Pengaruh jenis pendidikan dan pengalaman berwirausaha terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif : studi kasus mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN

BERWIRAUSAHA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA

LOCUS

OF CONTROL

DENGAN PERILAKU INOVATIF

Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Francisca Febrianti Wisnu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan locus of control dengan perilaku inovatif; (2) pengaruh pengalaman berwirausaha terhadap hubungan locus of control dengan perilaku inovatif.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Oktober 2006. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis regresi: (1) untuk menjawab hipotesis pertama dengan variabel bebas locus of control, variabel moderator jenis pendidikan dan variabel terikat perilaku inovatif; (2) untuk menjawab hipotesis kedua dengan variabel bebas locus of control, variabel moderator pengalaman berwirausaha dan variabel terikat perilaku inovatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jenis pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif (Probabilitas interaksi jenis pendidikan dengan locus of control 0,001 < 0,05 dan β interaksi jenis pendidikan dengan locus of control -0,650); (2) pengalaman berwirausaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif (Probabilitas interaksi pengalaman berwirausaha dengan locus of control 0,002 < 0,05 dan β interaksi pengalaman berwirausaha dengan locus of control -0,508).


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE TYPE OF EDUCATION AND

ENTREPRENEURSHIP EXPERIENCE TOWARD THE

RELATIONSHIP BETWEEN

LOCUS OF CONTROL

AND

INNOVATIVE BAHAVIOR

A Case Study at Students of Accounting Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Francisca Febrianti Wisnu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research were to find out: (1) the influence type of education toward relationship of locus of control and innovative behavior; (2) the influence of entrepreneurship experience toward the relationship of locus of control and innovative behaviour.

This research done at Sanata Dharma University Yogyakarta in October 2006. The populations of this research were students of accounting, faculty of education Sanata Dharma University, who attended the subject of entrepreneurship in 2002-2003 academic period. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of data analysis was regression. To answer the first hypothesis, locus of control, the independent variable, kind of moderated variable education, innovative behavior and variable dependent variable had been applied, while to answer the second hypothesis, locus of control, the independent variable, and moderated variable entrepreneurship experience were used.

The results of this research show that (1) kind of education influenced negatively and significantly towards relationship between locus of control and innovative behaviour (The interactive probability of this type of education with locus of control 0,001 < 0,05 and β kind of education interaction with locus of control -0,650); (2) entrepreneurship experience influenced negatively and significantly towards relationship between locus of control and innovative behaviour (The interactive probability of entrepreneurship experience with locus of control 0,002 < 0,05 ) and β entrepreneurship experience The interactive probability of with locus of control -0,508).


(3)

PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN BERWIRAUSAHA TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN

PERILAKU INOVATIF

Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Francisca Febrianti Wisnu 021334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN

PENGALAMAN BERWIRAUSAHA TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN

PERILAKU INOVATIF

Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Francisca Febrianti Wisnu 021334011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

MOTTO

Hanya pada Allah saja saya kiranya tenang,

sebab daripada-Nyalah harapanku………… (Mazmur 62:6)

Berbuatlah segala sesuatunya

selagi kamu bisa mengerjakannya,


(8)

PERSEMBAHAN

Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus bisa menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini ku persembahkan kepada:

☺ Tuhan Yesus Kristus

☺ Budeku tercinta Sudiharjo (Alm)

☺ Tanteku tercinta Sri Hartati Murtiningsih (Alm)

☺ Papahku tercinta Wisnu Siswowiryono dan Mamahku tercinta

Chatarina Sudalmi

☺ Mbakku tercinta Lucia Khrisna Putuningsih dan Masku tercinta

Agustinus Dimas Riyanto Nugroho

☺ Sayangku YB. Nugroho Restu Basuki


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Februari 2007 Penulis


(10)

ABSTRAK

PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN

BERWIRAUSAHA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA LOCUS

OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF

Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Francisca Febrianti Wisnu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan locus of control dengan perilaku inovatif; (2) pengaruh pengalaman berwirausaha terhadap hubungan locus of control dengan perilaku inovatif.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Oktober 2006. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis regresi: (1) untuk menjawab hipotesis pertama dengan variabel bebas locus of control, variabel moderator jenis pendidikan dan variabel terikat perilaku inovatif; (2) untuk menjawab hipotesis kedua dengan variabel bebas locus of control, variabel moderator pengalaman berwirausaha dan variabel terikat perilaku inovatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jenis pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif (Probabilitas interaksi jenis pendidikan dengan locus of control 0,001 < 0,05 dan β interaksi jenis pendidikan dengan locus of control -0,650); (2) pengalaman berwirausaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif (Probabilitas interaksi pengalaman berwirausaha dengan locus of control 0,002 < 0,05 dan β interaksi pengalaman berwirausaha dengan locus of control -0,508).


(11)

ABSTRACT

THE INFLUENCE TYPE OF EDUCATION AND

ENTREPRENEURSHIP EXPERIENCE TOWARD THE

RELATIONSHIP BETWEEN LOCUS OF CONTROL AND

INNOVATIVE BAHAVIOR

A Case Study at Students of Accounting Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Francisca Febrianti Wisnu Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research were to find out: (1) the influence type of education toward relationship of locus of control and innovative behavior; (2) the influence of entrepreneurship experience toward the relationship of locus of control and innovative behaviour.

This research done at Sanata Dharma University Yogyakarta in October 2006. The populations of this research were students of accounting, faculty of education Sanata Dharma University, who attended the subject of entrepreneurship in 2002-2003 academic period. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of data analysis was regression. To answer the first hypothesis, locus of control, the independent variable, kind of moderated variable education, innovative behavior and variable dependent variable had been applied, while to answer the second hypothesis, locus of control, the independent variable, and moderated variable entrepreneurship experience were used.

The results of this research show that (1) kind of education influenced negatively and significantly towards relationship between locus of control and innovative behaviour (The interactive probability of this type of education with locus of control 0,001 < 0,05 and β kind of education interaction with locus of control -0,650); (2) entrepreneurship experience influenced negatively and significantly towards relationship between locus of control and innovative behaviour (The interactive probability of entrepreneurship experience with locus of control 0,002 < 0,05 ) and β entrepreneurship experience The interactive probability of with locus of control -0,508).


(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis pada saat ini dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., S.Th. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing dengan penuh kesabaran, pengertian dan saran-saran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Bapak Ig. Bondan Suratno,S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing dengan penuh kesabaran, pengertian dan saran-saran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan. 7. Seluruh petugas dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

menyediakan sarana prasarana dan membantu dalam studi, dari proses perkuliahan sampai penyelesaian penyusunan skripsi ini.


(13)

8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2002-2003 yang telah bersedia dan menuangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penyusunan skripsi ini.

9. Papahku tercinta Wisnu Siswowiryono dan Mamahku tercinta Chatarina Sudalmi yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya kepada penulis dengan banyak berkorban, doa dan materil untuk penyelesaian skripsi ini.

10.Mbakku tercinta Lucia Khrisna Putuningsih yang telah banyak memberikan doa, dukungan dan semangat yang tiada hentinya untuk penyelesaian skripsi ini. 11.Masku tercinta Agustinus Dimas Riyanto Nugroho yang telah menemaniku dan

berbagi suka dan duka bersama hidup merantau di Yogya.

12.Bude Sudi (Alm), Om Dadang, Usi (Alm), Devi, Shifa atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini, juga buat kebersamaan kita berbagi suka dan duka di Gamping.

13.Keluarga besar Simbah Sastro Winoto (Alm) yang telah memberikan semangat dan doanya.

14.Keluarga besar Simbah Mangun Diharjo (Alm) yang telah memberikan semangat dan doanya.

15.Keluarga besar TK STRADA DEWI SARTIKA III Tangerang. 16.Keluarga besar SD STRADA SLAMET RIYADI I Tangerang. 17.Keluarga besar SMP STRADA SLAMET RIYADI Tangerang. 18.Keluarga besar SMU STELLA DUCE II Yogyakarta.

19.Mba Yo, Mba Diah, Mba Novi, Mba Rini, Kakid, Mba Ade, Mba Ana, Mba Ewik, Mba Vita, Yuppy (alumnus Buntu II / 12) dan Mba Indah, Yuli, Stasya, There, Siska, Ceha, Mas Bambang, Mas Rumpun, Mas Ari, Mas Har, Mas Kris, Mas Lala, Mas Nico, Brekele, Doni atas doa, dukungan dan kebersamaan kita di Buntu II / 12. Tidak lupa Bapak kos (Alm) dan Ibu Suwarno terimakasih ya atas tempat ku berteduh.

20.Teman-temanku tersayang Ninuk, Siska, Yuli, Sila, Eta, Lina, Feli, Ayu, Dinot, Ajie, Titet, Pak Burket, Palasara, Moko thanks yo atas doa, semangat, kebersamaan kita slama ini…berbagi suka dan duka dimana pun kita berada. (ayo touring2 lagi…….) Buat Fera,thanks banget ya pinjeman laptopnya…….


