a. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman
belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar
siswa. b.
Memberikan pengalaman langsung kepada siswa Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara
langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya
pengalaman yang bermakna. c.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling
keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. d.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
e. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:
a. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
b. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa. c.
Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang
diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:
a. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
b. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
B. Kerangka Pikir Penelitian
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru. Model pembelajaran
yang digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Model pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses
pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan tingkat aktivitas dan prestasi
belajar siswa terhadap konsep yang diberikan terhadap proses
pembelajaran.Selama ini guru belum memanfaatkan model pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Untuk mengetahui bagaimanakah model pembelajaraan kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1
SD Negeri 2 Gadingrejo, maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Gambar 1: Alur kerangka pikir penelitian
C. Hipotesis
Hipotesis tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu: Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka pikir maka dapat ditarik
hipotesa jika menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tema Peristiwa maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas 1 SD Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pembelajaran 20122013.
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan model Jigsaw
Aktvitas belajar siswa
Tindakan
Kondisi Pembelajaran dengan model
kooperatif menggunakan tipe Jigsaw
Siklus I; Pembelajaran menggunakan kooperatif Jigsaw
Meningkatkan aktivitas belajar
siswa Siklus I dan II
menggukanan tipe Jigsaw
Hasil belajar meningkat
BAB III METODE PENELITIAN
A. Penelitian Tindakan Kelas PTK
1.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide
tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurtdan Lewin pada tahun 1946.
Menurut Stephen
Kemmis 1983
dalam Wiriaatmadja, 2008:
a 12PTK atau action research adalah
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu
dalam situasi
sosial termasuk
pendidikan untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari a praktik- praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan sendiri;
b pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan c situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.
Sejalan dengan pengertian diatas, Prabowo 2001: 4 mendefinisikan:
“Makna dari penelitian tindakan yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial termasuk
juga pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
kerja mereka
serta mengatasi
berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut.
Definisi tersebut diperjelas oleh pendapat Kemmis dalam Kardi dan Nur 2000: 43 yang menyatakan bahwa
penelitian tindakan adalah studi sistematik tentang upaya memperbaiki praktik pendidikan oleh sekelompok peneliti
melalui kerja praktik mereka sendiri dan merefleksikannya untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kegiatan tersebut.
Atau dapat disederhanakan dengan kalimat yaitu upaya mengujicobakan ide dalam praktik dengan tujuan memperbaiki atau