Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REALISASI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
TUGAS AKHIR MELPINA SILITONGA
062407103
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
(2)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REALISASI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya
MELPINA SILITONGA 062407103
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
(3)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REALISASI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : MELPINA SILITONGA
Nomor Induk Mahasiswa : 062407103
Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Dr.Saib Suwilo, M.Sc Drs.R.Johannes Mataniari,M.Si
(4)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
PERNYATAAN
ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REALISASI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
MELPINA SILITONGA 062407103
(5)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dengan limpah kasih-Nya penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Drs.R.Johannes Mataniari,M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan panduan untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua Departemen Matematika dan Pembantu Dekan I, Dr.Saib Suwilo,M.Sc dan Dr.Sutarman,M.Sc, Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, Pegawai di FMIPA USU dan teman-teman seperjuangan selama kuliah di statistika 2006.
Tidak terlupakan kepada Ayahanda dan Ibunda (E.Silitonga,BA dan T.Br Sianturi) tercinta, kakak2 dan adik2 (L.Silitonga,A.Md/T.Sihombing,ST, Masriani Silitonga,STh, Daniel dan Richard) terima kasih atas dukungan dan cinta kalian. Semoga Allah Bapa selalu menyertai.
(6)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
Pernyataan i
Penghargaan ii
Daftar Isi iii
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 5
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.6 Metode Penelitian 5
1.7 Tinjauan Pustaka 6
1.8 Sistematika Penulisan 7
Bab 2 Landasan Teori 8
2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi 8
2.1.1 Pengertian Regresi 8
2.1.2 Pengertian Korelasi 8
2.2 Regresi Linier Sederhana 10
2.3 Regresi Linier Berganda 10
2.3.1 Pengujian Regresi Linier Ganda 11
2.4 Korelasi Ganda 12
2.5 Korelasi Parsil 13
Bab 3 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara 14
3.1 Masa Hindia Belanda dan Jepang 14
3.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai sekarang 16
Bab 4 Analisa Data 20
4.1 Data yang diperoleh 20
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 21
4.3 Pengujian Regresi Linier Ganda 25
4.4 Perhitungan Korelasi Linier Ganda 27
4.5 Perhitungan Korelasi antara Variabel Y dengan X 28
4.6 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas 29
Bab 5 Implementasi Sistem 31
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 31
(7)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data dengan SPSS 33
Bab 6 Penutup
6.1 Kesimpulan 44
6.2 Saran 45
Daftar Pustaka Lampiran
(8)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Interpretasi dari Nilai R
Tabel 4.1 Data Realisasi Pajak Hotel dan Restoran, Jumlah Hotel Restoran, Jumlah Wisatawan Nusantara dan Laju Inflasi pada tahun 2001-2007
Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien untuk mencari Persamaan Regresi Linier Berganda Tabel 4.3 Penolong untuk kekeliruan taksiran baku
(9)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS Gambar 5.2 Kotak dialog awal SPSS
Gambar 5.3 Tampilan jendela Data View dalam SPSS Gambar 5.4 Tampilan jendela Variable View dalam SPSS
Gambar 5.5 Tampilan jendela pengisian variable view dalam SPSS Gambar 5.6 Tampilan jendela pengisian data view dalam SPSS Gambar 5.7 Tampilan jendela pengisian pengolahan data Gambar 5.8 Tampilan jendela pengisian linier regression
Gambar 5.9 Tampilan jendela pengisian linier regression statistic Gambar 5.10 Tampilan jendela pengisian linier regression plots
(10)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiataan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik yang bersifat material maupun spritual. Untuk itu pemerintah harus berusaha meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan.
Dalam menunjang keberhasilan pembangunan diperlukan penerimaan yang kuat, dimana sumber pembiayaan diusahakan tetap bertumpu pada penerimaan dalam negeri. Kemandirian pembangunan diperlukan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun kabupaten/kota yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah pusat dengan kebijaksanaannya. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan membiayai pembangunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi yang nyata.
(11)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan dibidang penerimaan daerah yang berorientasi pada peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri dan diprioritaskan pada penggalian dana dari sektor-sektor ekonomi daerah.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Guna meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendanaan untuk pembangunan, Kabupaten Tapanuli Utara berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah. Jenis jenis pajak daerah menurut Undang Undang No. 34 tahun 2000 adalah :
1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Bahan Galian C 7. Pajak Parkir.
Pembangunan yang ada selama ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat dalam membayar pajak. Karena hasil dari penerimaan pajak tersebut digunakan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat.
(12)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah disamping retribusi daerah. Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah, yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk.
Pajak hotel dan restoran merupakan bagian dari pajak daerah, yang mana kesemuanya terdapat dalam Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan asli Daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang akan digunakan untuk membiyai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah yang bersangkutan.
Hotel dan Restoran mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan termasuk makan dan minum yang dikelola secara komersial.
2. Restoran adalah tempat menyantap makanan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan katering.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya realisasi pajak hotel dan restoran antara lain jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan, dan inflasi. Penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing faktor terhadap realisasi pajak hotel dan restoran sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan untuk menunjang pencapaian penerimaan yang maksimal.
Pajak hotel dan restoran sebagai salah satu penyumbang pendapatan daerah sangat potensi untuk ditingkatkan mengingat peran pajak hotel dan restoran ini dalam
(13)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
peningkatan PAD. Pajak hotel dan restoran bisa terus diupayakan dan dimaksimalkan pemungutannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ini diharapkan akan memperlancar jalannya pembangunan dan pemerintahan. Bila pembangunan bisa berjalan dengan lancar maka kesejahteraan masyarakat juga diharapkan akan meningkat. Dengan diketahuinya pengaruh pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah maka upaya peningkatan pajak hotel dan restoran untuk menambah keuangan daerah harus dilanjutkan dan lebih ditingkatkan.
Berdasarkan uraian di atas penulis memilih judul :
“ Analisis Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Tapanuli Utara “.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang maka dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu : Bagaimana pengaruh jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan dan tingkat inflasi terhadap realisasi pajak hotel dan restoran di Tapanuli Utara.
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini penulis membatasi masalah pengaruh jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan nusantara dan tingkat inflasi terhadap realisasi pajak hotel dan restoran di Tapanuli Utara berdasarkan data tahun 2001 s/d 2007.
(14)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan nusantara dan tingkat inflasi mempengaruhi realisasi pajak hotel dan restoran di Kabupaten Tapanuli Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah perbendaharaan penelitian yang telah ada (bahan pustaka) serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dalam memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam masalah pajak hotel dan restoran.
1.6 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(15)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Studi ini digunakan sebagai landasan teori yang akan digunakan dalam menganalisis kasus. Dasar-dasar ini diperoleh dari buku, litiatur-litiatur maupun tulisan-tulisan yang behubungan dengan penelitian ini.
2. Analisis data
Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
1.7 Tinjauan Pustaka
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
=
Yˆ b0 +b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
Y = Realisasi Pajak Hotel Restoran (Rupiah). X1 = Jumlah Hotel Restoran (unit)
X2 = Jumlah wisatawan Nusantara (orang)
X3 = Tingkat inflasi ( persen)
( Husaini Usman ) “ Pengantar Statistika ”
Tujuan dari korelasi adalah untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel-variabel.
(16)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
[
( ( ) )( ( ) )]
) )( ( 2 2 2 2 i i ji ji i ji i ji yj Y Y n X X n Y X Y X n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =(Sudjana) “ Metode Statistika “
1.8 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini akan menguraikan definisi dan konsep analisis regresi berganda sebagai metode dalam pembahasan masalah yang diutarakan.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT KABUPATEN TAPANULI UTARA
Bab ini berisi sejarah singkat Tapanuli Utara dari masa Hindia Belanda sampai sekarang.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini memuat analisis statistik yang telah dikumpulkan dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
(17)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang digunakan untuk mengolah / menganalisis data. Penulis menggunakan program SPSS ( Statistic Poduct and Service Solution ).
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini memuat hasil dan kesimpulan dari pembahasan serta saran- saran penulis berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi
2.1.1 Pengertian Regresi
Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa atau memodelkan hubungan diantara variable-variabel. Variabel-variabel tersebut dengan menggunakan analisis regresi dapat melihat adanya suatu karakteristik atau atribut terhadap data lain. Dengan kata lain jika kita mempunyai dua atau lebih variabel maka kita dapat mencari suatu cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Dan hubungan tersebut secara matematika dinyatakan sebagai hubungan fungsional antar variabel.
(18)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
2.1.2 Pengertian Korelasi
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan hubungan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Korelasi ditemukan oleh Karl Pearson pada awal tahun 1900 sehingga korelasi sering disebut korelasi Pearson Product Moment (PPM). Produk korelasi atau pengukuran yang digunakan untuk melihat kuat lemahnya korelasi disebut koefisien korelasi yang sering disimbolkan dengan r atau R (penggunaan r biasanya pada korelasi parsil sedangkan R digunakan pada korelasi berganda). Hubungan antara dua variabel atau lebih dalam korelasi bukanlah hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya hubungan searah.
Untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi maka kita dapat menggunakan rumus berikut :
} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i i i yx Y Y n X X n Y X Y X n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =
Harga-harga koefisien korelasi (R) berada dalam interval -1<R<+1. Untuk R = +1 maka korelasi positif sempurna artinya hubungan linier langsung sangat tinggi, untuk R = -1 maka korelasi negatif sempurna artinya hubungan liniernya tidak langsung, untuk R = 0 tidak ada korelasi. Jika nilai R berada diantara -1 dan +1 misalnya + 0.7, + 0.5, - 0.5, - 0.2 maka kita dapat menggunakan ketentuan seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2.1
(19)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
R Interprestasi
0 Tidak ada korelasi
0.01-0.02 Sangat rendah
0.21-0.40 Rendah
0.41-0.60 Agak rendah
0.61-0.80 Cukup
0.81-0.99 Tinggi
1 Sangat tinggi
sumber : Buku Pengantar Statistika karangan Husaini Usman,M.Pd
2.2 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Dua variabel ini dibedakan menjadi variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Variabel bebas yang dimaksud adalah variabel yang bisa dikontrol, sedangkan variabel tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari variabel bebas.