(14)

21.Tyas, Dwi, Rossyta, Sigit, Edo, Erick, Robert nuwun yo atas masa-masa nakal kita waktu SMA…..smua itu membuat eby berproses e………

22.Mas Patrick, Mas Arko atas doa dan semangatnya, juga kesediaannya meminjamkan buku, berbagi ilmu dan mengajakku maen menghilangkan jenuh dalam penyelesaian skripsi ini.. Mas Totok, Mas Seto atas doa dan dukungannya..

23.Antonius Trisunu, Mba Wiwid, Mba Tia, Mba Shinta, Mas Pius buat ilmu-ilmu yang diberikan guna penyelesaian skripsi ini….

24.Festi, Flicka, Yessy, Siska, Angel, Vera kapan nich kita kumpul2 lagi truz kepantai & Dufan lagi dech….

25.Sayangku Kelik makasih ya atas kasih sayang, pengertian and dah menjadi warna dalam perjalananku ini…

26.Semua saja yang sudah dan pernah menjadi lika-liku dalam suka duka perjalananku…

27.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang turut membantu berbagi suka dan duka hingga penyusunan skripsi ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Yogyakarta, 2 Februari 2007


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………...iii

MOTTO………..iv

PERSEMBAHAN………..v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………vi

ABSTRAK………..vii

ABSTRACT………...viii

KATA PENGANTAR………...ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL………...xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah………7

E. Tujuan Penelitian ... 7


(16)

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Kajian Teoretik ... 9

1. Perilaku Inovatif... 9

a. Pengertian inovasi ... 9

b. Proses Inovasi ... 11

c. Jenis inovasi ... 11

d. Sumber inovasi...12

e. Pengertian Perilaku Inovatif………13

f. Tahap Perilaku Inovatif………...13

g. Perilaku Inovatif (adapsi-inovasi) ... 14

2. Locus of Control... 15

a. Pengertian Locus of Control... 15

b. Aspek-Aspek Locus of Control... 16

c. Ciri-ciri Individu Berdasarkan Perbedaan Orientasi Locus of Control... 17

d. Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Perkembangan Locus of Control... 19

e. Faktor-Faktor yang Dapat Merubah Locus of Control... 20

f. Aspek-Aspek Kehidupan yang Dipengaruhi Oleh Locus of Control………..22

3. Jenis Pendidikan………...25


(17)

B. Kajian Hasil Penelitian yang Terdahulu ... 28

C. Rasionalitas Penelitian ... 30

D. Hipotesis Penelitian... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian dan Skala Pengukurannya ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Skala Pengukuran... 35

E. Teknik Pengumpulan Data... 39

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

G. Teknik Analisis Data... 44

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...48

A. Deskripsi Data………...48

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data………...56

C. Pengujian Hipotesis……….58


(18)

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN

DAN SARAN………66

A. Kesimpulan………..66

B. Keterbatasan Penelitian………66

C. Saran……….67


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Dimensi dan Indikator Perilaku Inovatif………...14 Tabel 2 : Dimensi dan indikator Locus of Control ………..25 Tabel 3 : Dimensi, Indikator dan No Item Pertanyaan Perilaku Inovatif……….35 Tabel 4 : Dimensi, Indikator dan No Item Pertanyaan Locus of Control……….37 Tabel 5 : Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Inovatif…………..41 Tabel 6 : Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control…………..42 Tabel 7 : Tingkat keandalan Variabel Penelitian………..43 Tabel 8 : Rangkuman hasil Uji Reliabilitas………..44 Tabel 9 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif

Responden yang Jenis Pendidikannya SMK………49 Tabel 10: Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif

Responden yang Jenis Pendidikannya SMU………50 Tabel 11 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif

Responden yang Berpengalaman Wirausaha………..51 Tabel 12 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif

Responden yang Tidak Berpengalaman Wirausaha………52 Tabel 13 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Locus of Control

Responden yang Jenis Pendidikannya SMK ………..53 Tabel 14 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Locus of Control

Responden yang Jenis Pendidikannya SMU ………..54 Tabel 15 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Locus of Control

Responden yang Berpengalaman Wirausaha ……….55 Tabel 16 : Deskripsi kecenderungan Jawaban Variabel Locus of Control

Responden yang tidak Berpengalaman Wirausaha ………56 Tabel 17 : Rangkuman Hasil Uji Normalitas………57 Tabel 18 : Rangkuman Hasil Uji Linieritas………..58 Tabel 19 : Hasil korelasi Antara Variabel Locus of Control X Variabel

Dummy dengan Variabel Perilaku Inovatif……….60 Tabel 20 : Rangkuman Hasil Pengujian Regresi Jenis Pendidikan dan

Pengalaman Wirausaha terhadap Hubungan antara Locus of Control dengan Perilaku Inovatif………..65


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Uji Validitas dan Reliabilitas………..71

Lampiran II : Uji Normalitas dan Linearitas………....77

Lampiran III : Analisis deskriptif dan perhitungan Kecenderungan Jawaban Variabel (PAP II)………79

Lampiran IV : Uji Hipotesis Penelitian………...86

Lampiran V : - Surat Ijin Penelitian……….96

- Kuisioner Penelitian………97


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian wirausaha merupakan faktor utama, menyusul sesudahnya kemampuan, teknologi, dan demografi. Faktor kepribadian wirausaha di sini tidak lain adalah sifat-sifat wirausaha. Menurut Sukardi (Prihatin, 2003:53) sembilan sifat yang ada pada wirausaha: sifat instrumental, sifat prestatif, sifat keluwesan bergaul, sifat kerja keras, sifat keyakinan diri (locus of control), sifat pengambilan resiko yang diperhitungkan, sifat swa-kendali, sifat inovatif, dan sifat mandiri. Faktor kemampuan dalam wirausaha berarti kemampuan berkreativitas yang akan menghasilkan sebuah perilaku inovatif untuk keberlangsungan sebuah usaha. Faktor teknologi yang diperlukan dalam wirausaha sangat didukung oleh adanya sebuah perilaku inovatif, dengan adanya perilaku inovatif seseorang mampu memikirkan dan menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keberlangsungan usahanya. Faktor demografi dari wirausaha, yaitu usia, pengalaman, dan pendidikan merupakan faktor-faktor yang melekat pada diri wirausaha.

Di lingkungan kampus USD, banyak dijumpai mahasiswa yang sudah mengenal wirausaha bahkan terjun langsung dalam wirausaha dengan berwirausaha, walaupun masih tergolong dalam usaha kecil, baik yang dijalani sendiri; bersama keluarga; atau masyarakat yang dalam arti bergabung dengan


(22)

seseorang atau lebih untuk menjalankan usaha kecilnya. Hal tersebut bisa saja terjadi pada mahasiswa, karena mereka memang sudah mengenal wirausaha sejak dini (di lingkungan keluarganya) atau dalam pendidikan formal, pada tingkat SMK dan Perguruan Tinggi.

Pengetahuan tentang wirausaha selain diperoleh di pendidikan formal SMK juga instusi Universitas dalam mata kuliah kewirausahaan yang diperoleh di bangku kuliah, yang mencoba membimbing mahasiswa untuk praktek berwirausaha. Ada beberapa program studi di USD yang memberikan kewirausahaan, diantaranya program studi Pendidikan Akuntansi; program studi Sastra Indonesia. Beberapa program studi menawarkan mata kuliah kewirausahaan karena kewirausahaan dapat dijadikan sebagai salah satu wahana untuk mensukseskan tujuan pendidikan nasional (Hari, 2005;1)

Mata kuliah kewirausahaan selain memperkenalkan tentang berwirausaha juga memberikan pengetahuan tentang cara-cara berwirausaha yang baik dan benar. Di sanalah mahasiswa diajak untuk dapat berperilaku inovatif, tidak lain untuk menghadapi problema kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan berwirausaha kelak yang mungkin akan dijalani oleh mahasiswa.

Wirausaha yang inovatif ternyata memang sangat diperlukan untuk mencapai sebuah wirausaha yang berhasil, hal tersebut bisa dilihat dari faktor-faktor yang ada dalam wirausaha. Pada faktor-faktor kepribadian wirausaha terdapat sifat keyakinan diri (locus of control) yang berhubungan dengan sifat inovatif. Dengan adanya keyakinan diri yang optimis maka akan menumbuhkan sifat inovatif seseorang dan akan cenderung berperilaku inovatif untuk mencapai


(23)

keberhasilan dalam berwirausaha. Faktor kemampuan dalam berwirausaha juga menekankan pada kemampuan berkreativitas yang akan menghasilkan sebuah perilaku inovatif seseorang, yang dinilai sangat membantu dalam keberlangsungan sebuah wirausaha. Pada faktor teknologi, perilaku inovatif juga sangat dibutuhkan untuk dapat menghasilkan pemikiran segala sesuatu termasuk teknik-teknik dan teknologi apa yang diperlukan untuk keberlangsungan wirausaha. Pengalaman dan pendidikan merupakan salah satu faktor wirausaha, yaitu faktor demografi. Dengan adanya pengalaman dan pendidikan tentang wirausaha, otomatis seseorang sudah mengenali dasar berwirausaha dan tentunya akan menimbulkan sebuah perilaku inovatif yang sangat berperan dalam wirausaha

Seseorang bisa dibilang memiliki perilaku inovatif, yaitu seseorang yang mau dan bisa mencari tahu tentang teknologi baru, proses, teknik, ide-ide baru. Seseorang yang menghasilkan ide-ide kreatif. Seseorang yang mau serta bisa memajukan dan memperjuangkan ide-ide ke orang lain. Seseorang yang meneliti dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide baru. Seseorang yang mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk mewujudkan ide baru tersebut.

