya. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 1.16x.

b. Variabel Working Capital Turnover PT Mandom Indonesia Tbk.

Working capital turnover menggambarkan jumlah rupiah penjualan neto

yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Modal kerja PT Mandom Indonesia, Tbk meliputi kas, investasi, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka dan biaya dibayar dimuka. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa working capital

turnover PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Secara deskriptif, pergerakan working capital turnover PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat sebagi berikut:


(53)

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.2

FluktuasiWorking Capital Turnover PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2005-2009

Periode tahun 2005-2006 working capital turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah modal kerja kecuali uang muka yang mengalami penurunan. Pada periode tahun 2006-2007, working capital turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan modal kerja (khususnya kas, investasi, persediaan dan uang muka). Pada periode tahun 2007-2008, working

capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan

neto dan adanya peningkatan jumlah modal kerja (khususnya, piutang, persediaan, uang muka dan biaya dibayar dimuka). Pada periode tahun 2008-2009 working

capital turnover mengalami peningkatan disebabkan oleh peningkatan penjualan

neto dan modal kerja (khususnya pembayaran pajak dimuka). Peningkatan penjualan neto disebabkan oleh peningkatan permintaan produk umum dan produk ekspor.

4.01

3.03

2.72 2.84 2.86

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Working Capital Turnover


(54)

Nilai tertinggi pada rasio ini berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 4.01x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran modal kerja pada PT Mandom Indonesia, Tbk sebesar 4.01x dalam setahunnya. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 2.72x.

c. Variabel Working Capital Turnover PT Unilever Indonesia, Tbk

Working capital turnover menggambarkan jumlah rupiah penjualan neto

yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Modal kerja PT Unilever Indonesia, Tbk meliputi kas, investasi, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka dan biaya dibayar dimuka. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa working capital

turnover PT Unilever Indonesia, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Secara deskriptif, pergerakan working capital turnover PT Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat sebagi berikut:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.3

FluktuasiWorking Capital Turnover PT. Unilever Indonesia, Tbk. periode 2005-2009

18.89 20.72 47.07

1278.55

126.78 0.00

200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 1400.00

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Working Capital Turnover


(55)

Periode tahun 2005-2006 working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah modal kerja kecuali persediaan yang mengalami penurunan. Pada periode tahun 2006-2007, working capital turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan modal kerja (khususnya piutang,persediaan, pajak dibayar dimuka dan biaya dibayar dimuka). Pada periode tahun 2007-2008, working capital turnover mengalami peningkatan yang cukup tinggi bahkan nilai tertinggi pada setiap periode disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah modal kerja (khususnya kas, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka). Pada periode tahun 2008-2009 working capital turnover mengalami penurunan yang cukup drastis disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan meningkatnya modal kerja bersih.

Nilai tertinggi pada rasio ini berada pada tahun 2008 yaitu sebesar 1278.55x. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran modal kerja pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebesar 1278.55x dalam setahunnya. Nilai terendah pada rasio ini berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 18.89x.

4.2.2 Variabel Total Assets Turnover

a. Variabel Total Assets Turnover PT Mustika Ratu, Tbk

Perputaran total aktiva (total assets turnover) menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian perputaran total


(56)

aktiva dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Aktiva PT Mustika Ratu, Tbk terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, investasi, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka dan uang muka pemasok dan lainnya sedangkan aktiva tidak lancar terdiri dari aktiva tetap, property investasi, taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan, aktiva pajak tangguhan, uang jaminan dan lain-lain.

Total assets turnover pada PT Mustika Ratu, Tbk mengalami perubahan

dari tahun ke tahun dimana berdasarkan Tabel 4.1, nilai tertinggi dari total assets

turnover perusahaan berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 0.95x yang berarti

bahwa perputaran total aktiva perusahaan tidak mencapai 1x setiap periodenya. Sedangkan nilai terrendah berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 0.72x.

Pergerakan total assets turnover PT Mustika Ratu, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.4

FluktuasiTotal Assets Turnover PT. Mustika Ratu, Tbk.

