PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN PENUTUP METODELOGI PENELITIAN

4. Bagi Masyarakat, dapat menilai tentang kredibilitas kinerja perusahaan dengan mudah.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam skripsi ini, maka sistematika penulisannya dibagi menjadi 5 lima bab, dari tiap-tiap sub bab yang rinciannya sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai pendahuluan dari skripsi, maka bab ini merupakan pengantar untuk memasuki bab-bab selanjutnya. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini membahas tentang teori –teori yang berkaitan dengan pokok penelitian dengantujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan penelitian, sekaligus sebagai pengantar dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai tata cara atau metode untuk mengolah data penelitian yang telah diperoleh dengan menggunakan berbagai cara atau metode yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan suatu hasil seperti yang diharapkan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang hasil temuan – temuan dilapangan yang kemudian dianalisi menggunaklan metode deskriptif.

BAB V PENUTUP

Sebagai akhir dari pemaparan skripsi ini, maka pada bab ini penulis menyampaikan inti dari penelitian yang berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh dari hasil penelitian dilapangan, sedangkan saran-saran yang penulis berikan bertujuan untuk kemajuan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen secara etimologi berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis menagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. 5 Menurut Thomas Sumarsan, manajemen diartikan sebgai seni dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuansasaran kinerja. 6 Manajemen belum memiliki arti yang universal, Mary Parker Follet misalnya mengartikan bahwa manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorag manajer mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. 5 http:herugan.compengertian-defenisi-dan-fungsi-fungsi-manajemen , dikutip pada 11 maret 2014, pukul 22.37 6 Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT. Indeks, 2013 ed. 2, h.2. Secara umum manajemen juga sebagai sebuah disiplin ilmu melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. 7 Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik, diantaranya adalah :  Sebuah proses atau seni dari aktivitas yang berkelanjutan dan berhubungan.  Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan organisasi.  Mendapatkan hasil dengan bekrja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi. 2. Unsur – Unsur Manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana tools. Menurut George R. Terry mengatakan ada 6 sumber daya pokok dari manajemen yang dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets. 8 a. Man SDM Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk. 7 http:mobelos.blogspot.com201312pengertian-manajemen-definisi-manajemen.html , dikutip pada : 11 Maret 2014, pukul 23.00 8 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasindo, h.6 b.Money uang Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat tools yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. c. Materials bahan Materi terdiri dari bahan setengah jadi raw material dan bahan jadi.Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahanmateri-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. d.Machines mesin Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. e. Methods metode. Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. f. Market pasar Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli kemampuan konsumen. Unsur- unsur manajemen menjadi sangat penting atau mutlak dalam manajemen karena sebagai penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan. 3. Fungsi – Fungsi Manajemen Untuk mengarahkan sekelompok manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan karakter yang berbeda, seorang manajer harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mewujudkan tujuan organisasi.Diantara para ahli tidak ada kesatuan pendapat mengenai fungsi manajemen. 9 Namun enam ahli manajemen mengungkapkan fungsi manajemen yang sama, yaitu planning, organizing, actuating dan controling. 10 a. Planning Perencanaan adalah merinci tujuan yang akan dicapai dan memutuskan diawall tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas perencanaan meliputi menganalisa situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran, menentukan jenis aktivitas yang akan dilakukan perusahaan, memilih strategi korporat bisnis dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Organizing Perorganisasian adalah mengumpulakan dan menkordinasikan manusia, keuangan dan sumber lainnya yang diperlukan. c. Actuating 9 Alam S., Ekonomi 3, Jakarta:PT. Gelora Askara Pratama 2007, h. 132. 