Desain Penelitian Instrumen Penelitian

29 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kuasi eskperimen dengan desain ”Non equivalent Control Group Design ”. Pada kuasi ETH ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya Ruseffendi,2005. Desain ini digunaan karena penelitian ini menggunakan konvensional, adanya dua perlakuan yang berbeda dan pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Dengan demikian desain penelitian ini berbentuk: O X O O O Keterangan : O : Tes kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa X : Strategi pembelajaran Aktif Tipe ETH. - - - : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 52 Kota Bandung. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20132014, lebih kurang selama 2 dua bulan pada hari efektif belajar di sekolah, yaitu dari bulan April sampai Mei 2014

2. Populasi

Me nurut Sugiyono 2012:80 “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. 30 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 52 Kota Bandung Propinsi Jawa Barat.

3. Sampel

Menurut Sugiyono 2012:81 “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari s emua yang ada pada populasi”. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan ”Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012:85. Subjek sampelnya adalah dua kelas yang dipilih dari kelas yang telah ada kelas VIII di SMP Negeri 52 Kota Bandung, yaitu kelas ETH kelas yang memperoleh strategi pembelajaran aktif tipe ETH dan kelas konvensional kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. Informasi awal dalam pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi matematika. Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai matematika siswa pada semester sebelumnya. Peneliti memilih kelas VIII.8 sebagai kelas ETH berjumlah 34 siswa dan kelas VIII.9 sebagai kelas konvensional berjumlah 34 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang skor tes kemampuan pemahaman matematis dan skor skala sikap kemandirian belajar siswa yang merupakan hasil dari pembelajaran aktif tipe ETH. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Strategi pembelajaran aktif tipe ETH sebagai variabel bebas dan kemampuan pemahaman dan kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat.

2. Definisi Operasional

31 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran mengenai hal-hal yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Kemampuan Pemahaman Matematis Pemahaman matematis pada penelitian ini mencakup pemahaman konsep dan pemahaman relasional. Pemahaman matematis dalam penelitian ini memiliki beberapa indikator yaitu: a. Kemampuan Pemahaman Konsep, memuat indikator : 1. Kemampuan menjelaskan pengertian suatu konsep matematika dengan bahasanya sendiri secara tertulis. 2. Kemampuan mengklasifikasi obyek-obyek matematika 3. Kemampuan menginterpretasikan gagasan atau konsep matematis. 4. Kemampuan mengubah suatu situasi atau kata-kata ke dalam model matematika. 5. Kemampuan menerapkan konsep dalam perhitungan matematika untuk menyelesaikan masalah matematika. 6. Kemampuan menyimpulkan kembali konsep matematika dengan bahasa sendiri b. Kemampuan Pemahaman Relasional, memuat indikator : 1. Mengidentifikasi konsep-konsep matematika yang terkandung dalam suatu masalah dan menjelaskan hubungan antar konsep-konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 2. Mengaitkan suatu konsep matematika dengan konsep lainnya 2. Kemandirian Belajar Siswa Kemandirian belajar memiliki karakteristik: 1. Merancang tujuan dalam belajar, 2. Memilih strategi dalam belajar, 3. Memantau proses kognitif dan afektif yang berlangsung ketika seseorang menyelesaikan tugas. Indikator kemandirian belajar diantaranya adalah: 32 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik. 2. Kebisaan mendiagnosa kebutuhan belajar. 3. Menetapkan tujuan target belajar. 4. Memonitor, mengatur, dan mengkonvensional belajar. 5. Memandang kesulitan sebagai tantangan. 6. Memanfaatkan dan mencari sumber belajar yang relevan. 7. Memilih, menerapkan strategi belajar. 8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar. 9. Self eficacykonsep dirikemampuan diri. 3. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ETH. Strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang aktif dan dinamis, melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran. Pembelajaran tipe ETH dapat diartikan bahwa setiap siswa dapat menjadi guru. Intinya dalam pembelajaran diminta partisipasi setiap siswa untuk membuat pertanyaan, menjelaskan materi pelajaran, menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan atas jawaban teman sebayanya. 4. Pembelajaran Konvensional. Pembelajaran model konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah pembelajaran biasa yang dilakukan guru . Menurut Mulyana 2009: 4 pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika memiliki pola sebagai berikut: 1 guru menerangkan suatu konsep atau mendemonstrasikan keterampilan dengan ceramah, dan siswa diberikan kesempatan bertanya; 2 guru memberikan contoh penggunaan konsep atau prosedur menyelesaikan soal; 3 siswa berlatih menyelesaikan soal-soal secara individual atau bersama teman sebangku, sedikit tanya jawab; dan 4 mencatat materi yang diajarkan dan soal- soal pekerjaan rumah.

