Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

15

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga – lembaga terkait, menurut Winwin Yadiati 2007: 1 definisi tersebut antara lain : 1. Accounting Principle Board APB dalam Statement no. 4 disebutkan : Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat financial, tentang entitas – entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif. 2. American Institute of Certificate Public Accountans AICPA dalam Accounting Bulletin No.1 , tahun 1953 , menyatakan : Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti, atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil – hasilnya. 3. Paul Grady dalam ARS No.7, AICPA, 1965, mendefinisikan : Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklarifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggung jawaban atas kepercayaan yang diterimanya. Menurut Suwaldiman 2005 : 12 produk akuntansi adalah informasi keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan dengan aktivitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produk seni sama sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang disajikan secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitik beratkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan keandalan informasi keuangan yang dihasilkannya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akunatansi diselenggarakan dalam suatu perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi tentang organisasi dan informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan perusahaan. 2.2.2. Sistem Informasi Akuntansi 2.2.2.1.Pengertian Sistem Menurut Widjajant o 2001 : 2, “sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Mulyadi 2001 : 2, “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama – sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari kedua definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.2.2 Pengertian Informasi

Menurut Cushing 1986 : 11, “suatu perbedaan biasanya ditarik antara data dan informasi. Data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output pengolahan data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Sedangkan menurut Jogiyanto 1997 : 25, data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya sehingga menggambarkan suatu kejadian – kejadian event dan kesatuan nyata fact and entity yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Dan menurut Wilkinson 1988 : 6, data merupakan fakta dan angka dan malah simbol – simbol yang belum diolah yang menjadi bahan masukan sistem informasi, sedangkan informasi merupakan pengetahuan berarti dan berguna untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Dengan kata lain, informasi adalah data yang telah diproses sehingga bentuknya berubah dan nilainya semakin tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 Informasi adalah sekumpulan hasil data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi penerimanya untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.

2.2.2.3 Siklus Pengolahan Data

Untuk mengolah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebut siklus akuntansi. Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan tertentu, yaitu sistem informasi akuntansi yang diproses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang diproses dengan komputer. Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan data secara manual Sumber : Mulyadi, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, Edisi Kedua, hal. 4 Bukti Transaksi Buku Pembantu Buku Besar Laporan Keuangan Jurnal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data dengan Komputer Input Pengolahan Output Sumber : Zaki Bridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Kedua, hal. 5 2.2.2.4.Karakteristik Informasi Menurut Marshall B Romney dan Paul John Steinbart 2004 : 12, karakteristik informasi yang berguna meliputi hal – hal berikut : 1. Relevan. Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. 2. Andal Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar Buku Pembantu Laporan Keuangan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi 3. Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek – aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas – aktivitas yang diukurnya. 4. Tepat Waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan. 5. Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas. 6. Dapat Diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing – masing akan menghasilkan informasi yang sama. 2.2.2.5.Akuntansi Sebagai Sistem Informasi Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 menyelenggarakan akuntansi tersebut. Secara garis besar Weygandt dkk, 2007 : 6 pihak – pihak tersebut adalah : a. Pengguna Internal, yaitu para manajer yang merencanakan, mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis, antara lain : manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat keuangan. b. Pengguna Eksternal, yaitu : 1. Investor, menggunakan informasi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya. 2. Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunakan informasi akuntansi guna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman. 3. Badan perpajakan Amerika Serikat seperti Internal Revenue Service IRS, ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi undang – undang perpajakan. 4. Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan tetap harus menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini – lini produknya. 5. Serikat pekerja, ingin mengetahui apakah pemilik dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 6. Perencana ekonomi menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktivitas perekonomian.