10 Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell, Manajemen, Terjemahan Chriswan Sungkono dan Ali Akbar Yulianto, Jakarta:Salemba Empat 2008, h.21 d. Controling Pengendalian yaitu memantau kinerja dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan. Istilah pengendalian dalam akuntansi didefinisikan sebagai hubungan antara prosedur dan sistem yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan. 11 Fungsi ini bertujuan untuk mendeteksi potensi adanya penyimpangan atau kelemahan yang terjadi sebagai umpan balik bagi manajemen dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaannya. 12 B. Penilaian Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. 13 Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. 14 Dari pandangan manajemen umum, kinerja dinilai berdasarkan 3 kriteria, yaitu kinerja administratif, kinerja opperasional dan kinerja strategik. 11 Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT. Indeks, 2013 ed. 2, h.3. 12 Ibid., h.2 13 Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kinerja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, Jurnal Ekonomi Islam La_Riba Vol. III No.2, Desember 2009, h. 171. 14 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta:PT Bumi Aksara,2006, cet.1, h.121 Menurut Siegal, dalam Cahyo 2009 penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment.Sedangkan kinerja perusahan merupakan suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan adalah suatu proses atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan berdasarkan standar tertentu. 15 Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan tugas atau peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, pengukuran kinerja dalam subuah perusahaan merupakan suatu proses umpan balik yang menyediakan informasi tentang seberapa baik kesesuaian suatu tindakan dengan rencana yang dibuat sebelumnya. Jadi, pengertian kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan secara strategik dan sistematik dalam melakukan evaluasi hasil- hasil dari suatu aktivitas yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil yang didapat apakah telah sesuai dengan tujuan perusahaan atau malah sebaliknya. 15 Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kineja Perbankan Syariah dengan Metode Balance Scorecard, h. 172. 2. Tujuan Pengukuran Kinerja Menurut Mulyadi, tujuan pokok pengukuran kinerja yaitu untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang dinginkan. 16 Ada Berbagai metode penilaian kinerja selama ini, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir semua perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan.Disini menunjukan manajemen cenderung hanya ingin memuaskan shareholders, dan kurang memperhatikan kepentingan stakeholders. Sistem penilaian kinerja yang efekif sebaiknya mengandung indikator kinerja, yaitu : 1 memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan pada persfektif pelanggan, 2 menilai setiap aktivitas dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan pelanggan, 3 memperhatikan semua aspek aktivitas kinerja secara komprehensif yang mempengsruhi pelanggan, dan 4 menyediakan informasi berupa umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan. Menurut Tangen dalam Wayan sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sekumpulan kinerja yang menyediakan perusahaan dengan informasi yang berguna, sehingga membantu mengelola, mengontrol, merencanakan dan 16 Mulyadi, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Jakarta : Salemba Empat, 2001, h. 416 melaksanakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.Dengan adanya pengukuran kinerja maka perusahaan diharapkan mampu bertahan dan mengikuti persaingan dan perkembangan yang ada. Sistem pengukuran kinerja dikelompokan menjadi tiga sistem, yaitu : 1. Kelompok “Fully Integrated”, merupakan sistem pengukuran kinerja yang paling baik advance, karena sistem ini mampu menjelaskan hubungan kausal yang melintasi organisasi. Kebutuhan dari seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dipertimbangkan. Database dan sistem pelaporan harus terintegrasi satu dengan yang lainnya. 2. Kelompok “Balanced”, sistem ini mampu melihat kinerja dari pandangan yang multidimensi, dari persfektif dan horizon waktu yang berbeda. Sistem ini mendukung inovasi dan pembelajaran serta berorientasi pada pelanggan. Tujuannya adalah lebih kepada memperbaiki dibandingkan dengan memonitornya. 3. Kelompok “Mostly Financial”, kelompok ini merepresentasikan sistem pengukuran kinerja tradisional, seperti ROI, aliran kas dan produktifitas pekerja. Sistem ini berorientasi pada profit dan optimasi berdasarkan efisiensi biaya dan pada umumnya hasilnya berorientasi jangka pendek. 