0.72 0.78

0.80

0.87

0.95

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Total Assets Turnover


(57)

Periode tahun 2005-2006 total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah total aktiva tetapi peningkatan ini tidak terlalu besar. Pada periode tahun 2006-2007,

total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan

penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. Pada periode tahun 2007-2008, total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. Pada periode tahun 2008-2009 total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. Secara keseluruhan dari periode tahun 2005-2009 PT Mustika Ratu, Tbk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun total assets turnover perusahaan tidak mencapai 1x per periode.

b. Variabel Total Assets Turnover PT Mandom Indonesia, Tbk

Perputaran total aktiva (total assets turnover) menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian perputaran total aktiva dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Aktiva PT Mandom Indonesia, Tbk terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, investasi, piutang, persediaan, uang muka, biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka sedangkan aktiva tidak lancar terdiri dari Piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, aktiva pajak tangguhan bersih, aktiva


(58)

tetap, perangkat lunak komputer, beban tangguhan (hak atas tanah), dan uang jaminan.

Total assets turnover pada PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami

perubahan dari tahun ke tahun dimana berdasarkan Tabel 4.1, nilai tertinggi dari

total assets turnover perusahaan berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 1.66x yang

berarti bahwa perputaran total aktiva perusahaan mencapai 1x setiap periodenya. Sedangkan nilai terrendah berada pada tahun 2008 yaitu sebesar 1.36x.

Pergerakan total assets turnover PT Mandom Indonesia, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.5

FluktuasiTotal Assets Turnover PT. Mandom Indonesia, Tbk. periode 2005-2009

Periode tahun 2005-2006 total assets turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah total aktiva. Pada periode tahun 2006-2007, total assets turnover mengalami penurunan yang

1.66

1.42 1.40 1.36 1.40

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun


(59)

aktiva. Pada periode tahun 2007-2008, total assets turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. Pada periode tahun 2008-2009 total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. Secara keseluruhan dari periode tahun 2005-2009 PT Mandom Indonesia, Tbk mengalami penurunan total assets turnover dari periode tahun 2005-2008 dan peningkatan pada periode tahun 2009 meskipun

total assets turnover mengalami fluktuasi, perusahaan masih optimal dalam

memanfaatkan total aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan memperoleh laba dimana total assets turnover mencapai 1x per periode.

c. Variabel Total Assets Turnover PT. Unilever Indonesia, Tbk.

Perputaran total aktiva (total assets turnover) menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian perputaran total aktiva dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Aktiva PT Unilever Indonesia, Tbk terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, piutang, persediaan, pajak dibayar dimuka, dan biaya dibayar dimuka sedangkan aktiva tidak lancar terdiri dari piutang lain-lain, aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, goodwill, aktiva tidak berwujud, biaya pensiunan dibayar dimuka, dan aktiva lain-lain.

Total assets turnover pada PT Unilever Indonesia, Tbk mengalami


(60)

total assets turnover perusahaan berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 2.60x yang

berarti bahwa perputaran total aktiva perusahaan mencapai 1x setiap periodenya. Sedangkan nilai terrendah berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 2.35x.

Pergerakan total assets turnover PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.6

FluktuasiTotal Assets Turnover PT. Unilever Indonesia, Tbk. periode 2005-2009

Periode tahun 2005-2006 total assets turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh naiknya penjualan neto dan meningkatnya jumlah total aktiva tetapi peningkatan ini tidak terlalu besar. Pada periode tahun 2006-2007, total

assets turnover mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan

penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva yang tidak terlalu besar. Pada periode tahun 2007-2008, total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya

2.60

2.45

2.35

2.39

2.44

2.20 2.25 2.30 2.35 2.40 2.45 2.50 2.55 2.60 2.65

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Total Assets Turnover


(61)

2009 total assets turnover mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan penjualan neto dan adanya peningkatan jumlah total aktiva. PT Unilever Indonesia, Tbk memiliki fluktuasi total assets turnover dari tahun ke tahun. Dimana periode tahun 2005-2007 mengalami penurunan sedangkan periode tahun 2008-2009 mengalami peningkatan. Hal ini menggambarkan bahwa pemanfaatan total aktiva untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba perusahaan belum konsisten walaupun demikian PT Unilever Indonesia, Tbk telah optimal memanfaatkan total aktivanya untuk meningkatkan penjualan dengan

total assets turnover lebih dari 1x per periodenya.