2.2.3. Pengertian Industri

Dalam istilah ekonomi, industri mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan bidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang setengah jadi. Menurut Undang-Undang No.5 tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk rancang bangunan dengan rekayasa industri. Dikemukakan Dumairy tahun 1996, industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan himpunan prusahaan-perusahaan kertas. Kedua, industri adalah sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Menurut G. Kartasapoetra 1997, yang dimaksud dengan industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku dan bahan setengah jadi menjadi barang yang nilainya lebih tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik BPS , industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang jadi dan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya. Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui kegiatan industri akan dihasilkan berbagai kebutuhan manusia, mulai dari peralatan sederhana sampai pada peralatan modern. Jadi, pada dasarnya kegiatan itu lahir untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain, industri sudah dikenal sejak zaman purbakala. Walaupun pada awal perkembangannya masih sangat sederhana dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dalam lingkungan yang terbatas. 2.2.3.1.Klasifikasi Industri Selanjutnya BPS membagi industri menjadi empat golongan, yaitu: 1. Industri besar, apabila mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih. 2. Industri sedang, apabila mempunyai tenaga kerja 20 – 99 orang. 3. Industri kecil, apabila mempunyai tenaga kerja 5 – 19 orang. 4. Industri rumah tangga, apabila memiliki tenaga kerja 1 – 4 orang. Dinas Perindustrian dan Perdagangan DISPERINDAG mengelompokkan perusahaan industri sesuai dengan ciri khusus yang dimilikinya, yang dapat ditinjau dari besarnya investasi, teknologi yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 digunakan, dan besarnya jumlah tenaga kerja. Adapun pengelompokannya terdiri atas : Widyanto, 2009 1. Industri Besar Industri besar adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan besar apabila investasi atau modal untuk mesin – mesin dan peralatan adalah Rp 500 juta ke atas, sedangkan tenaga kerja yang digunakan adalah 100 orang atau lebih dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia. 2. Industri Menengah Industri menengah adalah perusahaan industri yang diklasifikasikan sebagai perusahaan sedang atau menengah apabila memenuhi syarat sebagai berikut: investasi atau modal untuk peralatan dan mesin – mesin nilainya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 500 juta. Sedangkan, tenaga kerja yang digunakan berkisar antara 20 – 99 orang dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia. 3. Industri Kecil Industri kecil adalah perusahaan yang dapat diklasifikasikan ke dalam perusahaan kecil jika nilai investasi atau modal untuk membeli peralatan dan mesin – mesin berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 200 juta dan pemilik usaha adalah warga Negara Indonesia, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara 5 – 19 orang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 4. Industri Rumah Tangga Industri kecil adalah perusahaan industri yang dapat diklasifikasikan ke dalam industri rumah tangga jika nilai investasi atau modal yang digunakan untuk peralatan dan mesin – mesin sama dengan jumlah atau nilai yang digunakan industri kecil atau bahkan tidak menggunakan modal sama sekali dan pemilik usaha biasanya adalah kepala keluarga Bapak atau Ibu, sedangkan jumlah tenaga kerja yang dipakai berkisar antara satu orang sampai lima orang dan pada umumnya adalah anggota keluarga.

2.2.4. Pengertian Industri Kecil

Pengertian industri kecil menurut Mintzberg 1992, yaitu merupakan organisasi yang memiliki entreprenual organization dengan ciri antara lain : struktur organisasi sangat sederhana, mempunyai karakteristik khas, tanpa kolaborasi, tanpa staf yang berlebihan, pembagian kerja yang kendur, memiliki hierarki manajemen yang kecil, sedikit aktivitas, yang diformalkan, sangat sedikit yang menggunakan proses perencanaan, jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan, pengusaha sering sulit membedakan antara asset pribadi dan perusahaan, sistem akuntansi kurang baik dan bahkan sering tidak memilikinya, dan pengusaha mempunyai sifat dalam menghadapi investasi hampir sama dengan perorangan, pendapat ini didukung oleh Huib Poot et al. dalam Sirat, 2002 yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 Small scale industry plays an important role in the process of industrialization from a number of different persepective. It employes the majority of the workers in the industrial labor force and through its labor intensive nature, also has a great potential of new employment creation. Moreover, small scale industry is regionally highly dispersed, playing important ties wits the agricultural sector and are highly dependennton domestic resources Pernyataan di atas, secara implisit menunujukkan karakteristik, struktur industry, intensitas factor produksi, tenaga kerja, produktivitas, maupun kebijakan dan strategi industry kecil. Perusahaan industri kecil, pada umumnya menjalankan kegiatan usahanya dengan memiliki keterbatasan – keterbatasan, seperti : skala usaha yang kecil, modal sendiri dan terbatas, kurang menguasai teknologi, tenaga kerja yang dipekerjakan dengan sebagian besar terdiri dari kalangan anggota keluarga. 2.2.4.1.Keunggulan Industri Kecil Subanar 2001 : di6 menyatakan beberapa keunggulan usaha kecil antara lain : 1. Pemilik merangkap Manajer Perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi 2. Perusahaan keluarga, dimana pengelolanya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan yang baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa – jasa baru. 4. Risiko usaha menjadi beban pemilik. 5. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan premature premature high-growth 6. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki Rencana Jangka Panjang corporate-plan. 7. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang atau jasa – jasanya. 8. Prosedur hukumnya sama. 9. Pajak relative ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadipengusaha, bukan perusahaannya. 10. Kontak – kontak dengan pihak luar bersifat pribadi. 11. Mudah dalam proses pendiriannya. 12. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. 13. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 14. Pemilik menerima seluruh laba. 15. Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk service. 16. Memiliki sedikit pesaing karena usaha perintisannya jarang ada orang mencobanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28

