2.2. Landasan Teori
2.2.1. Locus Of Control
2.2.1.1. Pengertian Locus Of Control
Menurut Robbins 2001: 56 Locus Of Control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Pada dasarnya
konsep Locus Of Control menunjukan kepada harapan – harapan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya. Konsep Locus Of Control dibedakan atas:
a. Internal control
Individu – individu yang yakin bahwa mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka sendiri.
b. Eksternal control
Individu – individu yang yakin bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan dari luar, seperti misalnya
kemujuran atau peluang. Individu yang memiliki pusat pengendalian internal, cenderung
menganggap akibat – akibat yang terjadi pada dirinya lebih dititikkan beratkan pada hal – hal yang terdapat pada dirinya sendiri yaitu kecakapan skill,
kemampuan ability, dan usaha effort, sebaliknya individu yang memiliki pusat pengendalian eksternal, cenderung menganggap hal – hal yang berasal dari luar
dirinya seperti kesempatan chance dan pengaruh orang lain action of other.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sejumah penelitian yang membandingkan internal dan eksternal secara konsisten telah menunjukan bahwa individu – individu yang nilainya tinggi dalam
keeksternalan kurang puas terhadap pekerjan mereka, mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi, dan lebih terasing dari lingkungan kerja, dan
kurang terlibat pada pekerjaan mereka dibanding kaum internal. Kaum eksternal merasa kurang puas dikarenakan mereka membayangkan
diri mereka mempunyai kendali yang sedikit terhadap hasil organisasi yang penting bagi mereka. Kaum internal yang menghadapi situasi yang sama,
menghubungkan hasil organisasi ke tindakan mereka sendiri. Jika situasinya tidak menarik, mereka meyakini bahwa tidak ada orang lain yang harus disalahkan
kecuali diri mereka Robbins,2001: 56. Seseorang dengan orientasi eksternal menunjukan keadaan yang takut,
ragu-ragu dan putus asa daripada individu dengan orientasi internal. Individu dengan Locus Of Control eksternal mendapat skor tinggi untuk kegelisahan,
kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan internal suka bekerja sendiri dan efektif, lebih baik dalam menyelesaikan masalah dan mengalami sedikit
kecemasan dibandingkan dengan orientasi eksternal, bila menghadapi stress, individu dengan eksternal lebih mudah murung dan putus asa dibandingkan
individu internal. Bukti dari keseluruhan menyatakan bahwa kaum internal umumnya kinerja
yang lebih baik daripada pekerjaan mereka, tetapi kesimpulan itu hendaknya diperlunak untuk mencerminkan perbedaan – perbedaan dalam pekerjaan. Kaum
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
internal lebih aktif mencari informasi sebelum mengambil keputusan dan lebih termotivasi untuk berprestasi dan melakukan upaya yang lebih besar untuk
mengendalikan lingkungan mereka tetapi kaum eksternal lebih tunduk dan bersedia melakukan pengarahan, oleh karena itu kaum internal melakukan tugas-
tugas canggih yang baik dan mencakup banyak pekerjaan manajerial dan professional yang menuntut pemrosesan dan pembelajaran informasi yang rumit
Robbins,2001: 56. Gibson, dkk 1996: 161 menyatakan bahwa Locus Of Control individu
mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka. Beberapa orang percaya bahwa
mereka menguasai takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka. Mereka melihat control dari hidup mereka
datang dari diri mereka sendiri. Rotter 1996, dalam widianti juga setuju bahwa banyak orang memandang dirinya tidak berdaya mengahapi takdir, dikendalikan
oleh kekuatan luar yang lebih besar dimana mereka mempunyai sedikit pengaruh jika ada. Orang seperti itu percaya bahwa kedudukan pengendalian adalah urusan
eksternal disbanding internal dan Rotter menyebutnya eksternal. Secara umum, hasil penelitian menyarankan bahwa internalis lebih tahan
terhadap tekanan untuk menyesuaikan diri dan kurang senang dibujuk untuk mengubah tingkah laku mereka. Eksternalis kelihatannya lebih mudah menerima
partisipasi dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Bukti menunjukan bahwa perilaku orang berubah dari satu situasi ke situasi yang
lain dan bahwa kepercayaan mereka pada kedudukan pengandalian mereka atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
eksternal bervariasi tergantung pada variasi. Usaha-usaha sekarang dibuat untuk mengukur kedudukan pengendalian internal atau eksternal seseorang mengenai isu
kesehatan Gibson, dkk, 1996: 164. Kreitner dan Kinicki 2003:180, dalam widianti mengatakan bahwa para
peneliti menemukan perilaku yang berbeda antara internal dan eksternal: a.
