30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen
Pewarna hijau standar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kombinasi pewarna kuning Tartrazin Cl 19140 dan Biru Berlian FCF Cl 42090.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan pewarna standar dalam suatu larutan sampel. Setelah dilakukan idenfikasi, penentuan
konsentrasi dapat dilakukan dengan analisa data.
1. Penentuan Pola Serapan Standar Pewarna Hijau
Analisa kualitatif dilakukan berdasarkan pola serapan yang dihasilkan oleh pewarna hijau standar. Pola serapan ditunjukkan dengan grafik
hubungan antara intensitas cahaya setelah melewati larutan terhadap panjang gelombang. Pengukuran intensitas cahaya setelah melewati
larutan dilakukan pada panjang gelombang 320 nm sampai dengan 900 nm. Hasil pengukuran intensitas larutan standar pewarna hijau standar
dengan konsentrasi 10 mLL, 8 mLL, 6 mLL, 4 mLL, dan 2 mLL terdapat pada tabel lampiran 1.
Nilai intensitas cahaya pada panjang gelombang 320 nm sampai 900 nm untuk pewarna hijau standar ditunjukkan oleh grafik 4.1.
31
Grafik 4.1. Hubungan intensitas terhadap panjang gelombang nm larutan pewarna hijau standar pada konsentrasi 2 mLL
- , 4 mLL
- , 6 mLL
- , 8 mLL
- , dan 10
mLL -
.
Grafik 4.1 menunjukkan adanya penurunan nilai intensitas pada rentang panjang gelombang tertentu. Berkurangnya nilai intensitas ini
menunjukkan adanya serapan yang terjadi pada cahaya setelah melalui pewarna standar. Untuk tiap larutan standar terlihat bahwa terjadi serapan
pada rentang panjang gelombang tertentu. Semakin besar konsentrasi larutan standar maka rentang panjang gelombang serapannya makin besar.
Adanya wilayah serapan ini yang kemudian disebut sebagai pola serapan. Salah satu pola serapan dijadikan sebagai pola standar atau acuan
sebagai pembanding untuk menganalisa pola serapan pada sampel. pola serapan larutan standar pada konsentrasi 10 mLL dipilih sebagai acuan
karena memiliki bentuk yang jelas dan utuh.