Cara penularan Pencegahan Amebiasis

konstipasi dan tinja encer, akut proktokilitis disentri yang dikarakteristik dengan kejang abdomen, tenesmus, dan tinja berdarah dan bermukus. Gejala primer amebiasis melibatkan sekum, apendiks dan kolon asendens Markell, 1999. Manakala, gejala sekunder melibatkan katup iliosekal dan terminal ileum kemudian melibatkan kolon sigmoid dan rektum. Manifestasi di usus yang lain adalah seperti kollitis fulminan dengan perforasi, megakolon toksik, kolitis nondisenteri kronis, ameboma dan ulserasi perianal. Ekstraintestinal amebiasis sering terjadi di hepar, paru dan otak. Abses hepar ditandai dengan tanda dan simptom demam, nyeri abdominal, dan penurunan berat badan, ruptur abses pula bisa mengakibatkan kematian. Bisa juga terjadi penyakit pleuropulmoner yang umumnya akibat penyebaran dari rupturnya abses hepar melalui hemidiafram kanan. Sekitar 10 penderita abses hepar berkembang menjadi pleuropulmoner amebiasis dengan tanda batuk, nyeri pleuritik dan dyspnea. Amebiasis serebral mempunyai onset yang cepat dan progresif kematian dalam 12-72 jam, penderita hadir dengan perubahan kesedaran dan tanda fokal neurologik. Selain itu, bisa terjadi peritonitis, perikarditis dan penyakit genitourinari yang bisa menyebabkan ulser genital dan amebiasis tuba fallopi Lacasse, 2009.

2.3.5 Cara penularan

Amebiasis disebut sebagai penyakit bawaan makanan Food Borne Disease. Umumnya, penularan amebiasis terjadi kerana makanan atau minuman yang terkontaminasi kista ameba. Penularan tidak terjadi oleh trofozoit karena akan dirusak oleh asam lambung. Kista dapat hidup lama dalam air 10 -14 hari. Dalam lingkungan yang dingin dan lembab kista dapat hidup selama kurang lebih 12 hari, kista juga tahan terhadap Khlor yang terdapat dalam air kran dan kista akan mati pada suhu 50° C atau dalam keadaan kering. Entamoeba histolytica juga ditransmisi direk melalui fekal-oral iaitu kontak orang ke orang seperti menukar lampin bayi dan praktis seksual oral-anal. Universitas Sumatera Utara Kista infektif bisa dijumpai pada suplai air dan makanan yang sudah terkontaminasi dengan tinja dan tangan penyaji makanan carrier iaitu penderita amebiasis tanpa gejala klinis yang dapat megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari dan ini merupakan sumber penting infeksi. Akut disenteri amebik tidak memainkan peranan penting dalam transmisi amebiasis karena trofozoit tidak bisa bertahan lama di luar badan hospes. Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoa lipas, sayur-sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia dan selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia. Pada tingkat keadaan sosio ekonomi yang rendah sering terjadi infeksi yang disebabkan berbagai masalah, antara lain penyediaan air bersih, karena sumber air sering tercemar oleh sistem kumbahan yang bocor. Tidak adanya jamban menyebabkan defikasi disembarang tempat yang memungkinkan amoeba dapat dibawa oleh lalat atau kecoa dan pembuangan sampah yang jelek merupakan tempat pembiakan lalat atau kecoa yang berperan sebagai vektor mekanik Rasmaliah, 2003.

2.3.6 Pencegahan

Amebiasis dicegah dengan mengeradikasi kontaminasi feces pada makanan dan minuman melalui pembaikan sanitasi dan higienis. Kista tidak dapat dibunuh dengan sabun atau konsentrasi rendah klorin atau yodium, maka air di kawasan endemis harus dimasak lebih dari 1 minit dan sayuran harus dibersihkan dengan sabun detergen dan direndam di dalam asam asetat selama 10-15 minit sebelum konsumsi. Bagi pencegahan amebiasis di persekitaran rumah, digalakkan mencuci tangan seluruhnya dengan sabun dan air yang mengalir selama lebih kurang 10 saat selepas menggunakan jamban atau selepas menukar lampin bayi dan sebelum menyaji makanan. Kamar mandi dan jamban harus dibersihkan selalu, beri perhatian lebih pada mangkuk jamban dan pipa. Hindari penggunaan bersama handuk atau pencuci muka. Selain itu, harus buang air besar di jamban, tidak menggunakan tinja manusia Universitas Sumatera Utara untuk pupuk, menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalat dan lipas, membuang sampah ditempat sampah yang ditutup untuk menghindari lalat. Juga mengelakkan praktis seksual yang melibatkan kontak fekal-oral Rasmaliah, 2003. Untuk menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang berupa pendidikan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha jangka pendek berupa penyuluhan kesehatan dan pembersihan kampung halaman secara serentak gotong royong dan juga dengan pengobatan massal ataupun individual. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL