Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negeri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun

(1)

EFEKTIVITAS PENYULUHAN SADARI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

SADARI di SMA NEGERI I KECAMATAN SIDAMANIK

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh

Fitriani Fadillah

081121045

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negeri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun

Nama Mahasiswa : Fitriani Fadillah

NIM : 081121045

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2009/2010

Tanggal Lulus : 4 Januari 2010

Pembimbing Penguji I

... ... Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat Siti Zahara Nst, S.Kp, MNS NIP. 19750327 20012 2 001 NIP. 19710305 200112 2 001

Penguji II

... Ellyta Aizar S.Kp

NIP. 19741013 200012 2001 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan,...Januari 2010 Pembantu Dekan I

... Erniyati, S.Kp, MNS


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Ucapan Terimakasih ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii Abstrak ... viii BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 1

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

4.1 Pendidikan Keperawatan ... 5

4.4 Praktek Keperawatan ... 6

4.5 Penelitian Keperawatan ... 6

BAB 2 TINJAUAN KEPERAWATAN ... 7

1. Kanker Payudara ... 7

1.1 Defenisi ... 7

1.2 Etiologi ... 8

1.3 Klasifikasi Kanker Payudara... 8

1.4 Tanda dan Gejala Kanker Payudara ... 9

2. Periksa Payudara Sendiri ... 9

2.1 Defenisi ... 9 2.2 Tahapan Melakukan SADARI ... 10

2.3 Pemeriksaan Lanjutan ... 12

3. Usia Remaja ... 12

3.1 Defenisi ... 12

3.2 Ciri-ciri Masa Remaja ... 13

3.3 Perubahan Fisik Selama Masa Remaja... 14

4. Tingkat Pengetahuan ... 15

4.1 Pengetahuan ... 16


(4)

4.3 Penerapan ... 16

4.4 Analisis ... 17

4.5 Sintesis ... 17

4.6 Evaluasi ... 17

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 19

1. Kerangka Konseptual ... 19

2. Defenisi Konseptual dan Operasional ... 21

3. Hipotesis ... 24

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 25

1. Desain Penelitian...

25

2. Populasi dan Sampel ... 25

2.1 Populasi... 25

2.2 Sampel ... 25

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4. Pertimbangan Etik ... 26

5. Instrumen Penelitian ... 27

6. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 28

7. Pengumpulan Data ... 29

8. Analisa Data... 29


(5)

1. Hasil Penelitian ...

31

1.1 Analisa Univariat... 31

1.2 Analisa Bivariat ... 33

2. Pembahasan ... 36

2.1 Data Demografi ... 36

2.2 Tingkat Pengetahuan ... 37

BAB 6 KESIMPULAN dan REKOMENDASI ... 41

1. Kesimpulan ... 41

2. Rekomendasi ... 43

2.1 Praktek Keperawatan ... 43

2.2 Penelitian Selanjutnya ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN

1. Informed Consent ... 46

2. Kuesioner Data Demografi ... 47

3. Kuesioner Tingkat Pengetahuan ... 48

4. Satuan Acara Penyuluhan ... 52

5. Materi Penyuluhan ... 55

6. Leaflet ... 57

7. Jadwal Tentatif ... 59

8. Lembar Konsul... 60


(6)

10. Daftar Riwayat Hidup... 64

11. Data Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan 12. Realibilitas Instrumen

13. Frekuensi Variabel Responden 14. Paired Sample T-Test


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel:

1. Variabel berdasarkan definisi operasional………. 21 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data

demografi usia, agama, suku ……… 32 3. Hasil uji statistik paired t-test peningkatan pengetahuan sebelum dan

Sesudah diberikan penyuluhan tentang SADARI………. 33 4. Distribusi frekuensi responden tentang peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang SADARI ……….. 34 5. Gambaran tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan


(8)

PRAKATA

Alhamdullillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan anugrah dan karunia, serta salam dan salawat kepada Rasulluah SAW beserta keluarga dan para sahabat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan Satu Fakultas Keperawatan USU.

3. Ibu Siti Saidah Nst, SKp, MKep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi perbaikan skripsi ini.

4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, dan Ibu Ellyta Aizar, SKp selaku dosen penguji proposal dan sidang skripsi yang telah banyak memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam perbaikan skripsi ini.


(9)

5. Bapak M.Sukri Tanjung, SKep, Ns, selaku dosen penasehat akademik yang selalu memberikan bimbingan selama masa perkuliahan dan kepada seluruh dosen staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Keperawatan USU yang memberikan bantuan dan kelancaran selama proses penelitian berlangsung.

6. Kedua orangtua ku tercinta, Ngatio dan Susanti. Terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan yang tak henti-hentinya selama ini kepada penulis.

7. Kakak dan Abangku tersayang, Dewanti Zahara, SE dan Galih Syahputra, AMd yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

8. Doni Azhari, S.Kom yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan selalu memberikan motivasi serta doa yang tak pernah henti diberikan kepada penulis selama ini.

9. Sahabat-sahabat terbaikku, Eka, Tika, Kak Sri, Zia, Zakiah, Bu Melda dan seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa ekstensi stambuk 2008. Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Harapan penulis penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, Desember 2009


(10)

Judul : Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negeri I Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Nama : Fitriani Fadillah NIM : 08121045

Jurusan : Fakultas Keperawatan

Abstrak

Kanker pada sistem reproduksi wanita menduduki peringkat pertama kanker yang terjadi pada wanita dan dua pertiganya kasus kanker terjadi di Indonesia. Kanker pada sistem reproduksi wanita seperti kanker payudara merupakan pembunuh ke dua setelah kanker servik. menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang SADARI. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan satu kelompok sampel (one group pre-post test). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2009. Sebelum pemberian intervensi, peneliti melakukan pengukuran awal terhadap tingkat pengetahuan, setelah intervensi dilakukan pengukuran kembali tingkat pengetahuan responden berdasarkan jawaban dari kuesioner. Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dianalisis dengan uji paired t-test, sehingga didapatkan hasil taraf signifikansi 0.000 (p<0.05) dengan nilai t -9,9111 dan p value 0.000. Hasil penelitian ini menunjukkan penyuluhan SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja ke arah yang lebih baik (positif).


(11)

Judul : Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negeri I Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Nama : Fitriani Fadillah NIM : 08121045

Jurusan : Fakultas Keperawatan

Abstrak

Kanker pada sistem reproduksi wanita menduduki peringkat pertama kanker yang terjadi pada wanita dan dua pertiganya kasus kanker terjadi di Indonesia. Kanker pada sistem reproduksi wanita seperti kanker payudara merupakan pembunuh ke dua setelah kanker servik. menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang SADARI. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan satu kelompok sampel (one group pre-post test). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2009. Sebelum pemberian intervensi, peneliti melakukan pengukuran awal terhadap tingkat pengetahuan, setelah intervensi dilakukan pengukuran kembali tingkat pengetahuan responden berdasarkan jawaban dari kuesioner. Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dianalisis dengan uji paired t-test, sehingga didapatkan hasil taraf signifikansi 0.000 (p<0.05) dengan nilai t -9,9111 dan p value 0.000. Hasil penelitian ini menunjukkan penyuluhan SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja ke arah yang lebih baik (positif).


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara, kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur (Alamsyah, 2009). Benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit jika didorong oleh jari tangan pada stadium awal, dan pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk (Rumah kanker, 2007).

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan (Rumah kanker, 2007).

Kanker payudara menimbulkan rasa takut yang luar bisa bagi kaum perempuan, selain keganasannya yang tanpa ampun, kanker ini kerap datang tiba-tiba tanpa permisi. Kanker ini menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia (doktersehat, 2007).


(13)

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan, pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara (Sutjipto, 2000).

Secara global dalam 15 tahun terakhir ini frekuensi penderita kanker payudara semakin meningkat, terutama di negara maju (Eropa/Amerika/pada golongan wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi). Dan menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara. Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, akan hal ini berbeda dengan di negeri maju di Jepang misalnya kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja (Sutjipto, 2000).

Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga untuk memastikannya, setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama (medicastore, 2000). Menurut badan kesehatan dunia WHO satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI (”pemeriksaan payudara sendiri”). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya dilakukan sebulan sekali secara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap perempuan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya benjolan atau perubahan di payudara. Tidak perlu menunggu hingga timbul gejala untuk mulai melakukan deteksi dini. Deteksi dini dilakukan terutama pada usia


(14)

remaja dengan peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara (http:blogsome.org.situs.deteksi dini kanker payudara).

Masa remaja merupakan periode yang sangat penting selama rentang kehidupan, karena remaja memiliki ciri-ciri sendiri yang membedakan dengan periode sebelumnya atau periode sesudahnya. Terjadi berbagai perubahan baik secara fisik, sosial maupun spiritual yang pada awalnya sulit diterima tapi seiring bertambahnya waktu dan usia serta pemahaman yang dimiliki, remaja mulai bisa menerima perubahan tersebut. Berbagai minat yang mulai diinginkan remaja seperti minat sosial , minat pada penampilan diri, minat pada pendidikan dan pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan remaja baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Penerimaan remaja terhadap hal-hal yang tabu mulai terbuka karena merupakan pengetahuan baru bagi mereka tapi penerimaannya cenderung tertutup dan malu-malu (Hurlock, 1999).

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja terutama organ seksual yang mulai mengalami kematangan pada awal usia remaja. Khusus pada remaja wanita terjadi perubahan pada payudara merupakan hal yang wajar terjadi pada remaja. Awalnya terjadi penolakan dan ketakutan akibat terjadinya perubahan fisik yang menuntut remaja mampu menyesuaikan diri. Salah satu penyakit yang ditakuti oleh semua wanita terutama remaja wanita adalah kanker payudara, karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya. Jenis kanker ini juga menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi remaja karena adanya resiko dilakukan operasi pengangkatan payudara bagi penderita. Hal tersebut


(15)

seperti yang dikemukakan oleh (Spinetta dalam Sarafino, 1998) bahwa kehilangan salah satu anggota tubuh karena proses penyembuhan kanker merupakan pengalaman yang traumatik dan memalukan bagi sebagian besar anak dan remaja.

Banyak mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pada tahun 2005 jumlah wanita khususnya remaja penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena itu, remaja puteri harus waspada, apalagi sampai sekarang penyakit ganas itu belum diketahui penyebabnya, kecuali faktor-faktor risikonya, seperti kebiasaan merokok, termasuk perokok pasif, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak, juga melahirkan di atas usia 30 tahun (Gates, 2003).

Salah satu cara menghindari tumbuhnya sel yang abnormal pada payudara sangat penting dilakukan pemeriksaan payudara sediri. Biasanya respon remaja terhadap penyuluhan mengenai SADARI masi malu-malu karena mereka menganggap ini merupakan hal yang tabu, tetapi diharapkan ada respon positif dari remaja karena remaja selalu tertarik dengan pengetahuan yang baru. Petugas kesehatan harus selau menekankan bahwa semakin sering melakukan SADARI, maka akan semakin mengenal tubuh anda sendiri dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak biasa sehingga bisa secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Semakin dini sel kanker ditemukan semakin mudah


(16)

pengobatannya dan semakin besar peluangnya untuk sembuh (kesehatan keluarga, 2004).

Berdasarkan penelitian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja di SMA Negri I Sidamanik Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.

2. PERTANYAAN PENELITIAN

Apakah terjadi perubahan tingkat pengetahuan remaja di SMA Negri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI?

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja di SMA Negri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan.

4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian diharapkan bermanfaat bagi : 4.1. Praktek keperawatan

Dapat memberikan informasi bagi perawat tentang bagaimana tingkat pengetahuan remaja mengenai SADARI melalui pemberian penyuluhan. Sehingga dapat ditentukan bagaimana tindak lanjutnya dan dapat menentukan prioritas sasaran pemberian penyuluhan.


(17)

4.2. Pendidikan keperawatan

Dapat memberikan informasi pada tenaga pendidik tentang fenomena yang ada di masyarakat, sehingga dapat membantu dalam menentukan penekanan materi yang akan diberikan pada mahasiswa keperawatan, yang terkait dengan masalah pemeriksaan payudara sendiri.

4.3. Penelitian keperawatan

Dapat memberikan informasi dasar bagi penelitian keperawatan yang akan datang mengenai ada tidaknya perubahan tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. KANKER PAYUDARA

1.1. Defenisi

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat). Gen di dalam setiap inti sel, yang bertindak sebagai ruang kontrol dari masing-masing sel. Biasanya, sel dalam tubuh kita berganti sendiri secara teratur. Proses pertumbuhan sel-sel sehat baru mengambil alih sel lama. Tapi seiring waktu, mutasi bisa menghidupkan beberapa gen dan mematikan bagian lain dalam sel. Sel yang berubah tersebut memiliki kemampuan untuk berpisah dan tanpa kontrol memproduksi lebih banyak sel-sel seperti itu dan membentuk tumor (Alamsyah, 2009).

Tumor bisa jinak (tidak berbahaya untuk kesehatan) atau ganas (memiliki potensi untuk menjadi berbahaya). Tumor jinak bukan merupakan kanker, memiliki kemiripan dengan sel normal, tumbuh perlahan, dan tidak menyebar ke jaringan atau bagian lain dari tubuh. Tumor ganas (malignan) disebut kanker. Sel-sel ganas tersebut dapat menyebar di luar tumor asal ke bagian atau jaringan lain dari tubuh (Nusaindah, 2003).

1.2. Etiologi

Belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker payudara, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab timbulnya karsinoma payudara


(19)

adalah virus, keturunan (Hanya 5-10% dari kanker diwarisi dari ibu atau ayah, kira-kira 90% dari kanker payudara adalah karena abnormalitas genetik yang terjadi sebagai hasil dari proses ketuaan dan lainnya), haid pertama terlali dini, menapouse lambat, tidak kawin, tidak pernah hamil, manikah terlalu muda yaitu usia sebelum usia 17 tahun dan trauma. Terdapat keyakinan bahwa ibu, anak, dan saudara dari penderita karsinoma payudara mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita penyakit ini (Tambunan, 1993).

1.3. Klasifikasi kanker payudara

Berdasarkan gambaran histopatologinya, WHO (1981) mengklasifikasikan karsinoma payudara kedalam 3 jenis, yaitu karsinoma non invasif, karsinoma invasif dan karsinoma paget. Karsinoma noninvasif terdiri dari karsinoma intraduktus dan karsinoma intralobuler. Karsinoma invasif terdiri dari karsinoma duktur invasif, karsinoma lobuler invasif, karsinoma tubuler, moduler, papiler, mukoid dan sel squamos (Tambunan, 1993).

Stadium pada kanker payudara untuk kepentingan pengobatan dan prognosa kanker payudara dibagi 4 stadium, yaitu stadium I dimana ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran ke organ lain maupun di kelenjar getah bening supra clavicula, stadium II dimana ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun dikelenjar getah bening supra clavicula, stadium III dimana ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun getah bening supra clavicula, dan stadium IV terdapat penyebaran di organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supra clavicula abdomen (Dharmais, 1998).


(20)

1.4. Tanda dan gejala kanker payudara

Secara umum tanda fisik kanker payudara adalah berupa benjolan pada payudara. Pada pertumbuhan awal biasanya tidak ada keluhan sakit hanya berupa luka pada kulit. Pada karsinoma yang semakin membesar, akan timbul rasa sakit, edema pada kulit, ulserasi dan kadang menyerupai bisul. Pada stadium lanjut akan timbul sesak nafas dan batuk akibat metastase ke paru, nyeri punggung akibat metastasis pada corpus vertebrae, berat badan yang semakin turun dan anemia (Veronesi, 1997).

Tindakan pengobatan yang dilakukan pada kanker stadim lanjut memiliki prognosis yang buruk. Sehingga diperlukan usaha mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Usaha yang paling mudah dan murah untuk dilakukan adalah pemeriksaan payudara sendiri.

2. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

2.1. Defenisi

Pemeriksaan payudara sendiri adalah usaha-usaha dari individu untuk menemukan adanya kelainan-kelainan pada payudara yang merupakan tanda-tanda tumor (Denogan, 1979). Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada 7-10 hari setelah haid selesai karena pada saat itu payudara terasa lunak. Tujuan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui (Anangargo, 2008)


(21)

Pada wanita yang dalam masa reproduksi, SADARI dilakukan antara hari ke-5 sampai ke-7 sesudah haid berhenti, setiap bulan (Tambunan, 1993). Ketentuan ini berdasarkan pertimbangan bahwa payudara dipengaruhi oleh perubahan hormonal akibat siklus haid. Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama fase luteal (hari ke 15-28 pada siklus haid 28 hari) akan menyebabkan payudara mengalami pembengkakan dan rasa nyeri. Hasil yang diperoleh akan menjadi biasa apabila dilakukan pemeriksaan. Sementara hari ke-5 dan hari ke-7 setelah hari terakhir haid merupakan masa dimana pengaruh kedua hormon ini paling minimal pada payudara, sehingga payudara menjadi lebih lembek (http://situs.thebeelive).

2.2. Tahapan melakukan SADARI

Sadari dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu melihat payudara di depan cermin secara teliti, meraba dan memijit putting susu.

2.2.1. Melihat payudara di depan cermin

Melihat payudara bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan bentuk pada payudara, perubahan bentuk ataupun warna kulit, dan perubahan bentuk putting susu. Melihat payudara dilakukan dengan cara duduk atau berdiri di depan cermin dengan tubuh telanjang sampai batas pinggang dan tidak menggunakan BH. Kedua lengan sejajar disamping tubuh. Payudara diperhatikan dalam beberapa hal, seperti apakah payudara kanan dan kiri sejajar (simetris), apakah putting susu tertarik ke satu sisi, apakah terjadi perubahan pada warna kulit dan apakah kulit keriput. Kemudian mengangkat kedua lengan untuk melihat apakah


(22)

payudara tetap sejajar dan melihat poin pemeriksaan yang lain seperti pada saat tangan disamping (Gilbert, 1993).

Pada payudara yang normal, maka payudara kanan dan kiri atau sejajar dan sama ukurannya pada posisi tangan di samping maupun pada saat kedua tangan diangkat. Putting susu yang normal juga akan melihat sebagai bagian yang paling menonjol pada payudara, tidak tertarik kedalam ataupun ke satu sisi (Gilbert, 1993).

2.2.2. Meraba payudara

Meraba payudara bertujuan untuk menemukan benjolan yang abnormal dan adanya guratan-guratan kasar pada kulit payudara. Meraba dilakukan dalam posisi berbaring telentang dengan salah satu tangan dibawah kepala dan meletakkan bantalan kecil di bawah bahu. Dalam posisi seperti ini payudara akan tersebar ke permukaan dinding dada sehingga lebih tipis dan lebih mudah untuk menemukan adanya perubahan. Tangan yang dilipat adalah tangan pada sisi payudara yang akan diperiksa dan bantal juga diletakkan pada sisi payudara yang akan di periksa (Gilbert, 1993).

Perabaan dilakukan secara teratur pada semua area payudara, dari putting susu sampai mencapai ketiak, dengan gerakan melingkar sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Bagian dari tangan yang melakukan perabaan adalah bagian ujung dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Yang perlu untuk mendapatkan perhatian ketika menemukan benjolan yang abnormal adalah ukurannya, gerakannya, dan ada tidaknya nyeri pada saat perabaan (Gilbert, 1993).


(23)

2.2.3. Memijat puting susu

Memijit putting susu bertujuan untuk melihat apakah ada pergetahan yang abnormal pada putting susu. Hal ini dilakukan karena salah satu tanda pada kanker payudara adalah keluarnya pergetahan yang abnormal pada payudara. Jumlah dan warna cairan yang keluar ketika memijit putting susu, merupakan dua hal yang harus menjadi perhatian. Cairan yang banyak dan berwarna seperti darah merupakan salah satu tanda kanker payudara (Gilbert, 1993).

2.3. Pemeriksaan lanjutan

Jika telah teraba yang mencurigakan, perlu ditentukan diagnosis yang tepat untuk dapat diberikan penanganan optimal dengan tindakan seminimal mungkin yaitu penangan dengan resiko yang kecil. Pemeriksaan lanjutan adalah mammogram (foto diagnostis) dan sitologis (Wim, 2005).

3. USIA REMAJA

3.1. Defenisi

Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, masa dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Masa remaja dianggap setelah anak matang secara seksual dan berakhir sampai matang secara hukum. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu dewasa awal dan dewasa akhir, garis pemisah antara dewasa awal dan dewasa akhir terletak disekitar usia tujuh belas tahun, usia saat remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Awal masa remaja berlangsung dari tiga belas tahun


(24)

sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun yaitu usia matang secara hukum, dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat (Hulock, 1999).

3.2. Ciri-ciri masa remaja

3.2.1. Masa remaja sebagai periode yang penting dan periode peralihan Pariode remaja merupakan periode yang sangat penting karena mulai terjadi perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap dan minat terhadap sesuatu hal yang dianggap baru oleh remaja terutama remaja awal (Tunner dalam Hurlock, 1999).

Periode remaja juga merupakan periode peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, apa yang terjadi di masa anak-anak biasanya meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Perubahan fisik yang terjadi selama awal masa remaja mempengaruhi tingkat prilaku individu dan mengakibatkan diadakannya penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, dan remaja selalu mencoba gaya hidup yang berbeda serta menentukan sendiri pola prilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya (Hulock, 1999).


(25)

3.2.2. Masa remaja sebagai periode perubahan dan usia bermasalah

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ada empat perubahan yang sama yang hampir bersifat universal yang pertama adalah meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan dan menuntut kebebasan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab (Hulock, 1999).

Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi, karena remaja merasa mampu mangatasi masalahnya sendiri menurut cara yang mereka yakini sehingga kadang-kadang masalah itu selesai dengan cara yang tidak sesuai dengan nilai sosial. Rentannya kehidupan remaja terhadap pengaruh lingkungan di luar keluarganya memudahkan remaja memilih gaya hidup yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka (Hulock, 1999).

3.3. Perubaha fisik selama masa remaja

Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada awal masa remaja. Perbedaan fisik individu dipengaruhi oleh usia kematangan, anak perempuan yang matang lebih awal biasanya lebih berat, lebih tinggi dan lebih gemuk dibanding dengan anak yang matangnya terlambat. Penampilan fisik beserta identitas


(26)

seksualnya merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh orang lain dalam interaksi sosial (Hulock, 1999).

Pertumbuhan organ seksual yang mengalami kematangan seiring dengan bertambahnya usia, seperti anak perempuan mengalami haid pada awal masa remaja biasanya tidak teratur tapi seiring bertambahnya kematangan organ seksual atau reproduksi haid menjadi teratur dan lancar. Pertumbuhan payudara yang membedakan dengan anak laki-laki mengalami pembesaran yang simetris antara kanan dan kiri (Hulock, 1999).

4. TINGKAT PENGETAHUAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui proses belajar. Pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba serta pengetahuan di dapat di mana individu berada dan tinggal yaitu faktor budaya mempengaruhi individu berprilaku. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pengetahuan berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang paling sederhana, yaitu mengingat, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut individu untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang


(27)

sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut melalui informasi dan ilmu pengetahuan(Suciati, 2001).

Tingkatan pengetahuan meliputi: 4.1. Pengetahuan

Pengetahuan mencakup ingatan mengenai fakta dan informasi yang spesifik, pengetahuan mengenai cara untuk menghadapi sesuatu yang spesifik dan pengetahuan mengenai universal di dalam suatu bidang (Dorothy & Marilyn, 2002). Pengetahuan juga meliputi kemampuan peserta didik untuk menghafal, mengingat, mendefinisi, mengenali atau mengidentifikasi informasi tertentu seperti fakta, peraturan, prinsip, kondisi, dan syarat yang disajikan dalam pengajaran (Nurhidatah, 2009).

