Perencanaan Geometrik Perencanan Perkerasan pada Jembatan Kriteria Perencanaan Peraturan yang digunakan

4 - 28  Memerlukan waktu yang agak lama karena pengamatan didasarkan dari suatu aliran sungai. 2 Cara hidrografsintetik;  Cocok digunakan untuk daerah dengan aliran sungai sd luas 5000 km 2 sedang untuk ukuran sd 20000 km 2 bisa digunakan dengan membuat unit hidrograf untuk masing- masing anak sungai yang kemudian diambil rata-ratanya.  Cara ini dianggap paling baik untuk perhitungan debit 3 Rumus empirismetode rasional;  Metode perhitungannya sangat sederhana dan praktis.  Digunakan jika tidak terdapat data yang cukup.  Umumnya dipakai di daerah dengan luas aliran sd 25 km 2 di perkotaan Catatan : Dari ketiga metode tersebut, disarankan menggunakan cara pertama sebelum cara ke dua dan ke tiga, namun sangat tergantung pada ketersediaan data lapangan 5. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang return period 25 tahun dan 50 tahun yang pemilihannya terlebih dulu dikonsultasikan dengan pihak Pemberi Tugas. 6. Dari hasil survai dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman terhadap gerusan, tumbukan air dan debris.

4.6.2 Perencanaan Teknis

a. Perencanaan Geometrik

seperti perencanaan teknis pekerjaan jalan

b. Perencanan Perkerasan pada Jembatan

seperti perencanaan teknis pekerjaan jalan 4 - 29 c. Pokok-Pokok Perencanaan Perencanaan jembatan dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan dasar untuk menjamin keamanan struktural yang diijinkan, yaitu Rencana Tegangan Kerja WSD dan Rencana Keadaan Batas Limit State. Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan berikut ini: 1. Kekuatan dan stabilitas struktur 2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan 3. Ekonomis 4. Keawetan dan kelayakan jangka panjang 5. Kemudahan pemeliharaan 6. Estetika 7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal Untuk memenuhi pokok-pokok perencanaan tersebut, persyaratan dalam perencanaan harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan Peraturan perencanaan Jembatan BMS ’92 sebagai berikut: a Persyaratan umum perencanaan b Persyaratan Analisa Struktur c Persyaratan Perencanaan Pondasi d Persyaratan Perencanaan Elemen Struktur Jembatan Agar tingkat standar kualitas perencanaan tertentu sesuai persyaratan dapat dicapai, maka panduan atau Manual Perencanaan Jembatan Bridge Design Manual BMS ’92 harus menjadi pegangan dalam menetapkan  Metodologi Perencanaan  Pemilihan dan Perencanaan Struktur Jembatan  Perencanaan Elemen Struktur Jembatan  Perencanaan Pondasi, Dinding Penahan Tanah dan Slope Protection  Dan lain sebagainya

d. Kriteria Perencanaan

1. Peraturan-peraturan yang dipergunakan 2. Mutu material yang dipergunakan 4 - 30 3. Metode dan asumsi pada perhitungan 4. Metode dan asumsi dalam penentuan pemilihan type struktur atas, struktur bawah dan pondasi 5. Metode pengumpulan data lapangan 6. Program komputer yang dipergunakan dan validasi kehandalan yang dinyatakan dalam bentuk bench mark terhadap contoh studi 7. Metode pengujian pondasi

e. Peraturan yang digunakan

1. Perencanaan struktur jembatan harus mengacu kepada a Peraturan Perencanaan Jembatan Bridge Design Code BMS ’92 b Manual Perencanaan Jembatan Bridge Design Manual BMS ’92 c peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara lain: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI Design Standard of Earthquake Resistance of Bridges 1 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya SK.SNI T-14-1990-0.3 2 Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4 3 Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI 4 Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4 2. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada a Standar perencanaan jalan pendekat jembatan Pd T-11-2003 b Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No.038TBM1997 c Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda Analisa Komponen SNI 1732-1989-F 3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan Panduan Analisa Harga Satuan, No. 028TBm1995, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.

f. Pembebanan jembatan