2.2.4.2 Kelemahan Industri Kecil

Subanar 2001 : 8 menyatakan beberapa kelemahan usaha kecil antara lain : 1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai kas, serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis. 2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasindan pendelegasian wewenang, serta alat – alat kegiatan manajerial lainnya perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit-oriented 3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada instuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi. 4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan-orderpesanan, yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak. 5. Tingginya labour Turn-over PHK Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 6. Terlalu banyak biaya - biaya yang di luar pengendalian serta utang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan – ketentuan pembukuan standar. 7. Pembagian kerja tidak proposional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar. 8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas. 9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang yang salah kurang laku 10. Lain – lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidak pedulian pengelola terhadap prinsip – prinsip manajerial. 11. Risiko dan utang – utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik. 12. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal. 13. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik. 14. Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30

2.2.5 Perlakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil

Perlakuan akuntansi perusahaan industri kecil dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku, dimana menurut SAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangan entitas sebagai berikut : a. Neraca Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva terpisah dari aktiva tidak lancer dan kewajiban jangka pendek terpisah dan kewajiban jangka panjang kecuali untuk industry tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca. b. Laporan Laba rugi Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang dipergunakan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 1. Pendapatan 2. Laporan rugi usaha 3. Beban pinjaman 4. Bagaimana dari laba atau rugi 5. Beban pajak 6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan. 7. Pos luar biasa 8. Hak minoritas 9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul dan sub jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara wajar. c. Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan harus menyajikan laporan ekuitas sebagai komponen utama laporan, yang menunjukkan : 1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan 2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijkan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahn mendasar sebagaiman diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. 4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. 5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya dan 6. Rekonsiliasi antaara nilai tercatat dari masing – masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : 1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka secara wajar. Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor – faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industry yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting PSAK, 2007 :1. Apabila belum ada pengaturan untuk industri kecil di dalam PSAK, maka manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan : a Persyaratan dan pedoman pernyataan standar akuntansi keuangan yang mengatur hal – hal yang mirip dengan masalah terkait; b Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ; dan c Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya contoh penyusunan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah dan beban iklan dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, 2008, panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisahan tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai computer, dikarenakan mereka dapat melakukan melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti : a Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber b Memasukkan data ke dalam sistem c Menjalankan komputer d Mengubah program dan data file e Menjalankan mendistribusikan keluaran ; dan atau f Mengubah sistem operasi Hal – hal yang disebutkan di atas adalah bukti bahwa pemisahan tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menentukan resiko pengadilan. Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI, 2008 sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 a. Konsentrasi dari pemilik dan atau manajemen senior b. Sumber pendapatan source of revenue dan sumber pendanaan source of financing yang terbatas. c. Pencatatan yang tidak terlalu kompleks atau rumit d. Pengadilan tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks atau rumit.

