Perancang ini bersidang, A.K. Gani mengumumkan Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun. Untuk mendanai Rencana Pembangunan ini terbuka baik bagi
pemodal dalam negeri maupun bagi pemodal asing. Untuk menampung dana pembangunan tersebut pemerintah akan membentuk Bank Pembangunan.
Pada bulan April 1947, Badan Perancang ini diperluas menjadi Panitia
Pemikir Siasat Ekonomi yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, sedangkan A.K. Gani sebagai wakilnya. Panitia ini bertugas
mempelajari, mengumpulkan data dan memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka melakukan
perundingan dengan pihak Belanda.
d. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang RERA pada tahun 1948 Program yang diprakarsai oleh Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta ini,
dimaksudkan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, disamping meningkatkan efesiensi. Rasionalisasi ini meliputi penyempurnaan
administrasi negara, Angkatan Perang dan aparat ekonomi. Sejumlah satuan Angkatan Perang dikurangi secara dratis. Selanjutnya tenaga-tenaga bekas
Angkatan Perang ini disalurkan ke bidang-bidang produktif dan diurus oleh Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
e. Rencana Kasimo Kasimo Plan Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J. Kasimo.
Pada dasarnya program ini berupa Rencana Produksi Tiga Tahun, 1948-1950 mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan
yang praktis. Untuk mningkatkan produksi bahan pangan dalam program ini, Kasimo menyarankan agar :
a menanami tanah-tanah kosong di Sumatera timur seluas 281.277 ha b di Jawa dilakkan intensifikasi dengan menanam bibit unggul
c pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi
produksi pangan d disetiap desa dibentuk kebun-kebun bibit
e tranmigrasi
f. Persatuan Tenaga Ekonomi PTE Organisasi yang dipimpin B.R. Motik ini, bertujuan untuk menggiatkan
kembali partisipasi pengusaha swasta. Dengan dibentuknya PTE juga diharapkan dapat dan melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi
pedagang sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia. Pemerintah menganjurkan agar pemerintah daerah usaha-usaha yang dilakukan
oleh PTE. Akan tetapi nampaknya PTE tidak dapat berjalan dengan baik. PTE
hanya mampu mendirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp. 5.000.000. Kegiatan PTE semakin mundur akibat dari Agresi Militer Belanda.
g. Mengeluarkan Oeang Republik Indonesia ORI
ORI dikeluarkan oleh pemerintah indonesia berdasarkan UU no 17 tahun 1946. UU tersebut di keluarkan pada tanggal 1 Oktober 1946. Untuk mengatur
penukaran Uang rupiah Jepang diatur berdasarkan UU No 19 tahun1946 yang dikeluarkan tanggal 25 Oktober 1946, ketentuannya adalah sebagai berikut
1 Lima puluh rupiah uang jepang disamakan dengan satu rupiah ORI 2 Diluar jawa dan madura, seratus rupiah Uang Jepang sama dengan satu
rupiah uang ORI Pemerintah Indnesia mengeluarkan ORI memiliki 2 signifikan yaitu :
untuk menekan inflasi yang disebabkan oleh beredarnya mata uang asing di Indonesia.
untuk menstabilkan harga-harga barang yang tidak tergapai oleh daya beli masyarakat.
B. Perkembangan politik bangsa indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai tahun 1950
1. Lembaga pemerintahan
Pada dasarnya, perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan sangat dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta
dikeluarkannya Maklumat Politik 3 November 1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan pentingnya kemunculan partai-partai
politik di Indonesia. Partai politik harus muncul sebelum pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat yang dilangsungkan pada Januari 1946.
Adapun masalah birokrasi politik mulai muncul pada saat perumusan dasar Negara dalam sidang PPKI pertama, 18 Agustus 1945. Soekarno dan Moh.
Hatta dipilihi sebagai Presiden dan Wakil Presiden. kemudian wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi dan masing-masing seorang Gubernur,
antara lain: 1.Sumatera : Tengku Mohammad Hasan
2.Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusuma 3.Jawa Tengah : R. Panji Suruso
4.Jawa Timur
: R.M. Suryo 5.Sunda Kecil
: Mr. I Gusti Ketut Puja 6.Maluku
: Mr. J. Latuharhary 7.Sulawesi
: Dr. G.S.S.J. Ratulangi 8.Kalimantan
: Ir. Pangeran Mohammad Noor