Yang mereka tahu hanyalah memberikan uang yang mereka pikir itu cukup melaksanakan kewajiban sebagai orang tua terhadap anaknya. Orang tua juga
tidak pernah memberikan ajaran agama juga norma-norma dalam masyarakat. g. Observasi pada kilen terhadap perilakunya
Berdasarkan hasil observasi dapat di ketahui bahwa perilaku yang di lakukan oleh klien tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Klien juga terlihat kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran di Sekolah, sering tidak membawa perlengkapan sekolah, sering melamun atau menyendiri, tidak suka bergaul teman
sebayanya, dan kurang bersosialisasi.
B. Diagnosa
Langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan
data dengan mengadakan studi kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpul data. Setelah data terkumpul kemudian ditetapkan masalah yang
diihadapi beserta latar belakangnya. Dari data studi kasus yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan sementara dan kesimpulan ini kemudian dibicarakan
lagi dalam pertemuan kasus untuk menetapkan masalah dan latar belakangnya. Dari data studi kasus yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan sementara dan
kesimpulan ini kemudian dibicarakan lagi dalam pertemuan kasus untuk menetapkan masalah dan latar belakangnya.
Berdasarkan data pengumpulan dari permasalahan yang di hadapi klien maka dapat di diagnosa yaitu anak tersebut mempunyai masalah dalam
keluarganya broken home.
C.Langkah Prognosa
Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan apa, terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah ini ditetapkan
berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa, yaitu setelah ditetapkan masalah beserta latar belakangnya. Untuk menetapkan langkah prognosa ini
sebaiknya ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai faktor.
Berdasarkan dari diagnosa dapat di ambil langkah prognosa, kemudian di kemukakan pula kemungkinan-kemungkinan langkah selanjutnya di tempuh untuk
memberikan bantuan yaitu : 1.Memberikan arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha untuk
bersosialisasi dan terbuka dengan teman di sekolahnya.
2.Memberikan arahan untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang tuanya.
3.Memberikan arahan kepada klien untuk lebih meningkatkan ketakwaannya serta keimanannya.
4.Menyuruh orang tua untuk datang ke sekolah.
D. Langkah Terapi
Langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan apa-apa yang ditetapkan dalam langkah prognosa. Pelaksanaan ini
tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinue dan sistematis serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.
Berdasarkan prognosa yang telah di tentukan kemudian klien memilih semua alternative pilihan untuk di laksanakan.
1.Memberikan arahan pada siswa tersebut untuk senantiasa berusaha untuk bersosialisasi dan terbuka dengan teman di sekolahnya. Hal ini ia lakukan
dengan cara mengikuti kegiatan- kegiatan yang ada di sekolah seperti mengikuti ekstra kurikuler pramuka, organisasi osis dan belajar kelompok.
2.Memberikan arahan untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan orang tuanya. Alternatif ini ia aplikasikan dengan cara makan malam bersama dengan
orang tua, menonton televisi bersama, liburan bersama, dan berbincang-bincang serta bercanda bersama ketika ada waktu luang.
3.Memberikan arahan kepada klien untuk lebih meningkatkan ketakwaan serta keimanannya. Hal ini diaplikasikan kedalam beberapa kegiatan keagamaan, yaitu
ia mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, pengajian dan TPA di masyarakat, berusaha melaksanakan sholat lima waktu secara tertib dan sering membaca Al
Quran setelah sholat magrib. 4.Memanggil orang tua klien ke sekolah guna konselor memberikan pengertian
pada orang tua agar lebih memberikan waktu luang pada anaknya, memberikan kasih sayang yang tulus pada anak, mengajarkan norma-norma dan ajaran agama.
E. Langkah Evaluasi dan Follow Up