Ferdinand 2002:129 mengidentifikasikan minat beli melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk. b.
Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya. d.
Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
5. Daya Tarik Iklan
Dun dan Barban 1982:7 menyebutkan bahwa pada dasarnya promosi atau iklan adalah semua bentuk penyajian komunikasi non
personal tentang ide, produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan maksud untuk mempengaruhi konsumen agar ada keinginan
membeli produk yang ditawarkan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hawkins et.al 1998:27 dalam Andre 2003:56 menyebutkan bahwa
konsumen cenderung lebih mereaksi iklan yang menyenangkan yang
dapat menunjukkan bahwa produk yang diiklankan adalah produk yang benar-benar unggul.
Deighton et.al 1994:29 menyatakan bahwa pengiklanan dapat meningkatkan kesadaran akan merek, mendorong pencobaan terhadap
merek tersebut dan menekankan pembelian yang berulang. Pengiklanan berinteraksi dengan pengalaman masa lalu dalam menggunakan suatu
merek untuk mendorong kecenderungan melakukan pembelian berulang. Wells, Burnett dan Moriarty 1995:270 menyebutkan bahwa melalui
iklan, orang dapat mempunyai opini yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap produk yang diiklankan. Selain itu juga
dikatakan pula iklan mampu menciptakan daya tarik yang dapat membuat produk yang diiklankan menjadi menarik bagi konsumen.
Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a.
Public Presentation, maksudnya iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
b. Pervasivaness, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk
memantapkan penerimaan informasi. c.
Amplifed Expresiveness, maksudnya iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk
menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. d.
Impersonality, maksudnya iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya karena merupakan
komunikasi satu arah.