4.2. Pemahaman

Kemampuan peserta didik untuk memperlihatkan suatu pemahaman atau pengertian terhadap apa yang disampaikan dengan cara menafsirkannya ke bentuk lain atau mengenalinya dalam bentuk yang sudah diubah, misalnya menangkap suatu gagasan dengan cara mengidentifikasikan atau menyimpulkannya dengan kata-katanya sendiri (Nurhidayah, 2009). Menurut Bloom (1956) menyebutkan kategori pemahaman ini sebagai tingkat ketrampilan intelektual yang pertama, dimana individu mampu memperkirakan informasi lain di luar yang diberikan 4.3. Penerapan

Kemampuan peserta didik untuk menggunakan gagasan, prinsip, abstraksi, atau teori di dalam situasi khusus dan konkret, seperti menghitung, menulis, membaca, atau menggunakan peralatan (pengetahuan dan pemahaman merupakan


(28)

prasyarat). Kemampuan untuk menggunakannya memerlukan pengertian terhadap apa yang digunakan (Nurhidayah, 2009).

4.4. Analisis

Kemampuan individu untuk mengenali dan menyusun informasi dengan cara menguraikannya menjadi bagian-bagian konstituennya dan menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya (pengetahuan, pemahaman,dan penerapan merupakan prilaku prasyarat). Analisis melibatkan suatu pembagian materi menjadi bagian-bagian pembentuknya dan menentukan hubungan diantara bagian tersebut (Nurhidayah, 2009).

4.5. Sintesis

Kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu kesatuan dengan cara membentuk satu produk unik yang ditulis, diucapkan dan digambar (pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis merupakan prilaku prasyarat). Kategori ini melengkapi pembelajaran kreatif yang paling jelas (Nurhidayah, 2009).

4.6. Evaluasi

Kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu, seperti esai, desain, atau tindakan dengan cara menerapkan standar atau kriteria yang tepat dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan sintesis merupakan prilaku prasyarat (Bastable, 2002)

Usia remaja merupakan tahap pembelajaran, dimana remaja mulai tertarik untuk mempelajari hal-hal yang dianggap baru oleh mereka. Media pembelajaran yang didapat oleh remaja melalui aktivitas penglihatan, pendengaran dan


(29)

tindakan, dimana sumber pembelajaran didapat dari media massa, proses belajar mengajar dan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di tempat mereka berada. (Nurhidayah, 2009).

Pengetahuan remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri dapat diperoleh dari petugas kesehatan, media massa dan lingkungan. Tingkat pengetahuan remaja dapat diukur dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri.


(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas penyuluhan SADARI terhadap peningkatan pengetahuan remaja. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kanker payudara bukan saja menyerang wanita diatas usia 30 tahun saja tetapi kini banyak kanker payudara diderita oleh usia remaja (Gates, 2005). Masih banyaknya penderita kanker payudara datang ke tempat-tempat pelayanan kesehatan dengan stadium lanjut, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai prognosis penyakit meliputi penyebab, tanda dan gejala serta pengobatan kanker payudara.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu adanya penyuluhan mengenai SADARI dimulai dari usia remaja, karena pada usia ini mulai matangnya organ reproduksi seperti payudara dan usia remaja adalah usia yang paling tepat diajarkan mengenai tehnik melakukan SADARI untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara sejak dini.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat pengetahuan remaja pada tes awal dan tes akhir satu kelompok remaja.


(31)

Skema kerangka konsep penelitia Pre test

Penyuluhan SADARI • Pengertian • Tahapan

melakukan SADARI • Pemeriksa

an lanjutan

Post test Remaja

Tingkat pengetahuan • Pengetahuan • Pemahaman • Penerapan • Analisis • Sintesis • evaluasi

Efektif

Tidak efektif


(32)

2. KERANGKA OPERASIONAL

Tabel 1 : tabel kerangka operasional pengukuran tingkat pengetahuan No variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

1. 2. Variabel independen: Penyuluhan SADARI Variabel dependen :tingkat pengetahuan: a. Tahu

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk memberikan pengetahuan mengenai SADARI. Kemampuan peserta penyuluhan untuk menghafal, mendefenisikan dan mengenali Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan dengan pilihan jawaban Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18


(33)

b. Pemahaman

c. Penerapan

d. Analisis

informasi yang di dapatkan melalui penyuluhan. Kemampuan peserta penyuluhan untuk memperlihatka suatu pemahaman dan pengertian ke dalam bentuk lain. Kemampuan peserta penyuluhan untuk menggunakan gagasan, prinsip yang tersedia pada lembar kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang tersedia pada lembar kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan dengan pilihan Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18

Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18

Interval


(34)

e. Sintesis

f. Evaluasi

atau teori dalam situasi khusus. Kemampuan peserta penyuluhan untuk menguraikan informasi menjadi bagian-bagian dan menentukan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Kemampuan peserta penyuluhan untuk menggabungkan jawaban yang tersedia pada lembar kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang tersedia pada lembar kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18

Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18

Interval


(35)

bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu kesatuan. Kemampuan peserta penyuluhan untuk memberikan kesimpilan atas informasi yang diberikan. pertanyaan dengan pilihan jawaban yang tersedia pada lembar kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar, salah. Tingkat pengetahuan buruk : 0-6 sedang: 7-12 baik : 13-18

Interval

3. HIPOTESA PENELITIAN

Dalam penelitian ini hipotesa yang dibuat adalah hipotesa komparatif, pernyataan yang merupakan hipotesis null (Ho) adalah tidak ada perubahan


(36)

tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sedangkan pernyataan yang merupakan hipotesis alternatif (Ha) adalah terdapat perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI. Dari hipotesa yang dirumuskan maka akan diperoleh hasil setelah dilakukan analisa data dan dapat dibuktikan apakah hipotesa diterima atau hipotesa ditolak.

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan pre dan post-test untuk mengidentifikasi efektivas penyuluhan SADARI terhadap tingkat pengetahuan remaja. Penelitian ini menggunakan satu kelompok. Pada kelompok ini diawali dengan pemberian kuesioner (pre-test). Kemudian peneliti mengadakan penyuluhan untuk mengukur perubahan tingkat pengetahuan pada kelompok tersebut dengan memberikan pertanyaan berupa kuesioner dengan memberikan pertanyaan yang sama (post-test).


(37)

Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMA Negri 1 Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.

2.2.Sampel

Teknik sampel yang digunakan adalah tehnik random sampling atau acak dikarenakan populasi sempel bersifat homogen dan diambil secara acak dari masing-masing kelas sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Besarnya sampel yang digunakan di dapat dari 10% jumlah siswi di SMA Negri I Sidamanik dengan jumlah siswi yaitu sebesar 350 orang. Sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 35 orang siswi.

3. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

2.3.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negri 1 kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian karena secara geografis letak sekolah tersebut berada di daerah pedesaan yang sangat minim mendapatkan informasi mengenai kesehatan.

2.4.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada 17-21 Desember 2009.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Dalam penelitian ini, hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan etik adalah mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan penelitian di institusi


(38)

pendidikan di Fakultas Kepaerawatan USU permohonan izin melakukan penelitian kepada kepala sekolah SMA Negri 1 Sidamaik kemudian menjelaskan pada responden penelitian tentang tujuan, manfaat dan prosedur pengisian kuesioner, meminta persetujuan responden dengan menandatangani informed konsent (surat persetujuan). Peneliti menjelaskan bahwa partisipasi responden yang diteliti bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Untuk menjaga kerahasiaan, catatan mengenai data dan jawaban responden akan dirahasiakan (digunakan hanya untuk kepentingan penelitian).

5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, LCD proyektor dan leaflet. Kuesioner disusun secara terstruktur dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Kuesioner ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu data demografi, tingkat pengetahuan dimulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi.

Adapun klasifikasi pertanyaan terdiri dari pertanyaan tentang pengetahuan SADARI sebanyak 18 pertanyaan sesuai dengan tingkatan pengetahuan masing-masing sebanyak 3 butir pertanyaan mulai dari tau (1-3), pemahaman (4-6), penerapan (7-9), analisis (10-12) dan sintesis (13-15) dan evaluasi (16-18). Kriteria penilaian yaitu skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0


(39)

dan nilai tertinggi adalah 18 dengan 9 pertanyaan negatif dan 7 pertanyaan positif. Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (1992),

kelas banyak

kelas g ren P= tan

dimana untuk tingkat pengetahuan P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 15 dan banyak kelas adalah 3 kategori kelas pengetahuan baik, sedang dan buruk, maka diperoleh panjang kelas (P) sebesar 6.

