S MTK 1201012 Chapter3

(1)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kuasi eskperimen dengan desain ”Non equivalent

Control Group Design”. Pada kuasi ETH ini subjek tidak dikelompokkan secara

acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi,2005). Desain ini digunaan karena penelitian ini menggunakan konvensional, adanya dua perlakuan yang berbeda dan pengambilan sampel tidak dipilih secara acak. Dengan demikian desain penelitian ini berbentuk:

O X O O O Keterangan :

O : Tes kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa X : Strategi pembelajaran Aktif Tipe ETH.

- - - : Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 52 Kota Bandung. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, lebih kurang selama 2 (dua) bulan pada hari efektif belajar di sekolah, yaitu dari bulan April sampai Mei 2014

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(2)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 52 Kota Bandung Propinsi Jawa Barat.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi”. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan ”Purposive Sampling”, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:85).

Subjek sampelnya adalah dua kelas yang dipilih dari kelas yang telah ada (kelas VIII) di SMP Negeri 52 Kota Bandung, yaitu kelas ETH (kelas yang memperoleh strategi pembelajaran aktif tipe ETH) dan kelas konvensional (kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional).

Informasi awal dalam pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan dari guru bidang studi matematika. Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai matematika siswa pada semester sebelumnya. Peneliti memilih kelas VIII.8 sebagai kelas ETH berjumlah 34 siswa dan kelas VIII.9 sebagai kelas konvensional berjumlah 34 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang skor tes kemampuan pemahaman matematis dan skor skala sikap kemandirian belajar siswa yang merupakan hasil dari pembelajaran aktif tipe ETH.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Strategi pembelajaran aktif tipe ETH sebagai variabel bebas dan kemampuan pemahaman dan kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat.


(3)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran mengenai hal-hal yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Kemampuan Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis pada penelitian ini mencakup pemahaman konsep dan pemahaman relasional. Pemahaman matematis dalam penelitian ini memiliki beberapa indikator yaitu:

a. Kemampuan Pemahaman Konsep, memuat indikator :

1. Kemampuan menjelaskan pengertian suatu konsep matematika dengan bahasanya sendiri secara tertulis.

2. Kemampuan mengklasifikasi obyek-obyek matematika

3. Kemampuan menginterpretasikan gagasan atau konsep matematis.

4. Kemampuan mengubah suatu situasi atau kata-kata ke dalam model matematika.

5. Kemampuan menerapkan konsep dalam perhitungan matematika untuk menyelesaikan masalah matematika.

6. Kemampuan menyimpulkan kembali konsep matematika dengan bahasa sendiri

b. Kemampuan Pemahaman Relasional, memuat indikator :

1. Mengidentifikasi konsep-konsep matematika yang terkandung dalam suatu masalah dan menjelaskan hubungan antar konsep-konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2. Mengaitkan suatu konsep matematika dengan konsep lainnya

2. Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar memiliki karakteristik: 1. Merancang tujuan dalam belajar, 2. Memilih strategi dalam belajar, 3. Memantau proses kognitif dan afektif yang berlangsung ketika seseorang menyelesaikan tugas. Indikator kemandirian belajar diantaranya adalah:


(4)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik. 2. Kebisaan mendiagnosa kebutuhan belajar. 3. Menetapkan tujuan/ target belajar.

4. Memonitor, mengatur, dan mengkonvensional belajar. 5. Memandang kesulitan sebagai tantangan.

6. Memanfaatkan dan mencari sumber belajar yang relevan. 7. Memilih, menerapkan strategi belajar.

8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar. 9. Self eficacy/konsep diri/kemampuan diri. 3. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ETH.

Strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang aktif dan dinamis, melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, siswa dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran.

Pembelajaran tipe ETH dapat diartikan bahwa setiap siswa dapat menjadi guru. Intinya dalam pembelajaran diminta partisipasi setiap siswa untuk membuat pertanyaan, menjelaskan materi pelajaran, menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan atas jawaban teman sebayanya.

4. Pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran model konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah pembelajaran biasa yang dilakukan guru . Menurut Mulyana (2009: 4) pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika memiliki pola sebagai berikut: (1) guru menerangkan suatu konsep atau mendemonstrasikan keterampilan dengan ceramah, dan siswa diberikan kesempatan bertanya; (2) guru memberikan contoh penggunaan konsep atau prosedur menyelesaikan soal; (3) siswa berlatih menyelesaikan soal-soal secara individual atau bersama teman sebangku, sedikit tanya jawab; dan (4) mencatat materi yang diajarkan dan soal-soal pekerjaan rumah.

D. Instrumen Penelitian


(5)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis. Tes kemampuan pemahaman matematis pada penelitian ini berbentuk uraian yang terdiri dari tujuh butir soal. Pemilihan tes uraian bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman matematis siswa terhadap materi yang telah diberikan setelah kedua kelompok memperoleh pembelajaran. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes identik. Setiap butir soal disesuaikan dengan indikator pemahaman matematis.

Penyusunan tes pemahaman matematis ini diawali dengan pembuatan kisi-kisi tes yang mencakup kompetensi dasar, kemampuan yang diukur, indikator, serta jumlah butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal.

Adapun pedoman pemberian skor yang digunakan adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No

Soal

Aspek yang diukur

Indikator Respon siswa terhadap soal

Skor

1. Pemahaman Konsep

Menjelaskan pengertian

Tidak menjawab 0

Salah mendefinisikan 1 Benar mendefinisikan

tetapi tidak lengkap

2

Benar mendefinisikan 3 Mengklasifikasikan Tidak menjawab 1

Mengklasifikasikan dengan benar

2

2. Pemahaman Konsep

Menginterpretasikan Tidak menjawab 0 Salah menginterpretasikan 1 Benar menginterpretasikan tetapi tdak lengkap


(6)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Benar menginterpretasikan dan lengkap

5

No Soal

Aspek yang diukur

Indikator Respon siswa terhadap soal

Skor

3 Pemahaman Konsep

Menerapkan konsep Tidak menjawab 0

Benar menggunakan konsep, tapi slaah solusi akhir

5

Benar menggunakan konsep dan benar solusi akhir

10

4. Pemahaman Konsep

Mengubah situasi ke dalam model matematika

Tidak menjawab 0

Kurang tepat dalam membuat model matematika/sketsa dan salah dalam solusi akhir

5

Membuat model

matematika/sketsa dengan benar tetapi salah dalam solusi akhir

10

Membuat model

matematika/ skets dengan benar dan benar dalam solusi akhir


(7)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pemahaman Konsep

Menginterpretasi Tidak menjawab 0

Salah menginterpretasikan 5 Benar menginterpretasikan tetapi tidak lengkap

10

Benar menginterpretasikan dan lengkap

20

No Soal

Aspek yang diukur

Indikator Respon siswa terhadap soal

Skor

6. Pemahaman Relasional

Menjelaskan hubungan antar konsep matematika

Tidak menjawab 0

Salah dalam menentukan konsep dan

menghubungkan konsep dalam menyelesaikan soal

5

Menentukan konsep-konsep dengan benar tapi salah dalam menghubungkan konsep tersebut dalam menyelesaikan soal

10

Menentukan konsep-konsep dengan benar dan dapat menghubungkan konsep tersebut dalam

menyelesaikan soal

15

Salah dalam menyimpulkan 5 Menyimpulkan Menyimpulkan suatu

konsep dengan benar

10


(8)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Pemahaman Relasional

Mengkaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya

Salah dalam mengaitkan konsep

5

Kurang tepat dalam mengaitkan konsep

10

Dapat mengaitkan konsep dengan benar

20

Agar instrumen itu baik, maka harus di ujicobakan terlebih dahulu pada siswa yang telah mendapatkan materi yang akan disampaikan, dengan maksud untuk mengetahui terpenuhi tidaknya validitas dan reliabilitasnya. Selain itu, dari hasil uji coba, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Berdasarkan data hasil ujicoba, tes yang dibuat telah memenuhi dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis dipenuhi melalui pertimbangan dan kajian dosen pembimbing dan guru matematika. Untuk validitas empiris penulis melakukan uji coba soal terhadap siswa kelas IX SMP N 52 Bandung . Adapun analisis data hasil uji coba dilakukan sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas butir soal dilakukan untuk mengetahui butir-butir soal yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan dalam penelitianPerhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson:

= ∑ ∑ ∑

√ ∑ – ∑ keterangan:

: Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Skor item tes Y : Skor total

N : Jumlah peserta tes


(9)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan interpretasi:

(i) Jika rhit≤ rtabel , maka korelasi tidak signifikan.