2.2.6 Akuntabilitas Usaha

Akuntabilitas secara harfiah dalam bahasa Inggris biasa disebutb dengan accountability yang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggung jawabkan”. Atau dalam kata sifat disebut accountable. Lalu apa bedanya dengan responbility yang juga diartikan sebagai “tanggung jawab”. Pengertian accountability dan responbility seringkali dirtikan sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responbility merupakan otoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut. Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H. Saleh dan Aslam Iqbal berpendapat bahwa Akuntabilitas merupakan sisi – sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas internal dan eksternal seseorang. Dari sisi internal seseorang akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan-nya. Sedangkan akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 kepada lingkungannya baik lingkungan formal atasan-bawahan maupun lingkungan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, pencatatan keuangan memegang peranan penting bagi dunia usaha yang dinamis karena laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan accountability mutlak diperlukan. Usaha yang awalnya tergolong kecil tidak menutup kemungkinan akan menjadi besar di saat mendatang, salah satu cara yang ditempuh adalah pengajuan kredit kepada bank. Namun, sering kali proposal perusahaan tentang pengajuan kredit bank ditolak oleh bank karena tidak memenuhi persyaratan dari pihak bank www.depkominfo.go.id

2.2.7 Kewirausahaan

Seorang wirausaha mampu menciptakan suatu peluang, mengantisipasinya serta mengupayakan kesuksesan bagi diri, perusahaannya, maupun orang lain. Hubungan antara wirausaha dengan kewirausahaan adalah sangat erat. Menurut Subanar 2001 : 10 kewirausahaan merupakan segala sesuatu hal yang menyangkut teknik, metode, sistem serta berbagai strategi bisnis umum yang dapat dipelajari tentang sukses atau mundurnya seorang wirausaha. Setiap harus selalu berorientasi ke pasar agar tidak mati. Perusahaan yang mati adalah perusahaan yang tidak memberi apa yang siap dibeli orang. Oleh karena itu perusahaan dapat meningkatkan pendapatan bila memiliki visi yang berorientasi kebutuhan masyarakat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 sehingga merupakan peluang mengahasilkan nilai yang dapat dipasarkan marketable value yaitu barang dan jasa yang mau dibeli orang. Menurut Kotler 1997 : 28 pasar berubah luar biasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tantangan yang dihadapi setiap organisasi adalah perubahan yang tidak pernah berakhir. Perubahan merupakan fenomena kehidupan yang mengharuskan setiap organisasi bahkan setiap manusia untuk mempunyai kemampuan dan daya penyesuaian yang tinggi terhadap segala bentuk kemungkinan terjadinya perubahan akibat munculnya produk jasa sebagai pemenuhan manusia. Seperti yang dikatakan Kao 2001 : 1 Nothing living can be static. Kao 2001 : 23 berpendapat perusahaan kecil dalam mengembangkan usahanya perlu menggunakan strategi yang disebut sebagai strategi kewirausahaan dan keinginan pasar yang di dalamnya terdapat strategi objektif dan fundamental agar perusahaan dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatan haruslah memiliki semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yang optimis, percaya diri, determinan, dan fleksibel. Menurut Kao 2001 : 30 menyatakan individu yang dapat mengkombinasikan resiko, inovasi, keahlian, dan seni sehingga menciptakan bentuk organisasi baru, berbagai team dalam menciptakan produk dan jasa baru, metode produksi baru, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perusahaan dan inovasi bagi perusahaannya. Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat menyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah – ubah karena berorientasi ke depan, bermotivasi tinggi, percaya diri dan dapat fleksibel terhadap situasi dan kondisi serta memiliki perencanaan dalam menjalankan usahanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah studi untuk mengeksplorasi suatu atau beberapa struktur sistem atau kasus secara detail . Penelitian ini bertujuan mengetahui aplikasi pencatatan keuangan bagi pelaku usaha industri kecil rumahan yaitu industri pembuatan spring bed. Dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol objek penelitian. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek. Menurut Sugiyono 2005:1 metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah natural setting. Sedangkan Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong 2000:3 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang –orang dan perilaku yang diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic utuh. Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.