4 - 9
f Kegiatan pengukuran situasi; g Kegiatan pengukuran penampang melintang;
h Kegiatan pengukuran khusus bila ada; i
Perhitungan dan penggambaran; j
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya; k Dokumentasi foto ukuran 3R mengenai kegiatan pengukuran topografi
termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan Bench Mark BM, pengamatan matahari,
dan semua
obyek yang
dianggap penting
untuk keperluan
perencanaan jalan; l
Deskripsi BM sebagai lampiran.
c. Survai Geoteknik Jalan
Tujuan penyelidikan survai geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan penyebaran tanahbatuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan,
memberikan informasi mengenai stabilitas badan jalan, menentukan jenis dan karakteristik bahan jalan, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk
perkiraan kuantitasnya.
1. Survai Geologi
Meliputi pemetaan jenis batuan dilakukan secara visual, dengan bantuan loupe dan alat lainnya untuk menentukan penyebaran tanahbatuan dasar dan kisaran tebal tanah
pelapukan. a Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail pada peta dasar
topografi skala 1:250.000 sd skala 1:25.000. Pencatatan kondisi geoteknik disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 – 1000 m.
b Pekerjaan penyelidikan lapangan dilakukan dengan menggunakan peralatan: 1 Palu geologi untuk mengambil contoh batuan;
2 Kompas geologi untuk menentukan jurus dan kemiringan lapisan batuan; 3 Loupe kaca pembesar untuk mengidentifikasi jenis mineral yang ada.
4 - 10
c Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisikkimia, kemudian hasilnya diplot di atas peta geologi teknik termasuk di dalamnya pengamatan
tentang: 1 Gerakan tanah;
2 Tebal pelapukan tanah dasar; 3 Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air
tanah; 4 Tata guna lahan;
5 Kedalaman. d Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada,
jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng serta kekerasan batuan.
2. Lokasi Quarry
a Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan timbunan borrow pit diutamakan yang ada disekitar badan jalanatau dekat
dengan badan jalan. b Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi rencana trase jalan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya.
3. Penyelidikan Tanah dan Bahan Jalan
Penyelidikan tanah dan bahan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan dan pengujian laboratorium.
a Penyelidikan Lapangan Meliputi penyelidikan lapangan yang mencakup pengamatan visual, pengambilan
contoh tanah terganggu disturbed samples, dan pengambilan contoh tanah tak terganggu undisturbed samples.
1 Pengamatan visual - meliputi pengenalan sifat tanah konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran kasarhalus;
4 - 11
2 Pengambilan contoh tanah terganggu - dilakukan dari test pit sumuran uji. Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 m;
3 Pengambilan contoh tanah tak terganggu - dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan tabung contoh tanah. Pemboran tangan dilakukan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan ditimbun dengan lebih dari 4 m dan pada lokasi yang diperkirakan akan digali dengan kedalaman lebih dari 6 m, dengan
interval sekurang-kurangnya 1000 m. b Penyelidikan Laboratorium - meliputi:
Penentuan klasifikasi tanah SNI 03-6797-2002
SNI 03-1967-1990 SNI 03-1966-1990
SNI 03-3423-1994 Pemeriksaan CBR
SNI 03-1744-1989 Pemeriksaan konsolidasi
SK SNI M-107-1990-03 Pemeriksaan pemadatan
SNI 03-1744-1989 Pemeriksaan kadar air asli
SNI 03-1965-1990 Pemeriksaan berat jenis
SNI 03-1964-1990 Pemeriksaan kuat geser langsung
SNI 03-3400-1997 Pemeriksaan triaxial
SNI 03-2455-1991 SNI 03-2815-1992
d. Survai Hidrologi Jalan