Persamaan regresi linier sederhana Y terhadap satu variabel X secara umum dituliskan sebagai berikut : Y = 0 + 1X + , untuk persamaan regresi linier
sederhana di atas perlu ditaksir parameter dengan melihat data sampel. Sehingga dapat dituliskan persamaan taksirannya seperti berikut : Yˆ =a + bX
Koefisien a dan b sebagai taksiran parameter persamaan regresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang dikenal dengan metode kuadrat terkecil :
(20)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
(
)( )
(
)
2 2 i i i i i iX
X
n
Y
X
Y
X
n
b
Σ
−
Σ
−
Σ
Σ
Σ
=
a=Y −bX
2.3 Regresi Linier Berganda
Jika varibel-variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) lebih dari satu variabel maka bentuk persamaan regresi linier sederhana tidak dapat lagi diterapkan sehingga yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Model persamaan regresi linier Y atas X1, X2, …,Xk adalah =
Y 0+ 1X1+ 2X2 + ...+ kXk +
Persamaan regresi linier berganda tersebut ditaksir dengan persamaan :
=
Yˆ b0 + b1X1 + b2X2 +…+ bkXk
Untuk menyelesaikan koefisien taksiran dalam hal ini kita tidak dapat lagi menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu :
2 2 ) ( ) )( ( i i i i i i X X n Y X Y X n b Σ −
Σ − Σ Σ
Σ =
dan a=Y −bX
karena variabel bebasnya sudah lebih dari satu.
Untuk menyelesaikan digunakan sistem persamaan linier untuk setiap taksiran koefisien sebagai berikut (X sebanyak 3) :
i i
i b X b X
X b n b
Yi = 0 + 1Σ 1 + 2Σ 2 + 3Σ 3
(21)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
i i i i i i
i b X b X b X X b X X
YiX1 = 0Σ 1 + 1Σ 1 2 + 2Σ 1 2 + 3Σ 1 3
Σ i i i i i i
i
b
X
b
X
X
b
X
b
X
X
YiX
2=
0Σ
2+
1Σ
1 2+
2Σ
2 2+
3Σ
2 3Σ
2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 03i i i i i i i
iX b X b X X b X X b X
Y = Σ + Σ + Σ + Σ
Σ
2.3.1 Pengujian Regresi Linier Ganda
Taksiran persamaan regresi yang kita miliki perlu diuji apakah persamaan regresi tersebut bersifat nyata atau tidak. Untuk mengujinya kita dapat menggunakan uji distribusi F.
Perumusan hipotesisnya :
H0 : b1 =b2 =...=bk =0
H1 : Minimal ada satu taksiran koefisien regresi yang tidak sama dengan
nol Pengujiannya :
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel (dengan dk = k;n-k1)
Terima H0 jika Fhitung < Ftabel (dengan dk = k;n-k-1)
Dengan perumusan :
) 1 ( Re Re − − = k n JK k JK F s g Hitung Dimana :
JKReg =b1ΣX1iyi +b2ΣX2iyi +b3ΣX3iyi +...+bkΣXktyt dan JKRes =
∑
( )
Yi −Yˆi 2(22)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
2.4 Korelasi Ganda
Untuk melihat seberapa besar korelasi antar variabel bebas X terhadap variabel tidak bebas Y maka kita dapat menghitung koefisien korelasi gandanya. Korelasi ganda yang berasal dari persamaan regresi linier ganda dapat kita hitung dengan mengukur koefisiennya. Koefisien korelasi linier ganda disimbolkan dengan R yang dirumuskan dengan : 2 Re 2 i g y JK R Σ
= maka
2 Re i g y JK R Σ =
2.5 Korelasi Parsil
Dengan persamaan linier ganda kita dapat membagi persamaan tersebut dan melihat korelasi antar 2 variabel yaitu korelasi variabel dependen dengan setiap variabel independent, dan korelasi antar variabel independent dengan variabel independent lain yaitu dengan menghitung koefisien korelasinya yang disimbolkan dengan ryj, yang
dirumuskan dengan :
[
( ( ) )( ( ) )]
) )( ( 2 2 2 2 i i ji ji i ji i ji yj Y Y n X X n Y X Y X n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ(23)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT KABUPATEN TAPANULI UTARA
3.1 Masa Hindia Belanda dan Jepang
Pada masa Hindia Belanda, kabupaten Tapanuli Utara termasuk kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang termasuk keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentic Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling
(24)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu :
1) Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung.
2) Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborongborong.
3) Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya Balige.
4) Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibukotanya Pangururan.
5) Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya Sidikalang.
Tiap-tiap Onder Afdeling mempunyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang.
Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschinhiking. Dengan penghapusan ini para asisten Demang yang ada di kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan.
Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan tetapi tetap memperhatikan asal usulnya.
(25)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri tetapi pejabat yang berdiri sendiri di negeri/kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun yang disebut Yoarlikse Begroting.
Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.
Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 Struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti :
1) Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tana batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.
2) Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo.
3) Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan Kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.
4) Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin negeri/kampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi kepala negeri dan kepala kampung.
(26)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
3.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai sekarang
Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17Agustus 1945, pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan daerah. Dengan diangkatnya Dr.Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut :
a) Nama Afdeling Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak pertama diangkat Conelis Sihombing. Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.
b) Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.
Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang.
Pada tahun 1946 kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang.
Pada tahun 1947 terjadi Agresi I ole Belanda dimana Belanda mulai menduduki daerah Sumatera Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah
(27)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Batak dibagi menjadi 4 (empat) kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan.
Pada tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat pemerintahan sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratif ke Bupati.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli dibentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanulii Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias (dulu Kabupaten Nias). Dengan terbentuknya kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu di tiap kabupaten dibentuk Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari partai politik setempat.
Mengingat luasnya kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan undang-undang nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal.
(28)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Kemudian pada tahun 2003 kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No.9 Tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Nias Selatan, kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Humbang Hasundutan.
Setelah kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan kabupaten Humbang Hasundutan jumlah kecamatan di Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. Kecamatan yang masih tetap dalam kabupaten Tapanuli Utara yaitu kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban, Pahae Julu, Pangaribuan, Garoga, Sipahutar, Siborongborong, Pagaran, dan Muara.
Mulai terbentuknya kabupaten Tapanuli Utara, secara berkesinambungan dipimpin oleh bupati yang merupakan putra daerah. Sampai tahun 2004 tercatat 21 orang bupati yang memimpin Tapanuli Utara. Dan bupati sekarang (yang baru terplih untuk periode 2009-2014) adalah Torang Lumbantobing/Bangkit Silaban (Wakil bupati).
Sesuai dengan potensi yang dimiliki, maka tulang punggung perekonomian Tapanuli Utara didominasi oleh sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan perkebunan rakyat, menyusul sektor perdagangan, pemerintahan, perindustrian dan pariwisata. Pada era informasi dan globalisasi peranan pemerintah maupun pihak swasta semakin nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektor/bidang sehingga pendapatan masyarakat semakin meningkat.
(29)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 4
ANALISA DATA
4.1 Data yang Diperoleh
Pada dasarnya data merupakan alat bagi pengambilan keputusan untuk pembuatan keputusan atau untuk memecahkan persoalan. Keputusan yang baik dihasilkan jika menggunakan data yang baik. Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau permasalahan.
(30)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Data yang akan diolah dalam Tugas Akhir ini adalah data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, yaitu data tentang Realisasi Pajak Hotel Restoran dan beberapa variabel yang mempengaruhinya yaitu Jumlah Hotel Restoran, Jumlah Wisatawan Nusantara dan Inflasi dari tahun 2001 sampai 2007.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Realisasi Pajak Hotel Restoran, Jumlah Hotel Restoran, Jumlah Wisatawan Nusantara dan Laju Inflasi pada tahun 2001-2007
Tahun
Realisasi Pajak Hotel Restoran(Rupiah)
Jumlah Hotel Restoran
(Unit)
Jumlah Wisatawan
Nusantara (Orang)
Laju Inflasi (Persen)
2001 42156000 17 49958 7,75
2002 59498200 16 53241 11,16
2003 28991300 13 59270 18,23
(31)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
2005 5127000 13 64125 16,31
2006 3555000 15 66450 6,12
2007 4800000 17 71575 5,57
Sumber : BPKKD Kab.Taput
Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kab.Taput BPS Kab.Taput
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk mencari persamaan regresi terleih dahulu dihitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel lain.
Nilai-nilai koefisien dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien untuk mencari Persamaan Regresi Linier Berganda
Tahun Y X1 X2 X3 X1Y X2Y X3Y
2001 4.2E+07 17 49958 7.75 7.17E+08 2.10603E+12 3.27E+08
2002 5.9E+07 16 53241 11.16 9.52E+08 3.16774E+12 6.64E+08
2003 2.9E+07 13 59270 18.23 3.77E+08 1.71831E+12 5.29E+08
2004 5882000 16 60055 9.91 94112000 3.53244E+11 58290620
2005 5127000 13 64125 16.31 66651000 3.28769E+11 83621370
2006 3555000 15 66450 6.12 53325000 2.3623E+11 21756600
