Sosiologi dalam IPS di SMAMA
motivasi dan hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
http:jurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal22095663.pdf. b.
Penelitian yang dilakukan oleh oleh Rita Dwi Anggrain Universitas Negeri Malang tahun 2011. Penerapan model pembelajaran make a match untuk
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Bareng 5 Kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas III SDN Bareng 5 Kota Malang. Disarankan agar guru
dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran dan dapat menerapkan model pembelajaran make a match pada materi lain yang sesuai
c. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Rukmana Universitas Negeri Malang
tahun 2010 yang berjudul Penerapan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X program keahlian pemasaran
pada mata pelajaran menemukan peluang baru dari pelanggan di SMK Islam Batu. Dari hasil analisis data dapat di simpulkan bahwa penerapan model
Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Program
Keahlian Pemasaran di SMK Islam Batu d.
Penerapan model pembelajaran kooperatif Make A Match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa kelas X.2 SMA Negeri
10 Pekanbaru tahun ajaran 20122013 oleh Darmawati program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar Biologi siswa kelas X.2 SMAN 10 Pekanbaru tahun ajaran 20122013. 1. Rata-rata aktivitas siswa siklus I yaitu 81,91 cukup,
meningkat pada siklus II menjadi 88,12 baik. 2. Rata-rata daya serap siswa siklus I yaitu 66,81 kurang dan meningkat pada siklus II dengan
rata-rata 82,16 cukup. 3. Ketuntasan belajar siswa secara individu pada siklus I yaitu 63,33 tuntas dan 36,67 tidak tuntas, dan pada siklus II
meningkat menjadi 100 tuntas. 4. Penghargaan kelompok siklus I empat kelompok memperoleh penghargaan hebat dan satu kelompok memperoleh
penghargaan super. Pada siklus II semua kelompok memperoleh penghargaan super. 5. Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar pada siklus I yaitu
92,85 baik pada siklus II meningkat menjadi 100 amat baik.