D. Instrumen Penelitian

1. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis 33 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis. Tes kemampuan pemahaman matematis pada penelitian ini berbentuk uraian yang terdiri dari tujuh butir soal. Pemilihan tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman matematis siswa terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua kelompok memperoleh pembelajaran. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes identik. Setiap butir soal disesuaikan dengan indikator pemahaman matematis. Penyusunan tes pemahaman matematis ini diawali dengan pembuatan kisi- kisi tes yang mencakup kompetensi dasar, kemampuan yang diukur, indikator, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Adapun pedoman pemberian skor yang digunakan adalah sebagai berikut Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No Soal Aspek yang diukur Indikator Respon siswa terhadap soal Skor 1. Pemahaman Konsep Menjelaskan pengertian Tidak menjawab Salah mendefinisikan 1 Benar mendefinisikan tetapi tidak lengkap 2 Benar mendefinisikan 3 Mengklasifikasikan Tidak menjawab 1 Mengklasifikasikan dengan benar 2 2. Pemahaman Konsep Menginterpretasikan Tidak menjawab Salah menginterpretasikan 1 Benar menginterpretasikan tetapi tdak lengkap 3 34 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Benar menginterpretasikan dan lengkap 5 No Soal Aspek yang diukur Indikator Respon siswa terhadap soal Skor 3 Pemahaman Konsep Menerapkan konsep Tidak menjawab Benar menggunakan konsep, tapi slaah solusi akhir 5 Benar menggunakan konsep dan benar solusi akhir 10 4. Pemahaman Konsep Mengubah situasi ke dalam model matematika Tidak menjawab Kurang tepat dalam membuat model matematikasketsa dan salah dalam solusi akhir 5 Membuat model matematikasketsa dengan benar tetapi salah dalam solusi akhir 10 Membuat model matematika skets dengan benar dan benar dalam solusi akhir 15 35 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Pemahaman Konsep Menginterpretasi Tidak menjawab Salah menginterpretasikan 5 Benar menginterpretasikan tetapi tidak lengkap 10 Benar menginterpretasikan dan lengkap 20 No Soal Aspek yang diukur Indikator Respon siswa terhadap soal Skor 6. Pemahaman Relasional Menjelaskan hubungan antar konsep matematika Tidak menjawab Salah dalam menentukan konsep dan menghubungkan konsep dalam menyelesaikan soal 5 Menentukan konsep-konsep dengan benar tapi salah dalam menghubungkan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal 10 Menentukan konsep-konsep dengan benar dan dapat menghubungkan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal 15 Salah dalam menyimpulkan 5 Menyimpulkan Menyimpulkan suatu konsep dengan benar 10 Tidak menjawab 36 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7. Pemahaman Relasional Mengkaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya Salah dalam mengaitkan konsep 5 Kurang tepat dalam mengaitkan konsep 10 Dapat mengaitkan konsep dengan benar 20 Agar instrumen itu baik, maka harus di ujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah mendapatkan materi yang akan disampaikan, dengan maksud untuk mengetahui terpenuhi tidaknya validitas dan reliabilitasnya. Selain itu, dari hasil uji coba, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Berdasarkan data hasil ujicoba, tes yang dibuat telah memenuhi dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis dipenuhi melalui pertimbangan dan kajian dosen pembimbing dan guru matematika. Untuk validitas empiris penulis melakukan uji coba soal terhadap siswa kelas IX SMP N 52 Bandung . Adapun analisis data hasil uji coba dilakukan sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas butir soal dilakukan untuk mengetahui butir-butir soal yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan dalam penelitianPerhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson: = ∑ ∑ ∑ √ ∑ – ∑ ∑ ∑ keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y X : Skor item tes Y : Skor total N : Jumlah peserta tes Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 sehingga didapat 37 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kemungkinan interpretasi: i Jika r hit ≤ r tabel , maka korelasi tidak signifikan. ii Jika r hit r tabel , maka korelasi signifikan. Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam penelitian ini dinyatakan pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Nilai Interpretasi r xy ≤ 0,00 Tidak Valid 0,00 r xy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah 0,20 r xy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,40 r xy ≤ 0,60 Validitas sedang 0,60 r xy ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,80 r xy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan pengolahan data program Anates yang disesuaikan dengan perhitungan pada Lampiran. Hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman matematis siswa yang telah dilakukan dirangkum pada tabel berikut. Tabel 3.3 Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No soal t hitung t tabel Signifikan Validitas 1. 0,596 4,13 2,045 Signifikan Valid 38 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. 0,545 3,63 2,045 Signifikan Valid 3. 0,521 3,44 2,045 Signifikan Valid 4. 0,496 3,18 2,045 Signifikan Valid 5. 0,876 9,98 2,045 Sangat Signifikan Valid 6. 0,835 8,46 2,045 Sangat Signifikan Valid 7. 0,507 3,33 2,045 Signifikan Valid