(ii) Jika rhit > rtabel , maka korelasi signifikan.

Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam penelitian ini dinyatakan pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Nilai Interpretasi

rxy≤ 0,00 Tidak Valid

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah

0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang

0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan pengolahan data program Anates yang disesuaikan dengan perhitungan pada Lampiran. Hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman matematis siswa yang telah dilakukan dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No

soal

thitung ttabel Signifikan Validitas


(10)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. 0,545 3,63 2,045 Signifikan Valid

3. 0,521 3,44 2,045 Signifikan Valid

4. 0,496 3,18 2,045 Signifikan Valid

5. 0,876 9,98 2,045 Sangat Signifikan Valid 6. 0,835 8,46 2,045 Sangat Signifikan Valid

7. 0,507 3,33 2,045 Signifikan Valid

b. Reliabilitas

Dalam menguji reliabilitas digunakaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

             

2

2 11 1 1 t b V k k r

, (Arikunto, 2006: 196) Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

= jumlah varian butir/item

2 t

V

= varian total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reabilitas alat evaluasi dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Nilai Interpretasi

0,2 Sangat rendah 0,2 < 0,4 Rendah 0,4 < 0,6 Sedang 0,6 < 0,8 Tinggi 0,8 < 1,00 Sangat tinggi Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990)


(11)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,85 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa instrumen kemampuan pemahaman matematis mempunyai reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan butir soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah.

Maks

2 1 

 

N S S

DP A B

(Jihad dan Haris, 2010) Keterangan:

DP = daya pembeda

SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas

SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah

N = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal

Klasifikasi koefisien daya pembeda dapat dilihat seperti pada tabel berikut

Tabel 3.5

Kriteria Daya Pembeda Tiap Butir Soal No. Nilai Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 DP≤ 0,00 Sangat Jelek

2 0,00 < DP≤ 0,20 Jelek

3 0,20 < DP≤ 0,40 Sedang

4 0,40 < DP≤ 0,70 Baik

5 0,70 < DP≤ 1,00 Sangat Baik Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990)

Dari hasil perhitungan daya pembeda instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa dirangkum dalam Tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6

Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Pemahaman No Soal Daya Pembeda Interpretasi


(12)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,28 Cukup

2 0,48 Baik

3 0,35 Baik

4 0,29 Cukup

5 0,64 Baik

6 0,44 Baik

7 0.027 Jelek

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk melihat keberadaan butir soal apakah dipandang sukar, sedang atau mudah. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Maks

  

n S S

IK A B

(Jihad dan Haris, 2010) Keterangan:

IK = indeks kesukaran tiap butir soal

SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas

SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah

n = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah Maks = skor maksimal

Klasifikasi koefisien indeks kesukaran dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran No. Nilai Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

1 IK = 0,00 Sangat Sukar

2 0,00 < IK≤ 0,30 Sukar

3 0,30 < IK≤ 0,70 Sedang

4 0,70 < IK< 1,00 Mudah

5 IK = 1,00 Sangat Mudah

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990)

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen kemampuan berpikir kritis matematis siswa dirangkum dalam Tabel 3.8 di bawah ini.


(13)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8

Analisis Indeks Kesukaran

No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,63 Sedang

2 0,75 Mudah

3 0,57 Sedang

4 0,25 Sukar

5 0,32 Sedang

6 0,23 Sukar

7 0,039 Sangat Sukar

2. Skala Kemandirian Belajar Siswa

Penggunaan skala kemandirian belajar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemandirian belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Skala kemandirian belajar diberikan kepada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Skala ini diberikan setelah siswa mendapatkan pretes dan postes, dan disusun berdasarkan indiktor skala kemandirian belajar siswa.

