Kemampuan Mengajar Guru PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 SRAGI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
22
pembicaraan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa, maka gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan tersebut.
3. Guru sebagai motivator. Siswa adalah manusia yang ditempeli sifat “memilih
yang serba enak” dari pada harus susah-susah. Jika guru tidak dapat memancing kemauan siswa untuk aktif maka guru itu sendiri yang akan
merasakan kesulitan dalam proses pembelajaran karena dapat ditebak bahwa siswa akan pasif tanpa inisiatif.
4. Guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar sesuai dengan
kemampuannya. 5. Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator berperan setiap kegiatan
selalu diikuti oleh motivasi jika orang-orang yang terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan atas kegiatan itu pada masa-masa yang
akan datang Darmadi, 2010:56.
Pendapat lain diungkapkan oleh Djamarah 2000:443, ia berpendapat bahwa peran guru adalah:
1. Sebagai korektor. 2. Sebagai inspirator.
3. Sebagai informatori. 4. Sebagai organisator.
5. Sebagai motivator. 6. Sebagai inisiator.
7. Sebagai fasilitator. 8. Sebagai pembimbing.
9. Sebagai demonstrator. 10. Sebagai pengelola kelas.
11. Sebagai mediator. 12. Sebagai supervisor.
13. Sebagai evaluator.
Selain berperan penting dalam pendidikan, guru mempunyai tugas-tugas yang menuntut dirinya sebagai orang yang professional. Disamping memilikitugas utama
sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, maka tugas utama guru menurut Depdikbut dalam Darmadi 2010:56 adalah sebagai berikut.
1. Tugas professional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berfikir,
kecerdasan dalam rangka melatih dalam rangka membina ketrampilan. 2. Tugas manusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan
dan mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi yang mandiri.
3. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
23
Sedangkan menurut Slameto 2003:97, tugas guru adalah sebagai berikut. 1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. 2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai. 3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan
penyesuaian diri. Selama proses belajar mengajar ada interaksi yang terjadi diantara guru dan anak
didik, interaksi semacam ini dinamakan interaksi edukatif. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai
mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan
bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Seperti yang dikemukakan oleh Sadiman dalam Yustika 2009:12, mengajar merupakan usaha
untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar menggaja. Mengajar
merupakan suatu seni untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-kebutuhan individu siswa,
kondisi lingkungan dan keyakinan yang dimiliki oleh guru.
Guru, dalam proses belajar mengajar adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik, mengekspresikan ide-
ide dan kreativitasnya dalam batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Sekaligus guru akan berperan sebagai model bagi para siswa. Kebesaran jiwa,
24
wawasan dan pengetahuan guru atas perkembangan masyarakat akan mengantarkan para siswa untuk dapat berfikir melewati batas-batas keyakinan, berfikir untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas tersebut guru akan dihadapkan pada berbagai problem yang muncul dansebagian problem tersebut
harus segera dipecahkan serta diputuskan pemecahannya oleh guru itu sendiri pada waktu itu pula.
Pola interaksi yang diterapkan oleh guru di kelas sangat menentukan atau dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu menurut
Ausebel dalam Darmadi 2010:7 ditentukan oleh kebermaknaan isi atau materi serta proses pembelajaran dan modus kegiatan pembelajaran tersebut. Seorang guru yang
progresif dan inofatif harus mengetahui dengan pasti kemampuan apa yang dituntutkan oleh masyarakat terhadap guru dimasa datang. Setelah mengetahui,
dapat dijadikan pedoman untuk mengoreksi dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan tugasnya telah mampu memenihi tuntutan masyarakat tersebut. Bila
belum, guru yang baik harus berani mengakui kekurangannya dan berusaha untuk mengadakan perbaikan. Dengan demikian seorang guru harus selalu
mengembangkan kemampuan dirinya.
Seorang guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengajar dalam bidang mata pelajaran yang akan diajarkannya dikelas agar apa yang disampaikan kepada
siswa dapat diserap dan dipahami oleh siswa. Secara umum kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan pekerjaan Depdikbud
dalam Yustika, 2009:12, sehingga kemampuan mengajar guru dapat diartikan
25
sebagai kesanggupan dan pemahaman guru terhadap profesinya sebagai pengajar dan pendidik Pribadi dalam Yustika,2009:12.
Guru sebagai komponen pendidikkan dan pengajaran disekolah menjalankan tugas dan fungsinya di dalam proses belajar dan mengajar atas dasar kemampuan
mengajar yang dimiliki Hariwung dalam Darmadi, 2010:35. Sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapi guru, proyek pengembangan lembaga pendidikan
Indonesia dalam Darmadi 2010:35 secara eksplisit merumuskan kemampuan dasar guru Indonesia sebagai berikut.
1. Menguasai bahan. 2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas. 4. Menggunakan media atau sumber.
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Mengelila interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbinan dan penyuluhan di sekolah.
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil penelitian kependidikan
guna keperluan pendidikan. Demikian pula halnya Jamaluddin 2005:26 mengungkapkan bahwa kemampuan
mengajar guru adalah kemampuan guru dalam menguasai dan mempraktikan secara terampil kemampuan-kemampuan dalam tugas pokoknya sebagai berikut.
1. Merumuskan tujuan instruksional khusus. 2. Menentukan dan menguasai materi pelajaran.
3. Menentukan metode pengajaran. 4. Menentukan media pengajaran.
5. Mengadakan evaluasi. 6. Kemampuan analisis butir soal dan hasil evaluasi dan kemampuan
mengadakan perbaikan.
