Morfologi Siklus hidup Amebiasis

2.3 Amebiasis

Parasit adalah organisma yang mendapatkan makanan dan perlindungan dari organisma lain, dan mengambil semua keuntungan dari assosiasi ini. Ghaffar, 2010. Protozoa intestinal terdiri atas amebae, flagellata dan cilliata, namun yang signifikan pada kesehatan manusia ialah Entamoeba histolytica Amebae, Balantidium coli Ciliates, Giardia lamblia dan Trichomonas vaginalis Flagellata serta Cryptosporidium parvum dan Isospora belli Sporozoa. Termasuk amebae intestinal adalah Entamoeba coli, Entamoeba histolytica, Entamoeba hartmanni, Endolimax nana, Iodomoeba butschlii, Dientamoeba fragillis dan Blastocystis hominis, namun hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, yang lainnya nonpatogen, dan juga merupakan penyebab utama disentri amebik. Yulfi, 2006 Infeksi amebiasis pertama sekali didiskripsi oleh Fedor Losch pada 1875 dari tinja disentrai seorang penderita di St. Petersburg, Russia Lacasse, 2009, dia menamakan organisma itu Amoeba coli Dhawan, 2008. Pada tahun 1893 Quiche dan Roos menemukan Entamoeba histolytica bentuk kista, sedangkan Schaudin tahun 1903 memberi nama spesies Entamoeba histolytica dan membedakannya dengan amebae yang juga hidup dalam usus besar yaitu Entamoeba coli Rasmaliah, 2003. Pada tahun 1980, Sir William Osler melaporkan kasus pertama amebiasis Amerika Utara, semasa dia mengobservasi amebae pada tinja dan cairan abses dari seorang physician. Pada 1913, di Filipina, Walker dan Sellards mendokumentasi kista sebagai bentuk infektif E histolytica. Siklus hidup Entamoeba histolytica pula dipublikasi oleh Dobell pada 1925 Lacasse, 2009.

2.3.1 Morfologi

Amebae berasal dari filum Sarcomastigophora, order Amoebida dan famili Amoebidae. Terdapat dua bentuk Entamoeba histolytica iaitu bentuk invasif, disebut trofozoit yang aktif bergerak, makan dan berreproduksi namun tidak mampu bertahan Universitas Sumatera Utara di luar tubuh hospes dan bentuk kista yang dorman, tahan tanpa makan dan bertanggungjawab pada transmisi infeksi manusia-ke-manusia Yulfi H, 2006. Habitat trofozoit ialah di usus besar. Di kolon, trofozoit mengubah diri ke bentuk kista yang lebih baik untuk ketahanan hidupnya Dhawan, 2008. Rata-rata trofozoit berukuran 25mm, berkisar diantara 10-60mm. Ia mempunyai ektoplasma jernih dan mempunyai satu nukleus yang berukuran rata-rata 3mm hingga 5mm, ditandai dengan karyosom padat yang terletak di tengah, serta kromatin yang tersebar di pinggiran. Ia mempunyai sitoplasma bergranular dan mengandungi eritrosit, yang merupakan penanda penting untuk diagnosa. Amebae memiliki karakteristik umum berupa gerak ameboid yang ditimbulkan oleh alat gerak ektoplasma trofozoit yang lebar disebut, pseudopodia. Ukuran rata-rata kista ialah 12mm, berkisar di antara 5-20mm dan mempunyai bentuk memadat mendekati bulat. Kista mempunyai 1-4 nuklei yang secara morfologi sama dengan nuklei trofozoit, namun tidak lagi dijumpai eritrosit dalam sitoplasma. Dhawan, 2008. Kista yang belum matang memiliki glikogen chromatoidal bodies berbentuk seperti cerutu, namun biasanya menghilang setelah kista matang. Prekista ialah bentuk peralihan dari trofozoit ke kista, di mana ektoplasma memendek dan di dalam sitoplasma tidak lagi dijumpai eritrosit. Bentuk ini dahulu,disebut bentuk minuta.

2.3.2 Siklus hidup

Siklus hidup Entamoeba histolytica terjadi apabila manusia tertelan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan ini mengandungi bentuk infektif Entamoeba histolytica iaitu metakista. Setelah tertelan, metakista akan mengalami eksistasi di ileum bahagian bawah dan menjadi trofozoit. Setiap kista menghasilkan delapan amebulae kecil, metakista trofozoit melalui pembelahan kedua sitoplasma dan nuklei trofozoit. Trofozoit yang matang, bentuk minuta dibentuk lagi melalui konstan belah pasang binary fussion di usus besar. Kemudian 90 dari minuta Universitas Sumatera Utara mengalami ensistasi membentuk kista uninukleasi yang mengandungi bodi kromatoid dan vakuol glikogen besar. Kemudian membentuk kista dengan dua nuklei dan bodi kromatoid, seterusnya kista dengan empat nuklei atau metakista yang dilepaskan bebas bersama feces dan menjadi infeksius jika diingesti oleh manusia. Sebahagian bentuk minuta mungkin membentuk bentuk magna, yang menginvasi dinding usus dan melalui aliran darah, memasuki organ lain seperti hepar, paru, dan otak dan bisa membentuk abses Louis, 2009.

2.3.3 Patogenesis