2007 4800000 17 71575 5.57 81600000 3.4356E+11 26736000
(32)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
X1X2 X1X3 X2X3 Y2 X12 X22 X32
849286 131.75 387175 1.77713E+15 289 2.496E+09 60.0625
851856 178.56 594170 3.54004E+15 256 2.835E+09 124.5456
770510 236.99 1E+06 8.40495E+14 169 3.513E+09 332.3329
960880 158.56 595145 3.45979E+13 256 3.607E+09 98.2081
833625 212.03 1E+06 2.62861E+13 169 4.112E+09 266.0161
996750 91.8 406674 1.2638E+13 225 4.416E+09 37.4544
1E+06 94.69 398673 2.304E+13 289 5.123E+09 31.0249
6E+06 1104.38 5E+06 6.25422E+15 1653 2.61E+10 949.6445
Dari Tabel 4.2 diperoleh hasil sebagai berikut :
n = 7 X1Y = 2.34E+09
Y = 1.5E+08 X2Y = 8.25389E+12
X1 = 107 X3Y = 1.71E+09
X2 = 4E+05 X12 = 1653
X3 = 75,05 X22 = 2.61E+10
X1X2 = 6E+06 X32 = 949,645
X1X3 = 1104,380 Y2 = 6254.221693
(33)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Dari data di atas diperoleh persamaan :
i i
i
i b n b X b X b X
Y = 0 + 1Σ 1 + 2Σ 2 + 3Σ 3
Σ i i i i i i i
iX b X b X b X X b X X
Y 1 = 0Σ 1 + 1Σ 1 2 + 2Σ 1 2 + 3Σ 1 3
Σ i i i i i i i
i
X
b
X
b
X
X
b
X
b
X
X
Y
2=
0Σ
2+
1Σ
1 2+
2Σ
2 2+
3Σ
2 3Σ
2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 03i i i i i i i
iX b X b X X b X X b X
Y = Σ + Σ + Σ + Σ
Σ
Dapat disubsitusikan nilai-nilai yang bersesuaian, sehingga diperoleh persamaan : 1.5E+08 = 7 b0 + 107 b1 + 4E+05 b2 + 75,05 b3
2.34E+09 = 107 b0 + 1653 b1 + 6E+06 b2 + 1104,380 b3
8.25389E+12 = 4E+05 b0 + 6E+06 b1 + 2.61E+10 b2 + 5E+06 b3
1.71E+09 = 75,05b0 + 1104,380b1 + 5E+06 b2 + 949,645 b3
Setelah persamaan di atas diselesaikan, diperoleh koefisien-koefisien regresi linier ganda sebagai berikut :
b0 = 3.368E8
b1 = - 2656263.565
b2 = -2838.533
b3 = - 2656263.56
Sehingga diperoleh persamaan regresinya :
3 3 2 2 1 1 0
ˆ b b X b X b X
Y = + + +
=
(34)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga-harga yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X1,X2 dan X3 yang diketahui :
Tabel 4.3 Penolong untuk kekeliruan taksiran baku
Tahun Y X1 X2 X3 (Y- ) (Y- )2
2001 4.2E+07 17 49958 7.75 35742568.39 6.26E+06 3.92E+13
2002 5.9E+07 16 53241 11.16 24193664.55 3.48E+07 1.21E+15
2003 2.9E+07 13 59270 18.23 9870149.09 1.91E+07 3.66E+14
2004 5882000 16 60055 9.91 8601900.685 -2.72E+06 7.40E+12 2005 5127000 13 64125 16.31 1849071.375 3.28E+06 1.07E+13
2006 3555000 15 66450 6.12 9819482.15 -6.26E+06 3.92E+13
2007 4800000 17 71575 5.57 -19077999.5 2.39E+07 5.70E+14
Jumlah 1.5E+08 107 4E+05 75.05 70998836.76 7.84E+07 2.24E+15
Dengan k = 3, n = 7 dan (Y- )2 = 2.24E+15 didapat :
( )
1 ˆ 2 ... 2 . 1 . 2 − −− Σ = k n Y Y S i k y 1 -3 -7 15 2.24E ... 2 . 1 .2 = +
k y S 3 15 2.24E+ = = 7.48E+14 1 3 7 14 7.48E ... 2 . 1 . − − + = k y S
( )
1 ˆ 2 ... 2 . 1 . − −− Σ = k n Y Y S i k y(35)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
= 2.49E+14 = 15790759,97
Ini berarti bahwa rata-rata realisasi pajak hotel dan restoran yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata-yang diperkirakan sebesar 15790759,97 rupiah.
4.3 Pengujian Regresi Linier Ganda
Tabel 4.4 Pengujian Regresi Linier Ganda
Obs Y x1 x2 x3 y2
1 20726071.43 1.71428571 -10709.714286 -2.971429 4.2957E+14
2 38068271.43 0.71428571 -7426.714286 0.438571 1.44919E+15
3 7561371.43 -2.28571429 -1397.714286 7.508571 5.71743E+13
4 -15547928.57 0.71428571 -612.714286 -0.811429 2.41738E+14
5 -16302928.57 -2.28571429 3457.285714 5.588571 2.65785E+14
6 -17874928.57 -0.28571429 5782.285714 -4.601429 3.19513E+14
7 -16629928.57 1.71428571 10907.285714 -5.151429 2.76555E+14
Jumlah 2.23517E-08 -5.32907E-15 2.18279E-11 -1.33227E-14 3.03953E+15
x12 x22 X32 X1y x2y x3y
2.93877551 114697980.1 8.8293878 35530408.16 -2.2197E+11 -61586040.82 0.51020408 55156085.1 0.1923449 27191622.45 -2.82722E+11 16695656.18 5.22448980 1953605.2 56.3786449
-17283134.69 -10568636865 56775097.47 0.51020408 375418.8 0.6584163
-11105663.27 9526437949 12616033.47 5.22448980 11952824.5 31.2321306 37263836.73 -56363882051 -91110080.82 0.08163265 33434828.1 21.1731449 5107122.449 -1.03358E+11 82250207.04
(36)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
2.93877551 118968881.7 26.5372163
-28508448.98 -1.81387E+11 85667889.18 17.42857143 336539623.4 145.0012857 48195742.86
-846844000000 101308761.7
Perumusan hipotesa : H0 : 1 = 2 = 3
H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol. Jika Fhit > Ftabel maka tolak H0
Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil : x1i = X1i - X1i x3i = X3i - X3i
x2i = X2i - X2i yi =Yi −Yi
Dan diperlukan harga-harga yang yang tercantum pada tabel di atas.