17 Pengukuran kinerja memperhatikan suatu hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah dicapai 17 Wayan Adhitya Nugroho, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta, Tahun 2013. h. 10-11. perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Untuk menjaga agar perusahan dapat tetap bertahan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif maka di[erlukan suatu pengukuran kinerja yang merupakan alat manajemen dalam mengevaluasi kerjanya untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang ditetapkan. Pengukuran kinerja yang ada harus dapat menggabungkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang perusahaan.Sehingga, perusahaan memiliki pengukuran kinerja yang mampu mendorong perusahaan menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan. 3. Manfaat Pengukuran Kinerja Menurut Mulyadi dalam Akuntansi Manajemen dikatakan, Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan seperti : promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawn untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan

C. Balance Scorecard

Pada era yang kompleksini, perusahaanakan terus berkembang dan bertahan hidup harus menyediakan produk, baik barang maupun jasa yang berorientasi pada pelanggan dengan meningkatkan mutu produk dan pelayanan terus menerus. Namun, masih banyak perusahaan yang menggunakan alat ukur tradisional yaitu analisis keuangan sebagai alat pengukur kinerja, sedangkan untuk menciptakan produk yang berorientasi pada pelanggan diperlukan alat ukur lain selain aspek keuangan. 18 1. Sejarah Singkat Balance Scorecard Pada awalnya, Balance Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek keuangan.Selanjutnya, Balance Scorecard mengalami perkembangan pada implementasinya, tidak hanya sebagai alat ukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. 19 Konsep Balance Scorecard merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh David Norton CEO pada Nolan Norton Institute 1990, CEO pada Renaissance Solution, Inc. dan Robert Kaplan Harvard Business School. Balance Scorecard 18 Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT. Indeks, h. 219. 19 Mulyadi, Balance Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan, h.2 Pemantauan adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara luas baik dalam organisasi laba maupun organisasi nirlaba. 20 Gambaran singkat mengenai sejarah awal balance scorecard digunakan dalam organisasi dapat dilihat dari gambar sebagai berikut : Gambar 1 2 Sumber: Mulyadi,2001. Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan perusahaan. 20 Thomas Sumarsan, h. 219 Perumusan Strategi Perencanaan Strategik Penyususnan Program Penyusunan Anggaran Tahap awal perkembangan 1990-1992 sebagai pengukuran kinerja komprehensif Implementasi 2. Definisi Balance Scorecard Balance Scorecard terdiri atas dua kata, yaitu balance yang secara harfiah berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor.Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak diwujudkannya. Sementara itu, pengertian balanced adalah kinerja seseorang atau kelompok tertentu alan diukur secara berimbang baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan, dan antara persfektif proses dan orang. 21 Balance scorecard merupakan pendekatan baru terhadap manajemen yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh david Norton dan Robert Kaplan. Balance Scorecard mengambil strategi organisasi, memisahkannya kedalam tujuan-tujuan yang dapat dihitung, dan kemudian mengukur apakah tujuan tersebut bisa tercapai. 22 Robeth S. Kaplan dan David P. Norton mendefinisikan Balance Scorecard adalah suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan seperangkat ukuran finansial kerjamasa lalu dengan ukuran kinerja masa depan. Yang diukur dari 21 Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, h. 22 Walling, Edward Russell, 50 Terobosan Manajemen Yang Perlu Anda Ketahui, Terjemahan Dedes Ekarini, Jakarta, Erlangga, 2010 h.8. empat persfektif, yaitu persfektif keuangan, persfektif pelanggan, persfektifi internal bisnis dan persfektif pembelajaran dan pertumbuhan. 23 Balance Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara luas baik dalam organisasi yang berorientasi laba maupun nirlaba dalam menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan mengawasi kinerja sesuai tujuan strategi perusahaan. 24 Konsep Balance Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan pengimplementasikan konsep tersebut.Balance Scorecard telah mengalami evolusi perkembangan : 1 Balance Scorecard sebagai Perbaikan atas sistem pengukuran kinerja eksekutif, 2 Balance Scorecard sebagai rerangka perencanaan strategik, dan 3 Balance Scorecard sebagai basis sistem terpadu pengelolaan kinerja personel. 