Skala ini disusun dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Empat pilihan ini berguna untuk menghindari pilihan ragu-ragu siswa terhadap pernyataan yang diberikan, dan peneliti menghindari pernyataan yang dapat membuat siswa ragu-ragu dalam menjawab. Pernyataan yang diberikan bersifat pernyataan tertutup, tentang pendapat siswa yang terdiri dari pernyataan pernyataan positif dan negatif. Aspek-Aspek dan indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari aspek dan indikator kemandirian belajar yang dikembangkan oleh Sumarmo,2013 dengan modifikasi seperlunya.

Tabel 3.9


(14)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3. Lembar Observasi.

Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Menurut Riduwan (2002:30) menyatakan bahwa observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung. Selain itu lembar observasi dilakukan untuk melihat suasana pada saat pembelajaran berlangsung, dan mengevaluasi apakah tahap-tahap pada strategi ETH dilaksanakan atau tidak oleh guru. Alat yang digunakan adalah lembar observasi dan setiap observer membuat catatan lapangan.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP memuat komponen-komponen : standar kompetensi, kompetenesi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian 5. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Lembar Aktifitas Siswa (LAS), dan menggunakan buku paket dengan berbagai penerbit seperti erlangga, bumi aksara dan BSE. Materi yang diberikan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar yang merujuk pada Kurikulum 2006 yang dikembangkan dalam 8 LAS dan soal-soal yang berbentuk tes uraian. Penyusunan LAS yang digunakan berupa kegiatan yang dilakukan siswa sehingga


(15)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menemukan dan merepresentasikan materi tersebut dalam menyelesaikan soal-soal yang telah disediakan pada LAS

6. Pedoman wawancara siswa.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.(Sugiyono, 2012).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pretes dan postes yang diberikan kepada kelas ETH dan kelas konvensional. Pretes dan postes ini terdiri dari tes kemampuan pemahaman matematis dan skala kemandirian belajar siswa.

b. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa

Skala sikap diberikan kepada siswa kelas ETH dan kelas konvensional sama seperti pretes dan postes

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran ETH. Selain itu observasi juga dilakukan untuk melihat tahap-tahap pada strategi ETH dilaksanakan atau tidak oleh guru

d. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan untuk melengkapi data kuantitatif . Wawancara akan dilakukan pada guru dan beberapa siswa untuk melengkapi dan memperkuat data utama yang diperoleh melalui angket.


(16)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012:147) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

“Dalam penelitian Kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Dengan demikian berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan.

Adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Tes

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan rumus uji-t. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka harus ditentukan dahulu rata-rata skor hasil tesnya dan simpangan bakunya. Untuk menentukan uji stastistika yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan homogenitas varians. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Office Excel dan SPSS 16.0. Data yang diperoleh secara lebih jelas

dianalisis dengan langkah berikut :

1. Menilai jawaban sesuai dengan pedoman penilaian

2. Membuat tabel nilai yang diperoleh siswa baik tes awal, tes akhir, maupun gain ternormalisasi dari kelas ETH dan kelas konvensional dalam kemampuan pemahaman matematis. Besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi oleh Hake (1999), yaitu:

Dengan

Hasil perhitungan skor gain ternormalisasi dapat diinterpretasi dalam tiga kategori, yaitu:


(17)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

3. Pengujian perbedaan rerata untuk kelompok ETH dan kelompok konvensional dengan tahapan sebagai berikut.

a) Uji normalitas

Digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang

menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Perhitungan selengkapnya dengan menggunakan SPSS 16 melalui Uji

Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel. Menurut Ruseffendi (1993) uji ini

digunakan sebagai pengganti uji kai kuadrat untuk ukuran sampel yang lebih kecil. Kriteria pengujian adalah tolak H0 apabila Asymp.Sig < taraf signifikansi

(� = 0,05). b) Homogenitas

Pengujian homogenitas antara kelompok ETH dan kelompok konvensional dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau

berbeda. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: varians skor kelompok ETH dan konvensional homogen

