Persiapan Alat Identifikasi dan pengukuran konsentrasi pewarna hijau dalam sampel minuman dengan analisis pola serapan dan indeks bias menggunakan detektor emission spectrometer dan refraktometer.

26

2. Persiapan Sampel

Sampel merupakan minuman siap konsumsi yang didapatkan dari pedagang di tempat yang berbeda. Tabel 3.1 sampel minuman berwarna hijau yang didapatkan dari berbagai tempat. Sampel Keterangan S1 Sampel didapatkan dari sekitar Pasar Stan S2 Sampel didapatkan dari sekitar Jl. Kanigoro S3 Sampel didapatkan dari daerah di depan Stadion Maguwoharjo S4 Sampel didapatkan dari daerah di depan Stadion Maguwoharjo S5 Sampel didapatkan dari daerah di Jl. Tasura

C. Prosedur Percobaan

Eksperimen dilaksanakan dalam dua tahap sebagai berikut:

1. Penentuan pola serapan sampel menggunakan Emission Spectrometer

a. Menempatkan larutan standar atau sampel ke dalam kuvet b. Meletakkan kuvet yang berisi larutan standar atau sampel di antara sumber cahaya dan detektor Emission Spektrometer. c. Mengatur posisi lampu pijar, kuvet, dan detektor menjadi satu garis lurus. 27 d. Melakukan perekaman data menggunakan PC yang sudah dilengkapi dengan software Logger Pro 3.12. e. Membandingkan pola serapan sampel dengan pola serapan larutan standar pewarna hijau. Pola serapan ditunjukkan dengan nilai intensitas yang melewati larutan sampel pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm dengan interval panjang gelombang 1 nm.

2. Pengukuran indeks bias sampel menggunakan Refraktometer

a. Meneteskan sampel pada plan kaca refraktometer b. Mengatur posisi lampu penerang sehingga berada di depan Refraktometer. c. Mencatat nilai indeks bias yang diukur dengan Refraktometer. d. Menganalisa nilai konsentrasi pewarna hijau dengan grafik hubungan antara indeks bias terhadap konsentrasi pewarna hijau.

D. Analisa Data

1. Identifikasi Pewarna Hijau

Identifikasi pewarna hijau dalam larutan sampel dilakukan dengan analisa kualitatif. Analisa ini dilakukan dengan membandingkan pola serapan larutan standar dengan pola serapan sampel. Adanya penyerapan ditandai dengan penurunan intensitas cahaya pada panjang gelombang tertentu setelah melewati larutan. Pengukuran dilakukan dengan 28 menggunakan Emission Spectrometer. Pola serapan larutan standar didapatkan dengan mengukur intensitas cahaya yang dilewatkan pada larutan standar. Pola serapan sampel didapatkan dengan mengukur intensitas cahaya yang dilewatkan pada larutan sampel. Pola serapan didapatkan dalam bentuk grafik hubungan antara intensitas terhadap panjang gelombang. Sampel dikatakan mengandung pewarna standar jika pola serapannya sama atau mengikuti pola serapan yang dihasilkan oleh larutan standar.

2. Penentuan Konsentrasi Pewarna Hijau

Penentuan konsebtrasi pewarna hijau dalam sampel dilakukan dengan analisa kuantitatif. Nilai indeks bias larutan standar akan diukur pada berbagai nilai konsentrasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan refraktometer. Hasil pengukuran dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara indeks bias terhadap konsentrasi larutan standar. hubungan antara indeks bias terhadap konsentrasi pewarna standar mengikuti hubungan linear dengan persamaan grafik, = + 3.1 dengan, n : indeks bias c : konsentrasi mLL b : konstanta 29 persamaan 3.1 dijadikan dasar perhitungan untuk menentukan nilai konsentrasi pewarna hijau pada sampel. Nilai indeks bias untuk setiap sampel akan diukur dengan refraktometer. Nilai indeks bias kemudian dianalisa dengan persamaan 3.1. Analisa kuantitatif ini dapat berlaku jika sampel telah teridentifikasi mengandung pewarna standar. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Eksperimen

Pewarna hijau standar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kombinasi pewarna kuning Tartrazin Cl 19140 dan Biru Berlian FCF Cl 42090. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan pewarna standar dalam suatu larutan sampel. Setelah dilakukan idenfikasi, penentuan konsentrasi dapat dilakukan dengan analisa data.

1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Hijau

Analisa kualitatif dilakukan berdasarkan pola serapan yang dihasilkan oleh pewarna hijau standar. Pola serapan ditunjukkan dengan grafik hubungan antara intensitas cahaya setelah melewati larutan terhadap panjang gelombang. Pengukuran intensitas cahaya setelah melewati larutan dilakukan pada panjang gelombang 320 nm sampai dengan 900 nm. Hasil pengukuran intensitas larutan standar pewarna hijau standar dengan konsentrasi 10 mLL, 8 mLL, 6 mLL, 4 mLL, dan 2 mLL terdapat pada tabel lampiran 1. Nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna hijau standar ditunjukkan oleh grafik 4.1.