JKReg = b1Σx1y +b2Σx2y +b3Σx3y
=(-7502276.116)(48195742.86)+(-2838.533)(-846844000000)+ (-2656263.565)(101308761.7)
= 1.77E+15
Untuk JKres dapat diperoleh dengan rumus :
JKRes = (Y- )2
JKRes = 2.24E+15
Jadi F hitung dapat dicari dengan :
) 1 (
Re Re
− − =
k n JK
k JK F
s g Hitung
(37)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
= 3 15 2.24E 3 15 1.77E + + = 14 7.46667E 14 5.91037E + + = 0.792
Dari tabel distribusi Ftabel untuk dkpembilang = 3, dkpenyebut = 3 dan = 5% (0,05)
diperoleh Ftabel = 9,28. Karena FHitung = 0,792 lebih kecil dari FTabel = 9,28 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti persamaan regresi linier ganda Y atas X1, X2
dan X3 bersifat tidak nyata.
4.4 Perhitungan Korelasi Linier Ganda
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat harga ∑ yi2 = 3.03953E+15 , sedangkan JKreg yang
telah dihitung adalah : 1.77E+15, maka selanjutnya dengan rumus :
2 Re 2 i g y JK R Σ
= , diperoleh koefisien determinasi :
15 3.03953E 15 1.77E 2 + + = R
= 0,72
Nilai koefisien determinasi sebesar 0,72 digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Artinya jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan nusantara dan inflasi berpengaruh terhadap realisasi pajak hotel dan restoran yaitu sebesar 0,72 atau 72%.
(38)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel tak bebas terhadap variabel bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya, yaitu :
1. Koefisien korelasi antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel dan restoran
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 2 2 1 2 1 1 1 1Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
r
yΣ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
16) 2.3E -15) .25422E 11449)(7(6 -1653) ( 7 08) (107)(1.5E -09) 2.34E ( 7 1 + + + + = y r = 0,943Ini menunjukkan korelasi yang tinggi antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel dan restoran.
2. Koefisien korelasi antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara.
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 2 2 2 2 2 2 2 2Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
r
yΣ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
16) 2.3E -15) 422E 11)(7(6.25 2E -10) 2.61E ( 7 08) 05)(1.5E (4E -12) 8.25389E ( 7 2 + + + + + + + = y r = 0,019Ini menunjukkan korelasi yang sangat rendah antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara.
(39)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 2 2 3 2 3 3 3 3Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
r
yΣ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
16)} 2.3E -15) 422E )}{(7(6.25 (5632.5025 -949.64) ( 7 { 08) 5E (75.05)(1. -09) 1.71E ( 7 3 + + + + = y r = 0,744Ini menunjukkan korelasi yang cukup tinggi antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan tingkat inflasi.
4.6 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas
1. Koefisien korelasi antara jumlah hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara.
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 12X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
r
Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
11)} 2E -10) 7(2.61E (11449)}{( -1653) ( 7 { 05) (107)(4E -06) 6E ( 7 12 + + + + = r = 0,9682. Koefisien korelasi antara jumlah hotel dan restoran dengan tingkat inflasi.
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 13X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
r
Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
(40)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
} 5632.5025) -7(949.64) (11449)}{( -1653) ( 7 { 5) (107)(75.0 -1104.38) ( 7 13 = r = 0,001
3. Koefisien korelasi antara jumlah wisatawan nusantara dengan tingkat inflasi.
)]
)
(
)(
)
(
[(
)
)(
(
2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 23X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
r
Σ
−
Σ
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
} 5632.5025) -9.64) 11)}{(7(94 (2E -10) 2.61E ( 7 { 05)(75.05) (4E -06) 5E ( 7 23 + + + + = r = 0,662Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa yang mempunyai korelasi yang kuat adalah antara jumlah hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara.
BAB 5
(41)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program spss 16.0 for windows dalam masalah memperoleh hasil hitungan.
5.2 SPSS (Statistical Product for Service Solution) dan computer statistika
SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford university. Pada awalnya SPSS dibuat untuk pengolahan data statistik untuk ilmu sosial (SPSS pada saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the Social Science), sekarang diperluas untuk melayani berbagai user seperti untuk riset ilmu-ilmu sains, produksi di pabrik dan lain sebagainya. Sehingga sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solution.
Untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data-data statistik banyak kita kenal perangkat lunak komputer pendukung yang dapat kita gunakan untuk mengolah data, seperti paket SPSS, Microstat, Statgraf, MINITAB dan perangkat
(42)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
lunak lainnya yang menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti PASCAL, BASIC dan lain sebagainya.
Dalam pengolahan data computer mempunyai banyak kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang adakalanya data-data yang sangat rumit dan banyak tidak dapat dikerjakan secara manual atau menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan oleh manusia relatif besar. Dan dengan adanya computer dan perangkat lunak diharapkan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dan dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil.
Dalam pembahasan data ini dipergunakan program computer yaitu SPSS. SPSS adalah suatu program computer khusus statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat.
SPSS banyak dipakai dalam riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu serta riset-riset sains dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk membuat dan mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistik untuk berbagai pengambilan keputusan strategis perusahaan.
(43)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan program linier berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini :
1. Klik Start lalu All Program pilih SPSS Inc lalu klik SPSS 16.0
Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS
2. Pemasukan data ke SPSS
2.1 Setelah program SPSS aktif akan muncul kotak dialog awal SPSS seperti berikut :
(44)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.2 Kotak dialog awal SPSS
Untuk membuat lembar kerja baru klik Cancel dan akan tampil sebagai berikut :
(45)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Menamai variabel dan properti yang diperlukan. Buat nama untuk setiap variabel, jenis atau type, label data dan sebagainya. Untuk membuatnya klik tab sheet Variable
View yang ada di bagian kiri bawah, atau dapat langsung menekan Ctrl+t akan tampil
seperti berikut :
Gambar 5.4 Tampilan jendela Variable View dalam SPSS
2.2 Pengisian :
Name
Sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name klik ganda pada sel tersebut dan ketik realisasi pajak hotel restoran.
Type
(46)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Width
Untuk keseragaman ketikkan 8
Decimal
Ketikkan sesuai kasus
Label
Label adalah keterangan untuk nama variabel yang disertakan atau tidak. Untuk keseragaman klik ganda pada sel tersebut dan ketik nama responden.
Value dan Missing
Diabaikan saja
Column
Untuk keseragaman ketik 20
Align
Adalah posisi data, untuk keseragaman pilih Left
Measure
Adalah hal yang penting menyangkut tipe variabel yang nantinya menentukan jenis analisis yang digunakan.
2.3 Pengisian Variabel :
Variabel Y ( realisasi pajak hotel dan restoran)
Karena merupakan variabel pertama, tempatkan pointer pada baris pertama.
Name
Sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name klik ganda pada sel tersebut dan ketikY.
(47)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Pilih numeric
Width
Untuk keseragaman ketikkan 8
Decimal
Ketikkan 0
Label
Sesuai kasus, letakkan pointer di bawah label lalu klik ganda pada sel tersebu dan ketik realisasi pajak hotel dan restoran.
Variabel X1 (jumlah hotel dan restoran)
Karena merupakan variabel kedua, letakkan pointer pada baris kedua.
Name
Sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name klik ganda pada sel tersebut dan ketik X1.
Type
Pilih numeric
Width
Untuk keseragaman ketikkan 8
Decimal
Ketikkan 0
Label
Sesuai kasus, letakkan pointer di bawah label lalu klik ganda pada sel tersebut dan ketik jumlah hotel dan restoran.
(48)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Variabel X2 (jumlah wisatawan nusantara)
Karena merupakan variabel ketiga, letakkan pointer pada baris ketiga
Name
Sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name klik ganda pada sel tersebut dan ketik X2.
Type
Pilih numeric
Width
Untuk keseragaman ketikkan 8
Decimal
Ketikkan 0
Label
Sesuai kasus, letakkan pointer di bawah label lalu klik ganda pada sel tersebut dan ketik jumlah wisatawan nusantara.
Variabel X3 (tingkat inflasi)
Karena merupakan variabel keempat, letakkan pointer pada baris keempat
Name
Sesuai kasus, letakkan pointer pada kolom Name klik ganda pada sel tersebut dan ketik X3.
Type
Pilih numeric
Width
(49)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Decimal
Ketikkan 0
Label
Sesuai kasus, letakkan pointer di bawah label lalu klik ganda pada sel tersebut dan ketik tingkat inflasi.
Gambar 5.5 Tampilan jendela pengisian variabel view dalam SPSS
2.4 Pengisian Data
Letakkan pointer pada baris pertama Variabel Y, kemudian isi data sesuai dengan kasus di atas dengan mengetikkan data awal. Demikian pula untuk pengisian data pada X1 yaitu pada kolom kedua X1, X2 pada kolom kedua dan X3 pada kolm ketiga, setelah
(50)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.6 Tampilan jendela pengisian data view dalam SPSS
3.Pengolahan data Langkah-langkah :
1. Buka lembar kerja/ file yang telah dibuat
Dari menu utam SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilihsub menu Regression lalu pilih linier.
(51)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.7 Tampilan jendela pengisian pengolahan data
2.Pengisian
a. Dependent, pilih variabel realisasi pajak hotel dan restoran, lalu pindahkan ke kolom dependent.
b. Begiitu juga dengan variabel Independent, pilih variabel jumlah hotel dan restoran, jumlah wisatawan nusantara, dan tingkat inflasi lalu pindakan ke kolom independent.
c. Case Label, pilih variabel nomor atau dapat diabaikan. d. Method, pilih Enter sehingga hasilnya seperti berikut ini
(52)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.8 Tampilan jendela pengisian linier regression
3.Pilih kolom statistic dengan mengklik tab statistic dan berikan tanda ceklist pada kotak Estimate, model Fit, Descriptives, Part and Partial Corellation, kemudian pada residuals berikan ceklist pada Casewise diagnostic serta All case, sehingga akan tampil seperti berikut
(53)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.9 Tampilan jendela pengisian linier regression statistic
4. Kemudian klik continue, untuk meneruskan pengisian
5. Klik Plot dan berikan tanda ceklist pada pilihan produce all partial plot, lalu klik tombol continue akan tampak seperti di bawah ini :
Gambar 5.10 Tampilan jendela pengisian linier regression plots
(54)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya dengan menggunakan metode Analisa Regresi Linier Berganda, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Persamaan estimasi regresi linier ganda yang dicari adalah : Yˆ =3.368E8 - 2656263.565 X1 - 2838.533 X2 - 2656263.56 X3
2. Dari daftar distribusi F0,05(3,3) diperoleh Ftabel = 9,28 dan Fhitung = 0,792, ternyata
Fhitung lebih kecil dari FTabel jadi hipotesis diterima. Itu berarti jika ketiga variabel
bebas diuji secara bersamaan terhadap variabel terikat tidak mempunyai pengaruh. Tetapi jika variabel terikat diuji satu per satu dengan setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang berbeda-beda.
3. Hubungan antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel dan restoran sebesar 93,4%, realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara sebesar 1,9 % dan realisasi pajak hotel dan restoran dengan tingkat inflasi sebesar 74,4 %. Dari ketiga nilai tersebut yang terbesar adalah korelasi (hubungan) antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel
(55)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
dan restoran memberi pengaruh yang lebih besar terhadap realisasi pajak hotel dan restoran daripada jumlah wisatawan nusantara dan inflasi.
6.2 Saran
1. Penulis menyarankan agar metode regresi dapat dipakai untuk meramalkanpenerimaan dari sektor pajak khususnya pajak hotel dan restoran.
2. Peningkatan kualitas hotel dan restoran perlu dilakukan mengingat pengaruh hotel dan restoran cukup besar terhadap realisasi pajak hotel dan restoran.
(56)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuwerdoyo,Sudiarto.1999.Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran.Jakarta : LPFEUI
Nurmantu,Safri.2003.Pengantar Perpajakan.Jakarta : Granit
Santoso,Singgih.1999.Mengolah Data Statistik Secara Profesional dengan SPSS.Jakarta : Elex Media Komputindo
Sudjana.1983.Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Usman,Husaini.1995.Pengantar Statistika.Jakarta : Bumi Aksara
(57)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
(1)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.8 Tampilan jendela pengisian linier regression
3.Pilih kolom statistic dengan mengklik tab statistic dan berikan tanda ceklist pada kotak Estimate, model Fit, Descriptives, Part and Partial Corellation, kemudian pada residuals berikan ceklist pada Casewise diagnostic serta All case, sehingga akan tampil seperti berikut
(2)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
Gambar 5.9 Tampilan jendela pengisian linier regression statistic
4. Kemudian klik continue, untuk meneruskan pengisian
5. Klik Plot dan berikan tanda ceklist pada pilihan produce all partial plot, lalu klik tombol continue akan tampak seperti di bawah ini :
Gambar 5.10 Tampilan jendela pengisian linier regression plots
(3)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya dengan menggunakan metode Analisa Regresi Linier Berganda, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Persamaan estimasi regresi linier ganda yang dicari adalah : Yˆ =3.368E8 - 2656263.565 X1 - 2838.533 X2 - 2656263.56 X3
2. Dari daftar distribusi F0,05(3,3) diperoleh Ftabel = 9,28 dan Fhitung = 0,792, ternyata
Fhitung lebih kecil dari FTabel jadi hipotesis diterima. Itu berarti jika ketiga variabel
bebas diuji secara bersamaan terhadap variabel terikat tidak mempunyai pengaruh. Tetapi jika variabel terikat diuji satu per satu dengan setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang berbeda-beda.
3. Hubungan antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel dan restoran sebesar 93,4%, realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah wisatawan nusantara sebesar 1,9 % dan realisasi pajak hotel dan restoran dengan tingkat inflasi sebesar 74,4 %. Dari ketiga nilai tersebut yang terbesar adalah korelasi (hubungan) antara realisasi pajak hotel dan restoran dengan jumlah hotel
(4)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
dan restoran memberi pengaruh yang lebih besar terhadap realisasi pajak hotel dan restoran daripada jumlah wisatawan nusantara dan inflasi.
6.2 Saran
1. Penulis menyarankan agar metode regresi dapat dipakai untuk meramalkanpenerimaan dari sektor pajak khususnya pajak hotel dan restoran.
2. Peningkatan kualitas hotel dan restoran perlu dilakukan mengingat pengaruh hotel dan restoran cukup besar terhadap realisasi pajak hotel dan restoran.
(5)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuwerdoyo,Sudiarto.1999.Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran.Jakarta : LPFEUI
Nurmantu,Safri.2003.Pengantar Perpajakan.Jakarta : Granit
Santoso,Singgih.1999.Mengolah Data Statistik Secara Profesional dengan SPSS.Jakarta : Elex Media Komputindo
Sudjana.1983.Metode Statistika.Bandung : Tarsito.
Usman,Husaini.1995.Pengantar Statistika.Jakarta : Bumi Aksara
(6)
Melpina Silitonga : Analisis Beberapa Variabel Yang Mempengaruhi Realisasi Pajak Hotel Dan Restoran Di Kabupaten Tapanuli Utara, 2009.