Praktek berwirausaha yang terdapat pada mata kuliah kewirausahaan, mengajak mahasiswa secara berkelompok untuk berwirausaha selama kurang lebih satu bulan. Jenis wirausaha yang dilaksanakan tergantung pada keputusan kelompok, kemudian masing-masing kelompok berlomba-lomba untuk berkreativitas membuat; menawarkan dan menjual sesuatu yang menjadi produk


(24)

kelompok dalam praktek berwirausaha. Ada mahasiswa yang berinovasi mengembangkan produk yang ada dengan menambahkan nilai guna produk tersebut. Dengan keyakinan diri (locus of control) dan kreativitas masing-masing mahasiswa, juga dengan sebuah kerjasama kelompok maka akan tampak perilaku inovatif mahasiswa.

Locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol (locus of control internal) dan yang di luar kontrol dirinya (locus of control eksternal), serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya. Perbedaan locus of control antara mahasiswa sangat berpengaruh terhadap suatu keputusan atau tindakan yang akan diambil dalam memecahkan sebuah masalah. Mahasiswa yang memiliki locus of control internal yang lebih besar daripada locus of control eksternal diduga akan memiliki sebuah keyakinan yang akan lebih terarah, karena dengan adanya locus of control internal yang besar maka seseorang akan dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa segala sesuatu yang terjadi bisa dan akan terselesaikan sendiri tanpa tekanan dari orang lain, sehingga menimbulkan suatu sikap yang optimis dan percaya diri yang cukup.

Jenis pendidikan SMK atau SMU diduga memiliki pengaruh terhadap perilaku inovatif mahasiswa, dimana mahasiswa yang berasal dari SMK sudah mengenal wirausaha dari mata pelajaran kewirausahaan sedangkan mahasiswa berasal dari SMU belum mengenal wirausaha, karena mahasiswa yang berasal dari SMU tidak mendapat mata pelajaran kewirausahaan. Penulis melihat bahwa


(25)

pada jenis pendidikan yang berasal dari SMK, derajat hubungan locus of control dengan perilaku mahasiswa akan lebih tinggi dibandingkan pada jenis pendidikan yang berasal dari SMU.

Sudah atau belum pernahnya pengalaman yang diperoleh mahasiswa dalam berusaha baik yang didapat dalam keluarga, masyarakat maupun usaha kecil yang pernah dijalaninya dapat mempengaruhi hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif. Mahasiswa yang sudah pernah mengalami pengalaman berwirausaha, derajat hubungan locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa akan lebih tinggi dibandingkan pada mahasiswa yang belum pernah mendapat pengalaman berwirausaha. Hal tersebut terjadi karena pada mahasiswa yang pernah memperoleh pengalaman berwirausaha, mereka sudah mengetahui dan merasakan berwirausaha yang akan mempengaruhi locus of control mereka kearah internal dan otomatis juga akan berhubungan terhadap perilaku inovatif.

Perilaku inovatif, locus of control, jenis pendidikan, dan pengalaman merupakan faktor yang diperlukan dalam dunia wirausaha. Dengan melihat hal tersebut penulis mengambil judul penelitian tentang “Pengaruh jenis Pendidikan dan Pengalaman Berwirausaha Terhadap Hubungan Antara

Locus of Control Dengan Perilaku Inovatif”.

B. Identifikasi Masalah

Mahasiswa PAK Sanata Dharma yang sudah memperoleh mata kuliah kewirausahaan diduga memiliki perilaku inovatif yang tinggi, karena mereka telah memperoleh ilmu yang berhubungan dengan wirausaha. Faktor-faktor yang


(26)

diduga berhubungan dengan perilaku inovatif pada mahasiswa PAK, yaitu faktor umur, jenis pendidikan, pengalaman berwirausaha, sifat keyakinan diri (locus of control), organisasi pembelajaran dan iklim inovasi. Faktor-faktor di atas yang sekiranya dominan berhubungan dengan perilaku inovatif mahasiswa PAK, yaitu faktor jenis pendidikan, faktor pengalaman berwirausaha, dan sifat keyakinan diri (locus of control). Faktor umur menurut penulis tidak dominan berhubungan dengan perilaku inovatif mahasiswa PAK karena umur pada populasi mahasiswa PAK yang akan diambil dalam penelitian ini tergolong sama atau tidak jauh berbeda. Menurut penulis faktor organisasi pembelajaran sudah menjadi bagian dari pengalaman berwirausaha, begitu juga pada faktor iklim inovasi terdapat pada faktor pengalaman berwirausaha.

C. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan perilaku inovatif mahasiswa PAK, antara lain jenis pendidikan, pengalaman berwirausaha, sifat keyakinan diri (locus of control). Melihat luasnya ruang lingkup serta adanya keterbatasan kemampuan penulis, maka penelitian ini memfokuskan pada jenis pendidikan, pengalaman berwirausaha, sifat keyakinan diri (locus of control). Penelitian ini ingin menyelidiki apakah pada jenis pendidikan yang berbeda dan pengalaman berwirausaha yang berbeda, derajat hubungan antara locus of control dan perilaku inovatif berbeda.


(27)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa?

2. Apakah ada pengaruh pengalaman berwirausaha terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengalaman berwirausaha terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat menjadi bahan perbandingan antara teori dan kenyataannya serta menambah pemahaman tentang kepribadian dan kewirausahaan.

2. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menambah kepustakaan dan menjadi pengantar bagi penelitian berikutnya serta dapat lebih mempertimbangkan; menambah; menerapkan materi yang sekiranya perlu dan bisa untuk menambah


(28)

pengetahuan dan keterampilan mahasiswanya yang tidak hanya perpatokan pada jenis studi yang diambil oleh mahasiswanya.

3. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dari berbagai sudut, tidak hanya berpatokan pada satu ilmu yang berhubungan dengan cita-citanya yang mungkin pada kenyataan esok hari tidak sesuai harapannya.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoretik 1. Perilaku Inovatif

a. Pengertian Inovasi

Banyak orang beranggapan bahwa “kreativitas” sinonim dengan “inovasi” (Rosenfeld dan Servo dalam Mutis, 1995:8). Sesungguhnya keduanya berbeda, dimana kreativitas merujuk kepada pembentukan ide-ide baru sedangkan inovasi untuk menghasilkan uang dengan menggunakan ide-ide baru tersebut. Kreativitas adalah titik permulaan bagi setiap inovasi. Inovasi adalah kerja keras yang mengikuti pembentukan ide dan biasanya melibatkan usaha banyak orang dengan keahlian yang bervariasi tetapi saling melengkapi. Tantangan yang dihadapi adalah mengubah ide-ide kreatif menjadi produk nyata atau proses yang akan meningkatkan pelayanan kepada konsumen, menekan biaya dan atau menghasilkan pendapatan bagi suatu organisasi. Secara sederhana menurut (Henry dan Walker dalam Mutis, 1995;8) dapat dilihat bahwa:

Inovasi = Konsepsi + Penemuan + Pemanfaatan

Di dalam konteks ini, kata “konsepsi” merujuk kepada sebuah ide baru: kata “penemuan” mengacu kepada ide baru yang diubah menjadi kenyataan; dan kata “pemanfaatan” berarti penerimaan yang luas atau


(30)

keuntungan yang dihasilkan dari penemuan. Konsepsi, penemuan, dan pemanfaatan adalah elemen-elemen yang ada dalam inovasi. Tantangan yang dihadapi organisasi-organisasi besar adalah mengurangi waktu yang diperlukan dari ketiga tahapan tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengeluarkan potensi kreatif dari setiap individu secara bijaksana dan memacu mereka untuk berkontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan. Inovasi hampir selalu melibatkan pertarungan antara banyak orang dan dibutuhkan stamina serta kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat menjadi pemenang.

Para pembuat perubahan tidak harus selalu berarti orang-orang yang lebih kreatif dibandingkan dengan orang lain. Tetapi, mereka bersedia untuk bergerak melewati batas-batas kebijakan yang ada dalam upayanya untuk mendekati persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Proporsi yang besar dari inovasi-inovasi penting yang diciptakan oleh orang-orang yang melangkah keluar dari kategori konvensional atau asumsi tradisional. Sering kali mereka bukanlah seorang ahli ataupun spesialis. Mereka hanyalah para pelintas batas atau generalitas yang bergerak antar sektor agar dapat menemukan peluang untuk melakukan perubahan.

