Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dalam Islam, wujud berbagi itu bisa berupa sedekah dan zakat. Jika bersedekah itu bersifat anjuran, sedangkan zakat itu wajib sebagai tanda menyucikan hartanya. Berbagi harus dilandasi dengan keikhlasan untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Tak boleh ada keberatan dalam hati saat menyalurkan pemberian tersebut, kecuali hanya mengharap ridha Allah semata. Jika yang diutamakan adalah hal demikian, maka Allah SWT telah menjanjikan pahala yang berlipat ganda. 5 Sebagai bentuk apresiasi didunia perfilman, film Rumah Tanpa Jendelatelah meraih beberapa penghargaan, di antaranya yaitu Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia 2011, menjadi Unggulan dalam kategori Penata Musik Terbaik di Festival Film Indonesia 2011. Seperti dalam firman Allah SWT: “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir dan setiap butir membuahkan lagi 100 biji. Allah melipat gandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki-Nya.Allah Maha Luas karunia-Nya dan lagi Maha Mengetahui.” Q.S. Al-Baqarah: 261. Dari gagasan diatas, baiknya perfilman di Indonesia lebih sering mengangkat tema tentang peduli sesama seperti film “Rumah Tanpa Jendela”. 6 Film ini diadaptasi dari cerpen karya Asma Nadia . Film ini penting untuk diteliti karena film ini bisa menjadi motivator dan inspirasi bagi anak jalanan dalam berjuang hidup dalam kerasnya arus globalisasi. Film ini juga 5 http:www.w-islam.com201211314islam-itu-peduli-sesama, diakses pada tanggal 8 Februari 2013 6 http:filmindonesia.or.idmovietitlelf-r017-11-253275_rumah-tanpa-jendelaaward, diakses pada tanggal 8 Februari 2013 mengingatkan kepada kita untuk peduli dengan lingkungan sekitar dengan saling berbagi. Seperti firman Allah SWT yang terkandung dalam surat Al- Ma’un ayat 1-3, yang artinya: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” Q.S. Al-Ma’un: 1-3 Allah menyebutkan bahwa para pendusta agama adalah orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim, dan mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin. Maka setiap Muslim hendaknya memiliki sifat peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Semiotika Kepedulian terhadap Anak Jalanan dalam Film Rumah Tanpa Jendela ”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan oleh Peneliti di atas, maka Peneliti membatasi penelitian pada adegan-adegan dalam film Rumah Tanpa Jendela yang memiliki pesan moral dan simbol untuk mewakili tentang Kepedulian. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol dalam film Rumah Tanpa Jendela? 2. BagaimanaKepedulian terhadap Anak Jalanan dalam Film Rumah Tanpa Jendela ditinjau dari segi tiga makna triangle meaning Charles Sander Peirce?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui makna ikon, indeks, dan simbol dalam Film Rumah Tanpa Jendela. b. Mengetahui bagaimana Kepedulian terhadap Anak Jalanan dalam Film Rumah Tanpa Jendela. 2. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini: a. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi yang positif dalam berbagai analisis studi tentang komunikasi, khususnya analisis semiotika pada film.Serta menjadi tambahan referensi bahan pustaka. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi para akademisi yang mengambil bidang komunikasi, khususnya yang berminat di dunia perfiilman.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah terlebih dahulu melakukan tinjauan pustakayang berkaitan dengan “Analisis SemiotikaKepedulian terhadap Anak Jalanan dalam Film Rumah Tanpa Jendela”, diantaranya: Kajian mengenai Rumah Tanpa Jendela telah dilakukan oleh beberapa orang dengan beberapa bentuk karya ilmiah.Salah satunya adalah Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastrayang berjudul “Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Kajian Sosiologi Sastra, Resepsi Pembaca dan Nilai Pendidikan” yang disusun oleh Herlina, Herman J Waluyo, Nugraheni Eko mahasiswa Pascasarjana UNS tahun 2013. Jurnal ini membahas tentang latar belakang sosial budaya masyarakat pinggiran dalam Novel Rumah Tanpa Jendela, pengaruh latar belakang sosial pengarang terhadap proses penciptaan novel, resepsi pembaca novel, dan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel.Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pembaca novel tersebut ditemukan bahwa novel karya Asma Nadia ini membawa pengaruh baik bagi pembacanya.Latar belakang sosial budaya dalam novel ini dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, perilaku serta pendidikan dan keadaan ekonomi pengarang yang sangat sederhana.Nilai moral dan pendidikan yang terkandung dalam novel ini adalah agar selalu senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dan selalu ergotong royong, peduli dengan sesama. 7 Selain itu, ada pula penelitian yang berjudul “Analisis Struktural Dan Kajian Religiusitas Tokoh Dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia” yang disusun oleh Kusumaning Dwi Susanti, mahasiswi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro tahun 2013. Jurnal skipsi ini mengungkap kaitan antarunsur struktur dan unsur religiusitas dalam karya sastra.Dalam penelitian ini, dijelaskan keseluruhan struktur novel, mulai dari penokohan, alur dan latar.Serta unsur religiusitas yang saling berkaitan.Nilai religiusitas yang disuguhkan dalam Novel RTJ ini adalah seseorang dipandang sebagai manusia religius itu tidak hanya terbatas dengan teori agama yang diketahui saja, melainkan dengan tingkah laku baik yang menandakan bahwa orang itu berlaku religius.Manusia diciptakan oleh Tuhan bukan untuk memahami teori keagamaan saja tetapi untuk bisa menerapkan ajaran agama yang diterimanya dalam masyarakat. Seseorang yang tidak mengaku beragama apapun tetapi ia mempercayai Tuhan dan menerapkan prinsip kebenaran di lingkungan sekitarnya, maka ia bisa dikatakan berlaku religius. 8 Kemudian ada penelitian sejenis mengenai kajian semiotika, salah satunya adalah skrispsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film Animasi Upin dan Ipin” yang disusun oleh Akhmad Bayhaki, mahasiswa KOmunkasi dan 7 Herlina, Herman J. Waluyo, Nugraheni Eko, “Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia: Kajian Sosiologi Sastra, Resepsi Pembaca dan Nilai Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Pascasarjana UNS, 2013 8 Kusumaning Dwi Susanti, “Analisis Struktural Dan Kajian Religiusitas Tokoh Dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia”, Jurnal Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang, 2013