25 3. Keunggulan dan Kelemahan Balance Scorecard Pengukuran kinerja dengan metode balance scorecard memiliki beberapa keunggulan jika dibanding dengan pengukuran kinerja dengan sistem tradisional yang hanya berfokus pada sasaran-sasaran yang bersifat pada 23 Robeth S. Kaplan dan David P. Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan : Pasla Yosi Peter R,. h. 16. 24 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Jakarta : PT. Indeks, 2013 ed. 2, h.219. 25 Mulyadi, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta : Salmenba Empat, 2007. h. 312 persfektif keuangan saja, sedangkanbalance scorecard mencakup persfektif yang lebih luas: keuangan, pelanggan, proses bisnis dan intern serta permbelajaran dan pertumbuhan. Dalam bukunya Suwardi, bahwa pengukuran kinerja dengan balance scorecard mempunyai beberapa kelebihan 26 , yaitu : a. Strategik. Balance scorecard tidak hanya menuntut personel untuk merumuskan sasaran yang bersifat strategik dalam tahap perencanaan strategik, tetapi juga untuk mencari inisiatif-inisiatif strategik dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan. b. Komprehensif. Balance scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga pada aspek kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek kostumer, inovasi dan market development merupakan fokus pengukuran integral. Keempat persfektif ini menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba pada pengukuran internal seperti produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuran tersebut untuk mendorong manajer untuk mencapai tujuan perusahaan. 26 Suwardi Luis dan Prima A. Bromo, Step by Step in Casading Balance Scorecard, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008 h.48. c. Koheren. Didalam menghasilkan perencanaan strategik diantara berbagai sasaran diperlukannya suatu personel untuk membangun hubungan sebab akibat casual relationship. Koheren berarti adanya hubungan sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem perumusan straegik dengan keluaran sistem perencanaan strategik. Sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi, tujuan dan strategi yang dihasilkan perumusan strategik. d. Seimbang. Seimbang berarti adanya keseimbangan pemusatan antara interen dan ekstern, pemusatan proses dan orang yakni pemusatan yang seimbang diantara keempat persfektif. e. Terukur. Balance scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang tidak mudah diukur: pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menentukan ukuranmya agar dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Hasil dari perencanaan strategik berupa ketrukuran sasaran strategik memungkinkan ketercapaian berbagai sasaran strategik dari perencanaan sistem tersebut. 27 4. Persfektif dalam Balance Scorecard 27 Mulyadi, Balance Scorecard: alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan,h.18-24 Balance scorecardmerupakan seperangkat alat untuk memotivasi karyawan untuk mewujudkan visi perusahaan, tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja saja tetapi suatu sistem manajemen yang memfokuskan pada usaha orang melalui organisasi dan meraih tujuan organisasi baik tujuan uatama maupun nontujuan utama. Melalui pengukuran balance scorecard, manajer senior dapat menidentifikasi perusahaan dalam empat persfektif yang masing-masing dilengkapi dengan indikator dan tolak ukur. Informasi yang harus memperhatikan oleh manajer senior terhadap keempat persfektif yang membentuk balance scorecard, yaitu : a. Persfektif Keuangan, “bagaimana perusahaan dilihat oleh pemegang saham?” b. Persfektif Pelanggan, “bagaimana pelanggan memahami produk dan pelayanan perusahaan?” c. Persfektif Proses Bisnis Internal, “value driver apa saja yang dapat mendorong proses bisnis sehingga dapat diunggulkan?” d. Pers fektif Pembelajaran dan Tumbuh, “apakah perusahaan dapat menghasilkan inovasi, perubahan dan perbaikan?” Keempat persfektif tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar II Vision Strategi Sumber : Freddy Rangkuti, 2011 SWOT Balance Scorecard 28 28 Freddy Rangkuti, SWOT Balance Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko, Jakarta: 2011, PT. Gramedia Pustaka Utama h.204-205 Keuangan Bagaimana perusahaan dilihat oleh pemegang saham Proses Bisnis Internal Value driver apa saja yang dapat mendorong proses bisnis Pelanggan Bagaimana pelanggan memahami produk dan pelayanan perusahaan Pembelajaran dan pertumbuhan Apakah perusahaan dapat menghasilkan inovasi, perubahan dan perbaikan? a. Persfektif Keuangan Balance Scorecardtidak mengabaikan kebutuhan akan data keuangan. Tujuan keuangan sendiri pada umumnya berhubungan dengan arus kas perusahaan, kemampulabaan perusahaan dan yang perlu ditambahkan dalam keuangan adalah penilaian risiko dan biaya manfaat data. Sasaran-sasaran dalam persfektif keuangan dibedakan menjadi tga tahap, yaitu : - Tahap Pertumbuhan