Tinjauan Umum Semiotika KAJIAN TEORI

14 Karena mendengar bunyi cicak yang ada dihadapannya. Tanda-tanda yang dihasilkan oleh hewan seperti ini menjadi perhatian orang yang bererak dalam bidang semiotik faunal. d. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun-temurun dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga merupakan sebuah sistem, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang lain. e. Semiotik naratif,yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan folklore. Mitos dan cerita lisan, ada di antaranya yang memiliki nilai kultural yang tinggi. f. Semiotik natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia seperti banjir atau tanah longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam. g. Semiotik normatif , yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu lalu lintas. 15 h. Semiotik sosial , yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan kata lain semiotik sosial menelah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa. i. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. Dalam perkembangannya, semiotika memiliki beberapa tokoh yang terkenal, diantaranya adalah Ferdinand de Saussure 1857-1913.Saussure adalah seorang ahli bahasa Swiss yang mengemukakan pandangan bahwa linguistik hendaknya menjadi bagian suatu ilmu pengetahuan umum tentang tanda, yang disebutnya semiologi.Kemudian ada seorang filsuf Amerika, Charles Sanders Peirce 1839-1914.Teori Peirce menjadi Grand Theorydalam semiotik.Gagasan yang bersifat menyeluruh, deskripsistruktural dari semua sistem penandaan.Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. 5 2. Konsep Semiotika Charles Sanders Peirce Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada tahun 1839.Ayahnya, Benyamin adalah seorang profesor matematika pada Universitas Harvard.Peirce berkembang pesat dalam pendidikannya di Harvard. Pada tahun 1859 dia menerima gelar BA, kemudian pada tahun 1862 5 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, h. 96-97 16 dan 1863 secara berturut-turut ia menerima gelar M.A dan B.Sc dari Universitas Harvard 6 Charles Sanders Peirce memiliki teori segi tiga makna triangle meaningyang terdiri atas sign tanda atau representamen, object objek, dan interpretant interpretan.Sebuah tanda atau representamen representamen, menurut Chales S. Peirce adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretan interpretant dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada Object tertentu. Dengan demikian, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triadik langsung dengan interpretan dan objeknya.Apa yang disebut sebagai proses simiosis merupakan suatu proses yang memadukan entitas yang disebut sebagai representamen tadi dengan entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses simiosis ini sering disebut sebagai signifikasi signification . 7 Interpretant Representamen Object . Jadi, yang dikupas teori segi tiga makna ini adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. 6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011, h.13 7 Kris Budiman, “Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas”, Yogyakarta: Jalasutra, 2011, h. 17-18 17 3. Tipologi Tanda Versi Charles Sanders Peirce Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Peirce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Peirce membedakan tipe-tipe tanda menjadi :Ikonicon,Indeksindex dan Simbolsymbol yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan objeknya 8 a. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu mudah dikenal oleh para pemakaiannya. Di dalam ikon, hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contoh: sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena ‘menggambarkan’ bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya. Gambar rambu terpampang tebing yang sedang runtuh atau longsor yang dapat membahayakan pengguna jalan, jelas tanda ini bersifat ikonik karena ia “meniru” atau menggambarkan dengan objek yang diacunya. . Rambu Tanah Longsor Gambar 2.1 9 8 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 20-23 9 Sumber gambar dari http:sdmuhcc.netelearningmodforumdiscuss.php?d=2088parent=2513, diakses pada tanggal 15 Mei 2013 18 b. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkrit, aktual, dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal mengisyaratkan. Contoh: jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, indeks dari kehadiran seseorang atau binatang yang telah dilewat disana. Ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang tamu di rumah kita. c. Simbol adalah jenis tanda yang bersifat arbitrer dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat yang sudah lazim digunakan. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tidak sedikit dari rambu lalu lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana ini. Rambu ini menyatakan larangan berputar arah bagi semua kendaraan. Rambu Dilarang Berputar Gambar 2.2 10 10 Sumber gambar darihttp:pixabay.comensign-one-symbol-signs-symbols-26528, diakses pada tanggal 15 Mei 2013 19 Jenis Tanda dan Cara Kerja Ikon, Indeks dan Simbol Gambar 2.1 11 Jenis Tanda Ditandai dengan Contoh Proses Kerja Ikon -persamaan kesamaan -kemiripan gambar, foto, dan patung -dilihat Indeks -hubungan sebab akibat -keterkaitan -asap---api -gejala---penyakit -diperkirakan Simbol -konvensi atau -kesepakatan social -kata-kata -isyarat -dipelajari Dari sudut pandang Peirce, proses signifikasi bisa saja menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagidan seterusnya.