Mengajar adalah suatu seni untuk mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan nilai- nilai yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-kebutuhan individu
siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki oleh guru. Dalam proses belajar mengajar, guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi
siswa untuk mengkaji apa yang menarik, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
26
Sekaligus guru akan berperan sebagai model bagi para siswa. Dalam memberikan atau menyampaikan informasi kepada siswa, bukan informasi yang kita ketahui
yang disampaikan, tetapi yang kita sampaikan adalah informasi yang benar-benar bermaknadan dibutuhkan sasaran.Informasi yang dibutuhkan dan bermakna adalah
informasi yang mampu membantu pengambilan keputusan untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki.
Agar seorang guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik, guru tersebut dituntut untuk menguasai tiga kemampuan dasar, yakni pertama, didaktik yaitu kemampuan
untuk menyampaikan sesuatu secara oral atau ceramah yang dibantu dengan buku teks, demonstrasi, tes, dan alat bantu tradisional lain. Kedua, coaching, di mana guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan mempraktekkan ketrampilanny, mengamati sejauh mana siswa mampu mempraktekkan ketrampilan
tersebut, serta segera memberikan umpan balik atas apa yang dilakukan siswa. Ketiga, Socratic atau mauitik question, di managuru menggunakan pertanyaan
pengarah untuk membantu siswa mengenbangkan pandangan dan internalisasi terhadap materi yang dipelajari. Tanpa memiliki ketiga kemampuan dasar tersebut,
betapapun para guru dilatih berbagai metode mengajar yang canggih tetap saja prestasi siswa tidak dapat ditingkatkan Darmadi, 2010: 19-20.
Mengajar merupakan suatu sistem yang kompleks dan integratif dari sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan terhadap seseorang. Mengajar diketahui
sebagai system yang komplek karena itu dalam mengajar tidak hanya sekadar memberi informasi secara lisan, teapi dalam mengajar pendidik harus dapat
menciptakan situasi lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif dalam belajar.untuk itu dalam mengajar pendidik dapat menggunakan beberapa
ketrampilan mengajar teaching skill, yang meliputi;
a. Ketrampilan bertanya. b. Ketrampilan memberikan penguatan.
c. Ketrampilan member variasi. d. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.
e. Ketrampilan menjelaskan. f. Ketrampilan memimpin diskusi kelompok kecil.
g. Ketrampilan mengelola kelas. h. Ketrampilan mengajar perorangan Darmadi, 2010:42.
Kegiatan inti dalam pendidikan, khususnya disekolah, berada di dalam kelas pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Sebagai seorang pendidik wajib untuk
27
mempunyai kemampuan mengajar yang baik.Kemampuan mengajar dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Menguasai materi pelajaran 1 Menguasai bahan pelajaran kurikulum satuan pelajaran yang
bersangkutan. 2 Menguasai bahan pengayaan.
3 Menguasai sumber lingkungan yang dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran.
b. Menyusun program pengajaran 1 Menetapkan tujuan pengajaran.
2 Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran. 3 Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.
4 Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
c. Melaksanakan program pengajaran 1 Menciptakan iklim bbelajar mengajar yang tepat.
2 Mengatur lingkungan ruang belajar. 3 Mengelola interaksi belajar mengajar.
d. Menilai hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan 1 Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.
2 Menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan Darmadi, 2010:47-48.
Dasar mengajar yang dituntut dari seorang guru menurut Hamid Darmadi 2010:59 adalah sebagai berikut.
1. Mampu menjabarkan bahan pengajaran dalam berbagai bentuk. 2. Mampu merumuskan tujuan instruksional kognitif tingkat tinggi seperti
analisis, sintesis, evaluasi dan aplikasi. 3. Menguasai cara-cara belajar yang efektif.
4. Memiliki sikap positif terhadap tugas profesionalnya. 5. Terampil membuat alat peraga sesuai dengan kebutuhan pelajaran yang
diasuhkan. 6. Terampil menggunakan metode-metode mengajar.
7. Terampl menggunakan model mengajar yang menumbuhkan CBSA Cara Belajar Siswa Aktif sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.
8. Terampil melakukan interaksi. 9. Memahami sifat dan karakteristik siswa.
10. Terampil menggunakan sumber-sumber belajar. 11. Terampil mengelola kelas atau memimpin siswa belajar.
Secara lebih rinci, sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, seorang guru dituntut agar senantiasa mampu beraktivitas dan berkreativitas dalam setiap
proses pembelajaran yakni dalam hal:
1. Menggunakan metode, media dan bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar.
2. Berkomunikasi dengan siswa. 3. Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
28
4. Mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran. 5. Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya.
6. Mengorganisasikan waktu, ruang dan perlengkapan pengajaran. 7. Melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar
Darmadi, 2010:56. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diungkapkan diatas, bahwa kemampuan
guru mengajar adalah kesanggupan dari seorang yang berprofesi menjadi seorang guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya dengan tujuan agar
siswa yang diajarnya akan mendapat hasil belajar yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, mengingat kemampuan mengajar guru itu
merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses pendidikan yang suatu saat akan digunakan sebagai bahan evaluasi yang menentukan baik buruknya hasil
belajar siswa, maka guru harus memiliki kemampuan-kemampuan yang dituntut kepada dirinya agar guru tersebut mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.