Tahap pertumbuhana merupakan tahap awal dari siklus hidup bisnis.Pada tahap ini perusahaam memiliki produk baik barang maupun jasa yang memiliki potensi untuk berkembang.Untuk mewujudkannya seorang manajer harus berkomitmen untuk mengembangan suatu prosuk baru. Perusahaan mungkin akan beroperasi dengan arus kas negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah. Maka pada tahap ini sasarannya yaitu dengan menekan pada pertumbuhan penjualan pada pasar baru dengan melayani konsumen baru atau dengan mengembangkan barang dan jasa baru. - Tahap Bertahan Pada tahap ini merupakan tahapan yang kedua dari siklus bisnis dimana perusahaan masih melakukan investasi akan tetapi mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik.Pada tahap ini perusahaan mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar yang ada. - Tahap Panen Tahap panen merupakan tahap kematangan dimana perusahaan melakukan panen terhadap investasi mereka.Dan sasaran utama pada tahap ini adalah memaksimalkan arus kas yang masuk ke perusahaan sehingga arus kas yang masuk mampu mengembalikan investasi yang dilakukan pada tahap pertumbuhan dan tahap bertahan. b. Persfektif Pelanggan Dalam persfektif pelanggan, Kaplan dan Norton menjelaskan ada dua kelompok pengukuran yang terkait, yaitu : 1. Pengukuran Inti Pelanggan Custumer Core Mearsurement adalah seperngkat indikasi pengukuran yang dapat digunakan oleh semua jenis bentuk organisasi. Pengukuran inti ini terdiri dari : a. Pangsa Pasar, pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai oleh perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, baik yang diukur dari jumlah pelanggan, jumlah rupiah yang dikeuarakan ataupun jumlah produk yang dijual. b. Retensi Pelanggan, mengukur tingkat dimana perusahaan berhasil memelihara dan mempertahankan hubungan baik yang terus menerus dengan pelanggannya. c. Akuisisi pelanggan, mengukur berapa banyak perusahaan mampu menarik pelanggan baru dan memenangkan pasar baru. d. Kepuasan Pelanggan, mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang terkait dengan kriteria kinerja perusahaan. e. Profitabilitas Pelanggan, mengukur laba bersih yang dihasilkan perusaan dari pelanggan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan.  Proposisi Nilai Pelanggan Custumer Value Proposition, adalah atribut yang diberikan perusahan kepada barang atau jasanya untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas perusahaan. Proposisi nilai pelanggan didasarkan kepada atribu sebagai berikut : - Atribut ProdukJasa, meliputi atribut fungsi, harga, kualitas dan waktu. Para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk atau jasa yang ditawarkan. - Hubuangan Pelanggan, menyangkut pada penyampaian produkjasa kepada pelanggan yang meliputi dimensi waktu penyerahan dan ketanggapan perusahan atas permintaan pelanggan. - Citra dan Reputasi, menggambarkan faktor yang tidak terwujud yang menarik seorang pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. c. Persfektif Proses Bisnis internal Dalam proses bisnis internal, perusahaan pada umunya tidak terlepas dari kegiatan inovasi, operasi dan layanan purnajual. Ketiga hal tersebut merupakan pedoman dalam pengukuran kinerja di proses bisnis internal. 1 Inovasi, perusahaan berusaha menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan. 2 Operasi, proses untuk memproduksi dan mendistribusi produk atau jasa ke tangan konsumen. Dalam proses ini terbagi menjadi dua hal, yaitu proses untuk memproduksi produk atau jasa dan proses untuk mendistribusikan produk atau jasa kepada pelanggan. d. Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh Pada persfektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang berkaitan dengan perbaikan diri bagi individu dan korporasi.Dalam persfektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kerja jangka panjang. Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa „pembelajaran‟ melebihi dari pada „pelatihan‟, karena pembelajaran mencakup hal-hal seperti mentor dan tutor dalam organisasi, serta menciptakan sebuah kondisi berkomunikasi yang mudah diantara pekerja. Dalam presfekif ini, ada tiga kategori yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagain tolak ukur, antara lain : 1 Kemampuan Pekerja, perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh perusahaan. Beberapa unsur kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan atau penghargaan, dorongan untuk melakukan kreatifitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas pekerja dapat diukur dengan total penjualan bersih dibagi dengan jumlah pekerja. 2 Kemampuan Sistem Informasi, untuk mencapai tujuan perusahaan maka keahlian pekerja saja tidak cukup, masih diperlukan sistem informasi yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, maka kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat waktu oleh seluruh tingkaan manajemen dan pekerja dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. 