Internal menunjukan motivasi kerja yang lebih besar b.
Internal mempunyai harapan yang kuat bahwa setiap usahanya akan memimpin pada pekerjaan yang lebih.
c. Internal menunjukkan tingkat pekerjaan yang tinggi dalam pekerjaan
yang sulit atau masalah – masalah yang sukar, ketika pekerjaan itu memberikan nilai lebih.
d. Ada sebuah hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dengan
penampilan pekerjaan internal daripada eksternal. e.
Internal berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada eksternal.
f. Eksternal cenderung lebih merasa cemas dalam menghadapi suatu
masalah dibanding internal.
2.2.1.2. Teori – Teori Locus Of Control
Ada beberapa teori yang mendukung Locus Of Control dalam pemahamannya, antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Teori Kepribadian
Tiga pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian adalah pendekatan sifat, pendekatan psiko dinamis, pendekatan humanis
Gibsons, dkk., 1996: 157 yaitu: a.
Teori Kepribadiaan Sifat Teori sifat bukanlah teori yang nyata karena mengidentifikasi
tidak lebih dari beberapa sifat dan tidak menawarkan pengertian dalam perkembangan dan dinamika kepribadian.
b. Teori Kepribadian Psikodinamis
Freud menyimpulkan bahwa setiap orang mempunyai kepribadian dasar yang berbeda yaitu: Identitas diri dan
superego. Identitas diri adalah bagian yang sederhana dan tidak didasari keberadaannya oleh kepribadian. Sifatnya tidak
rasional dan implusif. Superego adalah tempat penyimpanan nilai-nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk oleh
masyarakat. c.
Teori Kepribadian humanis Pendekatan humanistic untuk memahami kepribadian yang
menekankan pada perkembangan individu serta aktualisasi diri dan pentingnya bagaimana seseorang mempersepsi dunianya
dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka. 2.
Teori Motivasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Teori – teori motivasi Gibson, dkk., 1996: 186-188 dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Teori kepuasan content theories
Memusatkan perhatian pada factor – factor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan
menghentikan perilaku. Dan mencoba untuk menentukan kebutuhan – kebutuhan spesifik yang memotivasi orang.
Terdapat dua teori kepuasan yaitu hirarki kebutuhan Maslow dan teori dari factor Herzberg.
a Inti dari teori Maslow yaitu yang menganggap kebutuhan
orang bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi
bukan factor motivasi. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki yaitu fisiologis, keamanan rasa memiliki,
penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan – kebutuhan tersebut didefinisikan sebagai berikut Gibson, dkk., 1996:
189
Fisiologis, terdiri dari kebutuhan utama yaitu makan, minum, tempat tinggal dan sembuh dari
sakit.
Keamanan dan keselamatan, kebutuhan rasa aman dan keselamatan meliputi kebutuhan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemerdekaan dari ancaman yaitu keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
Rasa memiliki, social dan kasih sayang, kebutuhan
ini dikaitkan dengan sifat sosial manusia dan kebutuhan atas persahabatan, berkelompok,
interaksi dan kasih saying.
Penghargaan adalah kebutuhan baik kesadaran akan kepentingan orang lain harga diri maupun
penghargaan aktual dari orang lain.
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan
penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi. b
Teori dua faktor Herzberg Dalam teori Federick Herzberg 1959 dalam Gibson, dkk.
1996: 197 memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan
kerja berasal dari ketidakberadaan faktor – faktor ekstrinsik. b.
Teori Proses process theories Mencoba menjelaskan dan menggambarkan proses tentang
bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan akhirnya dihentikan. Terdapat tiga teori proses antara lain:
a Teori Keadilan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Stacy Adams dalam Gibson, dkk. 1996: 248 mengemukakan bahwa ketidakadilan yang dirasakan
merupakan suatu kekuatan motivasi, apabila seseorang percaya bahwa dia telah diperlakukan secara tidak adil
dibandingkan dengan orang lain dia akan berupaya menghapuskan ketidakadilan tersebut.
b Teori pengharapan Vroom
Victor Vroom 1964 dalam Gibson, dkk 1996: 242 menganggap motivasi sebagai suatu proses mengatur
pilihan. Teori harapan merupakan teori dimana seseorang dihadapkan pada satu set hasil tingkat pertama dan memilih
suatu hasil yang didasarkan pada bagaimana pilihan tersebut dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. Tiga
variable utama dalam teori motivasi pengharapan adalah: a.
