Teknik Analisis Data USAHA KARTOSOEWIRJO DALAM MENDIRIKAN NEGARA ISLAM INDONESIA DI JAWA BARAT TAHUN 1946-1962

✡ ☛ 1 Reduksi Data Merupakan sebuah proses pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan di lapangan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses reduksi data adalah membuat analisis yang tajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu serta mengorganisasi data sampai akhirnya bisa menarik sebuah kesimpulan. 2 Penyajian Data Merupakan data yang dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam tahap penyajian data, peneliti mencoba menyajikan data tersebut agar mudah dipahami tentang apa yang terjadi dan yang harus dilakukan sehingga tindakan yang diambil sesuai dengan pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. 3 Verifikasi data Merupakan tahapan akhir dalam proses penelitian, yaitu menarik kesimpulan secara utuh setelah semua makna-makna yang muncul dari data-data yang berkaitan dengan tema penelitian yang didapat telah diuji kebenarannya, kekokohannya serta kecocokannya sehingga dengan demikian akan diperoleh kesimpulan yang kegunaan dan kebenarannya. Miles dan Huberman, 1992: 28.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Usaha Kartosoewirjo dalam mendirikan Negara Islam Indonesia, secara ide dan pemikiran pada dasarnya merupakan perwujudan cita-cita organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia, khususnya pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto tentang Islam sebagai dasar negara. 2. Usaha secara konstitusional dalam mendirikan Negara Islam Indonesia dilakukan Kartosoewirjo dengan meminta ijin kepada pemerintah pusat di Yogyakarta, meskipun ditolak. 3. Usaha pendirian Negara Islam Indonesia secara legal juga ditunjukkan Kartosoewirjo dengan menolak tuntutan anggota Masyumi di Jawa Barat untuk melakukan perebuan kekuasaan. 4. Usaha terakhir untuk mempertahankan Negara Islam Indonesia yang sudah diproklamirkan adalah melalui jalan konfrontasi dengan pemerintah Republik Indonesia. 5. Berdirinya Negara Islam Indonesia dengan pemberontakan DITII-nya mengakibatkan kerusakan terhadap fasilitas pribadi maupun fasilitas umum dan merugikan negara.

B. Saran

Untuk mencegah kembali terulangnya peristiwa berdarah dalam bentuk makar atau pemberontkan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, disarankan sebagai berikut: 1. Perlunya kesadaran terhadap penguatan idiologi nasional dalam tata kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara sebagaitindakan preventif untuk mendeteksi awal kemungkinan adanya keinginan perubahan negara. 2. Masyarakat Islam Indonesia sebagai mayoritas penduduk, harus tetap menyadari kemajemukan keyakinan yang ada di Indonesia sebagai dasar atau landasan penetapan Pancasila sebagai dasar dan idiologi negara yang mampu menyerap segala aspirasi masyarakat.