3 Motivasi, merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif bagi para pekerja agar mereka mempunyai kewenangan yang memadai untuk mengambil keputusan. 29 29 ThomasSumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen konsep, aplikasi dan pengukuran kinera h. 220-233 5. Kerangka Konsep Untuk memudahkan penelitian, maka digambarkan dalam kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Perumusan Masalah Pengumpulan Data Penerapan Metode Balance Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan Studi : AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Syariah Margonda Depok Balance Scorecard Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh Persfektif Bisnis Internal Persfektif Pelanggan Persfektif Keuangan Laporan Keuangan Perusahaan Tingkat Kepuasan Nasabah Inovasi, Operasi dan Layanan Purnajual Tingkat Kepuasan Karyawan Motivasi dan Apressiasi Data Primer Data Sekunder Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 6. Review Studi Terdahulu Agar penelitian ini lebih objektif, penulis mengambil beberapa studi terdahulu sebagai acuan dalam menulis skirpsi. Yahya Hamja, Jurnal Etikonomi, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2004 30 , dengan judul “Mengenal Balance Scorecard Sebagai Konsep dan Aplikasi Bisnis yang Berfokus Pada Strategi”. Permasalahan yang diangkat adalah tentang metode balance screcard dan pengaplikasiannya pada strategi bisnis. Hasilnya yaitu dengan metode balance scorecard ini, perusahaan dapat mengukur bagaimana unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi pelanggan sekarang dan yang akan datang. Dengan mempertahankan kinerja keuangan dan kinerja kometitif.Perbedaan pada penelitian kali ini yaitu mengaplikasikan metode Balance Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Jony Oktavian Haryanto dan Milka Listiyani Gunawan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Tahun 2008 31 .Denganjudul “Penerapan Pemasaran Relasional di PT Pura Dekorindo dan Evaluasinya berdasarkan Balance Scorecard ”.Permasalahan yang diangkat yaitu tentang pengaplikasian metode Balance Scorecard terhadap 30 Yahya Hamja, Jurnal Etikonomi, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2004, h.450 31 Jony Oktavian Haryanto dan Milka Listiyani Gunawan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Tahun 2008, h. 203 pemsaran relasional Relationship Marketing.Dengan hasil penelitian yaitu PT Pura Dekorindo dapat mengaplikasikan metode Balance scorecard ini, dan hasil penelitian menunjukan adanya keseimbangan dalam penerapan empat persfektif di metode balance scorecard.Perbedaan pada penelitian kali ini terletak pada subjek penelitiannya yaitu pengukuran kinerja perusahaan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah. Siti Aisyah, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2012 32 . Dengan judul “Pengaruh Manajemen Berbasis Balance Scorecard Terhadap Kinerja Karyawan di Primer Koperasi Syariah Bhakti Pertiwi Abadi KOPRIM BPA Jakarta”. Dengan permasalahan yang diangkat pengaruh manajemen berbasis balance scorecard terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil penelitian Manajemen berbasis Balance Scorecard terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh yang signifikan. Haryadi Sarjono, Arko Pujadi dan Henry Wono Wong, Paper, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta, Tahun 2010 33 . Dengan judul “Penerapan Metode Balance Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Pada PT. Dritama Brokerindo, Jakarta Timur.”Permasalahan yang diangkat yaitu tentang penggunaan metode 32 Siti Aisyah, Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2012 33 HaryadiSarjono, ArkoPujadi dan Henry Wono Wong, Paper, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jakarta, Tahun 2010 Balance Scorecard untuk menilai kinerja perusahaan dengan persfektif keuangan dan non keuangan.Dan hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang selama ini diukur secara tradisional, manajemen tidak memperoleh informasi yang jelas dan terukur tentang aspek-aspek non financial perusahaan.Dengan menerapkan system pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard, didapat hasil yang lebih komprehensif tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan aspek menunjukan kriteria Cukup Baik. 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Metodelogi penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam suatu penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Metodelogi penelitian merupakan ilmu yang berhubungan dengan penelitian, sedangkan penelitian merupakan usaha untuk mengembangkan, menemukan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. 