Instrumentalitas adalah kader keyakinan seseorang bahwa suatu tindakan menuju kepada hasil kedua.
b. Pengharapan adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu
akan atau tidak akan membawa keberhasilan. c.
Preferensi yaitu nilai yang diletakkan oleh seseorang pada berbagai hasil akhir pengharapan atau hubungan.
c Teori Penguatan
Teori ini memperhatikan penggunaan penguat positif atau negatif untuk memotivasi atau menciptakan lingkungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
motivasi. Teori motivasi ini didasarkan terutama pada karya Bank F. Skinner dalam Gibson, dkk 1996: 222 tidak
berkaitan dengan kebutuhan atau mengapa orang membuat pilihan.
2.2.2. Sikap Etis
Etika dalam bahasa latin adalah ethica, yang berarti falsafah moral. Menurut Keraf 1998, dalam wandasari etika secara harfiah berasal dari kata
yunani, ethos jamaknya ta etha, yang artinya sama dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik. Adat kebiasaan yang baik ini kemudian menjadi system nilai
yang berfungsi sebagai pedoman dan tolok ukur tingkah laku yang baik dan buruk. Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan
bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai tindakan terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang.
Etika sangat erat kaitannya dengan hubungan yang mendasar antar manusia dan berfungsi untuk mengarahkan kepada perilaku moral.
Moral adalah sikap mental dan emosional yang dimiliki oleh individu sebagai anggota kelompok sosial dalam melakukan tugas-tugas atau fungsi yang
diharuskan kelompoknya serta loyalitas pada kelompoknya Sukamto, 1991; dalam Novius, 2008. Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998 ada
dua pengertian yaitu: 1.
Ajaran tentang baik buruk yang di terima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah dan berdisiplin. Secara etimologis, kata etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti
yaitu kebiasaan, adat. Dengan kata lain moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani
dan moral dari bahasa Latin http:dehalban.tripod.comid15.html. Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral Magnis-Suseno, 1997:14. Etika meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan
seseorang dalam situasi tertentu yang disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu Ward, Ward Deck, 1993.
Sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menurut Dani 2002:525, dalam wandasari, 2009 didefinisikan sebagai perbuatan dan sebagainya yang
berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan. Sementara definisi sikap menurut para ahli hingga saat ini masih berbeda pandangan, yang secara umum
pandangan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu:
1.
Kelompok pertama yang diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood memandang sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan
terhadap suatu obyek, yang dapat berupa mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.
Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave, Bogardus, LaPieree, Mead, dan Allport memandang sikap merupakan kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
3.
Kelompok ketiga yang diwakili oleh Secord Backman memandang sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan
konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek Azwar, 2005:4–5.
Berdasarkan ketiga pandangan di atas, sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap suatu obyek yang merupakan konstelasi kognitif, afektif,
dan konatif yang disebabkan oleh suatu stimulus yang menghendaki adanya respon pendirian.
Sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-
tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan Maryani Ludigdo, 2001 dalam wandasari, 2009. Dengan demikian dalam kaitan dengan etika profesi,
sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika profesi tersebut.
2.2.3. Pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis
Menurut Robbins 2001: 56 locus of control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Locus of control
terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control adalah cara pandang bahwa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
segala hasil yang didapat, baik atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan faktor – faktor dari dalam diri mereka sendiri. External locus of control adalah
cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan,
dan takdir. Antara Locus Of Control dengan perilaku etis memiliki hubungan yang
positif dan negative artinya apabila mahasiswa akuntansi dengan kecenderungan internal Locus Of control berarti mereka lebih tidak menerima tindakan yang
kurang etis atau cenderung berperilaku lebih etis positif dibanding dengan mahasiswa akuntansi dengan kecenderungan eksternal locus of control yang
cenderung lebih menerima tindakan yang kurang etis negatif. Menurut teori motivasi Gibson, dkk 1996 yang memusatkan
perhatianpada faktor – faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku, dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya locus of control maka perilaku etis mahasiswa akuntansi akan terbentuk dengan baik apabila mahasiswa akuntansi tersebut mempunyai kepribadian dan
perilaku yang sesuai dengan norma atau aturan dalam mengendalikan semua peristiwa yang terjadi dalam diri mereka.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Pikir