PE D
O M
A N
P RA
KT IK
P RO
FE SI
K EG
U RU
A N
T ER
PA D
U PP
TK FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
universitas islam negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
CONTOH  BUSANA YANG HARUS DIPAKAI MAHASISWA SELAMA
MELAKSANAKAN PPKT
LABORATORIUM  PEMBELAJARAN FAKULTAS  ILMU TARBIYAH DAN  KEGURUAN  FITK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH  JAKARTA
vii
BAB I PENDAHULUAN
A.   Dasar Pemikiran
Sebagai  Lembaga  Pendidikan  Tenaga   Ke pendidikan  LPTK, Fakultas  Ilmu  Tarbiyah  dan
Keguruan selanjutnya disebut  FITK Universitas Islam  Negeri   UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta
berkewajiban membekali pengalaman lapangan di bidang kependidikan  bagi mahasiswanya agar  da
pat  mempersiapkan  diri menjadi guru yang  profe sional  di  bidangnya.  Pengalaman  lapangan  ini
me  rupakan  aplikasi  dari  teoriteori    ilmuilmu yang sudah dipelajari di kampus.
Selama ini pengalaman  tersebut   diberikan dalam  sebuah  mata  kuliah  Praktik  Profesi
Keguruan  Terpadu  PPKT  yang  dimanifestasikan dalam  prak  tik  mengajar  di   sekolahmadrasah
real  teaching   dan  praktik  pengadministrasian kependidikan.  Se  belum  mengambil  mata  kuliah
ini  mahasiswa    harus   menyelesaikan  mata  kuliah PPL  I  micro  teaching   dan  lulus  dengan  nilai
minimal  70 B.
Sebagaimana diamanatkan  dalam  Undang
PE D
O M
A N
P RA
KT IK
P RO
FE SI
K EG
U RU
A N
T ER
PA D
U PP
TK FAKULTAS
ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
universitas   islam negeri
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undang Republik  Indonesia Nomor  20 Tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 2003:28, bahwa setiap pendidik di
tuntut  untuk  memiliki  kualifikasi dan sertifikasi  yang dipersyaratkan sesuai  dengan  kewenangan  mengajar,  sehat  jasmani  dan  rohani,
serta  memiliki  kemampuan  untuk  mewujudkan  tujuan  pendidikan nasional. Dengan demikian, setiap pendidik tersebut  harus memiliki
beberapa  kompetensi  yang  terkait  dengan  teori  dan   praktik pembelajaran.
Lebih lanjut,  dalam  undangundang  Guru  dan  Dosen  pasal 8  DPR  RI, 2005:5  dinyatakan  bahwa  sejumlah  kompetensi  dan
sertifikasi tersebut   diperoleh  dengan  melewati  proses  pendidikan profesi.  Untuk  itu  dalam  setiap  pendidikan  calon  guru,  termasuk
pada   LPTK  Fakultas  Ilmu  Tarbiyah  dan  Keguruan  UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta, perlu diselenggarakan praktik profesi keguruan
yang  dikemas dalam  bentuk   kegiatan  Praktik  Profesi  Keguruan Terpadu  PPKT untuk  mengantisipasi  dan  mempersiapkan   para
calon  guru     agar   menjadi  guru  yang  mempunyai  keutuhan kompetensi.    Kenyataan  menunjukan  bahwa  guru  atau  calon  guru
memiliki peran yang dominan dalam pembelajaran. Untuk  itu, perlu diusahakan  terwujudnya  guru   dan  calon  guru,  sebagai  the  man
behind  the  gun,  yang  berkualitas  baik   dalam  bidang  penguasaan bidang  ilmu, pemahaman  peserta    didik, metode    pembelajaran,
maupun  sikap  dan  kepribadian  yang   luhur.   dalam  rangka peningkatan  diri, seorang  mahasiswa  praktikan  harus menyadari,
mengevaluasi  diri  dan  memiliki  hasrat   untuk  berubah  menjadi lebih baik. Untuk  ini, Sumarno Sudarsono 2005:117 me nyatakan
bahwa  4  steps   To  Wishdom,  yang  disusun  Anthony  de  Mello, terdiri  atas  :  1  mengenali  perasaan  negatif  yang  ada  pada  diri
sendiri, 2 Jangan anggap  itu sebagai suatu kenyataan, 3 Jangan sa makan diri dengan perasaan  itu, dan 4 jangan menginginkan  orang
lain berubah  sebelum  diri sendiri  berubah,  sungguh hal ini sangat relevan  untuk  direalisasikan  bagi para  praktikan  yang sedang  pada
tahap  perubahan  diri. Sungguhpun  demikian, kesadaran  dan  komit men dari setiap unsur terkait  serta  kemauan untuk mencapai keber
hasilan yang optimal diperlukan kiatkiat, teknik, dan strategi khusus.
Model  kemasan  PPKT yang dikembangkan oleh  FITK UIN Jakarta adalah kegiatan kurikuler yang memadukan  bukan sekedar
2
PE D
O M
A N
P RA
KT IK
P RO
FE SI
K EG
U RU
A N
T ER
PA D
U PP
TK FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
universitas islam negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
menggabungkan antara  kegiatan  KKN dan  PPL II   baik  dari  segi pengelolaan, Waktu,  Program,  Pendanaan,  Dosen  Pembimbing La
pangan DPL, maupun masyarakat sasaran masyarakat Madrasah Sekolah.  Pada  umumnya  kegiatan  PPL  lebih   banyak  ditekankan
pada   peningkatan   keterampilan  pembelajaran  dan  pengelolaan adminis  trasi  dan  kegiatan  ekstrakurikuler  madrasah  sekolah.
Padahal  untuk  menjadi  guru  yang  profesional  tidak  cukup  hanya dengan  bekal  kedua  hal  tersebut.  Banyak  kompetensi  lainnya  yang
perlu  dikuasai,  sehingga   tuntutan  4  kompetensi  keguruan sebagaimana dipersyaratkan  baik dalam  UndangUndang Guru  dan
Dosen  maupun  Standar  Nasional  Pendidikan  Peraturan Pemerintah  Republik Indonesia  Nomor:19
Tahun  2005  dapat  terpenuhi.  Untuk  itu,  PPKT sebagai salah satu bentuk  pengembangan PPL II, dilaksanakan   untuk  memenuhi  kebu
tuhan tersebut.
Selama  ini pengalaman tersebut  diberikan dalam sebuah mata kuliah  Praktik  Pengalaman  Lapangan  PPL  II    dan
dimanifestasikan dalam praktik mengajar di sekolahmadrasah real teaching   dan   atau     pengadministrasian  kependidikan.  Sebelum
mengambil  mata kuliah ini mahasiswa harus  sudah  menyelesaikan mata  kuliah  PPL  I    micro  teaching  dan  lulus  dengan  nilai
minimal  70  B.  Di  sam  ping  itu,  mahasiswa  juga  diwajibkan mengikuti  dan  lulus  mata  kuliah  Penelitian  Kependidikan  dan
mata    kuliah  pengabdian   pada    ma  syarakat  yang  lazim  disebut Kuliah  Kerja  Nyata  KKN  sebagai  bagian dari  pelaksanaan  salah
satu   unsur    Tri  Dharma    Perguruan    Tinggi.  Ketiga  mata  kuliah tersebut  dilaksanakan  secara  terpisah  dan  masing  masing  berdiri
sendiri.
Dalam  praktiknya,  kegiatan  KKN  didominasi  oleh  praktik keguruan   dan   pengajaran,  baik  di  jalur  sekolah  maupun   luar
sekolah. Demikian tersebut  telah membawa  dua implikasi sekaligus. Pertama,  kegiatan  KKN  menjadi  tumpang  tindih  dengan  kegiatan
PPL  II.  Lebih   dari  itu,  karena  praktik  keguruan  yang  dilakukan mahasiswa  pada  saat  KKN  hanya  dipandang  sebagai  kegiatan
pengabdian, pelaksanaannya tidak mengikuti prosedur,  mekanisme, dan  ramburambu  yang  ber  laku  dalam  praktik  mengajar.  Hal  itu
semakin  diperparah  oleh  pem  bimbing  KKN  yang  bukan  dosen kependidikan. Dengan demikian,
3