The Sequential or Waterfall Strategy

System initiation 1. Mengidentifikasi masalah Juga merencanakan solusi untuk masalah System analysis 2. Menganalisa dan memahami masalah. 3. Mengidentifikasi Persyaratan dan harapan solusi. System design 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan terbaik. 5. Mendesain solusi yang dipilih. System implementation 6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih 7. Mengevaluasi hasilnya. Jika masalah tidak terpecahkan, kembalilah ke langkah 1 atau 2 seperlunya.

2.8.1 The Sequential or Waterfall Strategy

Pengembangan sistem secara alamiah adalah proses berurutan sequential . Strategi ini mengisyaratkan “penyelesaian” tiap proses satu per satu. Penyelesaian “berurutan” menghasilkan pengembangan sistem informasi yang seluruhnya baru. Karena penampilan pendekatan ini seperti air terjun waterfall, maka pendekatan ini disebut proses “Pengembangan Air Terjun” Waterfall Development Whitten, 2004. Gambar 2.9 The Sequential or Waterfall Strategy Whitten, 2004 Berikut penjelasan Gambar 2.9. 1. System Initiation adalah perencanaan awal untuk sebuah proyek untuk mendefinisikan lingkup, tujuan, jadwal, dan anggaran bisnis awal. Pada permulaan sistem ini untuk menentukan lingkup proyek dan rencana pemecahan masalah. 2. System Analysis adalah studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi. 3. System Design adalah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Desain tersebut dalam bentuk prototipe yang bekerja. 4. System Implementation adalah mengimplementasikan solusi yang telah dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat. System implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun, menginstall, menguji dan mengoperasikan sistem informasi. Kelebihan menggunakan metode pengembangan sistem waterfall strategy sequential Whitten, 2004 adalah: 1. Metode ini mempunyai tahapan-tahapan yang jelas. 2. Setiap tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu untuk menghidari terjadinya pengulangan dalam tahapan sehingga pengembangan sistem yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang diinginkan. 3. Mudah untuk mengidentifikasi kebutuhan yang panjang sebelum programming dimulai. 4. Mudah untuk meminimalkan perubahan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. 5. Baik untuk sistem yang belum pernah dibuat. 6. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu. 7. Document pengembangan system sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu. 8. Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong kuno, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik. Sedangkan kelemahan menggunakan metode pengembangan sistem waterfall strategy sequential Whitten, 2004 adalah: 1. Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk. 2. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan yang berakibat pada tahapan selanjutnya. 3. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidak pastian pada saat awal pengembangan. 4. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama. 5. Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru.

2.9 Analisis Berorientasi Objek Object-Oriented Analysis