PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ABSTRACT
EFFECT OF INTELLIGENCE QUOTIENT, SELF-CONCEPT, SCHOOL CLIMATE AND STUDENTS PERCEPTION ABOUT TEACHER
COMPETENCE OF LEARNING OUTCOMES ECONOMIC STUDENT CLASS XI IPS ODD SEMESTER
SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG SCHOOL YEAR
2012/2013
By SULISTIYANI
This research is aimed to determine the effect of intelligence quotient, self-concept, school climate and student perceptions of teacher competence on learning outcomes economy class XI IPS Odd Semester YP Unila Bandar
Lampung High School Academic Year 2012/2013. This study population is class XI IPS school semester YP Unila four classes with 156 students overall student numbers. The sampling technique is simple random sampling using Taro Yamane formula samples obtained were 112 students. The method used is descriptive research approach to verification with ex post facto and surveys. Data collection techniques used are observation, questionnaires, and documentation. The data analysis technique used in this study is regression analysis techniques.
To test the hypothesis first, second, third and fourth using simple linear regression t test, while for the fifth hypothesis testing using multiple linear regression with the F test.
Based on data analysis results:
1. There is a positive and significant influence on learning intelligence quotient economy outcomes as indicated by the value of t count> t table is 5.469> 1.982 with a correlation coefficient (r) of 0.462 and a coefficient of determination (r2) of 0.214. 2. There is a positive and significant influence of self-concept on learning
outcomes demonstrated economic value t count> t table is 6.192> 1.982 with a
correlation coefficient (r) of 0.508 and a coefficient of determination (r2) of 0.258. 3. There is a positive and significant influence school climate environment on learning outcomes demonstrated economic value t count> t table is 6.399> 1.982 with a correlation coefficient (r) of 0.521 and a coefficient of determination (r2) of 0.271.
4. There is a positive influence but not significant student perceptions of teacher competence on the results of the economic study demonstrated the value of t count> t table is 2.965> 1.982 with a correlation coefficient (r) of 0.272 and a coefficient of determination (r2) of 0.074.
5. There is a positive and significant influence intelligence quotient, self-concept, school climate and student perceptions of teacher competence on learning
(2)
outcomes ditujukkan economic value
F count> F table is 36.292> 2.46 with a correlation coefficient (R) of 0.759 and a coefficient of determination (R2) of 0.576.
Keywords: intelligence quotient (X1), self-concept (X2) School Climate (X3), students' perceptions of teacher competence (X4) and Learning Outcomes (Y).
(3)
ABSTRAK
PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL
SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh
SULISTIYANI
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intelligence quotient, konsep diri, iklim sekolah dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila sebanyak empat kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 156 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random
sampling dengan menggunakan rumus Taro Yamane didapat sampel sebanyak 112 siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi.
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga dan keempat menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t, sedangkan untuk menguji hipotesis kelima menggunakan regresi linier multiple dengan uji F.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil:
1. Ada pengaruh intelligence quotient terhadap hasil belajar ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 5,469> 1,982 dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,462 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,214.
2. Ada pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 6,192 > 1,982 dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,508 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,258.
(4)
3. Ada pengaruh lingkungan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 6,399 > 1,982 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,521 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,271.
4. Ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,965 > 1,982 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,272 dan koefisien
determinasi (r2) sebesar 0,074.
5. Ada pengaruh intelligence quotient, konsep diri, iklim sekolah dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi yang ditujukkan dengan nilai
F hitung > F tabel yaitu 36,292 > 2,46 dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,759 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,576.
Kata kunci: intelligence quotient (X1), konsep diri (X2) Iklim Sekolah (X3), persepsi siswa tentang kompetensi guru (X4) dan Hasil Belajar (Y).
(5)
PENGARUH INTELLEGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Sulistiyani
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(6)
PENGARUH INTELLEGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(Skripsi)
Sulistiyani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kurva indeferent Map ... 23
2. Paradigma pengaruh variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y ... 55
3. Grafik Distribusi Frekuensi Intelligence Qoutient ... 99
4. Grafik Distribusi Frekuensi Konsep Diri ... 102
5. Grafik Distribusi Frekuensi Iklim Sekolah ... 104
6. Grafik Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru . 107
(8)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 9
C.Pembatasan Masalah... 14
D.Rumusan Masalah ... 15
E. Tujuan Penelitian ... 16
F. Manfaat Penelitian ... 16
G.Ruang Lingkup Penelitian ... 17
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 19
1. Hasil Belajar... 19
2. Teori Ekonomi ... 21
A. Intelligence Quotient ... 24
B. Konsep Diri ... 28
3. Iklim Sekolah ... 33
4. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ... 39
B. Penelitian yang Relevan ... 46
C.Kerangka Pikir ... 47
(9)
Halaman III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian ... 56
B.Populasi dan Sampel ... 57
1. Populasi ... 57
2. Sampel ... 57
3. Teknik Pengambilan Sampel……… 58
C.Variabel Penelitian ... 59
1. Variabel Bebas ... 59
2. Variabel Terikat ... 60
D.DefinisiKonseptualdanOperasionalVariabel ... 60
1. DefinisiKonseptual ... 60
2. Definisi Operasional ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data……… 69
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 70
1. Uji Validitas Angket ... 70
2. Uji Reliabilitas Angket ... 75
G.Uji Persyaratan Analisis Data ... 77
1. Uji Normalitas ... 78
2. Uji Homogenitas ... 79
H.Uji Asumsi Klasik Untuk Regresi Ganda ... 80
1. Uji Kelinieran Regresi ... 80
2. Uji Multikolinieritas ... 82
3. Uji Autokorelasi ... 83
4. Uji Heteroskedastisitas ... 85
I. Uji Hipotesis ... 87
1. Regresi Linier Sederhana... 87
2. Regresi Linier Multiple ... 88
3. Uji Pengaruh Parsial ... 90
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 92
1. Sejarah Berdirinya SMA YP unila Bnadar Lampung ... 92
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA YP Unila Bandar Lampung... 93
3. Situasi dan Kondisi Sekolah SMA YP Unila Bandar Lampung ... 96
4. Kegitan Belajar Mengajar SMA YP unila Bandar Lampung ... 96
5. Keadaan Siswa SMA YP Unila Bandar Lampung………... 97
B.Gambaran Umum Responden………... 97
(10)
Halaman
1. Data Intelligence Qutient (X1) ... 98
2. Data Konsep Diri (X2) ... 101
3. Data Iklim Sekolah (X3) ... 103
4. Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) ... 106
5. Data Hasil Belajar Siswa (Y) ... 109
D.Uji Persyaratan Analisis Data……… 112
1. Uji Normalitas………. 112
2. Uji Homogenitas Sampel……… 113
E. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 114
1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 114
2. Uji Multikolinieritas... 120
3. Uji Autokorelasi... .. 121
4. Uji Heteroskedastisitas... 124
F. Uji Hipotesis... 125
1. Regresi Linier Sederhana………... 125
2. Regresi Linier Multipel………... 132
3. Uji Penggaruh secara Parsial…... 135
G.Pembahasan... 139
1. Pengaruh Intelligence Quotient terhadap hasil belajar ... 139
2. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar ... 141
3. Pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar ... 144
4. Pengaruh Persepsi siswa Tentang Kompetensi Guru ... 145
5. Pengaruh Intelligence Quotient, Konsep Diri, iklim sekolah, Persepsi siswa Tentang Kompetensi Guru terhadap hasil belajar ... 150
V.KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 156
B. Saran... 157
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ... 159
2. Angket Uji Coba ... 162
3. Data Uji Coba X2 ... 170
4. Data Uji Coba X3 ... 174
5. Data Uji Coba X4 ... 178
6. Hasil Uji Validitas X2 ... 182
7. Hasil Uji Validitas X3 ... 186
8. Hasil Uji Validitas X4 ... 190
9. Hasil Uji Reliabilitas ... 194
10. Analisis SWOT Visi dan Misi Sekolah ... 197
11. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 198
12. Angket Penelitian ... 201
13. Data Angket X1 ... 209
14. Data Angket X2 ... 210
15. Data Angket X3 ... 216
16. Data Angket X4 ... 222
17. Data Y ... 228
18. Data X1, X2, X3,X4, dan Y... 229
19. Uji Normalitas ... 230
20. Uji Homogenitas ... 231