Dengan menggunakan P=6 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval, maka tingkat pengetahuan pada remaja dikategorikan atas interval sebagai berikut 0-6 adalah pengetahuan buruk, 7-12 adalah pengetahuan sedang dan 13-18 adalah pengetahuan baik.

Penyuluhan dikatakan efektif bila terjadi perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan dengan tingkat pengetahuan baik (13-18), sedangkan penyuluhan dikatakan tidak efektif bila tidak terjadi perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.

6. UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS INTRUMEN

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas isi ini dilakukan oleh ahli dalam penelitian ini yaitu dosen mata kuliah keperawatan maternitas yang memiliki strata pendidikan S2.


(40)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1995). Sedangkan Sugiyono (2002), berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel adalah instrumen yang jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 15 siswi SMA yang bukan termasuk dalam sampel di SMA Negeri I Sidamanik dan data tersebut diolah menggunakan program komputerisasi dengan analisa Cronbach's Alpha, alasan peneliti menggunakan Cronbach's Alpha karena bentuk pertanyaan pada skor dikotomi dengan skor penilaian berbentuk interval.

Dari tabel dapat diketahui bahwa dengan N = 15, nilai r = 0,728, dengan begitu maka instrumen tersebut dikatakan reliabel jike koefesien korelasinya (r) > r tabel dimana nilai r tabel 0,514. Uji relibilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 15 orang responden. Dari nilai uji ini dapat dikatakan bahwa kuesioner ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

7. PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode anket atau kuesioner yaitu dengan cara pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertutup yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan tepat (Sudjana, 2000).


(41)

Data diperoleh peneliti dengan cara bekerjasama denga siswi SMA Negri 1 Sidamanik. Bila calon responden bersedia, maka dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan peneliti dalam waktu 15-20 menit.

1. ANALISA DATA

Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan data, maka peneliti melakukan pengolahan data yang terdiri dari tiga langkah yaitu:

a. Persiapan yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas, mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian.

b. Tabulasi data dengan memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.

c. Memberi kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS versi 15,0.

Uji statistik yang digunakan adalah statistik inferensial untuk menganalisa efektivitas pemberian penyuluhan mengenai SADARI antara pre dan post kepada satu kelompok. Adapun uji inferensial yang digunakan adalah uji paired t-test untuk membandingkan efektivitas penyuluhan antara pre dan post pada satu kelompok.

Menurut Harsono (2001) dari uji paired t-test tersebut akan diperoleh nilai p, yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian (misal ada perbedaan mean). Kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan


(42)

nilai p dan nilai alpha (α=0,05). Bila nilai p≤ α, maka keputusannya adalah Ha diterima p≥α, maka keputusannya Ho ditolak.

Hipotesa penelitian ini adalah untuk membuktikan kebenaran Ha, yaitu terdapat efektivitas SADARI terhadap tingkat pengetahuan pada remaja.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian melalui pengumpulan data yang dilakukan sejak 17 Desember sampai 21 Desember 2009 di SMA Negri I Sidamanik Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas penyuluhan SADARI terhadap perubahan tingkat pengetahuan remaja tentang SADARI pada siswi SMA. Hasil penelitian ini


(43)

menggambarkan tentang perubahan tingkat pengetahuan pada siswi SMA sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Analisis Univariat

Analisis univariat menggambarkan distribusi frekuensi dari kategori variable yang menjadi perhatian dalam penelitian ini.

Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden umumnya berusia 17 tahun (60,0%). Mayoritas responden beragama Islam (74,3%), bersuku Jawa (60,0%).

Tabel 2 : Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data demografi (n=35)


(44)

Usia

16 tahun 17 tahun 18 tahun

M=17,11; SD=0,63

Agama

Islam Kristen

M=1,26; SD=0,443

Suku

Batak Jawa

M=1,60; SD=0,497

5 21 9

26 9

14 21

14,3 60,0 25,7

74,3 25,7

40,0 60,0

Keterangan :

Berdasarkan data demografi siswi SMA dengan jumlah responden 35 orang mengacu pada tabel diatas didapatkan hasil yaitu sebaran responden yang berdasarkan usia dari 16tahun (14,3%, n=5), 17 tahun (60%, n=21) dan 18 tahun (25,7%, n=9). Berdasarkan agama menunjukkan Islam (74,3%, n=26), Kristen (25,7%, n=9). Berdasarkan suku terdapat batak (40%, n=14), jawa (60%, n= 21).


(45)

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan signifikan tingkat pengetahuan pada siswi SMA sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Efektifitas Penyuluhan terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI

Table 3 : hasil uji statistik paired t-test peningkatan pengetahuan tentang SADARI sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada siswi SMA.

Variable tingkat pengetahuan Mean SD t p-value

Pengetahuan sebelum penyuluhan Pengetahuan sesudah penyuluhan

10,80 13,77

1,491 1,087

-9,911 0,000

Keterangan :

Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan memiliki perbedaan yang signifikan/bermakna. Hal ini didukung oleh nilai p yang diperoleh sebesar 0.000 (<α =0,05). Nilai p≤α, maka keputusannya adalah Ha diterima yaitu terdapat perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan mengenai SADARI. Dari hipotesa yang dirumuskan maka akan diperoleh hasil setelah dilakukan analisa data dan dapat dibuktikan bahwa hipotesa diterima dan dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai SADARI berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan siswi SMA.

1.2.1 Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan

Penilaian konsep diri ini diukur berdasarkan jumlah skor kuesioner yang didapat dari jawaban responden dengan rentang 0-6 berarti tingkat pengetahuan buruk 7-12 berarti tingkat pengetahuan sedang dan 13-18 berarti tingkat


(46)

pengetahuan baik. Sebelum dilakukan uji perbandingan dengan menggunakan uji statistik paired t-test, pada tabel 4 dapat dilihat distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai SADARI.

Tabel 4 : Distribusi frekuensi responden peningkatan pengetahuan tentang SADARI sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.

Tingkat Pengetahuan total

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan

Tahu Paham Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi

101 83 79 62 51 52

105 101 101 85 92 96

Keterangan :

Berdasarkan tabel 4, distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan SADARI sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai SADARI berdasarkan kriteria penilaian dikategorikan atas interval sebagai berikut 0-6 adalah pengetahuan buruk, 7-12 adalah pengetahuan sedang dan 13-18 pengetahuan baik menujukkan sebelum dilakukannya penyuluhan mengenai SADARI terdapat 18 orang responden yang mengalami tingkat pengetahuan sedang yaitu pada R1 (skor=11), R3 (skor=12), R5 (skor=12), R8 (skor=10), R11 (skor=11), R12 (skor=11), R13 (skor=11), R14 (skor=9), R15 (skor=10), R18 (skor=11), R19 (skor=10), R26 (skor=10), R27 (skor=10), R28 (skor=10), R29 (skor=11), R32 (skor=10, R34 (skor=12), R35 (skor=10), sedangkan 17 responden


(47)

lainnya mengalami tingkat pengetahuan yang hampir mendekati baik. Setelah dilakukannya penyuluhan mengenai SADARI 1 orang responden tidak mengalami perubahan tingkat pengetahuan yaitu R24 dengan skor 15 dan 34 orang responden mengalami peningkatan skor ketingkat pengetahuan baik.

Berdasarkan item tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan yaitu tahu (skor=101), paham (skor=83), penerapan (skor=79), analisis (skor=62), sintesis (skor=51) dan evaluasi (skor=52) dan setelah dilakukan penyuluhan yaitu tahu (skor=105), paham (skor=101), penerapan (skor=101), analisis (skor=85), sintesis (skor=92), evalusi (skor=96). Peningkatan terendah terdapat pada item tahu dan yang mengalami tingkat pengetahuan tertinggi terdapat pada item evaluasi.

Kebermaknaan secara deskriptif yang menggambarkan peningkatan pengetahuan mengenai SADARI terlihat pada tabel 5.