H1: varians skor kelompok ETH dan konvensional tidak homogen

Keterangan:

: varians kelompok ETH

: varians kelompok konvensional

Besarnya Gain (g) Interpretasi

Tinggi

Sedang


(18)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji statistiknya menggunakan Uji Levene melalui SPSS 16 dengan kriteria pengujian adalah terima H0 apabila Sig. Based on Mean taraf signifikansi (� =

0,05).

c. Jika kedua variansinya homogen dilanjutkan dengan uji t

1. Menghitung rerata dari dua kelompok untuk kemampuan matematik yang diukur dengan rumus : ̅ =∑

2. Menentukan Hipotesis

H0 : : Rerata pretes kelompok ETH sama dengan rerata pretes

kelompok konvensional

H1 : : Rerata pretes kelompok ETH tidak sama dengan rerata

pretes kelompok konvensional.

Pengujian hipotesis di atas menggunakan uji perbedaan rata-rata atau uji-t, setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen menggunakan

Compare Means (Independent-Sample TTest) dengan SPSS 16.0

Selanjutnya untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe ETH lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, maka rumusan hipotesis dilakukan uji satu pihak:

H0 : : Rerata gain ternormalisasi kelompok ETH sama dengan

rerata gain ternormalisasi kelompok konvensional H1 : : Rerata gain ternormalisasi kelompok ETH lebih baik

daripada rerata gain ternormalisasi kelompok konvensional

Jika data normal dan homogen, menggunakan statistik uji-t dengan

Independen sample t-test. Hubungan nilai signifikansi uji satu arah dan dua arah

dari output SPSS ialah Sig.(1-tailed) = ½ Sig.(2-tailed). Untuk uji dua pihak kriteria pengujian dengan taraf signifikansi � = 0,05 adalah terima H0 jika

Sig.(2-tailed) > � = 0,05 sedangkan kriteria pengujian untuk uji satu pihak untuk taraf signifikansi yang sama tolak H0 jika Sig.(1-tailed) < � = 0,05.


(19)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila data berdistribusi normal dan data tidak homogen maka digunakan uji t’ dan apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujiannya menggunakan uji non-parametrik untuk dua sampel yang saling bebas pengganti uji-t yaitu uji Mann-Whitney.

2. Instrumen nontes

Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan sikap siswa antara kelas ETH dengan kelas konvensional terhadap pembelajaran. Analisis data skala sikap kemandirian belajar dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang kemandirian belajar siswa dalam matematika apakah peningkatan kemandirian belajar siswa yang memperoleh model pembelajaran aktif tipe ETH lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Data skala ini merupakan data interval (Sugiyono, 2008). Akan tetapi dalam hal ini disederhanakan menjadi skala dengan opsi jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Oleh karena itu data, data tersebut harus ditransformasi terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan MSI

Analisis dilakukan pertama kali dengan mentransformasikan kedalam bentuk skala interval dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Hays (Kandaga, 2012) yaitu Method of Successsive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah ebagai berikut:

1. Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaaan dalam kuesioner.

2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, dilakukan perhitungan banyaknya responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, berdasarkan frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya adalah proporsi (p).

4. Kemudian dihitung proporsi kumulatifnya (pk).

5. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan nilai fungsi kepadatan peluang (fkp) distribusi normal yang sesuai dengan nilai Z.


(20)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.

8. Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi:

Transformed Scale Value: SV = - (Min data – Min SV)

Setelah data kemandirian belajarditransformasi menjadi data interval, maka untuk melihat perbedaan rerata kemandirian belajarantara kelas yang memperoleh strategi pembelajaran aktif tipe ETH dengan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji

Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene menggunakan

program SPSS 16. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji t, jika data tidak normal maka dilakukan uji nonparametris Uji

Mann-Whitney dan jika varians data tidak homogen maka dilakukan uji-t’.