21. Uji Linieritas ... 232
22. Uji Asumsi Multikolinieritas ... 236
23. Uji Asumsi Autokorelasi ... 237
24. Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 238
25. Uji Regresi Intelligence Quotient (X1) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... 239
26. Uji Regresi Konsep diri (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... 240
27. Uji Regresi Iklim Sekolah (X3) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... 241
28. Uji Regresi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... 242
29. Uji Regresi Multiple Intelligence Quotient (X1), Konsep diri (X2), Iklim Sekolah (X3), dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) Terhadap Hasil Belajar (Y) ... 244
30. Uji Pengaruh Parsial ... 245
31. Tabel Harga Kritis Distribusi F pada α = 5% ... 247
32. Tabel Harga Kritis Distribusi t ... 251
(12)
DAFTAR RUMUS
Rumus
Halaman
1. Tamaro Yamane ... 57
2. Korelasi Product Moment ... 70
3. Alpha ... 75
4. Kolmogorov Smirnov ... 78
5. Uji Barlet Hitung Varians ... 79
6. Uji barlet Hitung Satuan B ... 79
7. Uji Barlet Untuk Chi Kuadrat ... 79
8. Linier Sederhana ... 80
9. Linier Multiple ... 81
10. Durbin Watson ... 83
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Belajar Ekonomi Semester Ganjil kelas XI IPS SMA YP Unila
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 5
2. Jumlah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung ... 57
3. Pengambilan sampel pada masing – masing kelas ... 59
4. Kisi – kisi instrumen ... 66
5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 71
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3 ... 72
7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X4 ... 73
8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 76
9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 ... 76
10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X4 ... 77
11. Analisis Varians Untuk Uji Regresi Linier ... 81
12. Jumlah siswa SMA YP Unila Bandar Lampung ... 97
13. Distribusi Frekuensi Variabel Intelligence Quotient (X1) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 99
14. Kategori Intelligence Quotient (X1) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 100
15. Distribusi Frekuensi Variabel Konsep Diri (X2) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 101
16. Kategori Konsep Diri (X2) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 103
(14)
Halaman 17. Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Sekolah (X3) SMA YP Unila Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 104
18. Kategori Iklim Sekolah (X3) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 105
19. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 106
20. Kategori Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013... 108
21. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 109
22. Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 111
23. Hasil Pengujian Normalitas Variabel PenelitianDengan Menggunakan SPSS ... 112
24. Hasil Pengujian HomogenitasDengan Menggunakan SPSS ... 113
25. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Intelligence Quotient (X1) ... 114
26. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel konsep diri (X2) ... 115
27. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk VariabelIklim Sekolah (X3) ... 117
28. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) ... 118
29. Hasil Uji Multikolinieritas ... 120
30. Hasil Uji Autokorelasi ... 122
31. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 124
32. Hasil Analisis dengan Pendekatan Rank Spearman ... 125
33. Korelasi Intelligence Quotient Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 126
34. Koefisien Regresi Intelligence Quotient Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 126
35. Korelasi Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 127
36. Koefisien Regresi Konsep DiriTerhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 127
37. Korelasi Iklim Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 129
(15)
Halaman 39. Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi ... 131 40. Koefisien Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi ... 131 41. Koefisien Regresi Intelligence Quotient (X1) Konsep Diri (X2) Iklim
Sekolah (X3) dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4) Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 132 42. Anova untuk Uji Hipotesis Intelligence Quotient (X1) Konsep Diri (X2)
Iklim Sekolah (X3) dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4)
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 134 43. Korelasi Regresi Intelligence Quotient (X1) Konsep Diri (X2) Iklim
Sekolah (X3) dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X4)
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 135 44. Hasil Uji Pengaruh Secara Parsial ... 137
(16)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Eddy Purnomo, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. Nurdin, M.Si ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Erlina Rufaidah, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1 003
(17)
MOTTO
(18)
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Alloh SWT Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan setulus hati karya sederhana ini penulis
persembahkan kepada yang tercinta
Kedua orang tua ku Ibu dan Bapak, tercinta yang setiap detik mencurahkan kasih sayangnya untuk ku, mendoakan untuk
keberhasilanku dan memberikan segalanya untuk ku. My Big Brother (Mas tino, mas jadi & mas supar), Big sister
(ayuk ratmi, mba mulyani & mba siti) dan Young Brother (Gunawan Harida) kalian adalah hal indah yang mengajari arti kedewasaan dan tanggung jawab. Luph so much my famz. Davit, sahabat & kakak yang tulus, rajin, baik hati selalu sabar
mengajarkan arti keiklasan dalam sebuah keputusan. Para sahabat yang selalu tulus memberi semangat dan kegembiraan, deni, wiki, fitri, suzi,yona, AR, seven beauty sista,
eska, dan yani, kalian adalah bagian dari mimipi-mimpiku. Teman-teman di pendidikan ekonomi angkatan 2009 dan
teman-teman KKN laskar Palas Jaya 2012. Almamater tercinta Universitas Lampung
(19)
Judul Skripsi : PENGARUH INTELLEGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR
EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA YP UNILA
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama : Sulistiyani
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031101
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Eddy Purnomo, M.Pd Drs. Nurdin, M.Si
NIP. 19530330 1983031001 NIP. 19600817 198603 1 003
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,
Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.
(20)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gunung Raya Kecamatan Marga
Sekampung Lampung Timur pada tanggal 26 November
1988, yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara
pasangan Bapak Slamet dan Ibu Sutiyem.
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :
1. Sekolah Dasar Negeri 2 gunung Raya selesai pada tahun 2001.
2. Sekolah Menengah Pertama PGRI 3 Jabung selesai pada tahun 2004.
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur
selesai pada tahun 2007.
Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas
Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan
IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Ujian Mandiri (UM).
Penulis,
(21)
SANWACANA
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyanyang. Berkat rahmat dan karunianya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pengaruh intellegence quotient, konsep diri, iklim sekolah, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap Hasil Belajar Ekonomi ”.
Dalam upaya penyelesaian skripsi ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan,
bimbingan dan motivasi dari semua pihak, dan pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Hi. M. Thoha. B. S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I FKIP
Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II FKIP
Universitas Lampung;
4. Bapak Drs.Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III FKIP
(22)
5. Bapak Drs.Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
FKIP Universitas Lampung;
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu, masukan serta nasihat yang baik kepada
penulis;
7. Bapak Dr. Hi. Eddy Purnomo, M.Pd, selaku Pembimbing I atas kesabaran,
arahan, masukan, serta penuh ketelitian dalam membimbing penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik;
8. Ibuk Dr. Hj. Erlina Rufaidah, M.Si, selaku Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu, masukan serta nasihat yang baik dan teliti kepada
penulis;
9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis;
10.Bapak dan Ibu bagian Akademik FKIP Universitas Lampung;
11.Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas, M.H, selaku Kepala Sekolah SMA YP
Unila Bandar Lampung dan segenap dewan guru yang telah banyak
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
12.Kedua orang tuaku tercinta yang tulus menyayangiku dan mendoakan
untuk keberhasilanku. Terima kasih atas perjuangan dan pengorbanannya
(23)
13.Kakak-kakak ku dan keponakan tersayang mb ratmi, mas tino, mas jadi,
mbak mulyani, mas supar, mbak siti handayani, yulia, dwiana, maya,
nixola, yang selalu sabar dan iklas berkorban untukku.