4.2.3 Variabel Return on Assets

a. Variabel Return on Assets PT Mustika Ratu, Tbk

Return on assets merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian

total aktiva melalui laba bersih setelah pajak, semakin tinggi nilai return on assets maka semakin baik bagi perusahaan. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa return on

assets PT Mustika Ratu, Tbk periode tahun 2005-2008 mengalami peningkatan

yang disebabkan oleh peningkatan laba bersih dan total aktiva sedangkan pada periode tahun 2009 return on assets mengalami penurunan yang disebabkan menurunnyanya laba usaha akibat dari besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga mengurangi laba usaha. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan rasio ini, berikut akan disajikan fluktuasi return on assets PT Mustika Ratu, Tbk periode tahun 2005-2009:


(62)

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.7

FluktuasiReturn on Assets PT Mustika Ratu, Tbk periode 2005-2009

Nilai tertinggi dari return on assets berada pada tahun 2008,yaitu sebesar 6.28% . Nilai terrendah pada rasio ini berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 2.93%. PT. Mustika Ratu, Tbk memiliki return on assets yang meningkat setiap periodenya tetapi dari Fluktuasi return on assets tersebut dapat dilihat bahwa PT Mustika Ratu, Tbk tidak memiliki kinerja keuangan yang optimal karena memiliki ROA yang kurang dari 10% setiap periodenya

b. Variabel Return on Assets PT Mandom Indonesia, Tbk

Return on assets merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian

total aktiva melalui laba bersih setelah pajak, semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik bagi perusahaan. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa return on assets PT Mandom Indonesia, Tbk periode tahun 2005-2006 mengalami penurunan yang disebabkan oleh besarnya biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

2.93 3.12

3.52

6.28

5.75

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun


(63)

mengalami peningkatan yang disebabkan oleh menurunnyanya beban usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan. Periode tahun 2007-2009 return on assetsmengalami penurunan laba usaha akibat dari besarnya biaya-biaya yang

harus dikeluarkan perusahaan sehingga mengurangi laba usaha. Untuk lebih jelasnya mengenai pergerakan rasio ini, berikut akan disajikan fluktuasi return on

assets PT Mandom Indonesia, Tbk periode tahun 2005-2009:

Sumber : www.idx.co.id, (22 Juni 2011, data diolah)

Gambar 4.8

FluktuasiReturn on Assets PT Mandom Indonesia, Tbk periode 2005-2009

Nilai tertinggi dari return on assets berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 17.02% . Nilai terrendah pada rasio ini berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 12.53%. PT. Mandom Indonesia, Tbk memiliki return on assets yang berfluktuasi setiap periodenya tetapi PT. Mandom Indonesia, Tbk memiliki kinerja keuangan yang optimal karena memiliki ROA yang lebih dari 10% setiap periodenya

17.02

14.89 15.34

12.61 12.53

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun


(1)

(2)

Correlation PT. Mustika Ratu, Tbk

Correlations

WCTO TATO ROA

WCTO Pearson Correlation 1 .983** .892*

Sig. (2-tailed) .003 .042

N 5 5 5

TATO Pearson Correlation .983** 1 .874

Sig. (2-tailed) .003 .052

N 5 5 5

ROA Pearson Correlation .892* .874 1

Sig. (2-tailed) .042 .052

N 5 5 5

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 2

Correlation PT. Mandom Indonesia, Tbk

Correlations

WCTO TATO ROA

WCTO Pearson Correlation 1 .978** .728

Sig. (2-tailed) .004 .163

N 5 5 5

TATO Pearson Correlation .978** 1 .812

Sig. (2-tailed) .004 .095

N 5 5 5

ROA Pearson Correlation .728 .812 1

Sig. (2-tailed) .163 .095

N 5 5 5


(3)

Correlation PT. Unilever Indonesia, Tbk

Correlations

WCTO TATO ROA

WCTO Pearson Correlation 1 -.354 -.222

Sig. (2-tailed) .559 .720

N 5 5 5

TATO Pearson Correlation -.354 1 .114

Sig. (2-tailed) .559 .855

N 5 5 5

ROA Pearson Correlation -.222 .114 1 Sig. (2-tailed) .720 .855

N 5 5 5

Lampiran 4

Rasio WCTO, TATO, ROA

PT Mustika Ratu, Tbk, PT Mandom Indonesia, Tbk,

dan PT Unilever Indonesia, Tbk

Tahun 2005-2009

Keterangan PT. Mustika Ratu

PT. Mandom

Indonesia PT. Unilever Indonesia

Tahun WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%) WCTO (kali) TATO (kali) ROA (%)

2005 1.16 0.72 2.93 4.01 1.66 17.02 18.89 2.60 37.49

2006 1.18 0.78 3.12 3.03 1.42 14.89 20.72 2.45 37.22

2007 1.23 0.80 3.52 2.72 1.40 15.34 47.07 2.35 36.84

2008 1.33 0.87 6.28 2.84 1.36 12.61 1278.55 2.39 37.01

2009 1.44 0.95 5.75 2.86 1.40 12.53 126.78 2.44 40.67


(4)