Kanter (Mutis, 1995:8) juga mengatakan bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang memacu pemikiran kaleidoskop dimulai dengan pengalaman yang tidak terasosiasi dengan bidang atau departemennya sendiri. Bergerak keluar untuk mendapatkan sudut


(31)

pandang yang lebih luas adalah dasar umum bagi setiap inovasi. Organisasi yang berupaya mencari inovasi harus membiarkan orang-orangnya bergerak keluar dari batas-batas ortodoks, untuk memadukan dan untuk menggoncang atau mengubah asumsi.

b. Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek. Menurut Drucker (Machfoedz, 2004:24) mengatakan bahwa inovasi bersifat konseptual dan perceptual, dapat dipahami dan dilihat. Inovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya. Mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan, nilai, dan kebutuhan.

c. Jenis Inovasi

Inovasi menurut (Machfoeadz, 2004:24) terdiri dari empat jenis, penemuan, pengembangan, duplikasi, dan sintesis.

a. Penemuan adalah kreasi dari suatu produk, jasa atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

b. Pengembangan adalah suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadikan aplikasi ide yang telah ada berbeda.


(32)

c. Duplikasi adalah peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian, upaya duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.

d. Sintesis adalah perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi yang baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru.

d. Sumber Inovasi

Inovasi bagi wirausahawan lebih bersifat untuk lebih memanfaatkan perubahan daripada menciptakannya. Mencari inovasi dengan memanfaatkan perubahan pada penemuan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif dapat bersumber pada kreativitas eksternal dan kreativitas internal.

Kreativitas eksternal dapat dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis rasa keingintahuaan tentang perkembangan, ide, dan kekuatan baru yang sedang berlangsung di sekitar seseorang. Dengan melakukan hal ini, seseorang membangun sumber informasi tentang berbagai hal tentang fakta kesan, citra dan berbagai ide. Dengan demikian seseorang dapat memperoleh ide yang dapat diraih dan dimanfaatkan. Kreativitas internal muncul secara tiba-tiba ketika seseorang sedang sibuk dengan kreativitas eksternal. Dalam upaya ini mengunakan pengalaman sebagai sumber karena pengetahuan dapat diperoleh melalui


(33)

belajar. Orang akan segera mengetahui cara baru untuk memadukan ide-ide dari berbagai bidang yang berbeda untuk meningkatkan produk atau jasa yang ada. Kadang-kadang ide seperti ini muncul secara tiba-tiba dalam pikiran pada saat yang tidak terduga (Machfoeadz, 2004:25).

e. Pengertian Perilaku Inovatif

Seseorang dikatakan mempunyai perilaku inovatif, (http://www.anomania.com) bila orang tersebut berbuat atau melakukan:

1) mencari tahu teknologi baru, proses, teknik, ide-ide baru; 2) menghasilkan ide-ide kreatif;

3) memajukan dan memperjuangkan ide-ide ke orang lain;

4) meneliti dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide baru;

5) mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk mewujudkan ide-ide baru tersebut.

f. Tahap Perilaku Inovatif

Tahap 1 (satu) perilaku inovasi dimulai dari pengenalan masalah dan penghimpunan ide atau solusi, dapat berupa sesuatu yang baru atau merupakan adaptasi dari situasi yang lain. Tahap 2 (dua), berusaha mencari dukungan untuk ide tersebut dan mencoba membangun kerjasama antar pendukung ide. Tahap 3 (tiga), menyelesaikan ide tersebut dengan membuat modul atau prototipe inovasi dalam wujud nyata yang dapat dirasakan atau disentuh dan mengubahnya ke arah penggunaan yang produktif atau terlembagakan.


(34)

(http://www.anomania.com).

g. Perilaku Inovatif (adaptor-inovator)

Perilaku inovatif wirausaha teori adapsi-inovasi menurut Kirton (Prihatin, 2003:47) setiap orang ditempatkan pada suatu kontinuum yang mulai dengan kemampuan untuk “melakukan sesuatu dengan lebih baik” ke kemampuan untuk “melakukan sesuatu secara berbeda”. Ujung awal dan akhir dari kontinum ini dinamakan adaptif dan inovatif. Adapsi-inovasi adalah suatu dimensi dasar dari kepribadian yang relevan untuk analisis perubahan organisasi. Ada orang yang berkarakteristik dasarnya beradaptasi disebut adaptor, ada pula orang yang karakternya inovatif disebut inovator.

Berdasarkan tori-teori diatas, penulis merangkumnya kedalam kelompok dimensi dan indikator untuk dijadikan pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dimensi dan indikator perilaku inovatif :

Tabel 1

Dimensi dan Indikator Perilaku Inovatif No Dimensi Indikator

1

2

3

Penemuan

Pengembangan

Sintesis

Mencari tahu teknologi baru, proses, teknik, ide-ide baru dan menghasilkan ide- ide kreatif.

Memajukan ide dan memperjuangkan ide- ide ke orang lain

Meneliti, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan mengembangkan rencana atau jadwal yang matang untuk mewujudkan ide- ide baru tersebut.


(35)

2. Locus of Control

a. Pengertian Locus of Control

Locus of control adalah suatu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of contol dibedakan menjadi dua yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah karena pengaruh dari dirinya sendiri, keberhasilan dan kegagalan dipandang sebagai akibat perilakunya. Sedangkan individu yang mempunyai locus of control eksternal cenderung memiliki keyakinan bahwa faktor-faktor di luar dirinya mempengaruhi perilakunya. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya dipandang sebagai nasib, faktor keberuntungan, kesempatan karena kekuasaan orang lain atau karena kondisi-kondisi yang tidak dapat dikuasainya

(http://www.wilderdom.com).

Rotter (Pujiwati, 2004:30) juga mendefinisikan locus of control berdasarkan teori belajar sosial, yang mengunakan (3) tiga aspek utama yaitu behavior potential (perilaku potensial), ekspectancy (harapan), dan reinforcement value (nilai penguat), ketiga aspek tersebut berhubungan satu sama lain. Hal ini dijelaskan oleh McMillan sebagai berikut, perilaku individu tergantung pada harapan-harapan dimana suatu tingkah laku tertentu akan memberikan penguatan, dan nilai penguatan tersebut akan dapat memuaskan kebutuhan individu selanjutnya, jika individu berhasil


(36)

memperoleh penguatan yang diharapkan, maka ia cenderung menyakini bahwa penguatan tersebut akan diperoleh bukan dari dirinya sendiri. Secara singkat dapat dikatakan bahwa locus of control adalah anggapan seseorang sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukan dengan akibatnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol (locus of control internal) dan yang di luar kontrol dirinya (locus of control eksternal), serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya Rotter (Pujiwati, 2004:32).

b. Aspek-aspek Locus of Control

Levenson (Azwar, 2003:137) menguraikan locus of control ke dalam 3 faktor, yaitu:

a. Faktor Internal yaitu keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya sendiri. b. Faktor Powerful Others yaitu keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh orang lain yang lebih berkuasa.

c. Faktor Chance yaitu keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh nasib, peluang, dan keberuntungan.


(37)

c. Ciri-Ciri Individu Berdasarkan Perbedaan Orientasi Locus of Control

Adanya perbedaan locus of control pada individu-individu, Findley dan Cooper (Rosita, 2005:31) menyebutkan bahwa perbedaan tersebut ternyata menimbulkan perbedaan sikap, sifat, dan lainnya. Dalam hubungannya dengan orang lain, individu yang mempunyai kecenderungan locus of control internal cenderung tidak mudah terpengaruh, aktif, mempunyai rasa percaya diri, mempunyai motif berprestasi yang tinggi, sedang individu dengan kecenderungan locus of control eksternal cenderung menarik diri, penyesuaian diri kurang baik, dan konformis terhadap otoritas, Engler (Rosita, 2005:31).

Lefcourt (Rosita, 2005:31) Menyatakan bahwa individu dengan kecenderungan locus of control internal kurang konformis, hal ini dikarenakan rasa percaya diri yang dimilikinya dan dapat melakukan kontrol dengan kemampuannya sendiri, mangandalkan kemampuan dan keterampilan diri serta usaha-usaha yang dilakukan. Solomon dan Oberlander (Pujiwati, 2004:34) menyatakan bahwa individu dengan kecenderungan locus of control internal cenderung lebih giat, rajin, ulet, mandiri, dan mempunyai daya tahan yang baik terhadap pengaruh sosial, dan bertanggung jawab atas kegagalannya.