Tabel 5 : Gambaran Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan

Tingkat Pengetahuan

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan

Mean SD Mean SD

10,80 1,491 13,77 1,087

Keterangan:

Bedasarkan tabel 5 menunjukkan peningkatan pengetahuan pada subyek penelitian, yaitu responden yang diberi penyuluhan tentang SADARI diperoleh nilai rata-rata (mean) pengetahuan sebelum penyuluhan sebesar 10,80 dengan SD


(48)

1,491 sedangkan sesudah penyuluhan diperoleh mean sebesar 13,77 dengan SD 1,087.

2. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, peneliti membandingkan tingkat pengetahuan remaja pada siswi SMA sebelum dan sesudah diberipenyuluhan. Penyuluhan diberikan dengan cara ceramah dan diskusi.

2.1 Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden yang berhubungan dengan usia 16 tahun (14,3%), 17 tahun (60%), dan 18 tahun (25,7%). Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa remaja awal yaitu rentang usia dari 13-17 tahun berada pada masa sekolah yaitu Sekolah Menengah Atas dimana menurut (Tunner dalam Hurlock) menyatakan bahwa pariode remaja merupakan periode yang sangat penting karena mulai terjadi perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap dan minat terhadap sesuatu hal yang dianggap baru oleh remaja terutama remaja awal. Untuk itu perlu diadakannya pendidikan kesehatan pada remaja terkait dengan perkembangan fisiknya terutama pada bagian reproduksi seperti payudara.

Berdasarkan hasil penelitian kerakteristik demografi responden yang berhubungan dengan suku, sebagian besar responden bersuku jawa (60%) dan


(49)

batak (40%). Budaya merupakan suku, kepercayaan, nilai dan norma-norma dalam masyarakat yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Mengacu pada pendapat Edward Burnett Tylor bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, huku m, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan juga merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia melalui pembelajaran, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

2.2 Data Peningkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan meliputi 6 tingkatan yaitu tahu, paham, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Berdasarkan hasil yang didapat dari data peningkatan pengetahuan menunjukkan sebelum dilakukannya penyuluhan nilai/skor 18 orang responden mengalami pengetahuan sedang dan setelah dilakukannya penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan baik.

Tingkatan pengetahuan dimulai dari tahu yaitu kemampuan peserta didik untuk menghafal, mengingat, mendefinisi, mengenali atau mengidentifikasi informasi tertentu seperti fakta, peraturan, prinsip, kondisi, dan syarat yang disajikan dalam pengajaran (Nurhidayah, 2009). Skor yang di dapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 101 dan sesudah dilakukan penyuluhan skornya meningkat menjadi 105, peningkatannya terlihat cukup kecil di karenakan rata-rata responden sebelumnya telah mengetahui informasi tentang SADARI


(50)

Pemahaman, menurut Bloom (1956) yaitu menyebutkan kategori pemahaman ini sebagai tingkat ketrampilan intelektual yang pertama, dimana individu mampu memperkirakan informasi lain di luar yang diberikan dengan cara mengidentifikasikan atau menyimpulkannya dengan kata-katanya sendiri. Skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 83 dan setelah dilakukan penyuluhan skor meningkat menjadi 101, peningkatan yang cukup tinggi karena sebelum melakukan penyuluhan peneliti terlebih dahulu bertanya kepada responden sejauh mana informasi yang didapat tentang SADARI.

Penerapan, menurut Nurhidayah (2009) yaitu merupakan kemampuan peserta didik untuk menggunakan gagasan, prinsip, abstraksi, atau teori di dalam situasi khusus dan konkret, seperti menghitung, menulis, membaca, atau menggunakan peralatan. Skor yang di peroleh sebelum dilakukan penyuluhan adalah sebesar 79 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 101, peningkatan yang cukup tinggi karena selama proses penyuluhan peserta penyuluhan terlihat antusias mengikuti tahap demi tahap dari proses penyuluhan.

Analisis, menurut Nurhidayah (2009) yaitu kemampuan individu untuk mengenali dan menyusun informasi denga cara menguraikannya menjadi bagian-bagian konstituennya dan menentukan hubungan antara satu bagian-bagian dengan bagian-bagian lainnya. Skor yang didapat sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 62 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 85, peningkatan yang cukup tinggi di karenakan selama proses penyuluhan peserta begitu antusias bertanya bagian-bagian dari materi yang disampaikan.


(51)

Sintesis, menurut Nurhidayah (2009) yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu kesatuan dengan cara membentuk satu produk unik yang ditulis, diucapkan dan digambar. Skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 51 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 92, peningkatan yang cukup tinggi karena di sela-sela penyuluhan peneliti malakukan pertanyaan berdasarkan materi yang telah disampaikan dan peserta penyuluhan mampu manyebutkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan.

Evaluasi, menurut Bastable (2002) yaitu cara menerapkan standar atau kriteria yang tepat sesuai dengan pengetahuan yang didapat melalui informasi yang diterima. Dengan kata lain kemampuan peserta penyuluhan untuk menyimpulkan informasi yang di dapat berdasarkan materi yang telah disampaikan. Skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 52 dan setelah dilakukan penyuluhan skor meningkat menjadi 96. Evaluasi merupakan bagian dari tingkat pengetahuan yang mengalami peningkatan yang paling tinggi dikarenakan setelah peneliti selesai melakukan penyuluhan peserta panyuluhan mampu menyimpulkan dari semua materi yang disampaikan.

Dari hasil uji statistik menggunakan paired samples t-test (t =-9,911) terlihat perbedaan mean yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang SADARI dengan taraf siginifikan 0.000 (p<0.05). Data ini menunjukkan bahwa hipotesa penelitian yang menyatakan ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan tentang SADARI adalah diterima.


(52)

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Suciati (2001) bahwa tingkat pengetahuan berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang paling sederhana, yaitu mengingat, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut individu untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut melalui informasi dan ilmu pengetahuan.

BAB 6


(53)

Penelitian yang dilakukan mengenai evektifitas penyuluhan SADARI terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi berikut ini:

1. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan gambaran secara umum tentang karakteristik responden rata-rata berusia 17 tahun (60,0%). Mayoritas responden beragama Islam (74,3%), bersuku Jawa (60,0%).

Berdasarkan distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan SADARI sebelum dilakukan penyuluhan mengenai SADARI terdapat 18 orang responden yang mengalami tingkat pengetahuan sedang, 1 orang responden tidak mengalami perubahan tingkat pengetahuan dan 16 responden lainnya mengalami tingkat pengetahuan yang hampir mendekati baik. Setelah dilakukannya penyuluhan mengenai SADARI hampir seluruh responden mengalami peningkatan skor ketingkat pengetahuan baik.

Berdasarkan item masing-masing tingkat pengetahuan yaitu:

1.1 Tahu, skor yang di dapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 101 dan sesudah dilakukan penyuluhan skornya meningkat menjadi 105, peningkatannya terlihat cukup kecil di karenakan rata-rata responden sebelumnya telah mengetahui informasi tentang SADARI tetapi masih dalam tahap pengertian saja.

1.2 Paham, skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 83 dan setelah dilakukan penyuluhan skor meningkat menjadi 101.


(54)

1.3 Penerapan, skor yang di peroleh sebelum dilakukan penyuluhan adalah sebesar 79 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 101.

1.4 Analisis, skor yang didapat sebelum diberikan penyuluhan yaitu sebesar 62 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 85.

1.5 Sintesis, skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 51 dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 92.

1.6 Evaluasi, skor yang didapat sebelum dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 52 dan setelah dilakukan penyuluhan skor meningkat menjadi 96. Evaluasi merupakan bagian dari tingkat pengetahuan yang mengalami peningkatan yang paling tinggi dikarenakan setelah peneliti selesai melakukan penyuluhan peserta panyuluhan mampu menyimpulkan dari semua materi yang disampaikan.

Dari hasil uji statistik yang menggunakan paired samples t-test diperoleh adanya perubahan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada responden. Hal ini terlihat dari perbedaan mean antara sebelum dan sesudah penyuluhan tentang SADARI yang diberikan oleh peneliti. Adapun nilai t yang diperoleh adalah -9.911, p-value (signifikansi)=0,000 yang berarti <0,05, dengan ini terbuktilah bahwa panyuluhan yang diberikan efektif pada siswi SMA dan memberikan peningkatan pengetahuan kearah yang lebih baik.


