Uji Heteroskedastisitas Uji F Uji Kelayakan Model

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

1. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel

kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya. 2. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut : Tabel 3.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi BesarnyaPengaruh Bentuk Hubungan 0 - 0.20 Sangat rendah hampir tidak ada hubungan 0.21 - 0.40 Korelasi yang lemah 0.41 - 0.60 Korelasi sedang 0.61 - 0.80 Cukup tinggi 0.81 – 1 Korelasi tinggi Sumber : Sugiyono, 2009 : 250   2 12 12 2 1 2 2 2 1 12 1 . 2 r r r ry ry ry ry y    

3.6.1.4 Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber: Ridwan dan Sunarto 2007: 81 Dimana : Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO sebagai X 1 dan Loan to Deposit Ratio LDR sebagai X 2 dampaknya terhadap Return On Asset ROA sebagai variabel dependen Y, dengan menggunakan uji sebagai berikut :

a. Uji F Uji Kelayakan Model

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Kd = r 2 x 100 dependen Husein Umar, 2011:156. Hipotesis nol H0 yang akan diuji adalah apakah semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: H0 : b1 = b2 = ... = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif Ha adalah tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ bk ≠ 0 Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus : Dimana : R = Koefisien kolerasi ganda K = Jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Sedangkan kriteria pengujiannya adalah :  Apabila F hitung ≥ pada F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.  Apabila F hitung ≤ pada F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk menggambarkan daerah penerimaan atau penolakan maka menggunakan hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan criteria : a Tolak ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. F hitung = − − − b Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. c Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ 0,05.

b. Uji Statistik t Uji Parsial

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial. Adapun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut : H0 : bi = 0 Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel dependen terhadap variabel independen. Ha : bi 0 atau Ha 0 Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel dependen terhadap variabel independen. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus : jika t hitung t tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. jika t hitung t tabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak. Untuk menggambarkan daerah penerimaan atau penolakan maka menggunakan Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : a Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. t hitung = � b Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. c t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan d t tabel; dicari didalam tabel distribusi t student dengan ketentuan. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO dan Loan To Deposit Ratio LDR terhadap Return On Assets ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014, maka dapat disimpulkan bahwa : 1 Pada tahun 2012 PT Bank Bukopin Tbk mengalami penurunan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO yang diikuti dengan penurunan Return On Assets ROA dari tahun sebelumnya. Hal ini bertolak belakang dengan teori yang menyebutkan bahwa pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO berbanding terbalik terhadap Return On Assets ROA. Dan berdasarkan hasil pengujian koefisien Korelasi terdapat hubungan yang kuat antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO dengan Return On Assets ROA. Dan besar pengaruh dari hasil pengujian Koefisien Determinasi diperoleh bahwa sebagian dari besarnya Return On Assets ROA dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO. Hal ini lah yang menjawab fenomena pada tahun 2012 PT Bank Bukopin Tbk dimana penurunan Return On Assets ROA dipengaruhi oleh faktor lain di luar besarnya rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO. Serta dari hasil pengujian hipotesis Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO terhadap Return On Assets ROA diperoleh Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO terhadap Return On Assets ROA. 2 Loan To Deposit Ratio LDR memiliki pengaruh positif terhadap Return On Assets ROA. Dari hasil penelitian ini menjawab fenomena yang terjadi pada PT Bank Central Asia Tbk di tahun 2012 dimana Return On Assets ROA mengalami penurunan yang tidak diikuti rasio Loan To Deposit Ratio LDR ditahun yang sama. Penurunan Return On Assets ROA dipengaruhi oleh faktor lain di luar rasio Loan To Deposit Ratio LDR yang diperoleh dari hasil pengujian Koefisien Determinasi bahwa Loan To Deposit Ratio LDR mempengaruhi sebagian dari besarnya Return On Assets ROA, sisanya dipengaruhi faktor lain. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Operasional Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu: 1 Sebagai faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap Return On Assets ROA hendaknya pihak manajemen bank dapat menjaga stabilitas antara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh LDR(Loan To Deposit Ratio),NPL(Non Perfoming Loan), ROE (Retrn On Eqity),IML(Instert Margin On Loan) Dan BOPO (Biaya Operasional Terhdap Pendapatan Operasinal ) Terhadap Kecupan Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

2 35 119

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Rasio Biaya Operasional Pendapatan operasional (BOPO) Terhadap return on asset (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan

0 3 16