Individu dengan kecenderungan locus of control eksternal cenderung conform terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, memiliki anggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh faktor luar dirinya. Individu


(38)

juga cenderung menunjukkan sikap menyerah, merasa tidak berdaya, dan memiliki kecemasan yang tinggi daripada individu yang mempunyai kecenderungan locus of control internal. Penelitian Doberty dan Ryder (Pujiwati, 2004:34) menemukan bahwa individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal mempunyai keyakinan yang besar untuk memperoleh keberhasilan, assertif, mempunyai usaha untuk maju dan mampu menggunakan keterampilan sosial untuk mempengaruhi lingkungan, sedangkan individu dengan kecenderungan locus of control eksternal memiliki sifat pasif, tidak suka bersaing, cenderung dipengaruhi lingkungan dan memiliki motivasi yang rendah untuk bersaing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai kecenderungan locus of control internal mempunyai rasa percaya diri akan kemampuannya untuk dapat mengendalikan kehidupannya, mampu menghadapi kegagalan, mandiri, bertanggung jawab. Orang yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal cenderung mudah menyerah, mempunyai kecemasan yang tinggi, merasa tidak berdaya, rasa percaya diri yang rendah, dan mempunyai penyesuaian yang kurang baik.


(39)

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Locus of

Control

Phares (Rosita, 2005:32) sependapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi individu dalam mengembangkan kecenderungan terhadap locus of control tertentu :

1). Keluarga

Orang tua yang menunjukkan dukungan yang hangat, protektif, positif dan membimbing, akan menghasilkan anak-anak yang mengembangkan locus of control internal. Hal-hal tersebut membangun kepercayaan diri, penghargaan diri, serta kemandirian yang terkait erat dengan locus of control internal. Hal-hal yang juga terkait dengan pengembangan locus of control internal adalah konsistensi memberlakukan disiplin dan standar-standar oleh orang tua. Seorang anak belajar mengembangkan locus of control internal, dengan mengasosiasikan perilaku mereka dengan akibat-akibat yang dapat mereka prediksikan.

2). Faktor Sosial-Ekonomi

Semakin rendah status sosial ekonomi individu, semakin eksternal pula locus of control individu tersebut. Kelompok etnis dan minoritas yang hanya memiliki sedikit akses pada kekuasaan dan pergerakan sosial ekonomi juga cenderung memiliki locus of control eksternal, Phares (Rosita, 2005:33). Telah umum diketahui bahwa individu dengan status sosial ekonomi tinggi mempunyai kendali yang relatif


(40)

tinggi dalam dinamika sosial ekonomi masyarakat. Sebaliknya, individu dengan status sosial ekonomi rendah relatif kurang memiliki kekuasaan untuk melakukan hal serupa. Mereka sering tidak punya banyak pilihan selain menerima apa yang telah disediakan oleh sistem. Kekurangberdayaan serupa juga dialami oleh kelompok etnis dan minoritas dengan sedikit akses pada pengerakan sosial ekonomi. Pengalaman demikian jika berlangsung secara kontiyu akan mendorong berkembangnya kepercayaan individu bahwa faktor-faktor eksternal lebih berkuasa untuk mengendalikan hidupnya daripada dirinya sendiri.

e. Faktor-faktor yang Dapat Merubah Locus of Control

Menurut Phares (Rosita, 2005:34), Locus of Control yang telah dikembangkan oleh individu dapat berubah karena faktor-faktor sebagai berikut.

1). Usia

Seiring anak berkembang, ia menjadi seorang manusia yang lebih efektif, sehingga ia meningkatkan kepercayaan bahwa dirinya mampu mengendalikan bermacam-macam hal dan kejadian dalam hidupnya. Dengan kata lain, locus of control bergerak dari kecenderungan eksternal ke arah internal sejalan dengan pertambahan usia.

2). Pengalaman akan suatu perubahan

Penelitian Kiehlbauch (Rosita, 2005:35) menemukan bahwa teman serumah yang masih baru menunjukkan locus of control yang


(41)

relatif lebih eksternal daripada teman serumah yang telah lebih lama bersama. Locus of control teman serumah yang akan berpisah juga cenderung bergeser ke arah eksternal. Keadaan yang cenderung labil dan tidak pasti selama masa-masa transisi mendorong locus of control individu ke arah eksternal.

3). Generalitas dan stabilitas perubahan

Peristiwa-peristiwa yang membawa perubahan seperti perang, skandal politik, bom nuklir dan eksperimen ternyata dapat berpengaruh pada locus of control. Kecenderungan ke arah locus of control eksternal meningkat sejalan dengan pengalaman perubahan peristiwa spesifik dan insidental seperti kekecewaan pada keputusan-keputusan politik pemerintah, menang lotere, dan eksperimen. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi di luar prediksi dan rutinitas individu sehingga ia merasa kehilangan kemampuan untuk menganalisa dan mempersiapkan diri terhadap jalannya peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka.

4). Pelatihan dan pengalaman

Seperti halnya kapasitas-kapasitas kognitif lain, locus of control dapat dilatih untuk didorong ke arah salah satu kecenderungan tertentu. Locus of control dapat berubah karena pengalaman-pengalaman yang meningkatkan kemandirian, tanggung jawab pribadi, dan kemampuan untuk menguasai keadaan.


(42)

5). Efek terapi

Psikoterapi berpengaruh secara positif dalam mengatasi masalah-masalah individu. Tujuan ini meningkatkan kecenderungan individu untuk lebih merasa bertanggung jawab dalam peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.

Pada dasarnya, faktor pengalaman akan suatu perubahan serta generalitas dan stabilitas perubahan dapat dikelompokkan ke dalam faktor pengalaman. Sementara itu, efek dari terapi dapat dikategorikan ke dalam faktor pelatihan. Dengan demikian, faktor-faktor yang dapat mengubah arah locus of control adalah faktor usia, pelatihan, dan pengalaman.

Untuk mendorong kecenderungan locus of control ke arah internal, individu harus mengalami situasi di mana tindakan-tindakan yang ia ambil menghasilkan konsekuensi seperti yang ia harapkan. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa pelatihan dan pengalaman yang dapat mendorong locus of control individu ke arah internal adalah pelatihan dan pengalaman yang memberikan reinforcement atas tindakan-tindakan individu dan menanamkan kepercayaan pada diri individu bahwa reinforcement tersebut adalah hasil dari tindakan-tindakan individu sendiri.

f. Aspek-aspek Kehidupan yang Dipengaruhi oleh Locus of Control

Lefcourt (Pujiwati, 2004:36) melihat bahwa perbedaan kecenderungan arah locus of control ternyata membawa akibat dalam berbagai aspek hidup, yaitu:


(43)

1). Sikap terhadap lingkungan

Individu dengan locus of control internal menganalisa situasi dengan sikap yang lebih terarah dan waspada daripada individu dengan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal juga lebih aktif dalam mencari, memperoleh, menggunakan, dan mengolah informasi yang relevan dalam rangka memanipulasi dan mengendalikan lingkungan. Di samping itu, individu yang mempunyai locus of control internal lebih berorientasi pada posisi dengan kekuasaan besar, sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal lebih cenderung menyukai posisi dengan kekuasaan kecil.

2). Pengaruh konformitas dan perubahan sikap

Beberapa penelitian Crowne (Pujiwati, 2004:37) menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan internal lebih mampu bertahan terhadap pengaruh dan tekanan lingkungan. Sebaliknya, individu dengan kecenderungan eksternal lebih siap sedia untuk menerima pengaruh, mengikuti lingkungan sosial dan menerima informasi dari orang lain.

3). Perilaku menolong dan atribusi tanggung jawab

Individu dengan kecenderungan internal lebih sering menunjukkan perilaku menolong daripada individu dengan kecenderungan eksternal.


(44)

4). Pencapaian prestasi

Menurut Shaver (Pujiwati, 2004: 38) tingginya prestasi yang dicapai oleh individu dengan locus of control internal merupakan hasil dari kemampuannya untuk menunda menikmati penghargaan atas hasil usahanya, serta mengurangi reaksi-reaksi negatif yang cenderung muncul pada saat individu mengalami kegagalan.

5). Penyesuaian diri, kecemasan, dan psikopatologi

Individu dengan kecenderungan internal lebih mampu untuk menyesuaikan diri daripada individu dengan kecenderungan eksternal. Individu dengan locus of control internal lebih mengandalkan diri sendiri, aktif, dan memiliki kecenderungan tinggi untuk berjuang, Hal-hal tersebut menggiring pada keberhasilan dalam penyesuaian diri. Kesederhanaan kepercayaan kendali yang ada dalam diri sendiri juga mendorong individu dengan locus of control internal pada penyesuaian diri dengan kecemasan. Di lain pihak, individu dengan kecenderungan eksternal cenderung mengalami lebih kecemasan daripada individu dengan kecemasan internal. Individu dengan locus of control eksternal sering menerima secara pasrah ancaman-ancaman dan informasi negatif tentang diri mereka.

Berdasarkan tori-teori diatas, penulis merangkumnya kedalam kelompok dimensi dan indikator untuk dijadikan pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dimensi dan indikator locus of control:


(45)

Tabel 2

Dimensi dan Indikator Locus of Control

No Dimensi Indikator

1

2

3

Faktor Internal (I)

Faktor Powerful Others (P)

Faktor Chance (C)

Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya sendiri.

Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh orang lain yang lebih berkuasa.

Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh nasib, peluang, dan keberuntungan.

