4 - 23
Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua keterangan–keterangan penting. Ketinggian titik
tersebut perlu dicantumkan.
c. Survai Geoteknik Jembatan
Penyelidikan geoteknik disini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang mencakup seluruh penyelidikan lokasi kegiatan berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang didapat dari
hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan material guna menentukan jenis tipe pondasi yang tepat dan sesuai tahapan
kegiatannya, sebagai berikut: 1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi pelaksanaan
jembatan yang akan dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan.
2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air sub-surface sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan dibangun.
3. Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi pelaksanaan, kemudian dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana
lain yang ada seperti jalan pendekatoprit, bangunan pelengkap pengaman dan lain sebagainya.
4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran umumnya terhadap undisturbed sampling dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di
laboratorium untuk mendapatkan informasi yang lebih teliti tentang parameter-parameter tanah dari pengetesan Index Properties Besaran
Indeks dan Engineering Properties Besaran Struktural Indeks. 5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di
lingkungan Bina Marga dengan bentang 60 m relatif dari 25 m sd 60 m tergantung kondisi digunakan bor-mesin alat bor yang digerakkan dengan
mesin di mana kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standar Penetration Test SPT menurut AASHTO
T 206 – 74. Sedangkan untuk bentang 60m relatif dari 25 m sd 60 m tergantung kondisi digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas:
4 - 24
a Alat sondir dengan bor tangan digerakkan dengan tangan. Pengeboran harus dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan
bila tidak ditentukan lain untuk mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan beserta ukurannya dan harus mencapai tanah
kerasbatu dan menembus sedalam kurang lebih 3.00 m. b Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai ”Manual
Operated Auger” dengan kapasitas hingga kedalaman 10 m. c Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain “Dutch
Cone Penetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus dilengkapi dengan “Friction Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus
minimum 250 kgcm
2
dan kedalamannya dapat mencapai 25 m. 6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-
masing lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal
satu titik boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal ini tergantung pada
kondisi area alam dan lokasi, kepentingan stuktur dan tersedianya peralatan pengujian beserta teknisinya.
7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m sd 2,00 m untuk diambil contohnya undisturbed dan disturbed.
8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel. 9. Digunakan casing segera bilamana tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh. 10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-
contoh tanah,
baik yang
terganggu disturbed
maupun yang
asli undisturbed tersebut di atas dan contoh material quarry, maka pengujian
di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas pertamanya.
4 - 25
11. Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi ‘analisa dan hasil’ daya dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai dengan daya
dukung tanah tersebut dan hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabelformulir bor log dan form drilling log yang dilengkapi dengan
keterangandata diantaranya tentang tipe bor yang digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi muka air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample,
nilai SPT, tekanan kekuatan kgcm2, liquid plastis limit, perhitungan pukulan SPT dan lain sebagainya.
Hasil pelaksanaan survai berdasarkan data yang didapat, dilakukan pengujian laboratorium yang telah memenuhi persyaratan, untuk jenis pengujian tanah
sampel ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium .
NO. PENGUJIAN
ACUAN KETERANGAN
SIFAT INDEKS
1 Kadar air
ASTM D 2216-92 2
Batas susut ASTM D 427-93
3 Batas plastis
ASTM D 4318-93 - Fresh Condition
4 Batas cair
SK-SNI M-07-1989-F - oven dried 100 oC
5 Analisa saringan
SNI-03-3423-1994 6
Berat Jenis ASTM D 854-92
Gunakan Wet method 7
Berat isi SNI-1742-1989
8 Chloride Content
K.H. Head, Vol.1, 1984 9
Carbonate Content K.H. Head, Vol I, 1984
10 Sulphate Content
K.H. Head, Vol. 1, 1984
SIFAT KUAT GESER TANAH
11 Direct Shear
SNI 03-2813-1992 - Fresh sample dengan Penjenuhan
ASTM D 3080-90 - Fresh sample tanpa Penjenuhan
4 - 26
- Fresh sample dioven 70 oC selama satu hari
SIFAT PEMAMPATAN TANAH
12 Swelling
ASTM D 4546-90 - Fresh Condition- Dioven 40 oC dan 70 oC selama
satu hari
KEPADATAN
13 Pemadatan
SIFAT KELULUSAN
14 Permeabilitas
KH Head Vol. 2 1984 Manual of Soil Laboratory Testing. Gunakan metode
Falling Head
d. Survai Hidrologi Jembatan