14.Adikku tersayang gunawan harida, yang selalu tulus membantuku dan
memberikan segalanya.
15. Kak davit terimakasih untuk segala kebaikan dan ketulusan untuk selalu
membantuku, terimakasih sudah menjadi seseorang yang sabar dan baik
hati.
16.Soulmate terbaik tori-tori, bulug, dholpin albino, dholpin endera dan benaro
tanpa kalian aku hanyalah bimbi yang tak berarti apa-apa.
17.Abdul Rohim, sahabat yang selalui memberi inspirasi untuk menjadi
seorang sahabat yang baik hati dan tulus.
18.Sahabat-sahabatku, Deni “ kamu adalah bagian dari cita dan cintaku bebeb deni, terimakasih untuk persahabatan ini, yang tidak terhapus oleh ruang dan waktu”, Wiki, Fitri, Ismut, Yona, Susi, “kalian friendship IPA 1 terbaik, bersyukur punya sahabat kalian, terimakasih untuk persahabatan kita yang tidak terhenti dan tetap terjaga sampai kapanpun”, Seven Beauty Sista (Mala, Dedew, Qie, Eka, El, Muji) “sista-sistaku yang cantik dan baik hati, terimakasih untuk kebaikan, keceriaan, semoga
persahabatan kita menjadi ikatan yang tag akan putus”, Eska dan Mulyani
“kalian berdua adalah sahabat yang selalu membuatku mengerti bahwa persahabatan adalah hal yang tak akan hilang oleh apapun bahkan tidak oleh ego dan kesombongan, terimakasih telah mengajariku arti
(24)
mimpi-mimpiku (my friends my dreams). Tanpa kalian hidup akan sangat membosankan.
19.Teman-teman Gravillea resident: Mb alel, Mb suliz, Mb vika, Mb tika, Mb
erna, Mb ririn, Mb nunur, Mb yuni, reni, indri, nike, anjar, novi, ratna,
dyah, fitri, yuni, dan Risa terimakasih untuk tawa dan keceriaan yang
selalu cetar membahana badai selama ini, karena kalian gravillea menjadi
rumah yang istimewa.
20.Teman-teman angkatan 2009 dede, dwi, novi, vivi, rahma, mey, lili, bunda,
pipit, Era, Yulia, Rita, Welfa, habib, bagus terimakasih atas
kebersamaannya selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu
untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah
SWT.
21.Teman-teman KKN dan PPL di Laskar Palas Jaya 2012: Ipul, vera, yulia,
intan, tya, tika, mita, galih, redy, faiz, fauzy, amoz, wawan.
22.Kakak-kakak tingkat di FKIP Ekonomi angkatan 2005, 2006, 2007, 2008;
23.Adik-adik tingkat di FKIP Ekonomi angkatan 2010, 2012 dan 2012 terima
kasih untuk bantuan dan persahabatan ini;
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang
telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan, amien ya robbalalamin.
Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis,
(25)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
1. Nama : Sulistiyani
2. NPM : 0913031101
3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Alamat : Bukit Raya RT.06/RW.03, Marga Sekampung.
Lampung Timur.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan
Sulistiyani 0913031101
(26)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di suatu negara.
Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu
yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama,
karena pendidikan merupakan suatu langkah konkrit untuk meningkatkan sumber
daya manusia yang juga sangat berkaitan erat dengan kemajuan suatu negara.
(Moedjiarto, 2002: 11).
Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pendidikan nasional juga berfungsi untuk
menjamin dan melestarikan keberhasilan pembangunan. Pendidikan merupakan
proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik
mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam
(27)
2
Dalam rangka adanya tuntutan masyarakat di era global yang telah membawa
perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka
pendidikan lebih menekankan untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan,
berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai
kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan
kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Rendahnyamutu pendidikan di indonesia berdasarkan data tahun 2008 angka
education development index untuk mutu pendidikan di Indonesiaadalah 0,93 untuk mencapai mutu yang tinggi education development index harus mencapai angka 1. Hasil survei lembaga internasional Education For All (EFA) Global Monitoring pada 2011 dan The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang menempatkan Indonesia di posisi
(28)
3
partisipasi pendidikan, tingkat kemiskinan, angka bertahan siswa hingga lulus SD,
pengusaan sains secara profesional, Angka melek huruf dan angka partisipasi
menurut kesetaraan gender. Menyikapi hal tersebut, maka penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas sektor
pendidikan. Hal ini disebabkan karena pendidikan adalah menopang utama dalam
peningkatan sumber daya manusia untuk membangun bangsa.
(http://viruspintar.blogspot.com/2012/05/pendidikan-indonesia. di akses tanggal 12 maret 2013 Pkl. 11:28)
Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator tinggi rendahnya mutu
pendidikan di suatu daerah. Tinggi rendahnya mutu pendidikan berhubungan erat
dengan kualitas sumber daya manusia, sedangkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi mutlak dibutuhkan demi kemajuan suatu negara. Rangkaian
hubungan tersebut menunjukkan bahwa penting bagi kita memberi perhatian
penuh pada hasil belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Materi pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang terdapat dalam
kurikulum di Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata pelajaran ekonomi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang beranekaragam sesuai dengan sumber daya yang
ada. Kegiatan ekonomi secara umum terdiri dari tiga kegiatan yaitu produksi,
distribusi, dan konsumsi. Mata pelajaran ekonomi termasuk dalam rumpun Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Pada tingkatan pendidikan dasar dan menengah
(29)
4
Sosial. Sedangkan pada tingkat pendidikan menengah atas, mata pelajaran
ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Pada dasarnya tujuan pembelajaran ekonomi di SMA adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara.
2. menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara.
4. membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (http://sasterpadu.tripod.comdi akses tanggal 8 September 2012 Pkl. 09:48)
Tujuan –tujuan pembelajaran ekonomi di SMA tersebut, dikatakan tercapai apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa
sehingga, hasil belajar mencapai KKM. Kegiatan dalam pendidikan formal selalu
diikuti dengan pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya
menguasai materi pelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran ekonomi dibutuhkan suatu proses
pembelajaran yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun,
pada kenyataannya dari hasil pengamatan saat penelitian pendahuluan di
SMA YP Unila Bandar Lampung khususnya pada guru ekonomi kelas XI IPS
(30)
5
monoton. Kondisi sekolah yang tidak kondusif, proses pembelajaran yang gaduh
dan siswa-siswi yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga banyak dari
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, akibatnya tujuan dari
pembelajaran ekonomi belum tercapai dilihat dari hasil belajar siswa sebagian
besar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Tabel 1. Hasil Belajar Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Ekonomi
Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA YP Unila Bandar Lampung.
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui hasil belajar siswa masih tergolong
rendah, karena dari 125 siswa terlihat hanya 42 atau 33,6 % siswa yang mendapat
nilai ≥75, dan berarti 66,4% atau sebanyak 83 siswa memperoleh nilai <75. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2002: 121), yaitu apabila bahan
pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentasi
keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Maka dari
persentase hasil belajar ekonomi di atas, hasil belajar siswa kelas XI IPS
SMA YP Unila masih tergolong rendah,sehingga dapat dikategorikan bahwa
No Kelas Nilai Jumlah
Siswa < 75 ≥ 75
1 XI IPS1 19 12 31
2 XI IPS2 19 11 30
3 XI IPS3 20 9 29
4 XI IPS4 25 10 35
Jumlah Siswa 83 42 125
(31)
6
siswa yang menguasai mata pelajaran ekonomi tergolong rendah jika
dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran.
Berdasarkan pemikiran di atas dan melihat rendahnya hasil belajar siswa, maka
perlu untuk mengidentifikasi faktor –faktor yang mempengaruhinya. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intern (dalam diri
pribadi) dan faktor ekstern (luar pribadi). Menurut Slameto (2003:54),
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor intern dan
faktor ekstern.
a. Faktor-faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan yaitu kesehatan, cacat tubuh, inteligensi, perhatian, konsep diri minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
b. Faktor-faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat yaitu, faktor keluarga, iklim sekolah, kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang belajar, teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa yang memberi
pengaruh baik pada siswa, lingkungan masyarakat yang positif.
Berkaitan dengan faktor internal dan faktor eksternal di atas, dalam konteks
penyelenggaraan pendidikan formal terdapat tiga komponen penting sebagai
faktor determinatif yang mempengaruhi keberhasilan sekolah. Komponen tersebut
adalah siswa (raw input), kompetensi guru, berbagai buku pelajaran, sarana dan prasarana sebagai masukan alat (instrumental input), dan lingkungan sosial dan
(32)
7
budaya sekolah sebagai masukan lingkungan (environment input). (Dasim Budimansyah, 2010: 239).
Peserta didik sebagai raw input memiliki karakteristik yang amat beragam sesuai dengan kondisi alam dan budaya di dearahnya. Secara spesifik karakteristik
peserta didik mempengaruhi mutu pendidikan. Karakteristik yang dirasa sangat
berpengaruh adalah kemampuan peserta didik dari aspek intelegensi, dan konsep
diri dari masing-masing peserta didik. Berdasarkan alasan tersebut banyak sekolah
menerapkan tes masuk yang ketat sebagai alat untuk menyeleksi peserta didik
yang akan menjadi input di lembaga sekolah tersebut. Secara tidak langsung, hal
ini menuntut seluruh peserta didik untuk lebih meningkatkan kualitasnya secara
akademis agar bisa diterima di sekolah unggulan.
Intellegence Quotient (IQ) merupakan faktor yang berasal dari diri siswa. Inttellegence quotient merupakan suatu ukuran dalam intelegensi yang dapat diartikan sebagai suatu tingkat kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada
dasarnya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu
tersebut. Hal ini berarti siswa yang memiliki IQ tinggi memiliki kapasitas untuk
lebih memahami materi pelajaran dari pada siswa yang memiliki IQ sedang.
Berdasarkan observasi dan dokumentasi pada penelitian pendahuluan yang
dilaksanakan di SMA YP Unila bandar lampung menunjukkan bahwa tingkat
intelligence quotient siswa tergolong normal yaitu sebanyak 98 siswa dari 150 atau dengan persentase 65% memiliki tingkat intelligence qoutient pada rentang
(33)
8
90-109. Hal ini di duga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mayoritas tidak
mencapai KKM. Keadaan siswa yang lebih tanggap dan cepat dalam merespon
pertanyaan guru dan mengerjakan soal-soal atau keadaan siswa yang lambat dan
sulit untuk memahami materi diduga disebabkan adanya perbedaan inteligensi
yang ditunjukkan dengann skor intelligence quotient antara siswa yang satu dengan yang lainnya.Dengan demikian, Intellegention Quotient memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar.
Semua materi dalam mata pelajaran ekonomi SMA, khususnya kelas XI seperti
APBDN dan APBD, Pasar modal, siklus akutansi, dan memahami
ketanagakerjaan serta dampaknya terhadap pembangunan ekonomi membutuhkan
kemampuan dalam mendeskripsikan dan menganalisis. Oleh karena itu,
intelligence quotient sangat berkaitan dengan optimalisasi hasil belajar ekonomi siswa. IQ atau daya tangkap seseorang berkaitan dengan keterampilan seseorang menghadapi persoalan teknikal dan intelektual. Perbedaan kemampuan belajar
siswa, karena siswa yang memiliki inteligensi tinggi biasanya akan mudah
menerima materi pelajaran sehingga peluang untuk mendapat hasil belajar yang
baik akan lebih mudah.
Faktor internal lain yang merupakan raw input yang juga diduga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar adalah konsep diri. Konsep diri sangat penting
dalam hal penentu kualitas sumber daya manusia, jika seseorang hanya
(34)
9
makan intelegensi yang dimiliki dapat digunakan dalam prilaku yang salah. Hal
ini terlihat dari berbagai kriminalitas yang terjadi di masyarakat seperi pelaku
pembuatan bom, pencurian dengan teknologi tinggi dll. Oleh karena itu, konsep
diri memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia karena konsep
diri adalah inti dari kepribadian yang mengarahkan individu berprilaku.
Konsep diri merupakan penentu dalam keberhasilan perkembangan siswa.
Bagaimana siswa tersebut menilai atau memberikan pandangan terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan
dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh konsep diri siswa karena konsep diri
dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang sangat berkaitan. Segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Konsep diri sebagai inti kepribadian menentukan arah
perkembangan diri dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Konsep diri
menentukan keberhasilan seseorang dalam menghadapi permasalahan. Konsep
diri berkaitan dengan komitmen dan kepercayaan seseorang dalam menetukan
(35)
10
Setiap individu berprilaku dalam berbagai cara dan bersifat konsisten dengan
konsep diri masing-masing, tergantung pada konsep diri yang positif atau konsep
diri negatif. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif cenderung memiliki
pencapaian hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa yang memiliki penilaian
negatif terhadap dirinya sendiri. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif
mempunyai kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang lebih baik, yang
memungkinkan untuk melakukan evaluasi secara obyektif terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri dalam bentuk kemampuan interpersonal dan kemampuan
intrapersonal merupakan tingkah laku behavior. Hal tersebut meminimalisasi
munculnya kesulitan belajar dalam diri siswa.
Hasil observasi di SMA YP Unila bandar lampung menunjukkan bahwa pada
kenyataanya masih banyak siswa yang memiliki konsep diri yang negatif, hal ini
terlihat dari banyaknya siswa yang bersikap pesimistis, tidak kompeten dan tidak
percaya diri atas kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal sehingga tercipta
budaya menyontek. Mayoritas siswa juga belum memiliki kemampuan
interpersonal dan intrapersonal yang terkombinasi dengan baik. Siswa yang aktif
dalam ekstrakulikuler dan intrakulikuler serta konsisten dengan hasil belajar yang
optimal hanya 45 siswa dari 150 siswa atau dengan persentase 30%. Dengan
masih banyaknya siswa yang memiliki konsep diri negatif tersebut membuat
siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa cenderung bersikap
pesimistis terhadap kemampuannya, kurang percayaan diri dan mengakibatkan
(36)
11
Penyelenggaran proses pendidikan membutuhkan environment input lingkungan dimana proses pembelajaran di laksanakan. Lingkungan sosial dan budaya
sekolah (environment input) merupakan komponen terciptanya iklim sekolah yang tidak dapat dipisahkan dari peningkatan mutu pendidikan. Lingkungan sekolah
merupakan tempat di mana proses pendidikan tersebut berlangsung harus
memberikan pengaruh yang positif kepada seluruh warga sekolah. Iklim sekolah
adalah merupakan ciri-ciri yang memberi gambaran tentang sebuah sekolah yang
membedakannya daripada sekolah-sekolah yang lain.
Kondisi sosial yang ada di sekolah yang merupakan bagian dari iklim sekolah
yang dapat diindetifikasi sebagai faktor eksternal yang diduga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Iklim sekolah yang positif merupakan suatu kondisi
di mana keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang aman, damai
dan menyenangkan untuk kegiatan pembelajaran. Iklim sekolah yang memiliki
komitmen hungan sosial antar warga sekolah yang tinggi, norma hubungan
kelompok sebaya yang positif atau kelompok teman yang saling mempengaruhi
secara positif seperti mengajak diskusi dan belajar kelompok, kerja sama team,
ekspektasi yang tinggi dari siswa dan adminstrator, konsistensi dan pengaturan
tentang hukuman dan ganjaran, konsensus tentang kurikulum dan pembelajaran,
serta kejelasan tujuan dan sasaran telah memberikan pengaruh terhadap
pencapaian hasil akademik siswa. Dalam hal ini menunjukkan iklim SMA swasta
yang terakreditasi A seperti SMA Al-khautsar Bandar Lampung dan SMA YP
(37)
12
Hasil observasi di SMA YP Unila bandar lampung menunjukkan bahwa iklim
sekolah masih belum kondusif. Konsistensi dan pengaturan tentang hukuman dan
ganjaran belum optimal dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini disiplin masih
banyak yang belum ditaati dalam arti jadwal piket yang sering dilanggar siswa
menyebabkan ruang kelas yang berantakan, buku-buku yang tidak tertata rapi di
ruang praktikum. Banyak siswa yang masih terlambat, dan belum terciptanya
interaksi yang aktif anta warga sekolah. Dalam hal ini sekolah harus menciptakan
suatu lingkungan sosial yang interaktif, dan budaya yang baik agar tecipta iklim
sekolah yang mampu memberikan perasaan aman, nyaman dan kondusif agar
proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Selama ini iklim sekolah yang
belum mencapai kondisi yang kundusif , tidak akan mampu memberikan suatu
norma, kepercayaan dan harapan bagi siswa, sehingga tidak ada dorongan untuk
siswa dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar adalah persepsi siswa
tentang kompetensi guru. Kompetensi guru sebagai salah satu instrumental input merupakan komponen pokok dalam proses pembelajaran. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan
gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah
yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui
(38)
13
akan membuat siswa semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan
tentunya akan berdampak pada maksimalnya hasil belajar siswa.
Masih rendahnya Persepsi siswa tentang kompetensi guru di SMA YP Unila
Bandar Lampung terlihat dari sikap siswa yang terkesan pasif dan tidak peduli
dalam konteks proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari siswa yang acuh terhadap
materi yang disampaikan sehingga komunikasi pembelajaran hanya berjalan satu
arah, PR yang jarang dikerjakan dan proses belajar yang menjadi monoton.
Kondisi sekolah yang tidak kondusif, proses pembelajaran yang gaduh dan
siswa-siswi yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga banyak dari siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, Seharusnya siswa bersifat kritis dan aktif
dengan segala hal yang menyangkut proses pembelajaran yang diterimanya.
Masih banyak siswa yeng tidak merespon pertanyaan guru. Hal ini menandakan
penggunaan metode mengajar yang monoton dan tidak bervariasi. Sedangkan
guru harus memiliki kompetensi secara komprehensif yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugasnya dalam mendidik, melatih, dan mebimbing peserta didik
sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah :”PENGARUH INTELLEGENCE QUOTIENT, KONSEP DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
(39)
14
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Hasil belajar ekonomi yang masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari tidak
tercapainya Kriteria Kentutasan Minimum (KKM).
2. Pembelajaran yang masih terpusat pada guru.
3. Aktivitas belajar yang belum optimal.
4. Konsep diri siswa yang masih rendah terlihat dari banyaknya siswa yang
kurang percaya diri dan pesimistis sehingga tercipta budaya mencotek.
5. Lingkungan sekolah yang belum mencapai kondisi aman, nyaman, dan
kondusif.
6. Belum terciptanya interaksi yang aktif antar elemen sekolah.
7. Persepsi siswa tentang kompetensi guru yang masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Kajian dalam penelitian ini dibatasi pada kajian tentang ada atau tidaknya
pengaruh intellegence quotieny (X1), konsep diri (X2), iklim sekolah (X3), dan persepsi siswa tentang kompetensi guru (dibatasi pada kompetensi akademik dan
pedagogik) (X4) terhadap hasil belajar ekonomi (Y) siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
(40)
15
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh intellegence quotient terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa
kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa
kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013?
4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil
belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
5. Apakah ada pengaruh intellegence quotient, konsep diri, iklim sekolah dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi pada
siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun
(41)
16
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh.
1. Intellegence Quotient (IQ) terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Konsep diri terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester
ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester
ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi pada
siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013.
5. Intellegence Quotient (IQ), konsep diri, iklim sekolah, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI
IPS semester ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sumbangan bagi pengembangan
ilmu dalam bidang pendidikan dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi
(42)
17
2. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk:
a. sebagai salah satu cara untuk mengetahui Pengaruh Intellegence Quotient (IQ), konsep diri, iklim sekolah, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru
terhadap hasil belajar ekonomi.
b. sebagai bahan masukan bagi guru dan siswa agar dapat mengubah pola pikir
menjadi lebih baik dalam upaya meningkatkan hasil belajar ekonomi.
c. dijadikan bahan referensi dan informasi bagi para peneliti yang ada
kaitannya dengan penelitian ini dan dapat mendukung penelitian lain yang
berkaitan dengan kependidikan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup:
1. Ruang lingkup objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Intellegence Quotient (X1), konsep diri (X2), iklim sekolah (X3), persepsi siswa terhadap kompetensi guru (X4), dan hasil belajar ekonomi siswa (Y).
2. Ruang lingkup subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS semester ganjil
(43)
18
3. Tempat penelitian
Tempat penelitian adalah SMA YP Unila Bandar Lampung.
4. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini adalah semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
5. Ruang lingkup ilmu penelitian
Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
(44)
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses
belajar terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang
dilakukannya, yang dinyatakan ke dalam ukuran dan data hasil belajar. (Sudjana,
2005: 65).
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Hasil belajar menurut Arikunto (2001: 63), sebagai hasil yang telah dicapai
seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan
evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi
(45)
20
a. Faktor-faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengatur jam kerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. Keadaan cacat tubuh bisa mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya terganggu, maka perlu perlakuan khusus dengan alat bantu atau belajar di pendidikan khusus.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis diantaranya adalah: inteligensi, perhatian, konsep diri minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Dalam belajar perlu kesiapan mental tersebut.
3. Faktor kelelahan
Kelelahan dalam belajar dapat mengganggu kesehatan dan mengakibatkan kurangnya konsentrasi. Siswa harus menghindari kelelahan sehingga apa yang dipelajari dapat mengendap dalam fikiran secara optimal.
b. Faktor-faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat.
1. Faktor keluarga
Belajar yang baik dapat dilakukan apabila keadaan rumah tenang dan tentram, hubungan keluarga baik sehingga anak betah di rumah dan faktor ekonomi keluarga terpenuhi.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah meliputi iklim sekolah, kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang belajar.
3. Faktor masyarakat
Faktor masyarakat meliputi teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa yang memberi pengaruh baik pada siswa, lingkungan masyarakat yang positif.
Menurut Hamalik (2001: 30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu
(46)
21
sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada
aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek-aspek-aspek itu adalah.
1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani
9. Etis atas budi pekerti, dan 10. Sikap
(Hamalik, 2001: 30).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari pembelajaran disekolah dan bukti dari
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara maksimal yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang berdampak pada perubahan secara akademis
dan tingkah laku.