34 A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian dibatasi pada mengukur kinerja dengan menggunakan metode balance scorecard, karena metode ini merupakan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya menilai dari sisi keuangan saja, tetapi lebih menyeluruh dengan melihat dari sisi keuangan dan non keuangan. Data yang digunakan yaitu data premier dari kurun waktu 2010-2012.Dan lokasi penelitan adalah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Margonda Depok, Jl. Margonda Raya Depok. B. Metode Penentuan Sampel Penentuan sampel merupakan proses yang sangat penting. Hal ini harus didukung dengan ketepatan dan keakuratan dalam pengambilan sampel. Sampel 34 Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarta:PT Grafindo Persada,2005 Cet.1, h.8 yang tidak memiliki keakuratan dan ketepatan data akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang salah. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik convience sampling. Convience sampling berarti sampel yang diambil berdasarkan yang menyenangkan saja, atau berdasarkan faktor spontanitas. 35 Keunggulan teknik ini yaitu tidak memerlukan daftar populasi dengan biaya yang relatif hemat. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan format deskriptif dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel yang timbul dalam objek penelitian berdasarkan apa yang terjadi. 36 Kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu meliputi : a. Jenis Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari penelitian kepustakaan serta dari data perusahaan.Sedangkan data premier diperoleh langsung dari responden melalui penelitian lapangan. 1. Objek Penelitian, dalam penelitian ini, objek penelitian adalah AJB Bumiputera 1912 kantor cabang Syariah Depok untuk mengetahui pengukuran kinerja perusahaan dengan metode balance scorecard. 35 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:Gramata Publishing,2013 h.116. 36 Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:Kencana,2008 Ed.1 Cet.3, h.36 2. Sumber Data, sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing data: a. Data Primer, adalah data yang belum tersedia untuk mendapatkan data tersebut peneliti harus menggali dari sumber utamanya. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui cara:  Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung kepada responden.Wawancara merupakan sarana yang baik untuk meneliti pendapat, keyakinan, motivasi, perasaan dan proyeksi terhadap masa depannya. 37 Wawancara pada dasarnya memiliki tiga kemungkinan. Pertama, wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengumpulkan datainformasi sehingga dikatakan sebagai metode primer. Kedua, jika wawancara digunakan untuk melengkapi carametode pengumpulan datainformasi lain, maka wawancara dikatakan sebagai metode pelengkap.Ketiga, jika datainformasi yang dikumpulkan dengan metode ini digunakan untuk menguji kebenaran 37 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:Gramata Publishing,2013 h.83 suatu datainformasi yang dikumpulkan dengan metode lain, maka wawancara berfungsi sebagai metode kriterium pengukurpenguji. 38  Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden. 39 Sugiyono menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk mendapat jawaban. 40 Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket berstruktur dengan bentuk pertanyaan dalam bentuk ceklist.Skala likert digunakan dalam penelitian ini dengan mengukur setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. b. Data Sekunder, adalah data yang sudah dipublikasikan oleh pihak terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 41 Sumber data sekunder yang diperoleh dengan cara : 38 Arief Subyantoro dan FX. Suwarto, Metode Teknik Penelitian Sosial, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007 h. 97. 39 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:Gramata Publishing,2013, h. 79 40 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan RD, Jakarta, CV.Alpabeta, 2009, h. 142 41 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta:Gramata Publishing,2013, h.76-77  Studi Pustaka Penulis melakukan pencarian data yang mendukung penelitian dari literature, buku terbitan, artikel, jurnal dan referensi yang relevan dengan penelitian. D. Metode Analisis Data Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SPSS versi 2.0, pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian.Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif berarti statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. 42 Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata dan standar deviasi, juga untuk mengetahui demograf responden yang terdiri dari katagori jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi dan lama bekerja. Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut yaitu : 42 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan RD, Jakarta, CV.Alpabeta, 2009, h. 147 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan rumus korelasi product moment. 43 Penghitungan uji validitas menggunakan bantuan SPSS 21.00 pada komputer. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid.Pengujian validitas dalam penelitian ekperimental berbeda dengan penelitian survei. Pengukuran ini digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung correlated item-total correlations dengan nilai r tabel.Jika r hitung dari r tabel pada taraf signifikan 5 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Uji Reabilitas Realibilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi, yaitu pengukuran 43 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 15. yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.Secara teori, realibilitas berkisar antara 0.00-1.00. Untuk menginterprestasikan koefisien korelasi reliabilitas ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : 44 1. Antara 0,800 sampai dengan 1.000 = sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi 3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah 5. Antara 0,00 sampai dengan 0,199 = sangat rendah 3. Kuantitatif Deskriptif Merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi relibilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot, peringkat atau skor. Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, digunakan untuk persfektif keuangan. Untuk pengukuran kinerja kepuasan pelanggan KP,kepuasan karyawan KK mengguankan rumus : Kepuasan KP, KK = Jumlah Pertanyaan x Skor x 100 Total Bobot 44 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM, 2007, h. 109. 4. Kualitatif Deskriptif Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. 45 Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal. E. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel adalah melekatkan pada arti variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel itu. Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat dilakukan secara benar, sesuai dengan penelitian. Operasional variabel dalam penelitian ini meliputi variabel yang berkaitan dengan balance scorecard. Balance scorecard meliputi persfektif keuangan dan non keuangan, yaitu : 1. Persfektif Keuangan Pengukuran kinerja melalui pesrfektif keuangan dapat dilihat dari siklus bisnis perusahaan dengan skala rasio.Rasio yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. 45 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan RD, Jakarta, CV.Alpabeta, 2009, h. 205 a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah kemampua perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Pengukuran yang dilakukan yaitu dengan Current Rasio Rasio Lancar, dengan rumus : b. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuuhi kewajiban keuangannya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dengan : 1. Debt to Asset Rasio 2. Equity to Asset Ratio c. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh labakeuntungan. 1. Return On Asset 2. Return On Equity 2. Perspektif Pelanggan Mengukur kinerja dari sisi pelanggan dilihat dari pengukuran inti palanggan, yang terdiri dari Pangsa Pasar, Retensi Pelanggan, Akuisisi Pelanggan, Kepuasan Pelanggan dan profitabilitas Pelanggan. Untuk pengukuran dari proposisi nilai pelanggan, meliputi atribut produk dan jasa, hubungan pelanggan dan citra dan reputasi perusahaan. Dalam penelitian ini alat ukur kinerja dari sisi pelanggan diukur dari nilai pelanggan, yaitu: - Atribut Produk dan Jasa, meliputi fungsi, harga, kualitas dan waktu. Karena para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. - Hubungan Pelanggan, hal ini menyangkut pada pengukuran bagaimana perusahaan menyampaikan produkjasa kepada pelanggan. - Citra dan Reputasi, menggambarkan faktor yang tidak berwujud yang menarik seorang pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. 3. Persfektif Bisnis Internal Dalam persfektif bisnis internal, pengukuran kinerja yang dilakukan dilihat dari : - Inovasi, bagaimana perusahaan melakukan inovasi terhadap produkjasa yang dilakukan untuk memuaskan konsumen. - Operasi, merupakan proses menghasilkan dan mendistribusikan produkjasa kepada pelanggan. 4. Persfektif Pembelajaran dan Tumbuh Pada persfektif ini mengukur kinerja dari sisi sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dimana pengukurannya meliputi : d. Tingkat Pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kemampuan karyawan yang berhubungan dengan kepuasan karyawan dalam bekerja. e. Sistem Informasi, hal ini dilihat dari bagaimana kemudahan sistem informasi di perusahaan. f. Motivasi Karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN