Tinjauan Umum Film Tinjauan Umum Kepedulian

25 BFI. Bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta ke Jakarta, BFI pun pindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara yang pada akhirnya berganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional. 23 3. Fungsi Film Film bertujuan untuk memberikan hiburan kepada publik.Akan tetapi, dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. 24 4. Jenis-jenis Film Film dapat dikelompokan pada beberapa jenis, yaitu film cerita, film, berita, film dokumenter dan film kartun. 25 a. Film Cerita Film cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan didistribusikan sebagai barang dagangan bisnis.Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan cerita nyata yang dikemas secara menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya.Film cerita merupakan karya yang terstruktur dalam tiga tahap.Pertama adalah tahap pra-produksi merupakan 23 Elvinaro Ardianto, dkk.,KomunikasiMassa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 144-145 24 Elvinaro Ardianto, dkk.,KomunikasiMassa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, h. 145 25 Elvinaro Ardianto, dkk.,KomunikasiMassa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, h. 148-149 26 periode ketika skenario diperoleh.Skenario bisa berupa adaptasi dari novel atau cerita pendek atau memang certa yang sengaja dibuat untuk keperluan pembuatan film.Kedua adalah tahap produksi yaitu masa berlangsungnya pembuatan film berdasarkan skenario. Terakhir adalah tahap post-produksi, yaitu proses editing, dimana ketika bagian film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai dengan urutan cerita yang kemudian disusun menjadi satu 26 Film cerita merupakan film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita yang harus mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. . 27 b. Film Berita Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi.Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita. Sebenarnya, jika dibandingkan dengan media lainnya seperti surat kabar dan radio, sifat newsyfact-nya film berita tidak ada. Sebab suatu berita harus aktual, sedangkan berita yang disajikan oleh film berita tidak pernah aktual karena proses pembuatannya yang cukup lama. Akan tetapi dengan adanya televisi yang juga sifatnya auditif visual seperti film, maka berita yang difilmkan dapat disajikan kepada publik melalui 26 Marcel Danesi, Pengantar Memahami: Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 134 27 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, h. 212 27 televisi lebih cepat.Film berita sudah tua usianya, lebih tua daripada film cerita.Bahkan, film cerita yang pertama dipertunjukan kepada publik kebanyakan berdasarkan film berita. 28 c. Film Dokumenter Film dokumenter didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan” creative treatment of activity.Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pibadi pembuatnya mengenai kenyataan tersebut. d. Film Kartun Gagasan film kartun tercipta adalah dari para seniman lukis.Ditemukannya cinematography telah menimbulkan gagasan kepada mereka untuk menghidupkan gambar-gambar yang mereka buat. Dan gambar-gambar itu bias menimbulkan hal yang lucu dan menarik. Tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi ajaib, dapat terbang, menghilang, menjadi besar, kecil secara tiba-tiba dan lain-lain.Rangkaian lukisan atau gambar tersebut dirangkai setiap detiknya dan diputar dalam proyektor film. 29 28 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, h. 212 29 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, h.216 28 5. Teknik Pengambilan Gambar Dalam film, teknik pengambilan gambar sangatlah diperhatikan karena setiap sudut pengambilan gambar memiliki makna masing-masing.Hal ini berpengaruh terhadap tanda-tanda atau simbol yang ingin disampaikan dalam film.Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, yaitu: 1. Camera angle sudut pengambilan gambar, yakni posisi kamera pada saat pengambilan gambar. Masing-masing angle punya makna tertentu. 2. Frame size ukuran gambar, yakni ukuran shot untuk memperlihatkan situasi objek bersangkutan. 3. Gerakan kamera, yakni posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan diam. 4. Gerakan objek, yakni posisi kamera diam, sementara objek bidikan bergerak. 5. Komposisi, yakni seni menempatkan gambar pada posisi yang baik dan enak dilihat. Berikut mengenai camera angle dan frame size: 1. Camera Angle Dalam urusan sudut pengambilan gambar dibagi menjadi lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing mmpunyai fungsi yang berbeda sehingga karakter dan pesan yang terkandung dalam setiap shot akan berbeda pula. 29 b. Bird Eye View Suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang direkam.Tujuan sudut pengambilan gambar ini adalah untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah dan tak berdaya. c. High Angle Pengambilan gambar dari atas objek.Selama kamera berada diatas objek maka sudah dianggap high angle. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah kesan lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan. d. Low Angle Sudut ini membangun kesan berkuasa, baik dalam sosial maupun ekonomi, politik, sosial, dan lainnya.Seseorang yang ditampilkan dengan sudut iniakan mempunyai kesan dominan. e. Eye Level Teknk pengambilan gambar yang sejajar dengan objek.Sudut pengambilan gambar ini standar digunakan. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri sejajar atau yang mempunyai 30 ketinggian tubuh yang sama dengan objek. Sudut pengambilan ini tidak mengandung kesan tertentu.Meskipun demikian, dalam sudut ini tetap harus diperhatikan aspek komposisinya. f. Frog Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar kedudukan objek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar kedudukan objek.Sudut pengambilan ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan suatu pemandangan yang aneh, ganjil, atau sesuatu yang menarik tetapi dambil dengan variasi tidak biasa. Itulah kelima camera angle yang harus dikuasai. Setiap sudut pengambilan mempunyai fungsi dan maksud yang berbeda sehingga hasilnya lebih variatif. 30 2. Frame Size Frame size akan menjadi kekuatan sebuah gambar. Berikut macam- macam frame size 31 30 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 120-124 31 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, h. 124-128 : 31 a. Extreme Close-up ECU Memiliki ukuran sangat dekat sekali, misalnya hidungnya, matanya atau telinganya saja. Berfungsi menunjukan detail suatu objek. b. Big Close-up BCU Memiliki ukuran dari batas kepala hingga dagu objek.Untuk menonjolkan objek dan menimbulkan ekspresi tertentu. c. Close-up CU Memiliki ukuran dari batas kepala sampai leher bagian bawah.Untuk memberi gambaran objek secara jelas. d. Medium Close-up MCU Memiliki ukuran dari batas kepala hingga dada atas.Berfungsi menegaskan profil seseorang. e. Mid Shot MS Memiliki ukuran dari batas kepala sampai pinggang perut bagian bawah.Untuk memperlihatkan seseorang dengan sosoknya. f. Knee Shot KS Memiliki ukuran dari batas kepala hingga lutut. Untuk memperlihatkan sosok objek sama dengan MS. g. Full Shot FS Memiliki ukuran dari batas kepala hingga kaki.Berfungsi untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar. 32 h. Long Shot LS Memiliki ukuran objek penuh dengan latar belakangnya.Dan berfungsi untuk memperlihatkan objek dengan latar belakangnya. i. One Shot 1S Memiliki ukuran dengan pengambilan gambar satu objek. Dan berfungsi untuk memperlihatkan seseorang dalam frame. j. Two Shot 2S Memiliki ukuran dengan pengambilan gambar dua objek.Memiliki fungsi untuk adegan dua objek sedang berinteraksi. k. Three Shot 3S Memiliki ukuran dengan pengambilan gambar tiga objek.Berfungsi untuk menunjukan tiga orang berinteraksi. l. Group Shot GS Memiliki ukuran dengan pengambilan gambar dengan memperlihatkan objek lebih dari tiga orang.

5. Film Sebagai Media Dakwah

Dalam perkembangannya, film menjadi salah satu media yang efektif untuk menyampaikan pesan.Sedangkan dakwah sangat erat kaitannya dengan pesan yang disampaikan.Dakwah memiliki beberapa unsur, yang salah satunya adalah metode dan media dakwah.Menurut Wardi Bachtiar metode adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan 33 pesan dakwahnya.Sedangkan media adalah alat yang dipakai untuk menunjang metode tersebut. Adapun secara aplikatif, dakwah dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metode termasuk juga media yang digunakan. Dakwah bisa dengan kekuasaan bil-Quwah, dengan lisan bil-Lisan, tulisan bil-Qalam, perbuatan bil-Hal, dengan menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik, tergantung pada selera, kemampuan dan kebutuhan akan suksesnya kegiatan dakwah itu sendiri. Definisi singkat dakwah adalah mengajak orang lain kepada kebaikan sesuai dengan perintah Allah. Dalam berdakwah, semestinya dapat berdialog dengan kebudayaan modern secara aktif mengisinya dengan substansi dan nuansa-nuansa Islami.Namun, hal ini hanya bisa dilakukan bila kita memahami arus globalisasi secara benar dan tidak tertinggal dengan informasi-informasi aktual dari mancanegara. Seperti yang dikatakan futurology John Naisbitt: “We are moving toward the capability to communicate anything to anyone, anywhere, anyform-voice, data, textor imae at the speed of light”. 32 Kata kunci untuk mengantisipasi perubahan kini dan mendatang adalah informasi dan ilmu pengetahuan.Pada era globalisasi sekarang ini, tentu banyak yang harus dibenahi tentang aktivitas dakwah, termasuk penggunaan Kita sedang bergerak ke arah kemampuan berkomunikasi apa saja kepada siapa pun, dimana pun, berbentuk apa pun baik itu suara, data, tulisan atau gambar citra dengan menggunakan kecepatan suara. 32 Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan Abad XXI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, h. 65-66 34 berbagai dimensi untuk keperluan dakwah.Salah satunya dengan media mutakhir seperti film. 33 Dakwah melalui film akan lebih mudah diterima karena media yang digunakan adalah media audiovisual. Di samping secara verbal, pesan dakwah juga didukung oleh visualisasi gambar yang memiliki efek yang sangat kuat.Film merupakan karya seni peran yang bersifat imajinatif untuk menggambarkan suatu objek atau sebuah realitas khidupan dan mnegandung misi atau tujuan tertentu ari pihak yang memproduksi. 34 33 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008, h. xii 34 Zaenal Arifin, Dakwah Melalui Film dan Sinetron, h. 93-94