Gambar 2.2 Cretan Sail sumber :
www.fieldlines.comindex.phptopic=140886.0 ,
diakses 6 Juni 2016 c.
Dutch Four Arm Desain rancangan kincir angin ini sangat sederhana, dan menjadi awal
dari rancangan kincir angin yang asli. Material yang digunakan dalam pembuatan kincir angin ini adalah material kayu dan tanah liat. Kincir angin
ini berasal dari negara Belanda.
Gambar 2.3 Dutch Four Arm sumber :
www.abdolian.comthoughts?p=2806 ,
diakses 6 Juni 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertical adalah turbin angin yang memiliki poros atau sumbu rotor utama tegak lurus dengan permukaan tanah. Kelebihan utama dari
turbin angin ini adalah tidak harus diarahkan ke arah datangnya angin untuk menghasilkan energi listrik. Kelebihan ini sangat berguna di tempat – tempat yang
arah anginnya sangat bervariasi. Selain itu, torsi yang dihasilkan turbin angin jenis savonius relatif tinggi Sargolzei, 2007 dalam Andri Kusbiantoro, 2013.
Kelebihan lain dari turbin angin ini adalah sebagai berikut : 1 Tidak membutuhkan struktur menara yang besar, 2 Memiliki tip speed ratio yang lebih
rendah, sehingga mengurangi kemungkinan rusak akibat hembusan angin yang sangat kencang, dan 3 Desain turbin angin sumbu vertical berbilah lurus dengan
luas penampang berbentuk persegi atau persegi panjang, sehingga memiliki luas tangkapan angin yang lebih besar.
Disamping itu, turbin angin sumbu vertikla juga memiliki kekurangan, diantaranya : 1 Pengaplikasian pada ketinggian yang rendah membuat turbin ini
mendapat energi angin yang sedikit, 2 Sudu yang mampu mendapatkan energi angin dinamakan downwind dan sudu yang menolak angin dinamakan upwind,
sudu bagian ini cenderung menghambat putaran poros, dan 3 Berat poros dan sudu yang bertumpu pada bantalan bearing menjadi beban tambahan pada kerja
turbin angin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Turbin Angin Sumbu Vertikal memiliki beberapa jenis turbin angin, yaitu : a.
Turbin Angin Darrieus Tubrin angin Darrieus diciptakan di Perancis sekitar tahun 1920-an
oleh seorang insiyur asal Perancis, Darrieus G.J.M. Turbin angin ini menjadi turbin angin sumbu vertical pertama yang diciptakan.
Gambar 2.4 Turbin Angin Darrieus sumber :
www.brightub.comenvironmentrenewable-energi articles92978.aspx ,
diakses 6 Juni 2016 b.
Turbin Angin Savonius Turbin angin Savonius diciptakan pertama kali di Finlandia pada tahun
1922 oleh S.J. Savonius. Turbin angin Savonius bergerak lebih pelan dibanding turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.5 Turbin Angin Savonius sumber :
www.kompasiana.comrudypamungkaskeren-kincir-angin-savonius- pembangkit-listrik-untuk-pulau-kecil_54f7cda5a33311641e8b4bea
, diakses 6 Juni 2016
2.3 Komposit
Komposit merupakan material yang mempunyai dua atau lebih fasa Nuning Aisah, dkk, 2004. Menurut Hendriwan Fahmi, dkk. 2011, komposit merupakan
perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki karakteristik lebih baik dari keduanya. Bahan
komposit banyak digunakan di berbagai bidang, seperti industri pesawat terbang, otomotif, komponen elektronik, maupun peralatan rumah tangga. Hal tersebut
dikarenakan sifat bahan komposit yang ringan, kuat, kaku, serta tahan terhadap korosi Hendriwan Fahmi, dkk, 2014.
Pada umumnya, komposit dibentuk dari dua unsur utama, yaitu matriks dan penguat reinforcement. Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai
bagian atau fraksi volume terbesar Hendriwan Fahmi, dkk, 2011. Fungsi utama matriks dalam komposit adalah sebagai pengikat partikel – partikel yang dipakai,
untuk mempertahankan partikel tersebut agar berada pada tempatnya Hendriwan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fahmi, dkk, 2011. Selain itu, matriks berfungsi sebagai distributor tekanan dan pelindung serat dari cacat permukaan akibat reaksi kimia dengan lingkungan
Nuning Aisah, dkk, 2004. Fasa matriks dapat berupa keramik, logam, atau polimer.
Reinforcement adalah bahan penguat dalam komposit. Fasa reinforcement dapat berupa laminar, partikel, dan serat fiber. Serat fiber adalah suatu jenis
bahan berupa potongan – potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh Hendriwan Fahmi, dkk, 2011. Serat dapat digolongkan
menjadi dua jenis serat, yaitu serat alami dan serat sintetis. Penggunaan serat dalam komposit berfungsi sebagai penerus beban dari serat yang satu ke serat
lainnya Viktor Malau, 2010. Jika ada serat yang putus dalam arah pembebanan aksial, maka beban dari serat yang putus tersebut akan diteruskan melalui matriks
menuju serat selanjutnya. Menurut Viktor Malau 2010, komposit memiliki beberapa kelebihan
diantaranya : 1 Dapat dirancang dengan kekakuan dan kekuatan tinggi sehingga bahan ini member kekakuan dan kekuatan spesifik yang tinggi yang dapat
melebihi kemampuan bahan baja atau aluminium, 2 Memiliki sifat fatigue dan toughness yang baik, 3 Tahan terhadap korosi, 4 Mampu meredam getaran
atau vibrasi, dan 5 Memiliki penampilan dan kehalusan permukaan yang baik. Disamping kelebihan tersebut, komposit juga memiliki beberapa kelemahan
antara lain : 1 Bersifat anisotropic yang memiliki sifat berbeda antara satu lokasi orientasi dengan lokasi orientasi lainnya, 2 Tidak aman terhadap zat – zat
tertentu, dan 3 Pembuatannya membutuhkan waktu yang relatif lama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2. 6 Grafik hubungan tegangan dan regangan antara komposit, matriks, dan serat
sumber: www.mse.mtu.edudrjohnmy4150compositesdesigncd2cd1.html
, diakses 5 Juni 2016
Berdasarkan bahan penguat reinforcement yang digunakan, komposit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Fibrous Composites Komposit Serat
Komposit Serat merupakan jenis komposit yang hanya terdiro dari satu lapisan penguat berupa serat fiber. Fiber yang digunakan berupa fiberglass,
fiber carbon, poly aramide, dan sebagainya. b.
Laminated Composites Komposit Laminat Komposit Laminat merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua atau
lebih lapisan yang digabung menjadi satu, dan setiap lapisannya memiliki karakteristik bahan sendiri.