2. Teori Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi maka analisis yang digunakan adalah analisis
ekonomi mikro. Pengertian ekonomi mikro sendiri yaitu ilmu yang mempelajari
perilaku konsumen atas kegiatan ekonomi dari setiap unit pengambilan keputusan
secara individu seperti konsumen, pemilik sumber daya, dan perusahaan dalam
perekonomian bebas (Salvatore 2000, 12) . Berdasarkan analisis ekonomi mikro
pengaruh hasil belajar secara internal dilihat dari dua aspek yaitu IQ dan konsep
diri. Hal ini, dilihat dari teori permintaan konsumen akan jasa, yaitu jasa yang
(47)
22
Menurut pendapat Alfred Marshal (1896), dalam teori perilaku konsumen (theory of consumers behavior) yang juga disebut dengan teori kepuasan marginal ( the law marginal untility) dimana kepuasan akan mencapai kondisi optimum apabila nilai yang dimiliki maksimum, yang ditunjukkan dengan persaman MUK = 0.
Konsumen memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merk suatu produk yang
mampu memberikan kepuasan yang memiliki nilai tersendiri bagi konsumen dan
adanya bukti nyata akan kualitas dari kehandalan yang ditawarkan. Dalam hal ini
merk yang dimaksud adalah SMA YP Unila Bandar- Lampung dan produk adalah
siswa kelas XI IPS yang kualitasnya dilihat dari ranah Brain dan Behavior yang
akan menghasilkan pemahaman terhadap mata pelajaran ekonomi secara optimal
dilihat dari hasil belajarnya.
Teori ekonomi mikro erat kaitannya dengan individual behavior. Berdasarkan
analisis teori skiner mengenai behavior dinyatakan bahwa behavior memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Perilaku terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful) karena perilaku manusia adalah organisme yang berperasaan dan berpikir.
2. Perilaku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Perilaku manusia (kepribadiannya) menurut Skinner ditentukan oleh kejadian-kejadian di
masa lalu dan sekarang dalam dunia objektif dimana individu tersebut
mengambil bagian.
3. Perilaku manusia sapat dikontrol (behavior can be controlled). Perilaku dapat dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situas-situasi yang
(48)
23
dapat diamati. Bahwa kondisi sosial dan fisik di lingkungan sangat penting
dalam menentukan perilaku. ( http://www.scribd.com.Teori-behavior-skiner di akses pada tanggal 12 maret pkl 11.45)
Berdasarkan ordinal appproach (indeferen curve) di ilustrasikan dalam IQ dan konsep diri yang memeberikan tingkat yang memberikan tingkat kepuasan yang
sama, di ilustrasikan pada kurva di bawah ini.
Gambar 1. Indeferen Map SMA YP Unila Bandar Lampung
Hasil Pengolahan data 2013.
Berdasarkan Gambar 1 indiferen map di atas, terlihat masing-masing kelas yang
secara rata-rata siswanya dinilai dari IQ dan konsep diri. Hal ini akan
mencerminkan perilaku atau behavior dari masing-masing siswa berdasarkan
kelas A, B, C, dan D. Untuk lebih jelasnya di uraikan pada indikator di bawah ini. D C B A
ID
Konsep Diri IQ
IC
IB IA
(49)
24
A. Intelegence Quotient (IQ)
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd
Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis
Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang
dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga
selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet
.
( Alder, 2001: 2).Menurut Garrett dalam Soemanto (2006: 142), intelegensi itu setidaknya
mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan
masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
Manusia hidup dengan senantiasa menghadapai permasalahan, untuk itu
diperlukan kemampuan-kemampuan pemecahannya dengan menggunakan
pengertian dan simbol-simbol.
Menurut Heidenrich dalam Soemanto (2006: 143), intelegensi menyangkut
kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam
usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal, atau dalam
pemecahan masalah-masalah.
IQ khususnya ditujukan untuk mengukur fungsi otak kiri yang mengatur
kemampuan berbahasa, logika, analisa, akademis dan intelektual. Kemampuan
(50)
25
Menurut Donald Stener dalam Alder (2001: 15) intelegensi adalah kemampuan
untuk menerapkan pengetahuan yang sudah ada untuk memecahkan
masalah-masalah yang baru, jadi tingkat intelegensi diukur dengan kecepatan memecahkan
masalah.
Berdasarkan uraian di atas, Intellegence Quotient (IQ) adalah angka yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam hal kognisi yang di ukur dengan cara
memecahkan masalah yang memerlukan pengertian maupun penggunaan
simbol-simbol yang mengukur kemampuan verbal, logika, dan analisa hubungan antar
ruang.
IQ mengukur bagaimana kinerja seseorang dalam sebuah tes intelegensi
dibandingkan dengan keseluruhan populasi. Pada awalnya intelegensi sangatlah
verbal, dan kemudian kemampuan menghitung dan kemampuan melihat hubungan
antar ruang pun dimasukan. Intelegensi rata-rata adalah 100, dan nilai IQ yang
lebih rendah atau lebih tinggi mencerminkan intelegensi yang lebih rendah atau
lebih tinggi pula. IQ menggunakan konsep usia mental. Ditemukan bahwa usia
mental berhenti berkembang diantara usia 14 dan 18 tahun, yang berarti IQ orang
dewasa berlaku untuk seumur hidup. (Alder, 2001: 23).
Ada tiga kategori utama dalam pertanyan-pertanyaan tes IQ yaitu, Verbal
(bahasa), Numerik (kemampuan angka) dan Visual-spatial (kemampuan melihat hubungan antar-ruang). Ada dua cara untuk meningkatkan skor IQ yaitu, dengan
(51)
26
dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam setiap subjek tes.
(Alder, 2001: 36)
Wilhelm Stem dalam Soemanto (2006 : 143) memperkenalkan suatu teori tentang
intelegensi yang disebut “uny factor theory”. Teori ini dikenal sebagai teori kapasitas umum. Menurut teori ini, intelegensi merupakan kemampuan umum
seseorang. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah adalah bersifat umum.
Menurut Woodworth dan Marque dalam Soemanto (2006: 154), klasifikasi
tingkatan intelegensi manusia adalah sebagai berikut :
Skor IQ Klasifikasi
140- ke atas Genius (luar biasa)
120-139 Very Superior (amat cerdas)
110-119 Superior (cerdas)
90-109 Normal (rata-rata)
80-89 Dull (bodoh)
70-79 Border line (batas potensi)
50-69 Morrons (debiel)
30-49 Embicile (embisiel)
Di bawah 30 Idiot
Berdasarkan tingkatan skor IQ di atas, Slameto (2003: 120) memberikan ciri-ciri
mental intelektual anak yang pandai sebagai usia mental lebih tinggi dari pada
rata-rata anak normal, daya tangkap dan pemahaman lebih cepat dan luas. Dapat
(52)
27
yang khas. Ditambahkan pula menurut slameto (2003: 183) bahwa “anak yang
normal kecerdasannya biasanya dapat mengorganisasikan situasi/masalah dan
berfikir logis, mengerti hubungan sebab akibat, memecahkan masalah/berfikir
secara alamiah”.
Pengetahuan mengenai tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan
membantu pengajar menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang
diberikan, serta meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan
bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan. Dapat dinyatakan bahwa bila
dihubungkan dengan proses belajar siswa inteligensi akan mempengaruhi hasil
belajar siswa. Siswa yang cerdas akan dapat mencapai hasil belajar yang lebih
baik daripada siswa yang sedang/normal. Lebih lanjut Slameto (2003: 58)
menjelaskan bahwa “Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah”. L.L. Thurstone berusaha menjelaskan tentang organisasi intelegensi yang abstrak
dengan menggunakan tes-tes mental serta tehnik-tehnik statistik khusus membagi
intelegensi menjadi tujuh kemampuan primer, yaitu.
