oleh guru tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Djamarah 2006:84 bahwa metode atau model yang berbeda akan menyebabkan perbedaan
motivasi belajar siswa dan nantinya akan menimbulkan hasil belajar. Penelitian yang relevan berkaitan dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif menunjukan adanya perbedaan hasil belajar siswa apabila menggunakan model pembelajaran yang berbeda pula.
2. Ada Interaksi Antara Model Pembelajaran Dengan Kecerdasan
Adversitas Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips
Desain penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran NHT dan TTW terhadap hasil
belajar. Ada pengaruh yang berbeda dari adanya perbedaan perlakuan pada tingkatan kecerdasan adversitas yang berbeda. Peneliti menduga
model pembelajaran NHT dengan tahapan-tahapan pembelajarannya lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa yang memiliki
kecerdasan adversitas tinggi. Sedangkan, model pembelajaran TTW lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa yang memiliki
kecerdasan adversitas rendah. Sehingga ada interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan adversitas terhadap hasil belajar mata
pelajaran IPS.
3. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Yang Pembelajarannya
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Lebih
Tinggi Dibandingkan TTW Pada Siswa Yang Memiliki Kecerdasan
Adversitas Tinggi
Pada dasarnya model pembelajaran apapun akan lebih mudah diterapkan pada siswa yang memiliki intelegensi dan motivasi belajar yang tinggi.
Penerapan model pembelajaran TTW memberikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran kepada siswa untuk dapat dipecahkan
secara bersama dalam kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe TTW menekankan konsentrasi dan kerjasama antar kelompok yang memiliki
tanggung jawab yang sama terhadap individu dan kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran TTW setiap anggota harus mendengar,
menulis, lalu menjelaskan hasil dari inti apa yang ia dapat, sehingga tidak ada dominasi kelompok oleh siswa yang memiliki kecerdasan adversitas
tinggi. Setelah itu guru menunjuk siswa sesuai dengan nama kelompok untuik menyampaikan hasil kerja kelompoknya kepada teman
sekelas.Model pembelajaran TTW melatih siswa agar percaya diri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru kepadanya.
Penerapan model pembelajran ini menimbulkan rasa keingintahuan siswa dalam memehami materi untuk diketahui oleh semua siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan pembelajaran berkelompok setiap kelompok terdiri atas 4-6 orang yang bersama-sama
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian guru menunjuk nomor siswa pada kelompok untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru tentang materi yang sedang dibahas. Terakhir, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan.
Kecerdasan adversitas tinggi climbers adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup membaktikan dirinya pada pendakian tanpa menghiraukan
latar belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk ataupun nasib baik, dia terus mendaki. Climbers adalah pemikir yang selalu
memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik ataupun mental, atau hyambatan
lainnya menghalangi pendaki. Stoltz 2004:19 oleh karena itu, peniliti menduga model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik diterapkan
dalam pembelajaran ips dibandingkan model pembelajaran NHT pada siswa yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi.
4. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Yang Pembelajarannya
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW Lebih
Tinggi Dibandingkan NHT Pada Siswa Yang Memiliki Kecerdasan
Adversitas Rendah Model pembelajaran TTW lebih efektif jika diterapkan dalam belajar
mengajar, dengan menggunakan model pembelajaran TTW ini siswa lebih aktif, kreatif, dan mampu menguasai materi karena ia harus
menjelaskan materi yang didapatnya. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan pembelajaran
berkelompok setiap kelompok terdiri atas 4-6 orang yang bersama-sama memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian guru
menunjuk nomor siswa pada kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang materi yang sedang dibahas. Terakhir, guru
dan siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan.
Menurut Stoltz 2004:18 kecerdasan adverstas rendah disebut sebagai quitters artinya orang-orang yang berhenti. Mereka menghentikan
pendakian dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung.
Mereka mengabaikan, menutupi, atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki dan meninggalkan banyak hal yang
ditawarkan oleh kehidupan. Oleh karena itu, terdapat perbedaan hasil belajar ips siswa yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajarannya TTW dan NHT pada siswa yang memiliki kecerdasan adversitas rendah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan
model pembelajaran TTW. 2.
Ada interaksi antara model pembelajaranyya dengan kecerdasan adversitas siswa pada hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu.
3. Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik
climbrs campers
Kecerdasan Adversitas
ModeTTW quitters
Model pembelajaran
Hasil belajar IPS
climbrs camper
Kecerdasan Adversitas
Model NHT
quitters
dibandingkan model pembelajaran TTW pada siswa yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi.
4. Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dibandingkan model pembelajaran NHT pada siswa yang memiliki
kecerdasan adversitas rendah.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif, pendekatan eksperimen yaitu
salah satu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Variabel-variabel
yang lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat Sugiono, 2013:11. Menurut arikunto 2008:3 eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan klausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeleminasi atau
mengurangi menyisihkan faktor-faktor yang mengganggu. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan
suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda Sugiyono, 2013:57. Analisis komparatif dilakukan
dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain.melalui analisis komparatif ini
peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. Sugiyono, 2013:93.
1. Desain Eksperimen
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat Sugiyono, 2005: 7. Metode eksperimen yang digunakan adalah metode
eksperimental semu quasi eksperimental design. Penelitian eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati
eksperimen. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah
manusia Sukardi, 2009: 16.
Penelitian ini akan membandingkan dua model pembelajaran yaitu NHT dan TTW dengan memperhatikan kecerdasan adversitas siswa di
kelas VIII D VIII E dengan keyakinan bahwa kedua model mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap kecerdasan adversitas
siswa ditinjau dari hasil belajar siswa. Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas VIII D melaksanakan model pembelajaran
NHT sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E melaksanakan model pembelajaran TTW sebagai kelas kontrol. Dalam kelas
eksperimen maupun kelas kontrol terdapat siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan hasil belajar rendah. Desain penelitian digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2: Desain Penelitian
Model Pembelajaran
Kecerdasan adversitas
Think Talk Write TTW
A
1
Number Head Together NHT
A
2
Tinggi B
1
Hasil Belajar A
1
B
1
Hasil Belajar A
2
B
1
Rendah B
3
Hasil Belajar A
1
B
3
Hasil Belajar A
2
B
3
2. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui
jumlah kelas yang akan digunakan sebagai populasi dan pengambilan sampel dalam penelitian. Menentukan sampel
penelitian dengan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelompok-kelompok
yang sudah ada, bukan secara individu. Pada SMPN 1 Kasui kelas VIII terdapat 5 kelas yaitu VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE.
Hasil pengundian oleh peneliti diperoleh kelas VIID dan VIIE sebagai sampel. Langkah selanjutnya mengundi kelas manakah
yang akan diajar menggunakan model NHT dan kelas mana yang akan diajar menggunakan model TTW. Akhirnya diperoleh kelas
VIIID menggunakan model NHT dan kelas VIIIE menggunakan TTW.
2. Langkah dalam menerapkan model pembelajaran TTW :
Pembelajaran TTW dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannnya.
Secara garis besar langkah-langkah penerapan pembelajaran TTW adalah sebagai berikut:
a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 atau 5 orang.
b. Guru menyiapkan soal-soal yang akan di berikan.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di
dalam wacana. e.
Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok
untuk menutup isi bacaan. f.
Guru memberikan soal tentang materi yang telah di pelajari. g.
Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
i. Penutup.
3. Langkah dalam menerapkan model pembelajaran NHT adalah
sebagai berikut: