dan pembentukan kepribadian; penyimpangan sosial dan pengendalian sosial dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match bertujuan agar siswa
dapat memahami materi dengan baik serta membekali siswa dalam mengaplikasikan keterampilan sosial yang meliputi mampu mengendalikan diri
dalam bersikap, berucap dan berprilaku, mematuhi aturan yang berlaku, memahami perbedaan pendapat, mampu berkomunikasi dengan baik dan santun,
mampu menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kelompok dan memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain. Selain itu, kita mengenal tradisi IPS yang
dikemukakan oleh Sapriya 2012: 13 ada lima tradisi Social Studies yaitu: 1 IPS sebagai transmisi kewarganegaraan Social Studies as citizenship transmission.
2 IPS sebagai ilmu-ilmu sosial Social Studies as social science. 3 IPS sebagai penelitian mendalam Social Studies as reflective inquiry. 4 IPS sebagai kritik
kehidupan sosial Social Studies as social criticism. 5 IPS sebagai pengembangan pribadi individu Social Studies as personal development of the
individual .
Berkaitan dengan pemaparan tersebut, ruang lingkup penelitian ini adalah IPS
sebagai pengembangan pribadi individu Social Studies as personal development of the individua
. Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai
keterampilan sosial dalam kehidupannya Social life skill. Pendidikan IPS disini harus membekali siswa tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai,
sehingga semua itu dapat membentuk siswa menjadi manusia-manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup di tengah masyarakat dengan damai dan
dapat menjadikan contoh teladan serta memberikan kelebihannya pada orang lain.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Belajar dan Pembelajaran 2.1.1
Teori Belajar
Pada keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Menurut Gulo 2008: 8 menyatakan bahwa
“Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah laku dalam b
erfikir, bersikap, dan berbuat”.
Selanjutnya Ahmadi dan Supriyono 2003: 128 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Perubahan yang terjadi
dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya. Setiap perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Sedangkan menurut
Sadiman 2008: 21 mengatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya,
yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan dalam Sunartombs 2009: 3 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain ”.
Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Pada proses pembelajaran, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas, maka orang tersebut sebenarnya
belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Selanjutnya, Dalyono 2007: 49 menjelaskan bahwa: “Belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan secara
sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan
anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi, bakat, motivasi, minat dan sebaginya”.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai dengan ciri-ciri perubahan spesifik.
Menurut Sagala 2003: 53, ciri-ciri tersebut adalah: a.
Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus yang berpengaruh pada proses belajar
selanjutnya. b.
Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. c.
Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar.
d. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan
keseluruhan tingkah laku. e.
Belajar adalah proses interaksi. f.
Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang kompleks.
Teori-teori yang menjelaskan proses pembelajaran cukup beragam, beberapa teori pembelajaran tersebut diantaranya sebagai berikut:
2.1.1.1 Teori Belajar Behaviorisme
Teori behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek
mental. Teori behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Behaviorisme menurut Herpratiwi 2009: 1 adalah filosofi dalam psikologi yang
berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran, dan perasaan dapat harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini
berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa psikologis internal dan konstrak hipotesis seperti pikiran.
Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa
diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara umum dengan proses yang diamati secara pribadi.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori dan definisi behaviorisme sangat menarik. Behaviorisme adalah teori belajar dan
percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian. Penyejuk terjadi setelah seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Teori ini
lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan metode hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan reinforcement. Bila penguatan ditambahkan positive reinforcement maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangidihilangkan
negative reinforcement maka respon juga semakin kuat. Teori behaviorisme
sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori-teori dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan
individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. Relevansi model make a match sebagai model pembelajaran dengan teori
behavioristik adalah model make a match diharapkan mampu membentuk
kebiasaan yang baik bagi peserta didik. Penggunaan model make a match diharapkan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pelajaran sosiologi
sehingga menimbulkan hubungan perilaku reaktif berupa peningkatan minat yang berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang terjadi diluar
ruangan kelas Dialog-dialog yang tergambar dalam pembelajaran sosiologi menguasai konsep-konsep mata pelajaran ekonomi bisa membiat peserta didik
belajar tanpa kejenuhan.