Untuk melihat perbedaan peningkatan kemandirian belajarsiswa kelas ETH dan kelas konvensional, dilakukan uji statistik yaitu uji perbedaan rerata kemandirian belajarsiswa, dengan hipotesis sebagai berikut

H0 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ETH sama dengan

rerata kemandirian belajar kelompok konvensional

H1 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ekperimen lebih baik

daripada rerata kemandirian belajar kelompok konvensional.

3. Korelasi Pemahaman Matematis dengan Kemandirian Belajar Siswa.

1. Jika kedua data berdistribsi normal maka untuk mengukur korelasi antara pemahaman matematis dengan kemandirian belajar, akan digunakan korelasi Pearson Product Moment.

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy


(21)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan . Jika r = 0 artinya tidak ada korelasi, nilai r negatif artinya berkorelasi negatif, dan jika nilai r positif menyatakan terdapat hubungan yang positif antara variabel yang diukur. Keterangan untuk rumus di atas, X dan Y adalah dua variabel yang akan dihitung korelasinya dan n adalah banyaknya data. Berikut adalah tabel interpretasi nilai korelasi menurut Suherman dan Sukjaya (1990)

Tabel 3.11

Interpretasi Nilai Korelasi

No. Nilai rxy Interpretasi

1. 0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

3. 0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang

4. 0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

5. 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

6. rxy≤0,00 Tidak Valid

Hipotesis korelasi pemahaman matematis dan kemandirian belajar sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. Kriteri pengujian

Jika , maka H0 ditolak

Besar dapat dilihat pada tabel nilai-nilai r Product Moment dengan α dan N yang ditentukan.

2. Jika salah satu atau kedua datanya tidak berdistribusi normal, maka untuk menghitung korelasi antara pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa, akan dihitung menggunakan Korelasi Kendal Tau ( ). Dengan rumus:


(22)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ (Sugiyono, 2011:253)

Keterangan = koefisien korelasi kendal Tau yang besarnya ( )

A = jumlah rangking atas B = jumlah rangking bawah N = jumlah anggota sampel

Uji signifikansi koefisien korelasi mengunaka rumus z, karena distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah:

(Sugiyono, 2011:254)

Adapun hipotesis yang akan diujikan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa yaitu: H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

Untuk pengujian hipotesis, harus dibandingkan antara dengan

. Untuk .

Bila > , maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah signifikan, dengan kata lain H1 diterima. Atau untuk menentukan tingkat

asosiasi digunakan rumus koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS 16.0.

G. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:


(23)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

c) Merancang instrumen penelitian (seperti: RPP, soal tes kemampuan pemahaman, LAS, pembagian kelompok, lembar observasi, dan angket skala sikap) dan meminta penilaian ahli.

d) Melakukan uji coba instrumen penelitian dan dianalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas instrumen tersebut.

e) Melakukan revisi instrumen bila diperlukan.

f) Melakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran siswa dan guru. b. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut.

(a) Memberikan pretes kemampuan pemahaman matematis dan skala awal kemandirian belajar siswa pada kelas konvensional dan kelas ETH.

(b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada kelas konvensional dilakukan pembelajaran konvensional dan kelas ETH dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(c) Mengisi lembar observasi pada setiap pertemuan oleh observer.

(d) Memberikan postes pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis.

(e) Memberikan skala kemandirian belajar siswa dalam matematika pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(f) Pengolahan data hasil pretes dan postes, serta skala kemandirian belajar siswa dalam matematika.

Selanjutnya prosedur penelitian tersebut dapat dilihat pada diagram alur

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur

Pengembangan dan Validasi Bahan Ajar, Pembelajaran, Instrumen Penelitian


(24)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


(25)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP


(1)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.

8. Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi:

Transformed Scale Value: SV = - (Min data – Min SV)

Setelah data kemandirian belajarditransformasi menjadi data interval, maka untuk melihat perbedaan rerata kemandirian belajarantara kelas yang memperoleh strategi pembelajaran aktif tipe ETH dengan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene menggunakan program SPSS 16. Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji t, jika data tidak normal maka dilakukan uji nonparametris Uji Mann-Whitney dan jika varians data tidak homogen maka dilakukan uji-t’.