2. Jenis Pendidikan

Pendidikan dan pengalaman dalam dunia wirausaha sangat berarti karena pendidikan dan pengalaman merupakan salah-satu modal dasar yang diperlukan untuk dapat memulai dan menjalankan sebuah usaha. Coba Anda perhatikan, siapa-siapa yang memulai usaha baru di daerah Anda, mereka pastilah orang yang pernah merantau atau minimal pernah belajar atau magang pada usaha serupa (Wijandi, 1998:67).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:232), pendidikan diartikan sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi tersebut hal yang hampir sama dengan


(46)

yang dikatakan oleh (Supriyatno, 2002:12), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam menciptakan suasana belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara melalui kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Menurut (Uyoh, 2003:55), pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat.

Maksud pendidikan dalam penelitian ini adalah jenis pendidikan formal yang pernah diperoleh mahasiswa PAK USD, yaitu apakah mahasiswa berasal dari SMU atau dari SMK. Karena jenis pendidikan yang berbeda, maka berbeda pula pendidikan yang diperoleh. Selain itu berbeda dengan kurikulum SMU, pada SMK secara tegas mata pelajaran kewirausahaan tercantum dalam kurikulum atau GBPP Tahun 1999 maupun dalam KBK, mata pelajaran ini tergolong sebagai mata pelajaran adaptif, berupa bidang keahlian. Meliputi mata pelajaran Bisnis dan Manajemen, Pekerjaan Sosial, Tata Kecantikan, Tata Busana, dan Pariwisata.

Mata pelajaran kewirausahaan di SMK diberikan, mulai dari kelas satu hingga kelas tiga, sebanyak 112 jam pelajaran. Untuk kelas satu mata pelajaran kewirausahaan diberikan sebanyak 40 jam, kelas dua 40 jam, dan kelas tiga diberikan sebanyak 32 jam pelajaran. Materi tersebut diajarkan dalam bentuk topik-topik atau sub-sub topik, yaitu sebanyak 17 topik atau sub topik.


(47)

Pada umumnya topik satu hingga topik 11 diberikan pada siswa kelas satu dan dua. Sedang untuk topik 12 hingga 17 diberikan pada siswa kelas tiga. Kalau dianalisis sebenarnya dari topik satu hingga topik 11 merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang calon wirausahawan, sehingga materi tersebut di samping berupa aspek kognitif juga mengandung aspek sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Jadi target materi tersebut, diharapkan para siswa memiliki sikap kewirausahaan, atau menjadi manusia wirausaha yang berhasil.

Berdasarkan bobot dan jenis materi yang diberikan, tampak jelas bahwa di SMK materi kewirausahaan diberikan secara khusus, yang merupakan bagian dari kurikulum untuk kelompok adaptif. Sementara di SMU tidak tercantum materi kewirausahaan. Namun, sebenarnya unsur-unsur dan dasar kewirausahaan secara implisit juga dibahas dalam materi ekonomi (Hari, 2005:87).

Pada SMK mata pelajaran wirausaha diberikan secara tersendiri dan spesifik, maka diyakini bahwa sikap kewirausahaan para mahasiswa yang berasal dari SMK akan lebih cepat terbentuk dibandingkan mereka yang berasal dari SMU. Sehingga penulis menduga bahwa perilaku inovatif pada mahasiswa yang berasal dari SMK akan lebih besar daripada mahasiswa yang berasal dari SMU.


(48)

4. Pengalaman Berwirausaha

Maksud pengalaman dalam penelitian disini berfokus pada pengalaman wirausaha atau pengalaman berusaha sektor kecil, pengalaman ini bisa saja diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan nonformal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-harinya. Dimana pengalaman berusaha juga dapat diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang yang memiliki sebuah usaha (Prihatin, 2003:37). Pengalaman dalam berusaha juga dapat diperoleh bila seseorang terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan usaha yang berasal dari orangtua yang berwirausaha. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sekarang banyak mahasiswa yang kuliah sekaligus dengan berusaha kecil-kecilan untuk menambah uang saku mereka, contohnya berusaha dengan membuat assesoris wanita yang sedang diminati kemudian menjualnya di kampus baik kepada mahasiswa lainnya. Dan ada juga mahasiswa yang berwirausaha dengan menjualkan barang-barang yang sedang mode tanpa mengubahnya menjadi suatu produk baru. Dengan adanya pengalaman wirausaha, penulis menduga bahwa mahasiswa yang sudah berpengalaman wirausaha akan memiliki perilaku inovatif yang tinggi.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Brigita Pujiwati (2004), bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dengan produktivitas kerja karyawan PT. Astra Internasional Tbk-Honda Yogyakarta. Uji kesahihan butir menyatakan


(49)

ada 26 butir item yang gugur dan 54 butir yang sahih dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9694 dan koefisien determinan (R2) sebesar 0.117 yang berarti bahwa sumbangan variabel locus of control internal terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 11.7 %. Data penelitian dengan mengunakan teknik korelasi product moment pearson. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data adalah normal dan linear. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,342 pada taraf signifikansi 0,05 dengan probabilitas 0,015 (p<0,05). Hal tersebut berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara locus of control internal dengan produktivitas kerja pada PT. astra internasional Tbk-Honda di Yogyakarta dapat diterima.

Penelitian oleh Parwitasari (2005), bertujuan untuk menemukan hubungan antara locus of control internal dengan motif berprestasi pada siswa kelas III SMU Negri I Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan positif antara locus of control internal dengan motif berprestasi pada siswa kelas III. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III IPA1, IPS2, Bahasa1 SMU Negri I Seyegan, Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2001/2002. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dengan menggunakan dua buah skala yaitu skala IPC Levenson dan skala Mehrabian Measures of Achieving Tendency. Skala pertama mempunyai reliabilitas 0,853 dan skala kedua mempunyai korfisien reliabilitas 0,915. Data yang dihasilkan berupa angka yang menunjukkan kecenderungan arah locus of control dan kecendrungan arah motif berprestasi subjek penelitian. Data tersebut kemudian diolah dengan teknik product moment pearson. Hasil


(50)

pengolahan data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,521 antara locus of control internal dengan motif berprestasi subjek penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa ada hubungan positif antara locus of control internal dengan motif berprestasi subjek penelitian. Koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,271. Hal ini menunjukkan locus of control membuka peluang bagi adanya motif berprestasi sebesar 27,1%.

C. Rasionalitas Penelitian

1. Pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control

dengan perilaku inovatif mahasiswa

Locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor-faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol (locus of control internal) dan yang di luar kontrol dirinya (locus of control eksternal). Perilaku inovatif sendiri adalah perilaku seseorang yang mencari tahu teknologi baru, proses, teknik, ide baru; menghasilkan ide-ide kreatif; memajukan dan memperjuangkan ide-ide-ide-ide ke orang lain; meneliti dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide baru; mengembangkan rencana dan jadwal yang matang untuk mewujudkan ide baru tersebut. Jenis pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal pada SMU dan SMK. Mahasiswa yang berasal dari SMK sudah mengenal konsep wirausaha dari mata pelajaran kewirausahaan sedangkan mahasiswa yang berasal dari SMU belum mengenal konsep wirausaha. Derajat hubungan locus of control dengan perilaku inovatif


(51)

mahasiswa diduga kuat berbeda pada jenis pendidikan yang berbeda. Maka model rasionalitas penelitian ini nampak pada gambar dibawah:

2. Pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan antara locus of

control dengan perilaku inovatif mahasiswa

Pengalaman berwirausaha yang diperoleh mahasiswa dalam berusaha, baik yang didapat dalam keluarga, masyarakat maupun usaha kecil yang pernah dijalaninya sendiri dapat mempengaruhi hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif. Dengan adanya pengalaman berwirausaha, keyakinan diri (locus of control) mahasiswa akan bertambah dan akan mempengaruhi hubungannya dengan perilaku inovatif yang cenderung inovator. Derajat hubungan locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa diduga kuat berbeda pada pengalaman wirausaha yang berbeda. Pada mahasiswa yang sudah pernah memperoleh pengalaman berwirausaha, derajat hubungan locus of control dengan perilaku mahasiswa PAK akan lebih tinggi dibandingkan pada mahasiswa yang belum pernah memperoleh pengalaman berwirausaha. Maka model rasionalitas penelitian ini nampak pada gambar dibawah:

Locus of Control Perilaku Inovatif Jenis Pendidikan


(52)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan pendapat kajian hasil penelitian terdahulu maka penulis melihat bahwa:

1. Ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

2. Ada pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

Locus of Control Perilaku Inovatif


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat digolongkan sebagai studi kasus, yaitu penelitian tentang perilaku inovatif mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dilihat dari hubungannya dengan locus of control dengan adanya jenis pendidikan dan pengalaman berwirausaha yang berbeda. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya terbatas pada subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : Universitas Sanata Dharma Mrican 2. Waktu Penelitian : Bulan Oktober 2006

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 dan 2003 Universitas Sanata Dharma yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan.

2. Sampel

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2002 dan 2003 Universitas Sanata Dharma yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan.


