Sikap Komunikasi pada orang Dewasa
68 Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
4.
Teknik Komunikasi pada Orang Dewasa dan Penerapannya Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada Bab
I tentang konsep dasar komunikasi. Ketika Anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara
kombinasi. Akan tetapi, secara khusus, Anda harus menguasai teknik-teknik yang
membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.
Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa.
a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan
penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain, misalnya tulisan
akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung.
b. Saling memengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat
dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien
ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a helping-relationship.
c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien.
d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.
Selanjutnya, bagaimanakah strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut usia? Bagaimakah perbedaan komunikasi pada orang dewasa dan lansia?
a. Karakteristik lanjut usia
Lanjut usia lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap, dan keterampilan yang menetap
dan sukar untuk diubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuanpengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk
melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.
69 Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk
lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial BKKBN, 1998.
Secara biologis, penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus-menerus yang ditandai dengan menurunnya daya
tahan fisik, yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban daripada sebagai sumber daya. Sementara itu, dari aspek sosial, penduduk lanjut usia
merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Di Indonesia, penduduk lanjut usia
menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.
Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun, serta
hubungan dan komunikasi terbatas. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua aging process mengharuskan perawat memahami kondisi
tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang memengaruhi komunikasi,
hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan, dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.
Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Usia tua dialami oleh
para lansia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa
hidup yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh berkembang dan berbakti. Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan bersikap antara kepasrahan
yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan.
WHO mengelompokkan lansia menjadi empat kelompok yang meliputi
middle age usia pertengahan, yaitu kelompok usia 45-59 tahun,
elderly, antara 60-74 tahun,
usia antara 75-90 tahun,
very old, lebih dari 90 tahun. Sementara itu, klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia meliputi
young old: 60-75 tahun,
middle old: 75-84 tahun,
old-old: 85 tahun.