(55)

Berdasarkan hasil penelitian maka penting diberikan rekomendasi kepada berbagai pihak antara lain :

Praktek keperawatan

Dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan remaja tentang SADARI menigkat dan dapat merubah kebiasaan siswi SMA kea rah yang lebih baik, sehingga perawat komunitas dalam hal ini dapat lebih mensosialisasikan penyuluhan mengenai SADARI ke berbagai pihak bukan hanya remaja untuk mengurangi resiko penyakit kanker payudara.

Penelitian selanjutnya

Penelitian hanya dilakukan di SMA Negri I Sidamanik Kabupaten Simalungun sehingga dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi anak usia remaja. Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik bila menggunakan populasi yang lebih besar penyuluhan bukan hanya meneliti tingkat pengetahuan remaja saja tapi melalui sikap dan psikomotor remaja dalam menggunakan pengetahuan mengenai SADARI agar lebih representativelanjutnya. Bagi penelitian selanjutnya juga disarankan agar melakukan penelitian tentang prilaku remaja di kecamatan Sidamanik, sehingga bila terdapat banyak penyimpangan perilaku negatif dapat segera di cegah melalui pendekatan baik dengan pemuka masyarakat maupun individu yang bersangkutan.


(56)

Alamsyah (2009). Breast Cancer Screening. Diambil pada tanggal 28 Februari

dari

Anangargo (2008). Mendeteksi Kanker Payudara. Diambil pada tanggal 28

Februari 2009 dari

Akhbar, P.S., Usman,H (1995). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bastable. (2002). Tingkatan Pengetahuan Peserta Didik. Diambil pada tanggal 28 Februari 2009 dari http://quikers.com

Dokter Sehat (2007). Tips Mendeteksi Kanker Payudara. Diambil pada tanggal 28 Februari 2009 dari

Donegan, W.L, Spratt, J.S. (1979). Cancer of The Breast (Second Edision). Barcelona: Sonders Company.

Gates (2003). Kanker Payudara Pada Remaja. Diambil pada tanggal 5 Maret

2009 dari

Gilbert. P. (1993). Payudar, Apa Yang Perlu diketahui Wanita. Jakarta: Penerbit Arcan

Hurlock (1999). Psikologi Perkembangan, edisi ke 5. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Mangkuatmodjo.S. (1997). Pengantar Statistik. Jakarta: rineka Cipta.

Notoatmodjo. S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhidayah, Rika Endah. (2009). Pendidikan Keperawatan. Medan: USU press. Nusaindah (2003). Kaedah Periksa Kanker Payudara. Diambil pada tanggal 5

Maret 2009 dari

Polit & Hungler (1995). Nursing Research: Principles and Methods. Philadelhia: Lippincot.

Priyatno, Duwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom

Rumah Kanker (2007). Mengenal kanker Payudara. Diambil pada tanggal 28 Februari 2009 dari


(57)

Smith, M. A., Shimp, L. A. (2002). 20 common Problems Woman Health Care. Newyork: Mc Grawhill.

Sutjipto (2000). Harapan Hidup Penderita Kanker Payudara. Diambil pada

tanggal 28 februari 2009 dari

Tambunan, G.W. (1993). Diagnosis dan Tata Laksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia. Jakarta: EGC.

Veronesi, U. et all. (1997). Clinical Oncologi. Berlin: Springter-Verlag.

Wim (2005). Pemeriksaan Lanjutan Payudara. Dibuka pada tanggal 28 Februari 2009 dari

, How to Perform a Breast Self Exam. Dibuka pada tanggal 28 Februari 2009 dari


(58)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Saya Fitriani Fadillah, mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negri 1 Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara.

Penelitian ini akan memberi manfaat kepada para remaja, menambah pengetahuan remaja mengenai SADARI dan memberi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan keperawatan, praktek keperawatn dan penelitian keperawatan.

Partisipasi remaja disini bersifat sukarela. Remaja berhak untuk menolak dan mengundurkan diri sebelum atau selama pengisian kuesioner, yang didasari oleh alasan sendiri tanpa ada paksaan dari piahak lain. Identitas pribadi calon responden yang telah diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi siswa/i dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Desember 2009 Responden

(Fitriani Fadillah) ( )


(59)

KUESIONER PENELITIAN UNTUK DATA DEMOGAFI

1. Inisial :

2. Nomor responden :

3. Umur :

4. Agama :

5. Suku :


(60)

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

Pernyataan dibawah ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat Pengetahuan remaja tentang pemeriksaan Payudara sendiri.

Petunjuk : Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda paling tepat.

A. Pengetahuan

1. Periksa Payudara sendiri merupakan singkatan dari SADARI Benar

Salah

2. SADARI dilakukan untuk untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara Benar

Salah

3. Usaha-usaha dari individu untuk melakukan pemeriksaan pada payudara merupakan defenisi dari SADARI

Benar Salah B. Pemahaman

1. Manfaat SADARI adalah untuk melihat keindahan bentuk payudara Benar

Salah

2. Hanya Wanita yang baru menikah saja yang wajib melakukan SADARI Benar


(61)

3. Waktu yang tepat melakukan SADARI adalah pada saat sedang menstruasi Benar

Salah C. Penerapan

1. Untuk memperhatikan apakah kedua payudara simetris, adanya perubahan warna, adanya kerutan atau kelainan pada payudara kita bisa melihatnya dengan berdiri di depan cermin

Benar Salah

2. Untuk merasakan adanya benjolan pada payudara dan perubahan perubahan pada payudara dengan melihatnya di depan cermin

Benar Salah

3. Pemeriksaan payudara memerlukan biaya, waktu yang banyak dan dilakukan oleh petugas kesehatan

Benar Salah D. Analisis

1. Ketika meraba payudara terdapat benjolan, terasa nyeri, dan benjolan terasa semakin membesar adalah tanda dari kanker payudara

Benar Salah


(62)

2. Keluarnya cairan atau darah dari putting susu adalah hal yang harus kita lihat pada saat meraba payudara

Benar Salah

3. Cirkular, wedge, up and down dapat dilakukan pada saat meraba payudara Benar

Salah E. Sintesa

1. Bentuk, besar dan ukuran payudara merupakan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melihat payudara di depan cermin

Benar Salah

2. Berdiri di depan cermin dengan kedua tangan berada di sisi tubuh kemudian lihat ada tidak perubahan warna, bentuk putting susu, ada tidaknya kerutan merupakan cara dalam malihat payudara di depan cermin

Benar Salah

3. Berdiri dengan satu tangan berada di belakang kepala dan berbaring dengan satu tangan berada di belakan kepala diganjal dengan bantalan kecil merupakan dua cara dalam meraba payudara.

Benar Salah


(63)

F. Evaluasi

1. SADARI adalah usaha dari individu untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan pada payudara dengan melakukan 3 tahapan pemeriksaan

Benar Salah

2. SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali pada saat menstruasi dengan di bantu oleh petugas kesehatan.

Benar Salah

3. Tiga langkah tahapan melakukan SADARI adalah melihat payudara dengan posisi berbaring, meraba payudara dengan berdiri di depan cermin, memijit putiing susu dengan cara duduk.

Benar Salah


(64)

Data Pribadi

Nama : Fitriani Fadillah

Tempat/Tgl Lahir : Sait Buntu/21 Juli 1984 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Besar Sait Buntu No.61 Kec.Pamatang Sidamaik Kabupaten Simalungun

Status : Belum Menikah

No. HP : 081362210067

Riwayat Pendidikan

1. 1993-1998 : SD Negeri No.091434 Sait Buntu 2. 1998-2000 : SLTP Negeri I Sidamanik

3. 2000-2003 : SMU Negeri 2 P.Siantar

4. 2003-2006 : Akademi Keperawatan Malahayati Medan

5. 2008 : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(65)

A. Persiapan proposal

1. Penelusuran literatur dari internet Rp. 50.000,00

2. Print literatur dari internet Rp.

30.000,00

3. Fotokopi literatur dari buku Rp.

30.000,00

4. Print proposal Rp.

100.000,00

5. Penggandaan dan penjilidan proposal Rp. 100.000,00

6. Fotokopi transparan untuk persentasi Rp. 20.000,00

B. Pengumpulan dan analisa data

1. Print kuesioner 32 x @4000 Rp.

128.000,00

2. Print lembar persetujuan responden 32 x @1000 Rp. 32000,00

3. Biaya transportasi Rp.

250.000,00

C. Penyusunan hasil perbaikan

1. Print perbaikan laporan Rp.


(66)

2. Penggandaan dan penjilidan laporan oenelitian Rp. 100.000,00

Jumlah

Rp.1.040.000,00

Biaya tak terduga 10% Rp. 104.000,00

Total

Rp.1.114.000,00

Tabel 4 : Distribusi frekuensi responden peningkatan pengetahuan tentang SADARI sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.


