20
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN
4.1 Kombinasi varietas dan sistem tanam yang berdaya hasil tinggi
pada lahan raw a spesifik lokasi
Tabulasi hasil gabah menunjukkan kombinasi varietas I npara 6 dengan sistem tanam sisip menghasilkan produktivitas tertinggi Tabel 5. Sistem tanam
legowo 2: 1 sisip mempunyai populasi yang paling tinggi 333.333 rumpun ha, diikuti oleh sistem tanam mesin 285.000 rumpun ha, dan sistem tanam tanpa
sisip 166.666 rumpun ha. Sistem tanam jajar legowo, khususnya 2: 1, sudah diakui dapat meningkatkan produktivitas hingga 18,12 Suhendra dan
Kushartanti, 2013. Tabel 5. Produksi kombinasi 8 varietas dan 3 sistem t anam di Kabupaten Seluma
tahun 2016 Varietas
Sistem tanam Produksi kg GKP Sisip
Tidak sisip Mesin
I npara 1 2.917
1.771 1.250
I npara 2 5.833
4.583 5.625
I npara 3 4.583
4.167 2.292
I npara 6
6.042
5.417 5.208
I npara 7 3.958
4.292 3.333
I npara 8 5.417
4.583 4.375
Dendang 3.750
3.958 3.750
Cigeulis 3.125
3.917 4.167
Sumber: data primer diolah, 2016
Rata-rata produktivitas semua varietas pada musim tanam ini belum optimal dan lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil. Menurut
deskripsi varietas, potensi hasil varietas I npara 1, 2,3 6,7,8, dendang dan cigeulis berturut-turut adalah 6,67 t ha; 6,08 t ha; 5,6 t ha; 6,0 t ha; 5,1 t ha; 6,0 t ha;
5,0 t ha dan 8,0 t ha. Kurang optimalnya hasil ini disebabkan oleh beberapa kendala di lapangan.
Pada masa vegetatif tanaman kurang mendapatkan air akibat curah hujan yang rendah Lampiran 4. Serangan kepinding mengakibatkan hampir 20
tanaman pada perlakuan dosis pupuk menjadi kuning. Hama tikus menyerang tanaman pada fase generatif hampir 40 dari semua lahan petani kooperator ini
didominasi oleh hama tikus dan kepinding tanah. Bila tanaman mendapatkan kondisi lingkungan yang ideal maka
kemungkinan produktivitas akan lebih tinggi. Hal ini disebabkan secara empiris
21
pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagai suatu fungsidari genotipe dengan lingkungan dimana keduanya dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan
internal dan faktor pertumbuhan internal Gardner, et al., 1991.
Berdasarkan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test DMRT
dengan taraf kepercayaan 5 perlakuan varietas dan sistem tanam berinteraksi pada komponen tinggi tanaman, panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah
hampa, persentase gabah hampa dan produksi Tabel 6. Sedangkan komponen jumlah anakan dan bobot 1.000 butir tidak terdapat interaksi antara varietas dan
sistem tanam. Varietas berpengaruh tunggal terhadap kedua komponen hasil tersebut Tabel 7.
Tabel 6. Pengaruh interaksi sistem tanam dengan varietas terhadap tinggi tanaman, panjang malai, gabah isi, gabah hampa dan persen gabah
hampa.