1. Kemampuan numerikal/matematis. 2. Kemampuan verbal/ berbahasa.
3. Kemampuan abstraksi berupa visualisasi atau berfikir. 4. Kemampuan menghubungkan kata-kata.
5. Kemampuan membuat keputusan, baik induktif maupun deduktif. 6. Kemampuan mengenal atau mengamati.
(53)
28
Berdasarkan pandangan mayoritas, yaitu pernyatan dari 52 psikolog yang tertuang
dalam wall street journal, mereka menyatakan bahwa intellegence quotient mempengaruhi hasil belajar siswa. Intelegensi menentukan tinggi rendahnya
pemahaman siswa dalam menyerap bahan ajar yang disampaikan oleh guru,
artinya siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan memperoleh
kemudahan dalam belajarnya sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
1. Intelegensi terjadi sebagai kemampuan mental yang sangat umum meliputi kemampuan untuk melakukan pertimbangan, perencanaan, pemecahan masalah, pemikiran abstrak, pemahaman gagasan-gagasan yang kompleks, belajar dengan cepat dan belajar dari pengalaman.
2. Intelegensi dapat diukur dan tes IQ mengukurnya dengan baik.
3. IQ lebih kuat berhubungan dengan hasil-hasil pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan sosial dari pada sifat manusia yang dapat diukur lainnya. Apapun yang diukur oleh tes IQ adalah sangat penting.
4. Masalah keturunan memainkan peran lebih besar di dalam intelegensi, tetapi lingkungan juga mempunyai pengaruh yang kuat.
5. Individu tidak dilahirkan dengan IQ yang tidak dapat dirubah, tetapi IQ menjadi stabil secara bertahap selama masa kanak-kanak dan hanya berubah sedikit setelah itu. (Alder, 2001 : 16).
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa intellegence quotient mempengaruhi hasil belajar siswa. Intelegensi menentukan tinggi rendahnya
pemahaman siswa dalam menyerap bahan ajar yang disampaikan oleh guru,
artinya siswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan memperoleh
kemudahan dalam belajarnya sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal
daripa siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah.
B.Konsep Diri
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep
(54)
29
tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada
manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya.
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut
apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya,
serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. (Djaali,
2008: 129).
Konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya
sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendiri
sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu bersangkutan.
Konsep diri berkembang dari pengalaman seseorang tentang berbagai hal
mengenai dirinya sejak ia kecil. Terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang
lain terhadap dirinya (Djaali, 2008: 130).
Mead dalam Slameto (2003: 184), menyebut konsep diri sebagai suatu produk
sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi
pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan hasil
eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi dari dirinya sendiri
yang diterima dari orang-orang yang berpengaruh pada dirinya.
Konsep diri yaitu persepsi seseorang tentang memahami kekuatan, kelemahan,
kemampuan, sikap, dan nilai kita. Perkembangan konsep diri dimulai pada saat
(55)
30
belajar. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif memiliki aspirasi yang
cukup realistis. Siswa akan lebih semangat dalam melakukan aktivitas belajar
(Slavin, 2008: 107).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa konsep diri adalah
gambaran yang ada pada diri individu yang berisikan tentang bagaimana individu
melihat dirinya sendiri secara psikologis dan menginginkan dirinya sendiri seperti
yang diharapkan. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki
dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian
membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Studi dari Meichenbaum membuktikan bahwa bila siswa dibantu menyatakan
hal-hal positif mengenai dirinya sendiri dan diberikan penguatan (reinforcement), maka hal ini akan menghasilkan suatu konsep diri yang lebih positif. Namun perlu
di ingat bahwa perubahan dalam tingkah laku hanya akan di ikuti dengan
perubahan konsep diri, bila sesuai dengan kenyataan. Perubahan akan mudah
dilakukan bila konsep diri yang dimiliki siswa tidak realistis (Slameto, 2003:
184).
Telah dikatakan bahwa konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan
orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Berdasarkan penelitian
(56)
31
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap konsep diri siswa, guru dapat
meningkatkan atau menekannya, dengan kata lain guru dapat mempengaruhi dasar
aspirasi dan penampilan siswa.
Konsep diri yang positif diharapkan siswa dapat pula memiliki aspirasi yang
cukup realistis. Aspirasi yang cukup realistis dapat pula dimiliki siswa apabila
guru mau menciptakan kesempatan bagi siswa-siswanya, terutama yang seringkali
mengalami kegagalan, untuk bisa mencapai sukses.
Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan
diinginkan kehadirannya oleh keluarganya. Melalui perlakuan yang
berulang-ulang dan setelah menghadapi sikap-sikap tertentu dari keluarganya ataupun orang
lain di lingkup kehidupannya, akan berkembanglah konsep diri seseorang. Konsep
diri ini yang pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai.
Perasaan inilah yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian, atau bayangan
seseorang mengenai dirinya sendiri Yang keseluruhannya disebut konsep diri.
Menurut teori psikonalisis, proses perkembangan konsep diri, disebut proses
pembentukan ego (the process of ego formation). Menurut aliran ini, ego yang sehat adalah ego yang dapat mengontrol dan mengarahkan kebutuhan primitif
(dorongan libido) supaya setara dengan dorongan dari super ego serta tuntutan
lingkungan. Lebih lanjut dikatakan, konsep diri terbentuk karena empat faktor,
(57)
32
1. Kemampuan (competence).
2. Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (signifance to others). 3. Kebajikan (virtues.)
4. Kekuatan (power) (Slameto, 2003: 132).
Berdasarkan uraian di atas dapatdinyatakan bahwa perkembangan konsep diri
merupakan suatu proses yang terus berlanjut disepanjang kehidupan manusia.
Selama periode awal kehidupan, perkembangan konsep diri individu sepenuhnya
didasari oleh persepsi mengenai diri sendiri. Lalu seiring dengan bertambahnya
usia, pandangan mengenai diri sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
diperoleh dari interaksi dengan orang lain.
Komponen atau bagian dari konsep diri.
a. Identitas diri
Peran yang berbeda, kesaran diri akan diri sendiri, pengenalan diri yang ada tentang internal individual.
b. Citra diri
Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap dirinya.
c. Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri.
d. Ideal diri
Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh personal lain (Gunawan, 2004 : 19).
Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada
pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang
sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai hambatan yang
(58)
33
dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem
pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat
pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan
kebudayaan.
Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri, misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.
http://knowledgescafe.blogspot.com/2012/01/makalah-konsep-diri.html. 13/16
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar. Siswa yang memiliki konsep diri
yang positif memiliki aspirasi yang cukup realistis. Siswa akan lebih semangat
dalam melakukan aktivitas belajar. Maka siswa yang memiliki konsep diri yang
positif akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal dibandingkan dengan siswa
yang memiliki konsep diri yang negatif.
3. Iklim Sekolah
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi dan struktur yang sederhana. Di
dalam organisasi sekolah terjadi interaksi antar anggotanya antara lain guru,
siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, yang ditunjang oleh sarana prasarana.
Sebagai sebuah organisasi, sekolah memiliki visi, misi dan setrategi untuk
mencapai tujuan. Dalam mewujudkan visi, misi dan straregi sekolah tersebut
diperlukan manajeman di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Iklim adalah
(59)
34
Hoy dan Miskell dalam
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113845-pengertian-iklim-sekolah) menyebutkan bahwa iklim
sekolah adalah produk akhir dari interaksi antar kelompok peserta didik di
sekolah, guru-guru dan para pegawai tata usaha (administrator) yang bekerja
untuk mencapai keseimbangan antara dimensi organisasi (sekolah) dengan
dimensi individu.