B. Tinjauan Umum Kepedulian

1. Pengertian Kepedulian Kata pedulidalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Sedangkan kepedulian berarti sikap mengindahkan.Jadi kepedulian sosial menurut Kamus Besar Bahasa 11 Kris Budiman, “Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas”, Yogyakarta: Jalasutra, 2011, h.14 dimodifikasi dari karya Berger, Arthur Asa, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2000, h. 14 20 Indonesia adalah sikap mengindahan sesuatu yang terjadi di masyarakat 12 . Menaruh peduli berarti menaruh perhatian atau menghiraukan sesuatu. Kepedulian berarti memerhatikan sesuatu 13 . Sikap peduli adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang dihadapi orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan orang lain. Sikap peduli adalah sikap kesediaan untuk memberi solusi terhadap persoalan masyarakat.Agar masyarakat dapat mau berdonasi, agar masyarakat mau menyumbang, agar masyarakat memilih kerelawanan sehingga mau membantu kesulitan saudara-saudara kita. Peduli adalah sikap untuk memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, selalu tergerak membantu kesulitan manusia lainnya. Sikap peduli adalah sikap untuk berusaha membangkitkan kemandirian yang ada di masyarakat 14 Dalam Islam sendiri disebutkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Dimana mereka harus menjalin hubungan bermasyarakat dengan baik. Saling membantu dan gotong royong jika salah satu diantaranya mengalami kesulitan. Tidak hanya itu, kita juga harus mempedulikan mereka yang kurang mampu dalam urusan dunia. Mengeluarkan sedekah untuk mereka dengan rasa ikhlas tanpa mengharap imbalan dan ingin dipuji merupakan perbuatan baik . 12 http:kbbi.web.idpeduli, diakses pada tanggal 11 Januari 2015 13 H. Darsono-Ibrahim, PemahamanAl-Qur’an dan Hadist, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009, h. 25 14 http:oase.kompas.comread2010082401134533Peduli.Adalah, diakses pada tanggal 12 Juni 2013 21 sebagai dasar kepedulian. Beban mereka juga akan terasa berkurang. Menolong mereka semata-mata hanya karena Allah SWT 15 2. Jenis-jenis Kepedulian Sosial . Kepedulian sosial dibagi menjadi 3, yaitu 16 a. Kepedulian yang berlangsung saat suka maupun duka : Kepedulian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh orang lain. b. Kepedulian pribadi dan bersama Kepedulian bersifat pribadi, namun ada kalanya kepedulian itu dilakukan bersama. Cara ini penting apabila bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau berlangsung secara berkelanjutan. c. Kepedulian yang sering lebih mendesak Kepedulian akan kepentingan bersama merupakan hal yang sering mendesak untuk kita lakukan. Caranya dengan melakukan sesuatu atau justru menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu demi kepentingan bersama. Menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain adalah sebuah kebaikan, hal ini bisa diwujudkan dengan saling peduli. Seperti peduli terhadap anak-anak jalanan. Mereka juga membutuhkan pendidikan dan kehidupan yang layak seperti anak-anak yang lain. Hanya saja mereka kurang 15 http:edukasi.kompasiana.com20121219peduli-sesama-sebagai-bentuk-keimanan- 517421.html, diakses pada tanggal 10 Februari 2013 16 http:dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.idartikel_detail-104726-EtikadanKepribadian- KepedulianSosial.html, diakses pada tanggal 11 Januari 2015