Untuk melihat perbedaan peningkatan kemandirian belajarsiswa kelas ETH dan kelas konvensional, dilakukan uji statistik yaitu uji perbedaan rerata kemandirian belajarsiswa, dengan hipotesis sebagai berikut

H0 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ETH sama dengan

rerata kemandirian belajar kelompok konvensional

H1 : : Peningkatan kemandirian belajar kelompok ekperimen lebih baik

daripada rerata kemandirian belajar kelompok konvensional.

3. Korelasi Pemahaman Matematis dengan Kemandirian Belajar Siswa.

1. Jika kedua data berdistribsi normal maka untuk mengukur korelasi antara pemahaman matematis dengan kemandirian belajar, akan digunakan korelasi Pearson Product Moment.

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy


(2)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan . Jika r = 0 artinya tidak ada korelasi, nilai r negatif artinya berkorelasi negatif, dan jika nilai r positif menyatakan terdapat hubungan yang positif antara variabel yang diukur. Keterangan untuk rumus di atas, X dan Y adalah dua variabel yang akan dihitung korelasinya dan n adalah banyaknya data. Berikut adalah tabel interpretasi nilai korelasi menurut Suherman dan Sukjaya (1990)

Tabel 3.11

Interpretasi Nilai Korelasi

No. Nilai rxy Interpretasi

1. 0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

3. 0,40 < rxy≤ 0,60 Sedang

4. 0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

5. 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

6. rxy≤0,00 Tidak Valid

Hipotesis korelasi pemahaman matematis dan kemandirian belajar sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. Kriteri pengujian

Jika , maka H0 ditolak

Besar dapat dilihat pada tabel nilai-nilai r Product Moment dengan α dan N yang ditentukan.

2. Jika salah satu atau kedua datanya tidak berdistribusi normal, maka untuk menghitung korelasi antara pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa, akan dihitung menggunakan Korelasi Kendal Tau ( ). Dengan rumus:


(3)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ (Sugiyono, 2011:253)

Keterangan = koefisien korelasi kendal Tau yang besarnya ( )

A = jumlah rangking atas B = jumlah rangking bawah N = jumlah anggota sampel

Uji signifikansi koefisien korelasi mengunaka rumus z, karena distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusnya adalah:

(Sugiyono, 2011:254)

Adapun hipotesis yang akan diujikan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa yaitu: H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa. H1 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan

pemahaman matematis dengan kemandirian belajar siswa.

Untuk pengujian hipotesis, harus dibandingkan antara dengan

. Untuk .

Bila > , maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah signifikan, dengan kata lain H1 diterima. Atau untuk menentukan tingkat

asosiasi digunakan rumus koefisien kontingensi dengan menggunakan SPSS 16.0.

G. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:


(4)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian

c) Merancang instrumen penelitian (seperti: RPP, soal tes kemampuan pemahaman, LAS, pembagian kelompok, lembar observasi, dan angket skala sikap) dan meminta penilaian ahli.

d) Melakukan uji coba instrumen penelitian dan dianalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas instrumen tersebut.

e) Melakukan revisi instrumen bila diperlukan.

f) Melakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran siswa dan guru. b. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, sebagai berikut.

(a) Memberikan pretes kemampuan pemahaman matematis dan skala awal kemandirian belajar siswa pada kelas konvensional dan kelas ETH.

(b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada kelas konvensional dilakukan pembelajaran konvensional dan kelas ETH dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(c) Mengisi lembar observasi pada setiap pertemuan oleh observer.

(d) Memberikan postes pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis.

(e) Memberikan skala kemandirian belajar siswa dalam matematika pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe ETH.

(f) Pengolahan data hasil pretes dan postes, serta skala kemandirian belajar siswa dalam matematika.

Selanjutnya prosedur penelitian tersebut dapat dilihat pada diagram alur

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur

Pengembangan dan Validasi Bahan Ajar, Pembelajaran, Instrumen Penelitian


(5)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


(6)

Lia Amalia Nurina, 2014

Strataegi everyone is a teacher here untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan kemandirian belajar siswa SMP