Perhitungan Perputaran Modal Kerja (Dalam Kali)

PT Mustika Ratu, Tbk

Tahun Penjualan Aktiva Lancar Utang Lancar WCTO 2005 208,097,055,563 210,011,260,413 29,895,946,042 1.16 2006 226,386,523,590 214,753,374,213 23,228,719,484 1.18 2007 252,122,829,574 235,829,499,436 30,706,064,855 1.23 2008 307,804,260,789 274,498,609,528 43,498,272,728 1.33 2009 345,575,853,364 279,386,667,539 38,918,132,745 1.44

PT Mandom Indonesia, Tbk

Tahun Penjualan Aktiva Lancar Utang Lancar WCTO 2005 904,763,521,606 291,252,514,874 65,848,388,100 4.01 2006 951,630,228,944 354,585,826,847 40,382,304,571 3.03 2007 1,018,333,575,287 396,330,123,272 22,506,913,489 2.72 2008 1,239,775,396,779 497,211,760,484 61,401,005,268 2.84 2009 1,388,724,644,234 562,970,640,352 77,510,998,310 2.86

PT Unilever Indonesi, Tbk

Tahun Penjualan Aktiva Lancar Utang Lancar WCTO 2005 9,992,135,000,000 2,030,362,000,000 1,501,485,000,000 18.89 2006 11,335,241,000,000 2,604,552,000,000 2,057,451,000,000 20.72 2007 12,544,901,000,000 2,694,667,000,000 2,428,128,000,000 47.07 2008 15,577,811,000,000 3,103,295,000,000 3,091,111,000,000 1278.55 2009 18,246,872,000,000 3,598,793,000,000 3,454,869,000,000 126.78


(5)

Perhitungan Perputaran Total Aktiva (Dalam Kali)

PT Mustika Ratu, Tbk

Tahun Penjualan Total Aset TATO 2005 208,097,055,563 290,646,485,673 0.72 2006 226,386,523,590 291,768,931,718 0.78 2007 252,122,829,574 315,997,722,658 0.80 2008 307,804,260,789 354,780,623,962 0.87 2009 345,575,853,364 365,635,717,933 0.95

PT Mandom Indonesia, Tbk

Tahun Penjualan Total Aset TATO 2005 904,763,521,606 545,695,228,731 1.66 2006 951,630,228,944 672,196,585,121 1.42 2007 1,018,333,575,287 725,197,657,770 1.40 2008 1,239,775,396,779 910,789,677,565 1.36 2009 1,388,724,644,234 994,620,225,969 1.40

PT Unilever Indonesia, Tbk

Tahun Penjualan Total Aset TATO 2005 9,992,135,000,000 3,842,351,000,000 2.60 2006 11,335,241,000,000 4,626,000,000,000 2.45 2007 12,544,901,000,000 5,333,406,000,000 2.35 2008 15,577,811,000,000 6,504,736,000,000 2.39 2009 18,246,872,000,000 7,484,990,000,000 2.44


(6)

Perhitungan Return on Assets (Dalam %)

PT Mustika Ratu, Tbk

Tahun Laba Setelah Pajak Total Aset ROA 2005 8,510,043,884 290,646,485,673 2.93 2006 9,096,227,057 291,768,931,718 3.12 2007 11,130,009,996 315,997,722,658 3.52 2008 22,290,067,707 354,780,623,962 6.28 2009 21,016,846,720 365,635,717,933 5.75

PT Mandom Indonesia, Tbk

Tahun Laba Setelah Pajak Total Aset ROA 2005 92,864,924,821 545,695,228,731 17.02 2006 100,118,341,049 672,196,585,121 14.89 2007 111,232,287,817 725,197,657,770 15.34 2008 114,854,035,121 910,789,677,565 12.61 2009 124,611,778,666 994,620,225,969 12.53

PT Unilever Indonesia, Tbk

Tahun Laba Setelah Pajak Total Aset ROA 2005 1,440,485,000,000 3,842,351,000,000 37.49 2006 1,721,595,000,000 4,626,000,000,000 37.22 2007 1,964,652,000,000 5,333,406,000,000 36.84 2008 2,407,231,000,000 6,504,736,000,000 37.01 2009 3,044,107,000,000 7,484,990,000,000 40.67


Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Perputaran Persediaan dan Perputaran Total AktivaTerhadap Return on Asset Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 105 86

Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 51 93

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan-Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 54 83

PENGARUH PERPUTARAN KOMPONEN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 18

Pengaruh rasio hutang dan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

PANGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - POLSRI REPOSITORY

0 0 14