b. Reliabilitas

Dalam menguji reliabilitas digunakaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.                 2 2 11 1 1 t b V k k r  , Arikunto, 2006: 196 Dimana: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal  2 b  = jumlah varian butiritem 2 t V = varian total Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reabilitas alat evaluasi dapat digunakan sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Nilai Interpretasi 0,2 Sangat rendah 0,2 0,4 Rendah 0,4 0,6 Sedang 0,6 0,8 Tinggi 0,8 1,00 Sangat tinggi Sumber: Suherman dan Sukjaya 1990 39 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,85 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa instrumen kemampuan pemahaman matematis mempunyai reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan butir soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Maks 2 1     N S S DP B A Jihad dan Haris, 2010 Keterangan: DP = daya pembeda S A = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas S B = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah N = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal Klasifikasi koefisien daya pembeda dapat dilihat seperti pada tabel berikut Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Tiap Butir Soal No. Nilai Daya Pembeda DP Interpretasi 1 DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 2 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 3 0,20 DP ≤ 0,40 Sedang 4 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 5 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik Sumber: Suherman dan Sukjaya 1990 Dari hasil perhitungan daya pembeda instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa dirangkum dalam Tabel 3.6 di bawah ini. Tabel 3.6 Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Pemahaman No Soal Daya Pembeda Interpretasi 40 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 0,28 Cukup 2 0,48 Baik 3 0,35 Baik 4 0,29 Cukup 5 0,64 Baik 6 0,44 Baik 7 0.027 Jelek

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk melihat keberadaan butir soal apakah dipandang sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Maks    n S S IK B A Jihad dan Haris, 2010 Keterangan: IK = indeks kesukaran tiap butir soal S A = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas S B = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah n = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal Klasifikasi koefisien indeks kesukaran dapat dilihat seperti pada tabel berikut. Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran No. Nilai Indeks Kesukaran IK Interpretasi 1 IK = 0,00 Sangat Sukar 2 0,00 IK ≤ 0,30 Sukar 3 0,30 IK ≤ 0,70 Sedang 4 0,70 IK 1,00 Mudah 5 IK = 1,00 Sangat Mudah Sumber: Suherman dan Sukjaya 1990 Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen kemampuan berpikir kritis matematis siswa dirangkum dalam Tabel 3.8 di bawah ini. 41 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8 Analisis Indeks Kesukaran No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,63 Sedang 2 0,75 Mudah 3 0,57 Sedang 4 0,25 Sukar 5 0,32 Sedang 6 0,23 Sukar 7 0,039 Sangat Sukar 2. Skala Kemandirian Belajar Siswa Penggunaan skala kemandirian belajar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemandirian belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Skala kemandirian belajar diberikan kepada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Skala ini diberikan setelah siswa mendapatkan pretes dan postes, dan disusun berdasarkan indiktor skala kemandirian belajar siswa. Skala ini disusun dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Empat pilihan ini berguna untuk menghindari pilihan ragu-ragu siswa terhadap pernyataan yang diberikan, dan peneliti menghindari pernyataan yang dapat membuat siswa ragu- ragu dalam menjawab. Pernyataan yang diberikan bersifat pernyataan tertutup, tentang pendapat siswa yang terdiri dari pernyataan pernyataan positif dan negatif. Aspek-Aspek dan indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari aspek dan indikator kemandirian belajar yang dikembangkan oleh Sumarmo,2013 dengan modifikasi seperlunya. Tabel 3.9 Skor Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa 42 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 3. Lembar Observasi. Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Menurut Riduwan 2002:30 menyatakan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung. Selain itu lembar observasi dilakukan untuk melihat suasana pada saat pembelajaran berlangsung, dan mengevaluasi apakah tahap-tahap pada strategi ETH dilaksanakan atau tidak oleh guru. Alat yang digunakan adalah lembar observasi dan setiap observer membuat catatan lapangan. 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP memuat komponen-komponen : standar kompetensi, kompetenesi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, alatbahansumber belajar, dan penilaian 5. Bahan Ajar Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Lembar Aktifitas Siswa LAS, dan menggunakan buku paket dengan berbagai penerbit seperti erlangga, bumi aksara dan BSE. Materi yang diberikan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar yang merujuk pada Kurikulum 2006 yang dikembangkan dalam 8 LAS dan soal-soal yang berbentuk tes uraian. Penyusunan LAS yang digunakan berupa kegiatan yang dilakukan siswa sehingga 43 Lia Amalia Nurina, 2014 Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dapat menemukan dan merepresentasikan materi tersebut dalam menyelesaikan soal-soal yang telah disediakan pada LAS 6. Pedoman wawancara siswa. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil.Sugiyono, 2012.

E. Teknik Pengumpulan Data