(67)

Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 11 13 12 13 12 14 13 10 14 14 11 11 11 9 10 14 14 11 10 15 15 15 15 15 13 10 10 10 11 14 17 18 17 17 18 17 16 17 14 18 13 16 18 18 15 16 17 15 18 18 16 16 15 16 16 17 17 17


(68)

R31 R32 R33 R34 R35

14 10 14 12 10

16 17 17 16 16 il

RELIABILITY

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18


(69)

Reliability

[DataSet1]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Case s

Valid 18 100.0

Exclud

ed(a) 0 .0

Total 18 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach'

s Alpha

N of Items

.728 18

FREQUENCIES

VARIABLES=umur agama suku /NTILES= 4

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE


(70)

/ORDER= ANALYSIS.

Frequencies [DataSet0]

Statistics

umur agama suku

N Valid 35 35 35

Missing 0 0 0

Mean 17.11 1.26 1.60

Std. Error of Mean .107 .075 .084

Median 17.00 1.00 2.00

Mode 17 1 2

Std. Deviation .631 .443 .497

Variance .398 .197 .247

Skewness -.086 1.162 -.427

Std. Error of Skewness .398 .398 .398

Kurtosis -.353 -.693 -1.932

Std. Error of Kurtosis .778 .778 .778

Range 2 1 1

Minimum 16 1 1

Maximum 18 2 2

Sum 599 44 56

Percentiles 25 17.00 1.00 1.00

50 17.00 1.00 2.00

75 18.00 2.00 2.00

Frequency Table


(71)

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulativ e Percent

Valid 16 5 14.3 14.3 14.3

17 21 60.0 60.0 74.3

18 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

agama

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulativ e Percent

Valid islam 26 74.3 74.3 74.3

kriste

n 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

suku

Frequen

cy Percent

Valid Percent

Cumulativ e Percent Valid bata

k 14 40.0 40.0 40.0

jawa 21 60.0 60.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

T-TEST

PAIRS = sebelum WITH sesudah (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95)


(72)

T-Test

[DataSet2]

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 sebelu

m 10.80 35 1.491 .252

sesuda

h 13.77 35 1.087 .184

Paired Samples Correlations

N

Correlati

on Sig.

Pair 1

sebelum &

sesudah 35 .080 .648

Paired Samples Test

Paired Differences t

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Mean D Lower Upper Lower Upper Lower Upper Low Pair

1

sebelum -

sesudah -2.971 1.774 .300 -3.581 -2.362 -9.911

Data Responden Sebelum Penyuluhan

No Inisial p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total


(73)

3 R 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 11

4 DW 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 12

5 ID 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 10

6 SR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

7 RS 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 11

8 SE 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 9

9 M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12

10 A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 12

11 RI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11

12 N 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 10

13 L 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9

14 Y 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9

15 W 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9

16 LFS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

17 DU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

18 DS 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9

19 IK 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10

20 K 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

21 BJS 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

22 AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

23 WK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

24 ML 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

25 WR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 11

26 MS 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9

27 MP 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9

28 MJ 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 9

29 NS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 10

30 EZ 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12

31 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12

32 SN 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9

33 SW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 11

34 RSF 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 11

35 RB 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 9

Data Responden Sesudah Penyuluhan

No Inisial p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total

1 DAS 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11


(1)

Reliability

[DataSet1]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N

%

Case

s

Valid

18

100.0

Exclud

ed(a)

0

.0

Total

18

100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach'

s Alpha

N of

Items

.728

18

FREQUENCIES

VARIABLES=umur agama suku

/NTILES= 4

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM

SEMEAN MEAN MEDIAN MODE


(2)

/ORDER= ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

umur

agama

suku

N

Valid

35

35

35

Missing

0

0

0

Mean

17.11

1.26

1.60

Std. Error of Mean

.107

.075

.084

Median

17.00

1.00

2.00

Mode

17

1

2

Std. Deviation

.631

.443

.497

Variance

.398

.197

.247

Skewness

-.086

1.162

-.427

Std. Error of Skewness

.398

.398

.398

Kurtosis

-.353

-.693

-1.932

Std. Error of Kurtosis

.778

.778

.778

Range

2

1

1

Minimum

16

1

1

Maximum

18

2

2

Sum

599

44

56

Percentiles

25

17.00

1.00

1.00

50

17.00

1.00

2.00

75

18.00

2.00

2.00

Frequency Table


(3)

Frequen

cy

Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid 16

5

14.3

14.3

14.3

17

21

60.0

60.0

74.3

18

9

25.7

25.7

100.0

Total

35

100.0

100.0

agama

Frequen

cy

Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid islam

26

74.3

74.3

74.3

kriste

n

9

25.7

25.7

100.0

Total

35

100.0

100.0

suku

Frequen

cy

Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid bata

k

14

40.0

40.0

40.0

jawa

21

60.0

60.0

100.0

Total

35

100.0

100.0

T-TEST

PAIRS = sebelum WITH sesudah (PAIRED)

/CRITERIA = CI(.95)


(4)

T-Test

[DataSet2]

Paired Samples Statistics

Mean

N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair

1

sebelu

m

10.80

35

1.491

.252

sesuda

h

13.77

35

1.087

.184

Paired Samples Correlations

N

Correlati

on

Sig.

Pair

1

sebelum &

sesudah

35

.080

.648

Paired Samples Test

Paired Differences

t

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Mean

D

Lower

Upper

Lower

Upper

Lower

Upper

Low

Pair

1

sebelum -

sesudah

-2.971

1.774

.300

-3.581

-2.362

-9.911

Data Responden Sebelum Penyuluhan

No Inisial p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total

1 DAS 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 9


(5)

3 R 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 11

4 DW 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 12

5 ID 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 10

6 SR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

7 RS 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 11

8 SE 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 9

9 M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12

10 A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 12

11 RI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11

12 N 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 10

13 L 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9

14 Y 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9

15 W 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9

16 LFS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

17 DU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 12

18 DS 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9

19 IK 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 10

20 K 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

21 BJS 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13

22 AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

23 WK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

24 ML 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

25 WR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 11

26 MS 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 9

27 MP 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9

28 MJ 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 9

29 NS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 10

30 EZ 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 12

31 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 12

32 SN 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9

33 SW 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 11

34 RSF 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 11

35 RB 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 9

Data Responden Sesudah Penyuluhan

No Inisial p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total

1 DAS 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11

2 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15


(6)

4 DW 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14

5 ID 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

6 SR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

7 RS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

8 SE 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13

9 M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

10 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 13

11 RI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

12 N 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11

13 L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13

14 Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

15 W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

16 LFS 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

17 DU 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13

18 DS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

19 IK 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

20 K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

21 BJS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

22 AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14

23 WK 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13

24 ML 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

25 WR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14

26 MS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14

27 MP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

28 MJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

29 NS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

30 EZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13

31 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

32 SN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

33 SW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14

34 RSF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DI SMAN KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

0 4 55

KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG SADARI PEM

0 0 8

PENGARUH PEER GROUP EDUCATION TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI SMAN 1 GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7

II. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SADARI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 34

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN SADARI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN SADARI PADA REMAJA DI ASRAMA PUTRI KEPERAWATAN PSIK UNITRI MALANG

0 0 7

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG SADARI TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA REMAJA USIA 17-21 TAHUN DI DUSUN PURON KELURAHAN TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Sadari terhadap Motivasi Melakukan Sad

1 2 17

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN METODE AUDIO VISUAL TENTANG SADARI TERHADAP MINAT MELAKUKAN SADARI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

0 0 7