(54)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel akan menggunakan teknik sample bertujuan atau purposive sampling, yaitu cara pengambilan subjek atas adanya tujuan tertentu.

D. Variabel Penelitian dan Skala Pengukurannya 1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian ini adalah:

a).Variabel Terikat

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur didalamnya yang berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lain atau variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku inovatif.

b). Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah locus of control.


(55)

c). Variabel Moderator

Variabel moderating adalah variabel bebas yang akan menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah:

a. Jenis pendidikan

b. Pengalaman berwirausaha

2. Skala Pengukuran Variabel

a. Perilaku Inovatif

Tabel 3

Dimensi, Indikator dan No Item Pertanyaan Perilaku Inovatif No Dimensi Indikator No item

1

2

3

Penemuan

Pengembangan

Sintesis

Mencari tahu teknologi baru, proses, teknik, ide-ide baru dan menghasilkan ide- ide kreatif. Memajukan ide dan

memperjuangkan ide- ide ke orang lain

Meneliti, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan mengembangkan rencana atau jadwal yang matang untuk mewujudkan ide- ide baru tersebut.

1, 2, 6, 7,11,12 dan 16

3, 8, 13

4, 5, 9, 10, 14 dan 15

Untuk setiap pernyataan dalam skala diberi 4 kategori jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju STS). Penulis hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan


(56)

meniadakan kategori jawaban tengah atau netral dengan maksud menghindari adanya kecenderungan jawaban ketengah (central tendency effect) dan untuk lebih melihat kecendrungan jawaban ke arah sesuai atau tidak sesuai.Hadi (Rukmi, 2003:44). Penskoran skala ini bergerak dari skor 4 sampai dengan skor 1 atau sebaliknya,seperti berikut:

Skor pertanyaan Pertanyaan

Positif Negatif Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

b. Locus of Control

Variabel locus of control diungkap dalam sebuah alat ukur yaitu skala IPC Levenson, yaitu skala yang mengukur kecenderungan arah locus of control individu. Sebagai satu kesatuan skala IPC locus of control berada diantara satu bentuk continum yang memiliki kutub internal dan kutub eksternal, dimana terdiri dari 24 butir dengan perincian masing-masing faktor terdiri dari 8 butir. Butir didalam angket IPC Levenson bersifat positif dan negatif, dimana setiap pernyataan mendukung obyek psikologis masing-masing faktor, yaitu internal, powerfull others dan chance. Orientasi internal subyek ditunjukkan dengan semakin tingginya skor yang didapat subyek,


(57)

sebaliknya semakin rendah skor yang didapat subyek menunjukkan kecenderungan locus of control eksternal.

Tabel 4

Dimensi, Indikator dan No Item Pertanyaan Locus of Control

No Dimensi Indikator No item

1 2 3 Faktor Internal (I) Faktor Powerful Others (P) Faktor Chance (C)

Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh kemampuan dirinya sendiri. Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh orang lain yang lebih berkuasa.

Keyakinan seseorang bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama oleh nasib, peluang, dan keberuntungan.

1, 4, 5, 9, 18, 19, 21, dan 23

3, 8, 11, 13, 15, 17, 20,

dan 22

2, 6, 7, 10, 12, 14, 16, dan 24

Pengukuran variabel locus of control didasarkan pada skala Likert, yang disusun dengan metode penskalaan summated rating, yaitu penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Untuk setiap pernyataan dalam skala diberi 4 kategori jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Penulis hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan kategori jawaban tengah atau netral dengan maksud menghindari adanya kecenderungan jawaban ketengah (central tendency effect) dan


(58)

untuk lebih melihat kecendrungan jawaban ke arah sesuai atau tidak sesuai.Hadi (Rukmi, 2003:44). Penskoran skala ini bergerak dari skor 4 sampai dengan skor 1 atau sebaliknya,seperti berikut:

Skor pertanyaan Pertanyaan

Positif Negatif Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

c. Jenis Pendidikan

Pada variabel jenis pendidikan akan diukur berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, jika mahasiswa menjawab SMU maka diberi skor 0 sedangkan pada jawaban SMK maka diberi skor 1.

d. Pengalaman berwirausaha

Pada variabel pengalaman berwirausaha akan diukur berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diberikan, jika mahasiswa menjawab belum pernah memperoleh pengalaman berwirausaha maka diberi skor 0 sedangkan pada jawaban sudah pernah memperoleh pengalaman berwirausaha maka diberi skor 1.


(59)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dimana teknik pengumpulan datanya dilakukan didasarkan atas respon tertulis dari subjek terhadap sejumlah pernyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam kuesioner ini pertanyaan yang diajukan oleh penulis bersifat tertutup yang artinya responden hanya memberikan jawaban sesuai dengan pilihan yang diberikan dalam kuesioner tersebut.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Validitas

Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur, dalam penelitian alat ukur tersebut berupa kuisioner. Nilai validitas yang dicari menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson (Suharsimi Arikunto, 1998:162).

Rumus :

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Dimana :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

∑X = jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = jumlah skor dalam sebaranY

∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji cobakan


(60)

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

ƒ jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen penelitian dikatakan valid.

ƒ jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid.

Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Uji Validitas Variabel Perilaku Inovatif

Indikator-indikator yang dikembangkan dari variabel perilaku inovatif dijabarkan dalam 16 butir pertanyaan. Uji coba tersebut dilakukan pada 30 responden di luar responden yang akan menjadi subyek dalam penelitian sesungguhnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Pelaksanaan uji analisis butir dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS dengan kaidah yang dipergunakan adalah: “jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid tetapi jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid pada taraf signifikan 5 %. Hasil pengujian validitas diatas semua butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai koefisien korelasi bagian totalnya (r hitung) lebih dari 0,239. Hasil pengujian validitas di atas menunjukkan semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai koefisen korelasi bagian totalnya (r hitung) perbutir lebih dari 0,239. Uraian pengujian validitas butir pertanyaan


(61)

variabel perilaku inovatif terdapat pada lampiran I uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 5

Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Inovatif

No. Item

r hitung r tabel taraf signifikansi 5% Hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 .5903 .7275 .7388 .4315 .7097 .5495 .5340 .6588 .7936 .6236 .5930 .7231 .6717 .6805 .6702 .7918 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

b. Uji Validitas Variabel Locus of Control

Indikator-indikator yang dikembangkan dari variabel locus of control dijabarkan dalam 24 butir pertanyaan. Uji coba tersebut dilakukan pada 30 responden di luar responden yang akan menjadi subyek dalam penelitian sesungguhnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Pelaksanaan uji analisis butir dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS dengan kaidah yang dipergunakan adalah: “jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid tetapi jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut


(62)

dinyatakan tidak valid pada signifikan 5 %. Hasil pengujian validitas diatas menunjukkan semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai koefisien korelasi bagian totalnya (r hitung) lebih dari 0,239. Hasil pengujian validitas di atas menunjukkan semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai koefisen korelasi bagian totalnya (r hitung) perbutir lebih dari 0,239. Uraian pengujian validitas butir pertanyaan variabel locus of control terdapat di lampiran I uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 6

Rangkuman Uji Validitas Variabel Locus of Control

No.Item r hitung r tabel taraf signifikansi 5% Hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 .4161 .4811 .5092 .5115 .3796 .3513 .5871 .4125 .4328 .4263 .4687 .6559 .3895 .4530 .4125 .5161 .3777 .3758 .4405 .3657 .3545 .3630 .3866 .4421 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(63)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 seperti angket, maka digunakan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 1998:193).

Rumus :

(

)

⎥⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

2 11 1 1 t b k k r σ σ Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ = jumlah varian butir

2

t

σ = varian total

Untuk mengetahui harga r11 yang diperoleh dengan rumus Alpha ini, tidak dapat mengunakan tabel r product moment untuk konsultasi. Untuk mengkonsultasikan harga r11 digunakan cara tradisional dengan mengartikan indeks korelasi (Suharsimi Arikunto, 1998:167):

Tabel 7

Tingkat Keandalan Variabel Penelitian

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,00 Sangat Baik 0,60-0,79 Baik 0,40-0,59 Cukup Baik 0,20-0,39 Tidak Baik 0,00-0,19 Sangat Tidak Baik


(64)

Uji reliabilitas di dasarkan pada butir-butir pertanyaan yang valid. Hasil pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan bantuan program SPSS. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian reabilitas:

Tabel 8

Rangkuman Hasil uji Reliabilitas

No. Nama Variabel r hitung Tingkat keandalan

Kesimpulan 1 Perilaku inovatif 0,9321 Sangat Baik Reliabel 2 Locus of control 0,8690 Sangat Baik Reliabel

Tabel di atas menunjukan angka keandalan masing-masing alat ukur variabel. Nilai – nilai rhitung untuk masing-masing variabel menunjukkan lebih besar dari rtabel (0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian masing – masing variabel bisa dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I uji validitas dan reliabilitas.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis perilaku inovatif, jenis locus of control, jenis pendidikan, dan pengalaman berwirausaha mahasiswa PAK USD. Pendiskripsian data dilakukan untuk mengetahui persentase, rata-rata (mean), median, modus, dan standar devisiasi.


(65)

2. Pengujian normalitas dan linieritas a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini mengunakan tes suatu sample Kolmogorov Smirnov, dengan rumus sebagai berikut: (Imam Ghozali, 2002:36)

Rumus: D = max [ Fo (Xi) – SN (Xi) ] Dimana:

D = deviasi max

Fo (Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan observasi Fe (Xi) = distribusi frekuensi komulatif observasi

Bila probabilitas (ρ) yang diperoleh melalui perhitungan > taraf signifikan 5 % berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan bila probabilitas (ρ) yang diperoleh melalui perhitungan < taraf signifikan 5 % berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Sudjana, 1996: 332)

Rumus:

e S S F 2TC

2

= Dimana:

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok


(66)

Nilai F yang dihasilkan dikonsultasikan dengan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai F hitung > F tabel, hubungan antara kedua variabel sifatnya tidak linier, dan sebaliknya.

3. Uji Hipotesis a. Uji hipotesis I

Rumusan hipotesis I:

H0: Tidak ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

Ha: Ada pengaruh jenis pendidikan terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa.

b. Pengujian hipotesis I

Pengujian hipotesis I dalam penelitian ini mengunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati, 1995:271) dengan rumus sebagai berikut:

Yi = α0 + α1 D1 + β X1 + β (D1 X1) + µi Dimana:

Yi = Variabel perilaku inovatif X1 = Variabel locus of control

α,β = Konstanta atau parameter D1 = Variabel jenis pendidikan

1 = jika jenis pendidikan responden SMK 0 = jika jenis pendidikan responden SMU µi = Pengganggu regresi


(67)

c. Uji Hipotesis II

Rumusan Hipotesis II:

H0: Tidak ada pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan antara locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa. Ha: Ada pengaruh pengalaman wirausaha terhadap hubungan antara

locus of control dengan perilaku inovatif mahasiswa. d. Pengujian hipotesis II

Pengujian hipotesis II dalam penelitian ini mengunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati, 1995:271) dengan rumus sebagai berikut:

Yi = α0 + α1 D2 + β X1 + β (D2 X1) + µi Dimana:

Yi = Variabel perilaku inovatif X1 = Variabel locus of control

α,β = Konstanta atau parameter

D2 = Variabel pengalaman berwirausaha

1 = jika mempunyai pengalaman berwirausaha 0 = jika tidak mempunyai pengalaman berwirausaha µi = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel D1 dan D2 terhadap Yi , maka dilakukan pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis I dan II dalam penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi (β) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05. Dimana :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima


(68)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Responden dalam penelitian ini berjumlah 95 mahasiswa dari 101 mahasiswa yang menjadi populasi penelitian ini. Peneliti hanya mendapatkan

data penelitian sebanyak 95 responden, karena pada waktu penelitian 6 mahasiswa yang seharusnya masuk dalam responden penelitian ini diantaranya

sedang mengambil cuti sehingga penulis tidak bisa mendapatkan data dari 6 responden tersebut. Dengan demikian penulis hanya menggunakan 95 data responden yang diperoleh untuk melakukan penelitian ini. Dari 95 responden, terdapat 86 responden yang jenis pendidikannya SMU, 9 responden yang jenis pendidikannya SMK. Dan dari 95 responden, juga terdapat 32 responden yang tidak mempunyai pengalaman berwirausaha, 63 responden mempunyai pengalaman berwirausaha. Dalam pendeskripsian kecenderungan jawaban dalam penelitian ini, penulis mengunakan acuan pada PAP II. Berikut ini adalah pendeskripsian data penelitian.

1. Variabel Perilaku Inovatif

a). Responden yang jenis pendidikannya SMK

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 45 dan skor tertinggi adalah 55. Hasil perhitungan kondisi sentral menunjukkan bahwa nilai mean (M) 48,33; median (Me) 47; modus (Mo) 47; standar devisiasi 3,279. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada


(69)

lampiran II analisis deskripsi kecenderungan jawaban). Berikut ini disajikan tabel deskripsi kecenderungan jawaban variabel perilaku inovatif responden SMK.

Tabel 9

Deskripsi Kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif Responden SMK

Interval Skor Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Kriteria 55 – 64 1 11,11 % Sangat Tinggi 48 – 54 3 33,33 % Tinggi 43 – 47 5 55,56 % Cukup Tinggi 38 – 42 0 0 % Rendah Di bawah 38 0 0 % Sangat Rendah

Jumlah 9 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang jenis pendidikannya SMK, mempunyai frekuensi terbesar sebanyak 5 responden (55,56%) yang masuk dalam kriteria perilaku inovatif cukup tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif responden yang berasal dari SMK termasuk dalam kategori cukup tinggi. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II analisis deskripsi kecenderungan jawaban).

b). Responden yang jenis pendidikannya SMU

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 38 dan skor tertinggi adalah 61. Hasil perhitungan kondisi sentral menunjukkan bahwa nilai mean (M) 48,49; median (Me) 48; modus (Mo) 50; standar devisiasi 4,879. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada


(70)

lampiran II analisis deskripsi kecenderungan jawaban). Berikut ini disajikan tabel deskripsi kecenderungan jawaban variabel perilaku inovatif responden SMU.

Tabel 10

Deskripsi Kecenderungan Jawaban Variabel Perilaku Inovatif Responden SMU

Interval Skor Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

Kriteria 55 – 64 10 11,63 % Sangat Tinggi 48 – 54 38 44,19 % Tinggi 43 – 47 31 36,04 % Cukup Tinggi 38 – 42 7 8,14 % Rendah Di bawah 38 0 0 % Sangat Rendah

Jumlah 86 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang jenis pendidikannya SMU, mempunyai frekuensi terbesar sebanyak 38 responden (44,19 %) yang masuk dalam kriteria perilaku inovatif tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif mahasiswa PAK yang berasal dari SMU termasuk dalam kategori tinggi. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II analisis deskriptif kecenderungan jawaban).

c). Responden yang berpengalaman wirausaha

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian untuk variabel perilaku inovatif menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 38 dan skor tertinggi adalah 55. Hasil perhitungan kondisi sentral menunjukkan bahwa nilai mean (M) 46,87; median (Me) 47; modus (Mo) 48; standar devisiasi 3,255. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada


(1)

21. Jika saya memperoleh apa yang saya inginkan, hal itu biasanya terjadi karena saya bekerja keras untuk

memperolehnya.

22. Supaya rencana saya dapat terlaksana, saya pastikan terlebih dahulu bahwa rencana itu sesuai dengan keinginan dari orang-orang yang bersangkutan atas diri saya.

23. Kehidupan saya ditentukan oleh tindakan-tindakan saya sendiri. 24. Banyak sedikitnya teman saya,

sebagian besar tergantung pada nasib.

Bagian IV

Perilaku Inovatif

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya senang mencoba proses baru yang belum pernah saya lakukan.

2. Saya selalu mencari cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan segala sesuatu.

3. Saya sering merasa tidak ragu untuk mengemukakan ide-ide saya.

4. Saya tidak selalu bisa mencapai suatu tujuan, dengan mengunakn proses atau teknik-teknik yang sudah ada.


(2)

5. Dalam setiap pengambilan keputusan, saya selalu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang.

6. Saya tertarik pada kemajuan teknologi yang sedang berkembang.

7. Dalam melakukan sesuatau kegiatan, saya selalu memperhatikan efektivitas pencapaian tujuan dan efisiensi biaya yang berhubungan dengan kegiatan tersebut.

8. Saya sering tidak ragu-ragu terhadap kemampuan saya, ketika sedang

mengemukakan pendapat saya.

9. Saya sering memadukan pikiran kreatif dan imajinatif dalam pengungkapan ide saya.

10. Saya menganggap persoalan yang muncul dalam implementasi ide merupakan suatu tantangan.

11. Saya senang mengikuti perkumpulan dan seminar-seminar untuk menambah wawasan saya.

12. Saya selalu optimis dalam menjalankan segala kegiatan.

13. Saya sering menyampaikan ide dalam suatu rencana kegiatan pada orang lain. 14. Saya termasuk orang yang peduli pada

penyediaan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu rencana atau kegiatan.


(3)

15. Untuk melakukan suatu rencana atau kegiatan, saya suka membuat

perencanaan terlebih dahulu.

16. Saya menerapkan teknik-teknik yang dapat menumbuhkan ide baru.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Locus Of Control Internal dengan Minat Berwirausaha.

5 18 16

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Hubungan Antara Locus Of Control Internal dengan Minat Berwirausaha.

0 3 15

Hubungan kompetensi mahasiswa untuk mata kuliah kewirausahaan dan jiwa berwirausaha dengan minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bkk Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 4 129

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma.

0 6 153

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa dengan stres kuliah : studi kasus pada Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 133

Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi : studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 0 114

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

PENGARUH JENIS PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU INOVATIF

0 0 135

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 151