Perlakuan Komponen hasil yang diamati
Tinggi tanaman
cm Panjang
malai cm
Gabah isi butir
Gabah hampa
butir Persentase
hampa Produktivit
as kg ha
Sistem tanam jarw o sisip I npara 1
79,00c 20,84bc
872ab 443bc
34,09bc 2.910h
I npara 2 104,00b
22,78b 557ab
497bc 45,81bc
5.830a I npara 4
76,67c 20,61bc
628ab 764b
55,39b 4.580d
I npara 6 104,33b
27,33a 742ab
499bc 39,97bc
6.043a
I npara 7 103,00b
21,71bc 680ab
481bc 42,01bc
3.960ef I npara 8
107,67ab 23,18b
673ab 309c
30,88bc 5.420bc
Dendang 91,00bc
25,17ab 838ab
318c 27,76c
3.750f Cigeulis
87,67bc 21,02bc
562ab 413bc
42,16bc 3.137gh
Sistem tanam jarw o tanpa sisip I npara 1
80,67c 19,07c
109b 533bc
79,17a 1.770j
I npara 2 118,33ab
21,49bc 1.126a
1.208a 52,89bc
4.580de I npara 4
76,33c 22,08bc
1.057ab 714bc
40,33bc 4.160ef
I npara 6 108,00ab
26,71ab 1.238a
462bc 26,48c
5.420bc I npara 7
94,67bc 22,37bc
545ab 475bc
44,74bc 4.290de
I npara 8 123,00a
24,49ab 881ab
293c 25,52c
4.580de Dendang
93,00bc 24,29ab
1.232a 653bc
35,69bc 3.960ef
Cigeulis 81,67c
23,58b 554ab
510bc 50,03bc
3.920ef
Sistem tanam jarw o mesin I ndo Jarw o I npara 1
78,67c 20,18bc
264b 533bc
67,24ab 1.250j
I npara 2 117,33ab
22,15bc 1.018ab
668bc 40,31bc
5.630bc I npara 4
78,67c 20,88bc
367b 577bc
60,90ab 2.290i
I npara 6 101,00b
26,07ab 979ab
503bc 33,81bc
5.220c I npara 7
104,33b 22,30bc
570ab 615bc
52,40bc 3.330gh
I npara 8 90,33bc
17,63c 184b
555bc 72,17ab
4.270de Dendang
81,67c 24,53ab
763ab 229c
23,78c 3.750fg
Cigeulis 92,67bc
20,99bc 897ab
275c 23,56c
4.170ef
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5
22
Pada interaksi varietas I npara 6 dengan sistem tanam sisip, t ingginya produktivitas I npara 6 dipengaruhi oleh komponen panjang malai yang berbeda
nyata dibandingkan dengan varietas I npara yang lain dan varietas pembanding. Bentuk malai yang panjang akan menghasilkan cabang yang lebih banyak ,
sehingga gabah yang dihasilkan akan lebih banyak Makarim dan Suhartatik, 2009; Saidah
et al., 2015. Tabel 7. Pengaruh tunggal varietas terhadap jumlah anakan dan bobot 1.000
butir perlakuan varietas dan sistem tanam Perlakuan
Komponen hasil yang diamati Jumlah anakan
produktif batang Bobot 1.000 butir
gram
Varietas
I npara 1 34,67cd
65,82c I npara 2
43,33b 70,38b
I npara 3 31,00d
71,53b I npara 6
36,33c 75,78a
I npara 7 50,33a
76,95a I npara 8
35,33c 58,26d
Dendang 37,67c
70,84b Cigeulis
46,00b 73,40ab
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5
Tingginya produktivitas varietas I npara 6 secara statistik juga di dukung oleh bobot 1.000 butir. Menurut Harsanti
et al. 2003, berat 1.000 biji gabah lebih banyak ditentukan oleh sifat genotipe varietas tersebut seperti ukuran dan
bentuk gabah itu sendiri. Semakin berat bobot 1.000 biji maka semakin tinggi produksiny.
Bobot 1.000 butir I npara 6 tidak berbeda nyata dngan bobot 1.000 butir varietas I npara 7. Kedua varietas ini memiliki bobot 1.000 butir yang lebih tinggi
dibanding dengan varietas yang lain. Bobot 1.000 butir merupakan salah satu kriteria konsumen beras dalam menentukan preferensinya terhadap suatu
varietas, karena bobot karakter ini sangat berhubungan dengan bentuk dan ukuran beras Saryoko dan Purba, 2012.
23
4.2 Kombinasi sistem tanam dan dosis pupuk yang berdaya hasil