Hampir senada dengan pendapat di atas, adalah pendapat Sergiovanni dan Startt
dalam
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113845-pengertian-iklim-sekolah) yang menyatakan bahwa iklim sekolah merupakan karakteristik
yang ada, yang menggambarkan ciri-ciri psikologis dari suatu sekolah tertentu,
yang membedakan suatu sekolah dari sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah
laku guru dan peserta didik dan merupakan prasarana psikologis yang dimiliki
guru dan peserta didik di sekolah tertentu.
Berdasarkan definsi tentang iklim sekolah seperti yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat dinyatakan bahwa iklim sekolah merupakan suatu kondisi, dimana
keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yag sangat aman, nyaman,
damai dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Menurut Wiyono, dkk dalam Rofiah (2007: 10), yang dimaksud iklim sekolah
adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan
antar pribadi (personal relationship) yang berlaku. Sedangkan Brown dalam Rasyid dan Mansur (2008: 29) menyatakan bahwa iklim didefinisikan sebagai
(60)
35
seperangkat nilai-nilai, sikap, kepercayaan dan norma-norma, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.
Renchler dalam Rasyid dan Mansur (2008: 30) mendefinisikan iklim sekolah
sebagai suatu pola nilai, keyakinan, dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah.
Sedangkan Wagner mendefinisikan iklim sekolah sebagai keyakinan, sikap, dan
perilaku yang mencirikan suatu sekolah. Dengan kata lain iklim sekolah
merupakan pengalaman bersama baik di dalam lingkungan sekolah maupun di
luar lingkungan sekolah (traditions and celebrations) yang menciptakan rasa kemasyarakatan dan kekeluargaan dalam suatu komunitas sekolah.
Sedangkan Larsen dalam Moedjiarto (2002: 43) mengemukakan bahwa “iklim sekolah adalah norma-norma, harapan-harapan, dan kepercayaan personalia
sekolah yang menguasai perilakunya dalam melaksanakan tugas”. Berdasarkan
pendapat di atas dapat dikatakan bahwa iklim sekolah merupakan bagian dari
lingkungan sekolah yang sempit. Iklim sekolah yang positif merupakan suatu
kondisi di mana keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang sangat
aman, damai, dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar. Iklim sekolah
yang baik hendaknya terhindar dari kebisingan, keramaian, maupun kejahatan.
Suasana yang senantiasa tentram, hubungan yang sangat bersahabat tampak
menonjol diantara para penghuninya, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa,
maupun para pegawai lainnya. Keadaan semacam ini menyebabkan siswa merasa
aman, tentram, bebas dari segala tekanan, ancaman yang bisa merugikan kegiatan
(1)
156
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Intellegence Quotient (IQ) terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika semakin tinggi skor Intellegence Quotient (IQ) siswa maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, semakin rendah skor Intellegence Quotient (IQ) siswa maka hasil belajar siswa akan rendah.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan konsep diri terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika konsep diri siswa positif maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika konsep diri siswa negatif maka hasil belajar siswa akan rendah.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA YP Unila Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika iklim sekolah yang ada disekolahan kondusif atau baik maka hasil belajar siswa akan meningkat.
(2)
157
Sebaliknya, jika iklim sekolah yang ada disekolahan tidak kondusif maka hasil belajar siswa akan rendah.
4. Ada pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang kompetensi guru positif maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang kompetensi guru negatif maka hasil belajar siswa akan rendah.
5. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Intellegence Quotient (IQ), konsep diri, iklim sekolah, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Jika Intellegence Quotiet yang tinggi, konsep diri yang positif, serta didukung oleh iklim sekolah yang kondusif dan memiliki persepsi tentang kompetensi guru yang positif maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, Intellegence Quotiet yang rendah, konsep diri yang negatif, serta oleh iklim sekolah yang tidak kondusif dan memiliki persepsi tentang kompetensi guru yang negatif maka hasil belajar siswa akan rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi dan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.
(3)
158
1. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah Intellegence Quotient (IQ) akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Untuk itu hendaknya siswa senantiasa belajar dan berlatih agar kemampuan kognisinya meningkat, sehingga akan mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran maka hasil belajar pun akan meningkat.
2. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semata-mata disebabkan oleh kemampuan kognisi siswa, tetapi juga faktor internal lain yang sangat berpengaruh, salah satunya adalah konsep diri siswa. Oleh karena itu pihak terkait harus tetap dapat memacu siswa-siswanya untuk optimis pada
kemampuannya, sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Sekolah hendaknya dapat meningkatkan iklim sekolah yang ada agar sekolah menjadi tempat yang nyaman, aman, dan memberikan pengaruh yang positif bagi terlaksananya proses belajar mengajar.
4. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya Para pendidik senantiasa meningkatkan kompetensi yang dimiliki secara komprehensif dan
berkelanjutan. Siswa juga harus mampu bersifat kritis dan aktif dengan segala hal yang menyangkut proses pembelajaran yang diterimanya. Sehingga siswa memiliki persepsi yang positif mengenai kompetensi gurunya sehingga lebih semangat dan tertantang untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Dan, peneliti juga mengharapkan kepada peneliti lain untuk mengkaji faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Alder, Harry. 2001. Pacu IQ Dan EQ Anda. PT. Erlangga. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Budimansyah, dasim. dkk. 2010. Pakem. PT. Genesindo. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Djamarah. dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gunawan, H ARy.2000. sosiologi pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Gunawan, W Adi.2004. Genius Learning Strategy. PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT.Bumi Aksara: Jakarta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/29/iklim-sekolah-kaitannya-dengan-hasil-akademik-dan-non-akademik-siswa. di download tanggal 8 September 2012 Pkl. 09:40
http://knowledgescafe.blogspot.com/2012/01/makalah-konsep-diri.html. 13/16. di download tanggal 8 September 2012 Pkl. 10:08
http://www.scribd.com.Teori-behavior-skiner di akses pada tanggal 12 maret pkl 11.45
http://viruspintar.blogspot.com/2012/05/pendidikan-indonesia. di akses tanggal 12 maret 2013 Pkl. 11:28
Jayanti, Dwi. 2010.. Pengaruh Intelengence Quotient. Iklim Sekolah, Dan Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi).
(5)
Kusnandar . 2009. Guru Profesional. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Mansur, dan Harun rasyid.2008. Penilaian Hasil Belajar. CV Wacana Prima:
Bandung
Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Moedjiarto. 2002.Sekolah Unggul. Duta Graha Pustaka: Jakarta.
Rahmawati, Dian. 2011. Pengaruh Intelengence Quotient (IQ) Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Riani, Devi.2009. Pengaruh Antara Konsep Diri Dan Kondisi Keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa program studi ekonomi nonreguler jurusan pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung Angkatan 2005-2007 (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Rofiah, Nur Dewi. 2007. Pengaruh persepsi siswa tentang iklim sekolah dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar ekonomi/akutansi semester I Siswa kelas XI SMA Budaya Bandar Lampung tahun pelajaran 2005/2006 (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sarwoko. 2005. Metodologi Penelitian. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Slavin, E Robert. 2008. Psikologi Pendidikan. Teori Dan Praktek. PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.
Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Bandar Lampung: Graha Ilmu.
Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. PT. Grafindo Perkasa Rajawali. Jakarta. 354 hlm
Soetjipto, Raflis Kosasi.2009. Profesi Keguruan. PT Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta
(6)
Susanti. 2008. Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi dan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA N 1 Purbolinggo Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wita Lestari, Yulia. 2010. Pengaruh Fasilitas Belajar Disekolah Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMK YP 17 Baradatu Way Kanan Tahun Pelajaran 2009/2010. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.